• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan harus dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan serta integratif dari seluruh program pembangunan, baik program Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota sebagaimana diamanatkan oleh Undang – Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang – Undang No 23 Tahun 2014 jo Undang – Undang No 32 Tahun 2004 jo. Undang - Undang No 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yaitu bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional.

Selanjutnya dengan telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pemalang Tahun 2016 – 2021, maka Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang sebagai salah satu Perangkat Daerah harus menyusun Rencana Strategis (Renstra) sebagai bentuk penjabaran operasional visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Pemalang terpilih. Penyusunan Renstra Diskoperindag disamping berpedoman pada RPJMD Kabupaten Pemalang juga harus memperhatikan Renstra Kementerian Koperasi, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan serta RPJMD Provinsi Jawa Tengah dan Renstra Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah serta Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Renstra Diskoperindag Kabupaten Pemalang merupakan dokumen perencanaan periode 5 (lima) tahun, di dalamnya memuat visi, misi Kepala Daerah Terpilih sejalan dengan tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Diskoperindag sebagai penyusun dan pelaksana kebijakan daerah di bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan, serta bersifat indikatif

Pelaksanaan pembangunan daerah disusun oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pemanfaatan potensi sumber daya yang dimiliki daerah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan dan daya saing daerah, maka perlu disusun perencanaan pembangunan daerah agar pelaksanaannya dapat dirasakan oleh masyarakat secara maksimal.

Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Pemalang adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan (stakeholders) guna pemanfaatan sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pemalang dalam jangka waktu tertentu yang menggunakan pendekatan:

(2)

2. parsipatif; 3. politis;

4. top downdanbottom up.

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan diharapkan untuk dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi ekonomi masyarakat agar lebih maju dan sejahtera. Selain itu juga Renstra Diskoperindag dapat memberikan gambaran perwujudan pelayanan Diskoperindag selama 5 (lima) tahun ke depan, serta merupakan bagian kontrak kerja Kepala Diskoperindag dengan Kepala Daerah. Proses penyusunan Renstra Diskoperindag Kabupaten Pemalang Tahun 2016 – 2021 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan Rancangan Renstra, Rancangan Akhir Renstra, hingga penetapan Renstra, dan telah dimulai sejak dimulainya penyusunan Rancangan Awal RPJMD. Keterkaitan serta tahapan penyusunan Renstra Bappeda Tahun 2016 - 2021 mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, sebagaimana Gambar 1.1.

1.

s

esuai Tidak sesuai

2.

Tidak sesuai Sesuai

3.

4.

5.

Gambar 1.1. Keterkaitan dan Tahapan Penyusunan Renstra SKPD berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rancangan awal RPJMD Kabupaten Pemalang 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:

1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

Ranc.Awal

RPJMD

Ranc.

RPJMD

Musrenbang

RPJMD

Ranc.Akhir

RPJMD

Perda

RPJMD

SE KDH

Ranc.Renstra

Penyesuaian

Ranc.Renstra

Ranc.Renstra

PD

Persiapan

Renstra PD

Ranc.Renstra

PD

Verifi kasi

Penyempurnaan

Ranc.Akhir

Renstra

Ranc.Renstra

Verifi kasi

Penetapan

Renstra

Renstra PD

R

P

J

M

D

R

e

n

s

t

r

a

P

D

2. parsipatif; 3. politis;

4. top downdanbottom up.

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan diharapkan untuk dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi ekonomi masyarakat agar lebih maju dan sejahtera. Selain itu juga Renstra Diskoperindag dapat memberikan gambaran perwujudan pelayanan Diskoperindag selama 5 (lima) tahun ke depan, serta merupakan bagian kontrak kerja Kepala Diskoperindag dengan Kepala Daerah. Proses penyusunan Renstra Diskoperindag Kabupaten Pemalang Tahun 2016 – 2021 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan Rancangan Renstra, Rancangan Akhir Renstra, hingga penetapan Renstra, dan telah dimulai sejak dimulainya penyusunan Rancangan Awal RPJMD. Keterkaitan serta tahapan penyusunan Renstra Bappeda Tahun 2016 - 2021 mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, sebagaimana Gambar 1.1.

1.

s

esuai Tidak sesuai

2.

Tidak sesuai Sesuai

3.

4.

5.

Gambar 1.1. Keterkaitan dan Tahapan Penyusunan Renstra SKPD berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rancangan awal RPJMD Kabupaten Pemalang 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:

1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

Ranc.Awal

RPJMD

Ranc.

RPJMD

Musrenbang

RPJMD

Ranc.Akhir

RPJMD

Perda

RPJMD

SE KDH

Ranc.Renstra

Penyesuaian

Ranc.Renstra

Ranc.Renstra

PD

Persiapan

Renstra PD

Ranc.Renstra

PD

Verifi kasi

Penyempurnaan

Ranc.Akhir

Renstra

Ranc.Renstra

Verifi kasi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1st Qtr 2nd Qtr

Penetapan

Renstra

Renstra PD

R

P

J

M

D

R

e

n

s

t

r

a

P

D

2. parsipatif; 3. politis;

4. top downdanbottom up.

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan diharapkan untuk dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi ekonomi masyarakat agar lebih maju dan sejahtera. Selain itu juga Renstra Diskoperindag dapat memberikan gambaran perwujudan pelayanan Diskoperindag selama 5 (lima) tahun ke depan, serta merupakan bagian kontrak kerja Kepala Diskoperindag dengan Kepala Daerah. Proses penyusunan Renstra Diskoperindag Kabupaten Pemalang Tahun 2016 – 2021 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan Rancangan Renstra, Rancangan Akhir Renstra, hingga penetapan Renstra, dan telah dimulai sejak dimulainya penyusunan Rancangan Awal RPJMD. Keterkaitan serta tahapan penyusunan Renstra Bappeda Tahun 2016 - 2021 mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, sebagaimana Gambar 1.1.

1.

s

esuai Tidak sesuai

2.

Tidak sesuai Sesuai

3.

4.

5.

Gambar 1.1. Keterkaitan dan Tahapan Penyusunan Renstra SKPD berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rancangan awal RPJMD Kabupaten Pemalang 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:

1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

Ranc.Awal

RPJMD

Ranc.

RPJMD

Musrenbang

RPJMD

Ranc.Akhir

RPJMD

Perda

RPJMD

SE KDH

Ranc.Renstra

Penyesuaian

Ranc.Renstra

Ranc.Renstra

PD

Persiapan

Renstra PD

Ranc.Renstra

PD

Verifi kasi

Penyempurnaan

Ranc.Akhir

Renstra

Ranc.Renstra

Verifi kasi 1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr East West North

Penetapan

Renstra

Renstra PD

R

P

J

M

D

R

e

n

s

t

r

a

P

D

2. parsipatif; 3. politis;

4. top downdanbottom up.

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan diharapkan untuk dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi ekonomi masyarakat agar lebih maju dan sejahtera. Selain itu juga Renstra Diskoperindag dapat memberikan gambaran perwujudan pelayanan Diskoperindag selama 5 (lima) tahun ke depan, serta merupakan bagian kontrak kerja Kepala Diskoperindag dengan Kepala Daerah. Proses penyusunan Renstra Diskoperindag Kabupaten Pemalang Tahun 2016 – 2021 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan Rancangan Renstra, Rancangan Akhir Renstra, hingga penetapan Renstra, dan telah dimulai sejak dimulainya penyusunan Rancangan Awal RPJMD. Keterkaitan serta tahapan penyusunan Renstra Bappeda Tahun 2016 - 2021 mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, sebagaimana Gambar 1.1.

1.

s

esuai Tidak sesuai

2.

Tidak sesuai Sesuai

3.

4.

5.

Gambar 1.1. Keterkaitan dan Tahapan Penyusunan Renstra SKPD berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rancangan awal RPJMD Kabupaten Pemalang 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:

1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

Ranc.Awal

RPJMD

Ranc.

RPJMD

Musrenbang

RPJMD

Ranc.Akhir

RPJMD

Perda

RPJMD

SE KDH

Ranc.Renstra

Penyesuaian

Ranc.Renstra

Ranc.Renstra

PD

Persiapan

Renstra PD

Ranc.Renstra

PD

Verifi kasi

Penyempurnaan

Ranc.Akhir

Renstra

Ranc.Renstra

Verifi kasi

Penetapan

Renstra

Renstra PD

R

P

J

M

D

R

e

n

s

t

r

a

P

D

(3)

2. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4298);

3. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422);

6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang ( Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

8. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya

Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

(4)

14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

16. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 -2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 2 Tahun 2007 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang (Lembaran Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2007 Nomor 2);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang (Lembaran Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2088 Nomor 1);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pemalang (Lembaran Daerah Kabupaten Pemalang tahun 2008 Nomor 11);

(5)

26. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Pemalang Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2009 Nomor 24);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2031(Lembaran Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2011 Nomor 3);

28. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2016 – 2021.

1.3 Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:

1. Maksud

Renstra disusun sebagai penjabaran secara operasional visi, misi dan program Bupati yang digambarkan dalam bentuk program dan kegiatan terkait urusan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan yang harus dilaksanakan oleh Diskoperindag Kabupaten Pemalang selama kurun waktu tahun 2016-2021.

2. Tujuan

a. Renstra digunakan sebagai arah sekaligus acuan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan Kabupaten Pemalang dalam 5 (lima) tahun ke depan.

b. Menjadi satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan Kabupaten Pemalang.

c. Menjabarkan gambaran tentang kondisi sekarang dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi.

d. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah.

1.4 Sistematika

Renstra Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan Kabupaten Pemalang Tahun 2016 – 2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan hukum

1.3 Maksud dan Tujan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II Gambaran Pelayanan SKPD

(6)

2.2 Sumber Daya SKPD

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

BAB III Isu – Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih

3.3 Telaahan Renstra Kementerian dan Renstra Dinas Propinsi

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

3.5 Penentuan Isu Strategis

BAB IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan

4.1 Visi dan Misi SKPD

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.3 Strategi dan Arah Kebijakan SKPD

BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok sasaran dan

Pendanaan Indikatif

BAB VI Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

(7)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Keberadaan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No 12 tahun 2008 tanggal 27 Maret 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pemalang yang tercantum pada bagian ke lima pasal 16 – 18. Sedangkan mengenai tugas pokok, fungsi dan kewenangan dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut :

Tugas:

Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan.

Fungsi:

 Merumuskan kebijakan teknis di bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

 Pelaksanakan penyusunan rencana dan program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan di bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

 Pemberian perijinan dan melaksanakan pelayanan umum.

 Pembinaan terhadap UPTD dalam lingkup Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Struktur Organisasi Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang(terlampir)

Susunan Organisasi: 1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, terdiri dari :

- Sub Bagian Perencanaan

- Sub Bagian Umum

- Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Koperasi dan UMKM, terdiri dari :

- Seksi Pengembangan Kelembagaan Koperasi dan UMKM

- Seksi Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

- Seksi Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam 4. Bidang Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan, terdiri dari :

- Seksi Industri Pengolahan Hasil Pertanian

(8)

- Seksi Industri Kimia

5. Bidang Industri Aneka, terdiri dari :

- Seksi Industri Logam, Mesin dan Perekayasaan

- Seksi Industri Tekstil dan Produk Tekstil

- Seksi Industri Aneka Kerajinan 6. Bidang Perdagangan, terdiri dari :

- Seksi Usaha Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri

- Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen

- Seksi Informasi dan Promosi 7. Bidang Pasar, terdiri dari :

- Seksi Sarana dan Prasarana

- Seksi Pendapatan Pasar 8. UPP

9. Kelompok Jabatan Fungsional  Uraian Tugas

Uraian tugas Kepala Dinas antara lain sebagai berikut :

- merumuskan kebijakan teknis bidang koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar sesuai dengan ketentuan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

- menyelenggarakan pelaksanaan program dan kegiatan perencanaan pembangunan daerah bidang koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar sesuai dengan ketentuan agar tercapai sasaran dan tujuan yang telah direncanakan;

- menyelenggarakan pelaksanaan fasilitasi, pembinaan sosialisasi dan bimbingan teknis bidang koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian dan perdagangan serta pasar sesuai ketentuan yang berlaku untuk peningkatan pengetahuan masyarakat;

- memfasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan bidang koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian dan perdagangan baik secara internal maupun eksternal untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

- menyelenggarakan pengelolaan pasar sesuai ketentuan yang berlaku guna pencapaian target pendapatan daerah;

- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas.

Uraian tugas Sekretaris antara lain sebagai berikut :

- meyelenggarakan pengelolaan urusan ketatausahaan, kehumasan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi sesuai ketentuan berlaku untuk tertib administrasi;

- mengkoordinasikan penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis dinas dengan bidang terkait guna keterpaduan pelaksanaan tugas;

(9)

- menyelenggarakan pengelolaan administrasi meliputi perencanaan, keuangan dan umum sesuai ketentuan guna tertib administrasi;

- memfasilitasi pelayanan kunjungan kerja, tamu dinas dan informasi tentang kegiatan di bidang koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar untuk dipublikasikan dan didokumentasikan;

- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas.

Uraian tugas Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah antara lain sebagai berikut:

- menyusun program dan rencana pembinaan di bidang pemberdayaan koperasi dan UMKM, pengembangan kelembagaan koperasi dan UMKM serta pemeberian fasilitasi pembiyaan dan simpan pinjam koperasi dan UMKM sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

- menganalisa data dan informasi koperasi dan UMKM secara sistematis sebagai bahan pemecahan masalah;

- melaksanakan sosialisai tentang kebijakan pembentukan, perubahan anggaran dasardanpembubaran koperasi sesuai ketentuan berlaku agar dimengerti oleh gerakan koperasi dan masyarakat;

- memfasilitasi pelaksanaan pengesahan dan pengumuman akta pendirian koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepastian hukum;

- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas.

Uraian tugas Kepala Bidang Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan antara lain sebagai berikut :

- menyusun bahan kebijakan bidang usaha industri kimia, agro dan hasil hutan sesuai dengan prioritas untuk penumbuhan sentra industri

- melaksanakan pemberian fasilitasi usaha industri kimia, agro dan hasil hutan untuk penumbuhan dan pengembangan kawasan Industri Kecil Menengah;

- melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan kepada pelaku usaha dan lembaga/asosiasi industri guna peningkatan pengetahuan dan teknologi;

- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas.

Uraian tugas Kepala Bidang industri Aneka antara lain sebagai berikut :

- menyusun program dan rencana kegiatan pembinaan, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang industri aneka sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

- melaksanakan pemberian fasilitasi usaha di bidang indutri aneka untuk pengembangan kawasan Industri Kecil Menengah;

- menyusun tata ruang industri aneka sesuai ketentuan yang berlaku guna penumbuhan dan pengembangan pusat – pusat industri;

(10)

- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas.

Uraian tugas Kepala Bidang Perdagangan antara lain sebagai berikut :

- menyusun program dan rencana kegiatan pembinaan, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang perdagangan dalam dan luar negeri, informasi dan promosi serta distribusi dan perlindungan konsumen sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

- memberikan rekomendasi ijin usaha perdagangan barang dan jasa, pendaftaran jasa bisnis dan retribusi serta calon peserta lelang forward dan atau sprot komoditi agro sesuai ketentuan yang berlaku untuk kepastian hukum;

- melaksanakan pembinaan sosialisasi dan bimbingan teknis pemberdayaan usaha perdagangan dalam dan luar negeri, informasi dan promosi, distribusi dan perlindungan konsumen, hasil – hasil kesepakatan kerjasama regional, nasional dan internasional serta kebijakan pemerintah di bidang perdagangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk peningkatan penegtahuan masyarakat;

- memfasilitasi pelaksanaan pelayanan tera dan tera ulang alat – alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) serta barang dalam keadaan terbungkus (BDKT) sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai perlindungan konsumen;

- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas.

Uraian tugas Kepala Bidang Pasar antara lain sebagai berikut :

- menyusun program dan rencana kegiatan pengelolaan pasar sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

- melaksanakan penerbitan dan rekomendasi ijin petak toko dan los pasar sesuai ketentuan yang berlaku untuk kepastian hukum;

- menyusun perumusan kebijakan bidang pasar mengenai kebutuhan sarana dan prasarana serta target pendapatan pasar sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan masukan pengambilan keputusan;

- melaksanakan pengawasan dan pengendalian pengelolaan pasar sesuai ketentuan yang berlaku guna tercapainya target pendapatan;

- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas.

(11)

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS KOPERASI, UMKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN PEMALANG

Gambar 1.2. Susunan Organisasi Dinas Koperindag

2.2 Sumber Daya SKPD

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Komposisi pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pemalang terdiri dari:

Kepala Dinas

Bidang Pasar

Seksi Sarana dan Prasarana Seksi Pendapatan Pasar Bidang Perdagangan Seksi Usaha Perdagangan Dalam

Negeri & Luar Negeri

Seksi Informasi dan Promosi

Seksi Distribusi & Perlindungan

Konsumen Bidang Industri Aneka

Seksi Industri Logam Mesin &

Perekayasaan

Seksi Industri Tekstil & Produk

Tekstil

Seksi Industri Aneka Kerajinan Bidang Industri

Kimia, Agro dan Hasil Hutan Seksi Industri Pengolahan Hasil Pertanian Seksi Industri Pengolahan Hasil Hutan & Perkebunan

Seksi Industri Kimia Bidang Koperasi &

UKM

Seksi Pemberdayaan Koperasi & UKM

Seksi Pengemb. Kelembagaan Kop & UKM Seksi Fasilitasi Pembiayaan Simpan Pinjam Sekretaris Subag Perencanaan Subag Keuangan Subag Umum Kelompok Jabatan Fungsional UPP

(12)

Tabel 2.1

Komposisi Personil Diskoperindag Kabupaten Pemalang*)

No. Klasifikasi Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Komposisi Menurut Golongan

 Golongan IV  Golongan III  Golongan II  Golongan I CPNS  Golongan III  Golongan I 5 45 134 59 1 1 1 8 18 0 2 0 6 53 152 59 3 1

2 Komposisi Menurut Golongan/ Ruang  Golongan IV IV/a IV/b IV/c  Golongan III III/a III/b III/c III/d  Golongan II II/a II/b II/c II/d  Golongan I I/a I/b I/c I/d 4 1 1 4 23 5 14 39 44 48 3 0 8 39 13 0 0 0 1 2 3 4 5 4 8 1 0 0 0 0 4 1 1 5 25 8 18 44 48 56 4 0 8 39 13

3. Komposisi Menurut Tingkat Pendidikan  Sarjana S2  Sarjana S1  Sarjana Muda / D3  SLTA  SLTP  SD 4 25 6 112 51 47 0 7 3 19 0 0 4 32 9 131 51 47 4. Komposisi Menurut Umur

 < = 25 tahun  26 – 29 tahun 30 – 34 tahun  35 -- 39 tahun  40 – 44 tahun  45 – 49 tahun  >= 51 tahun 0 0 11 34 29 89 82 0 1 8 7 3 2 8 0 1 19 41 32 91 90 5 Komposisi Menurut Jabatan

 Struktural  JFT  JFU 26 2 217 4 0 25 30 2 242

(13)

6 Komposisi Pegawai menurut jenjang jabatan struktural

 Pimpinan tinggi pratama Eselon II/b  Jabatan administrator Eselon III/b  Jabatan Pengawas Eselon IV/a 1 5 20 0 0 4 1 5 24 7. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 245 29 Jumlah 274

*) kondisi akhir tahun 2015

2.2.2 Asset / Modal*) TABEL 2.2.

SARANA PRASARANA PENUNJANG SKPD DAFTAR BARANG INVENTARIS DISKOPERINDAG KABUPATEN PEMALANG

NO NAMA BARANG JUMLAH

1 Gedung Kantor 1 unit

2 Pasar Daerah 17 unit

3 Mobil 8 Unit

4 Sepeda Motor 54 unit

5 Sepeda 1 unit

6 Stationary Generating Set 1 unit

7 Portable Water Pump 1 unit

8 Gerobag Sampah 216 buah

9 Gerobag Rokok 16 buah

10 Trolly 1 buah

11 Perkakas Bengkel Konstruksi Logam 1 unit

12 Rol Meter 1 buah

13 Timbangan Elektronik 20 buah

14 Timbangan Sentisimal 1 buah

15 Lemari Besi 6 buah

16 Rak Besi 3 buah

17 Filling Besi 6 buah

18 Brangkas 11 buah

19 Lemari Kaca 7 buah

20 Lemari Makan 3 buah

21 Papan Visual Elektronik (Running Text) 1 unit

22 Alat Penghancur Kertas 1 unit

23 Papan Nama Instansi 2 buah

24 Papan Pengumuman 1 buah

25 Papan Sentra IKM 7 buah

26 Papan Informasi Pasar Daerah 7 buah

27 White Board 1 buah

(14)

29 Papan Sentra Kegiatan 10 buah

30 Papan Struktur Organisasi 1 buah

31 Papan Data Urut Pensiun 1 buah

32 Papan Data Golongan 1 buah

33 Papan Data DUK 2 buah

34 Tiang Spanduk 1 buah

35 Lemari Kayu 10 buah

36 Meja Kayu 10 buah

37 Kursi Besi 2 buah

38 Meja Kursi Tamu 10 buah

39 Meja Rapat 3 buah

40 Meja Front Office 1 buah

41 Kursi Rapat 30 buah

42 Meja Komputer 14 buah

43 Meja Biro 37 buah

42 Sofa 2 buah

43 Meja Tamu 1 set

44 Mesin Penghisap Debu 1 unit

45 Lemari Es 1 buah

46 AC 14 unit

47 Kipas Angin 1 buah

48 Kompor Gas 2 buah

49 Tabung Gas 3 buah

50 Televisi 8 unit

51 Cassette Recorder 1 unit

52 Amplifier 11 unit

53 Loudspeaker 22 unit

54 Sound System 1 unit

55 DVD Player 2 unit

56 Wireless TOA 1 unit

57 Megaphone 26 buah

58 Unit Power Supply 19 buah

59 Camera CCTV 8 unit

60 Camera Film 2 unit

61 Tustel 1 buah

62 Tangga Alumunium 1 buah

63 Dispenser 11 buah

64 Mimbar/Podium 1 buah

65 Handy Cam 2 unit

66 Gorden 3 buah

67 Alat Rumah Tangga Pecah Belah 2 set

68 Manual Cup Sealer 1 unit

69 Alat Pembantu Pemadam Kebakaran 16 unit

70 PC / Komputer 62 unit

71 Laptop 16 unit

72 Note Book 1 unit

73 Komputer Tablet 3 unit

74 CPU 1 unit

75 Monitor Komputer 2 unit

76 Printer 35 unit

(15)

79 Meja Kerja Pejabat Eselon IV 10 buah

80 Meja Kerja Pegawai Non Struktural 77 buah

81 Meja Kerja Pejabat Lain-lain 10 buah

82 Kursi Kerja Pejabat Eselon IV 3 buah

83 Kursi Kerja Pegawai Non Struktural 10 buah

84 Kursi Kerja Pejabat Lain-lain 11 buah

85 Lemari Buku untuk Perpustakaan 2 buah

86 Lemari Arsip untuk Arsip Dinamis 6 buah

87 Camera NIKON 3 unit

88 LCD Proyektor 2 unit

89 Wireless Microphone 2 unit

90 Peralatan Studio Visual 3 unit

91 Camera Elaktronik 2 unit

92 Rak Display Produk 1 unit

93 Sketch Master 1 unit

94 Sound System 1 unit

95 Telephone (PABX) 2 unit

96 Facsimile 4 unit

97 Unit Tranceiver SSB Portable 6 unit

98 Alat Komunikasi Radio SSB (Pesawat Repeater) 1 unit

99 Concrete Hammer Test 1 unit

2.2.3 Unit Usaha Operasional Unit Pengelola Pasar: 1. Pasar Pemalang 2. Pasar Petarukan 3. Pasar Banjardawa 4. Pasar Bantarbolang 5. Pasar Comal 6. Pasar Randudongkal 7. Pasar Moga 8. Pasar Belik

Sub Unit Pengelola Pasar: 1. Pasar Pelutan

2. Pasar Beji

3. Pasar Paduraksa 4. Pasar Bojongbata

5. Pasar Hewan Randudongkal 6. Pasar Warungpring

7. Pasar Ulujami 8. Pasar Beras

(16)

2.2.4 Gambaran Umum SKPD

2.2.4.1 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sehingga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas kekeluargaan.Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka pemerintah memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan Koperasi.

Pertumbuhan koperasi aktif di Kabupaten Pemalang dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang positif karena angkanya naik meskipun fluktuatif. Posisi tahun 2015 koperasi dengan kategori aktif mencapai 69,96% dari total 518 koperasi yang ada. Koperasi simpan pinjam (KSP/USP) yang masuk kategori sehat juga semakin meningkat. Pada tahun 2011 KSP/USP koperasi sehat hanya 20,3%. Pada tahun 2015 meningkat menjadi 31,62%.

Tabel 2.3

Capaian Kinerja Perkoperasian di Kabupaten Pemalang

Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015

No

Indikator Kinerja

Satuan

Capaian Kinerja

2011

2012

2013

2014

2015

1.

Persentase koperasi aktif

%

65,47

45,51

50,00

68,83

69,96

2

Persentase Koperasi

Sehat

%

20,3

11,85

31,33

31,33

30

3

Persentase Koperasi

Cukup Sehat

%

75

84,44

61,33

61,33

71

4

Persentase KSP/USP

koperasi sehat

%

20,3

11,85

31,33

33,6

31,62

5

Jumlah Koperasi

Unit

446

468

482

488

516

6

Jumlah Koperasi Aktif

Unit

292

213

241

309

361

Sumber: Diskoperindag Kabupaten Pemalang, 2016.

Salah satu sektor yang turut menopang perekonomian masyarakat di Kabupaten Pemalang adalah sektor usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM). Jumlah UMKM di Kabupaten Pemalang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi terakhir tahun 2015 terdapat 13.427 unit UMKM yang terdata. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah dari 10.936 unit. Rata-rata pertumbuhan jumlah UMKM di Kabupaten Pemalang dari tahun 2010 sampai tahun 2015 adalah 5,36% per tahun.

Dalam rangka mengembangkan UMKM yang ada, pemerintah telah melaksanakan kegiatan yang dapat mendukung keberlanjutan dan eksistensi UMKM

(17)

pelaku UMKM dalam pameran promosi, dan pembinaan terhadap pelaku UMKM. Rata-rata UMKM yang difasilitsi untuk mengikuti pameran promosi adalah 5-10 UMKM per tahun. Sedangkan pelaku UMKM yang dibina selama tahun 2010-2015 sebanyak 75 orang

.

Tabel 2.4

Perkembangan Koperasi Aktif dan Tidak Aktif

No Tahun Aktif Tidak Aktif Jumlah Kop % Kop Aktif

1 2011 292 154 446 65,47 2 2012 213 255 468 45,41 3 2013 241 241 482 50,00 4 2014 309 179 488 68,83 5 2015 361 155 516 69,96

Jenis koperasi yang berkembang di Kabupaten Pemalang cukup banyak. Sampai dengan tahun 2015 Kabupaten Pemalang memiliki 21 jenis koperasi yaitu KUD, Kopontren, Kopinkra, KOPTI, KPRI, Koperasi Karyawan, Koperasi Angkatan Darat, Koperasi Angkatan Udara, Koperasi Angkatan Kepolisian, Koperasi Serba Usaha, Koperasi Pasar, Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Angkutan Darat, Koperasi Wanita, Koperasi Profesi, Koperasi Veteran, Koperasi Wredatama, Koperasi Pepabri, Koperasi Pedagang Kakilima, Koperasi Lain-lain dan Koperasi Sekunder.

Tabel 2.5

Perkembangan Jenis Koperasi di Kabupaten Pemalang

No Jenis Koperasi 2011 2012 2013 2014 2015 1 KUD 22 22 22 22 22 2 Kopontren 8 9 8 9 9 3 Kopinkra 18 18 18 18 18 4 KOPTI 1 1 1 1 1 5 KPRI 82 83 84 84 85 6 Koperasi karyawan 35 35 36 35 37

7 Koperasi Angkatan Darat 1 1 1 1 1

8 Koperasi Angkatan Udara 1 1 1 1 1

9 Koperasi Angkatan Kepolisian 1 1 1 1 1

10 Koperasi Serba Usaha 87 90 95 98 104

11 Koperasi Pasar 12 12 12 12 12

12 Koperasi Simpan Pinjam 13 13 14 16 16

13 Koperasi Angkutan Darat 1 1 1 1 1

14 Koperasi Wanita 3 3 7 7 7

15 Koperasi Profesi 1 1 1 1 1

16 Koperasi Veteran 1 1 1 1 1

17 Koperasi Wredatama 13 13 13 13 13

18 Koperasi Pepabri 5 5 5 5 5

19 Koperasi Pedagang Kakilima 3 4 3 3 3

20 Koperasi Lain-lain 74 75 79 78 83

21 Koperasi Sekunder 2 2 2 2 2

(18)

Sektor usaha mikro, kecil dan menengah juga secara signifikan menyerap tenaga kerja. Hal ini secara riil juga memiliki multipliier terhadap sektor dan usaha yang lain. Berikut digambarkan kondisii sektor UMKM dan penyerapannya terhadap tenaga kerja di Kabupaten Pemalang di Tahun 2015

.Tabel 2.6

Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UMKM

Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015

No

Indikator Kinerja

Satuan

Capaian Kinerja

2011

2012

2013

2014

2015

1 Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UMKM 10.936 11.512 12.118 12.756 13.427

2 Jumlah UMKM yang telah mengikuti pameran promosi produk

UMKM 5 5 10 10 5

3 Cakupan bina UMKM Orang 40 50 75 75 75

Tabel 2.7

Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap di Sektor UMKM Tahun 2015

No Uraian/Sektor Jumlah Naker (orang)

1 Industri 42.216

2 Perdagangan 18.995

3 Koperasi 2.790

4 Pertanian 76.626

5 Sektor lainnya :

- Pertambangan dan penggalian - Listrik, air dan gas

- Hotel, restoran - Angkutan

- Keuangan, persewaan dan jasa lainnya

250.322

Total 383.333

2.2.4.2 Perdagangan

Sarana dan Prasarana

Sarana Perdagangan yang ada di Kabupaten Pemalang terdiri dari pasar induk, pasar tradisional pasar modern. Pasar retail dan pusat perkulakan. Jumlah pasar tradisional lebih banyak daripada pasar modern. Gambaran sarana dan prasarana perdagangan terlihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.8

Jumlah Sarana dan Prasarana Perdagangan

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

A Kategori Pasar

(19)

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

c. pasar modern (supermarket) 2 2 2 2 2

d. Pasar retail (pasar swalayan) 33 33 49 55 55

e. sentra perkulakan 1 1 1 1 1

B

Potensi Pasar Yang Dikelola Pemerintah Kabupaten

Jumlah Pasar (unit) 16 16 16 17 16

Luas Pasar (m2) 214.709 214.709 214.709 217.309 217.309 Jumlah Toko (Unit) 2.251 2.251 2.251 2.251 2.251

Jumlah petak los (los) 250 250 250 250 251

Tabel di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2011 – 2015 pertumbuhan sarana dan prasarana perdagangan yang bersifat pasar tradisional relatif relatif stagnan, sedangkan pertumbuhan pasar pasar swalayan cukup signifikan peningkatannya. Selama kurun waktu 2011-2015 pasar swalayan(retail) bertambah 22 unit dan pasar yang dikelola oleh pemerintah daerah bertambah satu unit di tahun 2014 yaitu pasar beras.

Usaha Perdagangan

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB menurut lapangan usaha Kab Pemalang cenderung tetap dari tahun 2011-2015 (kecuali tahun 2015 yang mencapai 29%), yaitu 28% yang menjadikan sektor perdagagan sebagai sektor terbesar ke 3 terhadap PDRB Kab Pemalang. Penurunan sektor perdagangan ini antara lain disebabkan oleh menurunnya nilai realisasi eksport. Nilai realisasi eksport Kabupaten Pemalang dalam kurun waktu tahun 2011-2015 menurun sebesar US$ 2.0878 US$. Hal ini menunjukkan bahwa masih lemahnya daya saing produk dalam hal mutu, desain dan merek dagang produk lokal serta belum kuatnya jaringan eksportir. Terlebih dengan diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) yang menyebabkan semakin ketatnya tingkat persaingan. Produk-produk import yang membanjiri pasar lokal dengan harga yang murah, dan kualitas yang lebih baik, mengakibatkan tersisihnya produk-produk lokal, yang tidak mampu bersaing dengan produk-produk import. Masih rendahnya kemampuan teknologi produksi, lemahnya standardisasi mutuu produk dan masih rendahnya daya kreativitas dan inovasi produk juga menjadi faktor penyebab rendahnya daya saing produk-produk lokal.

Dari sisi sarana prasarana pendukung perdagangan, terlihat bahwa fasilitasinya masih kurang memadai. Hal ini ditunjukkan dari belum adanya pasar daerah yang memenuhi syarat kesehatan, bersih dan nyaman. Pasar rakyat yang ada masih berkesan kumuh, becek sehingga belum mampu bersaing dengan pasar modern yang dikelola secara profesional, serta masih sedikitnya lokasi PKL yang tertata. Sementara itu perkembangan pasar modern yang begitu cepat dan dikelola secara profesional, menyebabkan pasar tradisional semakin tidak mampu bersaing dengan pasar modern. Pada tahun 2015 di Kabupaten Pemalang tercatat sebanyak 16 unit pasar tradisional, yang terdiri dari 14 unit pasar umum, 1 pasar hewan dan 1 pasar grosir, sedangkan toko modern

(20)

berjumlah 58 unit, yang terdiri dari 2 unit departemen store, 55 unit pasar swalayan, dan 1 unit pusat perbelanjaan.

Capaian kinerja bidang perdagangan dari tahun 2011-2015 dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.9

Capaian Kinerja Urusan Perdagangan

Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015

No

Indikator Kinerja

Satu

an

Capaian Kinerja

2011

2012

2013

2014

2015

1 Jumlah sidang tera ulang (lokasi)

Lokas i

32 32 32 32 32

2 Jumlah pasar (tradisional dan modern) yang diawasi

Unit 67 69 70 72 72

3 Persentase kasus yang diselesaikan melalui BPSK

% - - - - 60

4 Ketersediaan informasi pasokan, harga sembako dan bahan penting lainnya.

% 100 100 100 100 100

5 Jumlah promosi dagang yang diikuti

Kali 12 12 12 13 12

6 Nilai Ekspor (US dolar) US$ 13.841 19.230 11.468 8.341 11.763 7 Kontribusi sektor

Perdagangan terhadap PDRB

% 28 28 29 28 29

8 Jumlah kelompok/lokasi pedagang (formal dan informal) yang dibina

Klp 45 45 52 56 68

9 Jumlah pasar daerah Unit 16 16 16 16 16

10 Jumlah pasar daerah yang memenuhi kriteria pasar sehat

Unit 0 0 0 0 0

11 Lokasi PKL yang tertata Titik 1 2 3 3 3

Sumber: Diskoperindag Kabupaten Pemalang, 2016.

Untuk usaha perdagangan skala besar meningkat sebanyak 79 unit. Dari 9 usaha besar pada tahun 2010 menjadi 88 pada tahun 2015. Penyerapan tenaga kerja juga terjadi cukup pesat. Perkembangan usaha ini mampu menurunkan angka pengangguran. Secara rinci perkembangan jumlah usaha terlihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.10

Jumlah Usaha Perdagangan dan Tenaga Kerja yang Terserap

No Uraian 2010 2011 2012 2014 2015 1 Jumlah usaha perdagangan (Unit) Skala Besar 9 23 40 70 88 Skala Sedang 90 194 286 392 496 Skala Kecil 1.227 2.125 3.035 3.909 4.727 Jumlah 1.326 2.342 3.361 4.371 5.311

2 Tenaga Kerja (orang)

(21)

No Uraian 2010 2011 2012 2014 2015

Skala Kecil 2.882 5.570 8.298 10.932 13.877

Jumlah 3.595 7.001 10.481 14.858 18.955

3 Nilai Investasi (Jt Rp) 125.719

Data di atas menunjukan bahwa walaupun pertumbuhan sarana dan prasarana perdagangan relatif kurang pesat namun data tentang perkembangan jumlah usaha menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah usaha di Kabupaten Pemalang cukup pesat. Kondisi ini menunjukkan bahwa iklim usaha di Kabupaten Pemalang cukup baik. Kondisi ini bisa terjadi dengan asumsi bahwa mereka melakukan usaha di Pemalang namun pemasaran yang mereka lakukan tidak di Pemalang melainkan di luar Kabupaten Pemalang

.

2.2.4.3 Perindustrian

Industri jika didasarkan atas jumlah tenaga kerja yang diserap dapat dibedakan menjadi empat jenis. Pertama adalah industri rumah tangga yaitu industri dengan jumlah pekerja antara 1 – 4 orang. Kedua adalah industri kecil, yaitu jumlah pekerja antara 5 – 19 orang. Ketiga adalah industri sedang dengan tenaga kerja antara 20 – 99 orang. Dan yang keempat adalah industri besar yaitu industri yang mampu menyerap tenaga kerja 100 orang tenaga kerja atau lebih. Dari keempat kategori tersebut, yang jumlahnya paling banyak terdapat di Kabupaten Pemalang adalah industri kecil dan menengah (IKM). Sektor industri di Kabupaten Pemalang dalam struktur PDRB memberikan kontribusi sebesar 21% pada tahun 2014.

Peningkatan kualitas produk sektor industri dan pengembangan industri pengolahan hasil pertanian masih menghadapi beberapa kendala dan tantangan. Jumlah IKM yang mendominasi sektor industri di Kabupaten Pemalang pada umumnya memiliki kemampuan SDM dan modal yang terbatas sehingga perlu adanya fasilitasi, bimbingan teknis dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya sehingga mampu/mengerti manajerial maupun teknis pengolahan industri, bantuan alat diberikan untuk meningkatkan kemampuan modal utamanya perlatan yang digunakan untuk produksi. Pelatihan dan bantuan alat juga membantu IKM untuk melaksanakan diversifikasi produk, sehingga desain makin bertambah.

Kabupaten Pemalang saat ini memiliki 2 kluster industri yang berkembang. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan dan kapasitas para pelaku IKM khususnya pengrajin adalah melakukan pembinaan rutin terhadap para pengrajin. Jumlah IKM yang dibina dalam kurun waktu tahun 2011-2015 mencapai 69 IKM dengan jumlah penerima bantuan mencapai 50% untuk IKAH dan 96,60% untuk Industri Aneka. Bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang adalah dengan melakukan kegiatan promosi terhadap produk unggulan daerah. Hingga tahun 2015, jumlah IKM yang telah mengikuti kegiatan promosi mencapai 37 IKM. Sebagian besar

(22)

merupakan industri kecil dan menengah dalam bidang pengolahan makanan dan barang kebutuhan rumah tangga seperti tas, sapu, dan peralatan rumah tangga lainnya.

Secara rinci kinerja urusan perindustrian di Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.11

Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015

No Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

1 Cakupan kelompok IKM yang dibina

Klp 15 12 13 13 13

2 Cakupan kelompok IKM yang mendapatkan bantuan

% IKAH 92,11 Aneka 90,90 IKAH 30,23 Aneka 93,33 IKAH 68,57 Aneka 77,77 IKAH 74,45 Aneka 82,41 IKAH 50 Aneka 96,60 3 Persentase pertumbuhan IKM % 9 5 5 5 5

4 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB

% 23 21 23 21 21

5 Jumlah IKM, yang telah mengikuti pameran promosi produk

Klp 3 3 10 14 7

6 Jumlah industri yang telah memenuhi standar kelayakan produksi

Industri - 1 - -

-7 Jumlah klaster industri yang berkembang

Klaster 2 2 2 2 2

8 Jumlah produk IKM yang telah terpromosikan

Klp 27 27 27 27 27

Sumber: Diskoperindag Kabupaten Pemalang, 2016

Komposisi industri di Kabupaten Pemalang paling banyak adalah industri kecil non formal, selanjutnya industri kecil formal, industri menengah dan paling sedikit industri besar. Sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Pemalang hanya terdapat dua industri besar dengan total nilai produksi sebesar Rp 182,47 milyar. Jumlah industri menengah sebanyak 95 unit dengan nilai produksi mencapai Rp. 634,67 milyar. Jumlah industri kecil formal sebanyak 1.707 unit dengan nilai produksi mencapai Rp 459,32 milyar, sedangkan industri kecil non formal sebanyak 10.256 unit dengan nilai produksi Rp 1.028,01 milyar. Perkembangan Industri di Kabupaten Pemalang terlihat pada tabel sebagai berikut:

(23)

Tabel 2.12

Perkembangan Industri di Kabupaten Pemalang Tahun 2011 - 2015

NO INDIKATOR SATUAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Industri Besar

a. Unit Usaha Unit 2 2 2 2 2

b. Tenaga Kerja Orang 1.746 1.581 1.348 1.348 1.348

c. Nilai Investasi Rp.juta,- 77.678 77.678 77.678 77.678

d. Nilai Produksi Rp.juta,- 284.428 182.467 182.467 182.467 182.467

2 Industri Menengah

a. Unit Usaha Unit 59 86 89 91 95

b. Tenaga Kerja Orang 1.675 2.097 2.310 2.540 3.340

c. Nilai Investasi Rp.juta,- 0 52.866 55.509 58.284 64.325

d. Nilai Produksi Rp.juta,- 507.531 459.808 513.222 554.279 634.668

3

Industri Kecil Formal

a. Unit Usaha Unit 1.101 1.175 1.315 1.514 1.707

b. Tenaga Kerja Orang 9.372 9.597 11.789 12.206 13.762

c. Nilai Investasi Rp.juta,- 102.305 110.542 124.634

d. Nilai Produksi Rp.juta,- 464.658 599.658 378.027 407.391 459.324

4

Industri Kecil Non Formal

a. Unit Usaha Unit 8.592 9.066 9.471 9.824 10.256

b. Tenaga Kerja Orang 22.151 22.901 23.096 24.872 25.640

c. Nilai Investasi Rp.juta,- 316.039 328.682 343.135

d. Nilai Produksi Rp.juta,- 856.421 884.622 884.623 984.713 1.028.014

5

Jumlah Industri Kecil

( Formal dan Non Formal)

a. Unit Usaha Unit 9.693 10.241 10.778 11.338 11.531

b. Tenaga Kerja Orang 31.523 35.375 36.351 37.078 37.709

c. Nilai Investasi Rp.juta,- 398.423 418.344 439.244 446.720 d. Nilai Produksi

(24)

Rp.juta,-NO INDIKATOR SATUAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1.262.647 1.325.779 1.392.104 1.415.800

6 Total

a. Unit Usaha Unit 9.754 10.329 10.869 11.431 12.056

b. Tenaga Kerja Orang 34.674 39.053 38.543 40.966 42.216 c. Nilai Investasi

Rp.000,-d. Nilai Produksi

Rp.000,-Tabel di atas menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Pemalang terbanyak pada sektor industri kecil non formal, selanjutnya industri kecil formal, industri besar dan terakhir industri menengah. Jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri besar dalam kurun waktu tahun 2011 hingga tahun 2015 mengalami penurunan hal ini diakibatkan oleh menurunnya produksi dari PT Philip Seafood Indonesia, namun secara total pertumbuhan / penyerapan tenaga kerja di sektor industri mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada tahun 2011 sebanyak 34.674 tenaga kerja dan pada akhir tahun 2015 sebanyak 42.216 tenaga kerja, sehingga sektor ini mampu memberikan kontribusi bagi pengurangan pengangguran di Kabupaten Pemalang.

Secara umum daya saing produk industri di Kabupaten Pemalang masih kalah dengan produk dari daerah lain dan negara lain. Harga produk dari negara lain, khususnya China sebagian besar lebih murah dibandingkan harga produk industri Kabupaten Pemalang. Pemasaran produk industri kecil masih menghadapi kendala dalam pemasaran, sehingga jangkauan pemasaran produk masih terbatas. Produk industri di Kabupaten Pemalang yang telah mampu menembus pasar ekspor antara lain industri sarung goyor, celana boxer, Jeans, Crab (rajungan), teh dan terpentin.

(25)

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Tabel 2.13

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang Tahun 2011 - 2015

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

ke-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) I. Koperasi dan UMKM I.1. Persentase koperasi aktif - 68% - 64,46% 65,57% 66,68% 67,79% 68,90% 65,47% 45,51% 50% 68,83% 69,96% 102% 69,41% 75% 101,53% 101% I.2. Persentase koperasi sehatKategori sehatKategori cukup sehat - 14% 85% - 11% 87% 12% 86% 13% 85% 14% 84% 14,5% 83,5% 20,3% 75% 11,85% 84.44% 31.33% 61,33% 33,60% 60% 31,62% 67,52% 184% 116% 98,75% 102% 241% 138% 240% 140% 218% 123% I.3. Perbandingan jumlah usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UMKM

(26)

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

ke-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) II. Perdagangan II.1. Persentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB - 28% 28,66% 28,9% 29,14% 29,38% 29,62% 28,22% 28,20% 28,50% 28,38% 28.4% 98,46% 97,58% 96,91% 95.6% 95,88% II.2. Nilai ekspor sektor perdagangan (ribu US$) -Naik 350 ribu US$ /th 17.850 18.200 18.550 18.900 19.250 13.481 19.230 11.468 8.341 11.638 75,52% 105,66% 61,82% 44,13% 60,46% II.3. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha formal -Naik 5 kelmp/ tahun 40 45 50 55 60 45 45 52 56 68 112,5% 100% 104% 102% 113% III. Perindustrian III.1. Persentase pertumbuhan industri - Tumbuh 5%/Thn 5 5 5 5 5 8,9 5,05 5,2 5,17 5,47 178% 101% 104% 103% 109% III.2. cakupan bina kelompok pengrajin - 12 kel 12 12 12 12 12 15 12,08 12,8 13,2 25,2 125% 100,66% 106,66% 110% 210%

(27)

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

ke-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) III.3. Persentase kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB - 22% 22,83% 23,07% 23,31% 23,55% 23,79% 22,83% 21.1% 21.2% 20.9% 21,9% 100% 91,46% 90,95% 88,75% 92,06%

(28)

Dari tabel 2.13 tentang Kinerja Pelayanan SKPD Tahun 2011 – 2015 dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tingkat keberhasilan dan juga bebrapa pelayanan yang belum mencapai target yang ditentukan.

Capaian Pelayanan Diskoperindag yang telah mencapai target dan yang masih dibawah tingkat capaian Target dalam RPJMD adalah sebagai berikut:

 Target dan Realisasi capaian di bidang Koperasi dan UMKM sampai akhir periode RPJMD semuanya dapat mencapai Target, baik persentase koperasi aktif, koperasi sehat maupun perbandingan antara UMKM dan UMKM ( lihat Tabel 2.13 ).

 Kontribusi PDRB sektor perdagangan yang kita targetkan sebesar 29,62 % dan di akhir RPJMD tercapai 28,4 %. atau tingkat rasio capaian sebesar 95,88 % hal ini tentu tidak mencapai target, meskipun demikian sebenarnya sektor ini secara volume menunjukan pertumbuhan yang signifikan namun demikian tidak kita pungkiri bahwa ada sektor sektor lain yang tingkat pertumbuhannya lebih tinggi.

 Nilai eksport perdagangan di akhir RPJMD yang ditargetkan sebesar 19.230 ( Ribu US$) hanya mencapai target sebesar 11.638 (Ribu US$) atau ratio tingkat capaian 95,88% hal ini tentu saja tidak mencapai target, faktor penyebabnya adalah menurunnya eksport komoditi crab/rajungan yand dahulu merupakan penyumbang terbesar eksport komoditi non migas Kabupaten Pemalang sekarang produksinya menurun hingga tinggal 40 %, disamping itu juga terjadi penurunan komoditi eksport sarung goyor karena adanya konflik di Timur Tengah.

 Cakupan bina kelompok pedagang di akhor periode RPJMD ditargetkan membina 60 kelompok pedagang mencapai target 68 kelompok pdagang atau tingkat capaian sebesar 113%,mencapai target.

 Di Sektor Perindustrian dari 3 (tiga) target capaian RPJMD yang ada, dapt mencapai 2 (dua) target yaitu persentase pertumbuhan industri dengan target 5 % tercapai 5,47% atau tingkat capaian 109%.Demikian juga cakupan bina kelompok pengrajin dengan target sebesar 12 kelompok ( 300 orang/Tahun) di akhir periode RPJMD tercapai 25,2 kelompok ( 635 orang) dengan tingkat capaian 210%. Sedangkan persentase kontribusi sektor industri yang %terhadap PDRB ditargetkan di akhir RPJMD sebesar 23,79 % hanya tercapai sebesar 21,9 %.Tidak mencapai target. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 10 Indikator yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2011-2016 ada 7 indikator yang mencapai target dan ada 3 indikator kinerja SKPD yang tidak mencapai target, 3 indikator yang tidak mencapai target dapatlah kami jelaskan bahwa sebenarnya indikator tersebut masuk dalam kategori indikator Uncontrolable karena tidak tercapainya indikator tersebut banyak dipengaruhi faktor eksternal organisasi; misalnya penurunan eksport banyak disebabkan oleh kondisi perekonomian dunia juga kontribusi PDRB sektor industri dan perdagangan banyak ditentujkan oleh faktor eksternal karena pada dasarnya sektor industri dan perdagangan mengalami pertumbuhan yang cukup baik namun ada sektor lain yang tingkat prtumbuhannya melebihi sektor ini.

(29)

Tabel 2.14

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015

Uraian

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-Rata-rata Pertumbu han 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Ang gara n Re ali sa si (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18 ) Pendapatan Daerah -Pendapatan Asli Daerah Belanja -Belanja Langsung -Urusan Koperasi dan UMKM 1.606.016.000 1.678.991.000 1.966.538.000 4.481.600.000 2.378.585.000 1.521.255.317 1.644.383.639 1.953.129.461 4.257.909.412 2.194.850.276 94,72 97,94 99,32 95,01 96.4 8 -Urusan Perdaganga n 865.000.000 1.894.000.000 15.529.371.00 0 12.294.234.00 0 7.930.839.500 846.727.550 1.741.111.420 11.942.948.80 0 12.091.443.40 0 7.618.048.500 97,89 91,93 76,91 98,35 96,0 6 -Urusan Perindustri an 1.145.000.000 751.000.000 1.614.970.000 2.295.850.000 2.189.361.000 1.133.919.000 743.515.500 1.585.945.500 2.191.869.150 2.084.322.000 99,03 99,00 98,20 95,47 95,2 0

(30)

Dari tabel 2.14 mengenai Anggaran dan Realisasi Pendanaan dapat kita simpulkan beberapa hal antara lain:

 Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 alokasi anggaran untuk Diskoperindag mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik untuk urusan wajib koperasi dan UMKM, urusan pilihan perdagangan maupun urusan pilihan perindustrian dan peningkatan anggaran yang cukup drastis adalah untuk urusan pilihan perdagangan yang semula pada tahun 2011 hanya sebesar Rp. 865.000.000,- meningkat menjadi Rp. 7.930.839.500,- hal ini dikarenakan urusan perdagangan mengampu kegiatan revitalisasi dan rehabilitasi pasar-pasar daerah yang memang sebagian besar kondisi pasar daerah di Kabupaten Pemalang memerlukan penanganan dan perbaikan yang serius karena usia bangunan pasar daerah rata-rata telah mencapai umur 20 tahun lebih, hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

 Sedangkan untuk realisasi dan penyerapan anggaran juga mencapai tingkat prosentase yang cukup tinggi yaitu berkisar rata-rata 97% dalam kurun waktu 5 tahuna hal ini menandakan bahwa alokasi anggaran hampir dapat terealisasikan semua dan hanya sekitar 3 % anggaran yang tidak dapat terealisasikan (SILPA) hal ini disebabkan adanya penghematan/efisiensi dan adanya nilai tender/kontrak yang memang penawarannya lebih rendah dari pagu anggaran yang ada, tentu saja tanpa mengurangi kualitas fisik yang telah ditentukan.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 2.4.1 Tantangan

Beberapa tantangan yang masih dihadapi dalam pembangunan sektor Koperasi, UMKM, Industri dan Perdagangan di Pemalang adalah :

1. Rendahnya daya saing produk UMKM dan IKM.

2. Masih terbatasnya pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi IKM dan UMKM

3. Masih banyaknya koperasi yang tidak aktif dan rendahnya koperasi kategori sehat. 4. Belum adanya lokasi yang representatif untuk pengenalan produk unggulan daerah.. 5. Masih rendahnya ketrampilan para pengrajin.

6. Masih rendahnya tingkat pertumbuhan IKM di Kabupaten Pemalang.

7. Persaingan perdagangan dunia yang semakin tajam dan adanya blok perdagangan global seperti AFTA, NAFTA, APEC, MEE dan MEA.

8. Kondisi pasar daerah yang masih berkesan kumuh dan becek sehingga belum mampu bersaing dengan pasar modern yang dikelola secara profesional.

9. Belum adanya pasar daerah yang masuk kategori pasar sehat dan menjadi ikon Pemalang.

10. Rata-rata umur pasar daerah yang melebihi 20 tahun sehingga kondisinya kurang layak untuk usaha.

(31)

12. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya aparatur dalam mengemban tugas pokok dan fungsi pelayanan SKPD.

13. Belum optimalnya harmonisasi kebijakan antara Pusat dengan daerah termasuk didalamnya antar sektor kegiatan sehingga berpengaruh terhadap kepastian berusaha dan pada gilirannya rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah.

14. Perilaku konsumen yang cenderung lebih menyukai produk impor dengan alasan mutu, desain dan harga daripada mencintai produk dalam negeri.

15. Banyak tumbuhnya pasar modern dengan manajemen yang baik, dapat berpengaruh terhadap keberadaan pasar rakyat / tradisonal.

2.4.2 Peluang

Peluang yang ada di hadapan kita dalam mengembangkan ekonomi adalah:

1. Semakin terbukanya pasar bagi produk daerah sebagai dampak globalisasi perdagangan dunia.

2. Semakin berkembangnya jaringan pemasaran produk olahan hasil pertanian dan non pertanian.

3. Bervariasinya ragam dan mutu produk unggulan daerah. 4. Pengembangan bahan baku lokal bagi industri daerah. 5. Berkembangnya ekonomi kreatif di masyarakat.

6. Tersedianya kemudahan bagi para pelaku usaha memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi.

(32)

BAB III

ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Permasalahan Pembangunan

1. Masih tingginya angka koperasi yang tidak aktif.

Pada Tahun 2015 dari jumlah koperasi sebanyak 516 unit, jumlah koperasi aktif hanya 361 koperasi (69,96%) sedangkan koperasi yang tidak aktif mencapai 155 unit (30,04%), sedangkan dari jumlah koperasi aktif setelah dinilai kesehatannya pada tahun 2015 yang masuk kategori koperasi sehat 31,62% dan kategori koperasi cukup sehat mencapai 67,52%.

2. Belum adanya pasar daerah yang masuk kategori pasar sehat di Kabupaten Pemalang.

Dari 17 pasar daerah yang ada di Kabupaten Pemalang, belum satupun pasar yang memenuhi kriteria pasar sehat, sehingga keberadaan pasar daerah kurang mampu menghadapi persaingan dengan tumbuhnya pasar-pasar modern yang dikelola secara profesional, disamping itu rata-rata umur pasar daerah sudah mencapai lebih dari 20 tahun.

3. Masih rendahnya daya saing, akses permodalan, ketrampilan usaha dan pemasaran hasil produksi UMKM dan IKM

Belum optimalnya pelaku ekonomi UMKM dan IKM dalam kemampuan alih teknologi produksi, akses permodalan ke lembaga-lembaga keuangan, ketrampilan usaha, peningkatan akses pemasaran, pemanfaatan jaringan pemasaran melalui teknologi informasi dan kualitas produk.

Rumusan permasalahan masing-masing urusan kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Pemalang, diketahui sebagai berikut :

Pelayanan Urusan Kewenangan Wajib

a. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

1) Masih terbatasnya akses koperasi dan UMKM dalam pemanfaatan permodalan usaha ke perbankan.

2) Masih terbatasnya akses UMKM terhadap informasi pasar dan jangkauan pemasaran. 3) Masih rendahnya penggunaan teknologi tepat guna bagi pengembangan UMKM.

4) Masih kurangya pemahaman tentang mutu, desain produk dan standar kualitas produk UMKM.

5) Masih rendahnya sumbangan koperasi bagi perkembangan perekonomian daerah. 6) Masih rendahnya keterampilan SDM di bidang UMKM.

Gambar

Gambar 1.1. Keterkaitan dan Tahapan Penyusunan Renstra SKPD berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Gambar 1.2. Susunan Organisasi Dinas Koperindag
Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  selama  kurun  waktu  2011 – 2015 pertumbuhan sarana  dan  prasarana  perdagangan yang  bersifat  pasar  tradisional relatif  relatif stagnan, sedangkan  pertumbuhan  pasar pasar  swalayan  cukup  signifikan  peningkata
Tabel di atas menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Pemalang terbanyak  pada sektor industri kecil  non  formal,  selanjutnya  industri  kecil  formal,  industri besar  dan  terakhir  industri  menengah

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga tesis di atas secara substantif memang meneliti tentang pemasaran pendidikan di sebuah lembaga, baik pada sekolah tingkat menengah maupun sekolah tinggi. Akan

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem kompensasi adalah suatu sistem pemberian balas jasa kepada karyawan dengan menentukan berapakah yang layak dan pantas diterima

Petani kopi di Desa Kemiri Kabupaten Jember melalui proses untuk dapat mencapai tujuannya dengan menjual hasil panen kopi dalam bentuk kopi gelondong sampai dengan

Alhamdulillahirobbil’aalamin…., segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulis

Untuk itu, maka peneliti memberi ruang lingkup sebagai batasan masalah yang jelas untuk penelitian ini, yaitu hanya pada sistem praktik penerapan (implementasi)

1. Realisasi keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Agro secara keseluruhan adalah sebesar 13,02%. Capaian realisasi keuangan ini belum optimal dikarenakan

Renstra Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat tujuan, sasaran, program dan kegiatan pembangunan

Renstra Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan periode 5 (lima) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,