1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi.
Salah satu keanekaragaman hayati yang paling dominan di Indonesia adalah tumbuhan. Berdasarkan data Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan 2018-2020 terdapat kurang lebih 91.251 jenis tumbuhan berspora dan 19.323 jenis tumbuhan Spermatophytha yang tumbuh di hutan tropika Indonesia. Selain itu, menurut Hidayat & Napitupulu (2015) tercatat sekitar 9.600 jenis spesies tumbuhan telah diketahui memiliki khasiat obat. Dari jumlah tersebut tercatat 269 spesies merupakan tumbuhan yang berperan dalam industri obat tradisional.
Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia juga memiliki ragam kebudayaan tradisional yang tinggi. Kebudayaan ini memiliki ruang lingkup yang bersifat universal. Sifat yang universal melahirkan berbagai macam identitas yang berbeda dari setiap daerahnya. Perbedaan identitas ini ditunjukkan dengan banyaknya ragam kelompok etnis. Kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari adat istiadat yang telah menjadi tradisi secara turun temurun.
Setiap daerah pada umumnya memiliki adat istiadat yang berbeda. Sebagai contoh tradisi Ngaruwat Bumi yang diwariskan secara turun-temurun dan tumbuh berkembang di lingkup masyarakat Cihideung Girang (Darwis, 2017).
Tradisi dan kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun akan membentuk kebudayaan lokal yang menjadikan masyarakat mampu menyesuaikan diri dengan memanfaatkan alam di sekitarnya. Setiap kelompok etnis memiliki beragam kebiasaan dalam memanfaatkan sumber daya alam khususnya tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya orang Serampas hingga saat ini percaya bahwa rumpu bungo (Eupatorium inulifolium) dapat digunakan sebagai obat luka karena benda tajam (Hariyadi, 2020) dan masyarakat Desa Kakaniuk masih menggunakan tumbuhan sebagai obat dibandingkan obat modern (Nomleni et al, 2020).
Adanya tradisi dan kebiasaan yang diturunkan masyarakat, maka banyak sekali tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai keperluan obat dikarenakan memiliki banyak khasiat di dalamnya. Masyarakat tradisional umumnya memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat untuk membantu menyembuhkan penyakit dan gangguan kesehatan lain. Selain karena ketersediaannya yang mudah didapat, pertimbangan lainnya karena tumbuhan obat tidak memberikan efek samping seperti halnya pada obat-obatan modern (kimia). Salah satu kelompok masyarakat yang memanfaatkan tumbuhan sebagai obat adalah masyarakat Suku Kerinci (Azzikri et.al, 2020).
Suku Kerinci merupakan salah satu suku yang mendiami daerah Kabupaten Kerinci. Daerah ini memiliki ragam kebudayaan dan potensi alam yang melimpah.
Sebagian dari masyarakat di wilayah tersebut juga masih memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk dikonsumsi, pengobatan, hingga kebutuhan ritual adat.
Salah satu Desa di Kabupaten Kerinci yang masih memanfaatkan tumbuhan untuk keperluan pengobatan adalah Desa Seleman Kecamatan Danau Kerinci.
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, hingga saat ini masyarakat Desa Seleman masih menjunjung tinggi tradisi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Masyarakat Desa ini tidak hanya sekedar memanfaatkan tumbuhan sebagai pengobatan tetapi juga menggunakannya dalam keperluan ritual adat.
Salah satu masyarakat menyebutkan, tradisi terbesar masyarakat Desa Seleman adalah Kenduri Sudah Tuwai. Uniknya pada tradisi ini, masyarakat tidak lepas dengan berbagai jenis tumbuhan yang memiliki makna dan simbol tersendiri.
Selain itu, berbagai pemanfaatan jenis tumbuhan lainnya diyakini memberikan keberkahan sekaligus pengobatan bagi masyarakat di Desa tersebut.
Melihat besarnya potensi pemanfaatan tumbuhan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat tradisional, diperlukan adanya upaya pelestarian mengingat kemajuan perkembangan globalisasi memberikan ancaman lunturnya kearifan lokal berupa pemahaman masyarakat terhadap kebudayaan di suatu daerah.
Berdasarkan data dari Kemdikbud (2020) Indeks Pembangunan Kebudayaan di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 53,74%. Artinya pemahaman masyarakat terhadap kebudayaan masih tergolong menengah. Adanya pengaruh dari luar secara perlahan-lahan menyisihkan kebudayaan adat setempat sehingga dalam jangka panjang dikhawatirkan akan terancam punah. Sebagai contoh, hasil penelitian (Ellesa, 2020) menunjukkan tari rentak kudo perlahan mulai luntur akibat perkembangan zaman. Demikian pula tradisi rarangken yang merupakan tradisi unik & khas Kampung Cikantrieum Desa Wangunjaya sejak tahun 2013 mulai hilang dan ditinggalkan masyarakat karena pengaruh globalisasi Rohimah (2019). Maka diperlukan adanya kajian mengenai upaya pelestarian tradisi
masyarakat yang berinteraksi dengan beberapa komponen penting dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya pemanfaatan tumbuhan.
Interaksi antara tumbuhan dan masyarakat dikaji dalam salah satu ilmu biologi yaitu etnobotani. Menurut Permana (2016) etnobotani merupakan salah satu ilmu biologi yang mengacu pada interaksi timbal balik antara masyarakat dan tumbuhan. Pengetahuan etnobotani pada suatu daerah biasanya diwariskan secara turun-temurun melalui lisan. Tradisi ini bersifat terbatas yaitu hanya diketahui oleh suku atau kelompok tertentu saja. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh dari setiap individu berbeda antar individu satu dengan individu lainnya.
Pentingnya kajian etnobotani dapat diimpelementasikan dalam bentuk video pembelajaran. Hal ini mendukung perkembangan ilmu pengetahuan terkait etnobotani. Menurut Hardianti & Asri (2017) video pembelajaran memiliki beberapa keuntungan diantaranya mampu merangsang pengetahuan peserta didik, mempertajam imajinasi dan video salah satu media belajar yang sifatnta menyenangkan. Maka, video pembelajaran menjadi salah satu alternative media belajar dalam mempelajari etnobotani.
Hingga saat ini belum ada penelitian kajian etnobotani tumbuhan obat dan ritual adat yang terdokumentasikan di Desa Seleman Kecamatan Danau Kerinci, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai kajian etnobotani tumbuhan obat dan tumbuhan ritual adat pada desa tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai tumbuhan obat dan ritual adat pada masyarakat di Desa Seleman Kecamatan Danau Kerinci.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana etnobotani jenis tumbuhan, fungsi, makna dan bagian yang dimanfaatkan dalam ritual adat masyarakat Desa Seleman Kecamatan Danau Kerinci?
2. Bagaimana etnobotani jenis tumbuhan, cara pemanfaatan, bagian yang dimanfaatkan, dan khasiat tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan masyarakat Desa Seleman Kecamatan Danau Kerinci?
3. Bagaimana mengimplementasikan kajian etnobotani tumbuhan ritual adat dan obat masyarakat Desa Seleman dalam pembuatan video pembelajaran?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui etnobotani jenis tumbuhan, fungsi, makna dan bagian yang dimanfaatkan dalam ritual adat masyarakat Desa Seleman Kecamatan Danau Kerinci.
2. Untuk mengetahui etnobotani jenis tumbuhan, cara pemanfaatan, bagian yang dimanfaatkan, dan khasiat tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan masyarakat Desa Seleman Kecamatan Danau Kerinci.
3. Untuk mengimplementasikan kajian etnobotani tumbuhan ritual adat dan obat masyarakat Desa Seleman dalam pembuatan video pembelajaran.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terkait kajian etnobotani jenis tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan dan ritual adat masyarakat Desa Seleman yang diimplementasikan dalam bentuk video pembelajaran.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat sasaran
Membantu masyarakat dalam memperoleh informasi terkait kajian etnobotani tumbuhan obat dan ritual adat yang digunakan masyarakat Desa Seleman.
2. Bagi pemerintah
Mendukung program pemerintah dalam melestarikan alam dan kebudayaan yang secara langsung sering digunakan masyarakat untuk menunjang kehidupan sehari-hari sebagai bentuk keragaman budaya dan sumber daya alam di Indonesia, khususnya Desa Seleman, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
3. Bagi pendidikan
Hasil dari kajian etnobotani tumbuhan obat dan tumbuhan ritual adat dapat diimplementasikan dalam pembuatan video pembelajaran untuk membantu proses pembelajaran di dalam kelas.
4. Bagi peneliti
Memperoleh wawasan dan pengalaman langsung dalam kajian etnobotani jenis tumbuhan obat dan tumbuhan ritual adat yang digunakan masyarakat Desa Seleman.