• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat - Repository UMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat - Repository UMA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang berpotensi dijadikan obat dan pemanfaatannya oleh masyarakat Desa Sipituhuta, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terstruktur mengenai jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya oleh masyarakat Desa Sipituhuta. Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan sukses.

Mufti Sudibyo, M.Si selaku Dekan Fakultas Biologi dan bapak dan ibu Fakultas Biologi yang telah membantu penulis menyelesaikan hasil penelitian ini.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis tumbuhan apa saja yang berpotensi untuk dijadikan obat di desa Sipituhuta dan bagaimana tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat desa Sipituhuta Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang mempunyai khasiat obat dan digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit. Menurut isi bukunya (KBBI, 2016) bahwa tumbuhan obat adalah tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau menyembuhkan seseorang dari suatu penyakit. Tanaman obat modern adalah jenis tanaman yang telah terbukti secara ilmiah mengandung senyawa atau komponen bioaktif yang mempunyai khasiat obat dan penggunaannya dapat dibenarkan secara medis.

Tanaman obat potensial adalah jenis tanaman obat yang diduga mengandung senyawa atau bahan aktif yang mempunyai khasiat obat, namun belum terbukti secara ilmiah atau sulit ditelusuri pemanfaatannya sebagai obat tradisional.

  • Perawatan
  • Refleksi
  • Kesehatan

Pengembangan obat bahan alam patut mendapat perhatian yang lebih besar, tidak hanya karena potensi pengembangannya yang terbuka, namun kebutuhan pasar terhadap bahan baku obat tradisional ini terus meningkat untuk kebutuhan lokal dan internasional. 149/SK/Menkes/IV/2015 yaitu: Tumbuhan obat adalah tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional atau obat herbal, tumbuhan obat adalah tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan awal bahan baku obat. (prekursor), maka Tumbuhan Obat adalah tumbuhan atau bagian tumbuhan yang diambil ekstraknya dan ekstrak tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat. Untuk memperbaiki permasalahan kesehatan, tanaman obat juga sangat membantu masyarakat karena masyarakat tidak akan merasakan efek samping apapun dari ramuan herbal yang dibuatnya, berbeda halnya jika masyarakat bergantung pada obat sintetik. istilah kesehatan juga sangat mengkhawatirkan.

Hal ini penting mengingat hasil penelitian (Sari, 2015) bahwa manfaat tanaman obat keluarga tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga menjaga tradisi, menghemat biaya pengobatan dan memanfaatkan lahan yang tidak produktif. Namun saat ini masih banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif atau tradisional karena penggunaan obat tradisional umumnya lebih aman dibandingkan penggunaan obat modern. Sebab, obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dibandingkan obat modern.

Setiap daerah mempunyai jenis pengobatan alternatif yang mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri, karena pengobatan tradisional dapat diperoleh melalui pembelajaran dan pengalaman sebagai warisan budaya yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Dengan pijat refleksi kita dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh menjadi bugar dan daya tahan tubuh meningkat. Untuk mencapai kesehatan yang optimal, masyarakat mengenal dua jenis pengobatan, yaitu pengobatan modern (medis) dan pengobatan alternatif atau tradisional.

Sedangkan pengobatan alternatif adalah upaya kesehatan yang berdasarkan tradisi dan menggunakan bahan-bahan alami. Namun, tidak semua lapisan masyarakat memiliki seluruh fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah dan swasta, termasuk obat-obatan.

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Berdasarkan Bagian Yang Digunakan

Menurut Wakidi (2013), wujud perhatian besar terhadap kesehatan terlihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang berperilaku sehat, mulai dari lingkungan tempat tinggal dan cara hidup yang bersih dan sehat serta makanan yang cukup dan bernilai gizi tinggi. Bagian-bagian tumbuhan yang dimaksud terdiri atas: Kulit (korteks) merupakan bagian terluar yang berkayu pada tumbuhan tingkat tinggi. Akar (radix) merupakan pangkal tumbuhan pada batang yang berada di dalam tanah dan tumbuh menuju pusat bumi.

Akar yang digunakan sebagai obat dapat berupa akar yang berasal dari jenis tumbuhan yang umumnya mempunyai batang lunak dan kandungan air yang tinggi. Umbi (bulbus) merupakan akar yang membesar dan mempunyai fungsi menyimpan zat-zat tertentu dari tumbuhan. Umbi yang digunakan sebagai obat dapat berupa umbi yang dipotong atau dicacah, umbi akar, atau umbi batang.

Rimpang merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah yang kemudian menghasilkan tunas-tunas yang menjadi bibit kemudian tumbuh bersama-sama dalam rumpun besar hingga tumbuh umbi-umbian. Buah yang digunakan sebagai obat ada yang buah lunak dan ada pula yang buah keras. Buah yang lunak akan menghasilkan simplisia dengan berbagai bentuk dan warna, apalagi jika buahnya masih segar.

Kulit Buah (Pericarpium) Kulit buah merupakan lapisan luar buah yang dapat dikupas, sama halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah ada yang lunak, keras bahkan ada yang kenyal dengan bentuk yang berbeda-beda. Biji yang digunakan sebagai obat mungkin merupakan biji yang sudah matang, sehingga umumnya sangat keras.

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Menurut Habitus

Jenis tanaman obat yang paling banyak dijumpai adalah jenis tanaman herba, yang mempunyai ciri batang lunak karena tidak membentuk kayu, mempunyai tinggi ≤ 2 meter, meliputi rumput-rumputan, sayur-sayuran seperti bayam dan katuk, serta tanaman berbunga dengan merah atau putih. Identifikasi tanaman herbal dan khasiatnya dilakukan dengan menggunakan literatur (kunci identifikasi) atau studi literatur (Makalalag, 2014). Beberapa tanaman herba yang mempunyai zat pahit seperti brotowali (Tinospora crispa) dan juga tanaman herba aromatik seperti sirih (Piper betle) merupakan tanaman herba yang mempunyai khasiat obat (Kurdi, 2011).

Contoh tanaman herbal terkenal yang ternyata berkhasiat obat adalah kumis kucing (Orthosipon aristatus), ceplukan (Physalis angulata), pegagan (Centella asiatica) dan babadotan (Ageratum conyzoides). Setiap ramuan mengandung zat-zat yang mempunyai potensi sebagai obat antara lain antibakteri, anti inflamasi, analgesik, antihiperglikemik, antivirus dan dapat menetralisir racun (Aspan dkk, 2018).

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Berdasarkan Pengolahan

Setiap herba mengandung zat-zat yang mempunyai potensi sebagai obat antara lain sebagai antibakteri, antiradang, analgesik, antihiperglikemik, antivirus, dan mampu menetralkan racun (Aspan dkk. Pemanfaatannya terbanyak dengan cara dimasak dan paling sedikit pemanfaatannya dengan cara diperas. Dalam pengobatan Dalam pengolahannya, masyarakat mengolah tanaman tersebut dengan cara direbus kemudian diambil sari tanamannya.Umumnya pada komposisi andalan pengolahan ini hanya digunakan satu jenis tanaman saja (tunggal).

Dalam kehidupan sehari-hari, jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional dapat dimanfaatkan cukup dengan cara merebus, menumbuk atau membakar bagian tanaman yang digunakan.

Tumbuhan Obat Berdasarkan Cara Penggunaan

2017) kegunaan paling umum adalah pada perebusan dan paling sedikit digunakan pada perasan.

Penggunaan Tanaman Obat

Sedangkan jenis penyakit yang digunakan oleh penyakit dalam antara lain sakit maag, penambah tenaga, penambah nafsu makan, pelunak haid, sakit perut, nyeri ulu hati, sesak nafas, hepatitis, amandel, kekurusan, alat bantu bersalin, alat bantu buang air kecil, batuk pada bayi, jantung lumpuh. . , anemia. , batu atau kencing manis, darah tinggi, muntah darah, sakit gigi, tifus, menggigil, sakit mata, sakit kepala, malaria, jantung, paru-paru, demam, luka, rematik, batuk, keluar darah kotor setelah melahirkan, diare, keputihan dan kista . Untuk pengobatan penyakit dalam, tanaman mahkota dewa (Phalaria macrocarpada) dapat digunakan untuk mengobati hipertensi, pinang (Areca cathecu) untuk mengobati sakit maag, kambing Sangki (Paraxelis clematidea) untuk mengobati sakit perut. Sedangkan untuk pengobatan penyakit luar seperti untuk pengobatan luka dan patah tulang, terdapat pada tanaman lidah buaya (Aloe sp.) dan lidah mertua (Sanseviera trifasciata prai).

Sedangkan cara pengobatan penyakit dalam umumnya bagian tanamannya direbus, sedangkan untuk penyakit luar bagian tanamannya ditusuk atau digosok. Perkembangan pemanfaatan tanaman obat sangat menjanjikan ditinjau dari beberapa faktor pendukung, seperti ketersediaan sumber daya hayati yang kaya dan beragam di Indonesia. Abdiyani (2018) mengungkapkan manfaat pengobatan dengan bahan tanaman obat tradisional umumnya dianggap lebih aman dibandingkan menggunakan obat modern.

Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di Kecamatan Pollung telah banyak dilakukan oleh para pengobat tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Karakteristik Tumbuhan Yang Berkhasiat Obat

Bahan Dan Alat

Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2018, di Desa Sipituhuta, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan yang terdiri dari Dusun III yaitu: Dusun I Marade, Dusun II Dong-dong, dan Dusun III Sipituhuta. Sebanyak 9 informan yang diwawancarai di tiga dusun tersebut dipilih, terdiri dari 4 laki-laki dan 5 perempuan, dimana sebagian besar informan yang dipilih berusia antara 40 tahun hingga 65 tahun. Masing-masing dusun terdiri dari 3 orang informan dan informan yang dipilih adalah masyarakat yang dianggap paling banyak memanfaatkan tanaman, seperti dukun atau tabib, tokoh adat dan tokoh masyarakat yang sering memanfaatkan tanaman obat.

Survei dilakukan untuk menentukan responden yang akan diwawancarai guna menentukan lokasi penelitian dan memperoleh informasi awal dari masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat di Desa Sipituhuta di Dusun III yaitu Dusun Marade, Dong-Dong dan Sipitihuta. Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan.

Pelaksanaan Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data

  • Saran

Hasil identifikasi tumbuhan yang diperoleh kemudian ditabulasi secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan mentabulasi hasil wawancara jenis tumbuhan obat dengan pendekatan emik dan etik yaitu 3 kali pengulangan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Untuk melengkapi penelitian ini, disarankan untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap komposisi kimia tanaman obat secara ilmiah dengan menggunakan parameter dan pengujian mutu kimia tanaman yang berpotensi digunakan sebagai obat di Desa Sipituhuta, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan. Survei Etnobotani Tumbuhan Obat Suku Dayak di Desa Kayu Tanam Kecamatan Mandor Kabupaten Landak.

Inventarisasi Tanaman Obat di Desa Adat Urung, Desa Urung, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor: .E-journal, VOL.3 N0. Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Lokal Pulau Seram, Kebun Raya Maluku, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia .Bogor.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Famili tanaman obat tradisional yang digunakan oleh battra di Desa Sepang Sumber: Hasil analisis data, 2022 Habitus tanaman Habitus tumbuhan yang dimanfaatkan battra di Desa Sepang