• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT FAMILI ZINGIBERACEAE OLEH MASYARAKAT KUANTAN HILIR KABUPATEN KUANSING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT FAMILI ZINGIBERACEAE OLEH MASYARAKAT KUANTAN HILIR KABUPATEN KUANSING"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT FAMILI ZINGIBERACEAE OLEH MASYARAKAT KUANTAN HILIR KABUPATEN

KUANSING

Nosi Pendriani1, Fitmawati2

1Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

2Dosen Biodiversitas Tumbuhan Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

nosi.pendriani0203@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Kuantan Hilir District in Kuansing Regency has a long history of using various types of plants in daily life. This study aimed to invent plants belonging to Zingiberaceae family in Kuantan Hilir District which have potential as medicines so that this knowledge will be inherited to the next generation. The study used the PRA (Participatory Rural Appraisal) method, an assessment process that is oriented towards the involvement and active role of the community in research site. Based on the results of interviews, it is known that there are 7 species of medicinal plants member of Zingiberaceae family which are used as medicinal plants by local people of Kuantan Hilir. These species are Alpinia galanga, Zingiber cassumunar, Curcuma longa, Curcuma zanthorriza, Kaempferia galanga, Zingiber officinale, and Alpinia zerumbet which are used in treating various diseases, both medical and non-medical diseases.

Keywords : Kuantan Hilir District, Medicinal plants, Zingiberaceae

ABSTRAK

Kecamatan Kuantan Hilir di Kabupaten Kuansing memiliki sejarah yang lama dalam pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tumbuhan dari Famili Zingiberaceae di Kecamatan Kuantan Hilir yang berpotensi sebagai obat sehingga pengetahuan tersebut dapat dilestarikan dan diturunkan ke generasi berikutnya. Metode yang digunakan adalah metode PRA (Participatory Rural Appraisal), yaitu proses pengkajian yang berorientasi pada keterlibatan dan peran masyarakat secara aktif dalam penelitian. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa terdapat 7 spesies tumbuhan obat yang berasal dari Famili Zingiberaceae yang digunakan sebagai tanaman obat oleh masyarakat Kuantan Hilir. Spesies tersebut antara lain Alpinia galanga, Zingiber cassumunar, Curcuma longa, Curcuma zanthorriza, Kaempferia galanga, Zingiber officinale, dan Alpinia zerumbet yang digunakan dalam mengobati berbagai penyakit baik penyakit medis maupun penyakit nonmedis.

Kata kunci : Kuantan Hilir, Tumbuhan Obat, Zingiberaceae

(2)

2 PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara megabiodiversity kedua tertinggi setelah Brazil, dan memiliki tidak kurang dari 625 suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam suku, lingkungan tempat tinggal dan tumbuhan yang tumbuh disekitarnya menghasilkan interaksi pengetahuan asli yang unik dan khas terutama pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat (Slamet &

Andarias 2018). Pemanfaatan sumber daya alam tumbuhan dalam kehidupan masyarakat tidak hanya berguna dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, tetapi juga dapat digunakan untuk kebutuhan lain seperti pengobatan tradisional (Dharmono 2017).

Penelitian tentang pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obat telah banyak dilakukan terutama berkaitan dengan masyarakat lokal yang menggunakannya, diantaranya pemanfaatan tumbuhan dari famili Zingiberaceae yang dijadikan bahan dasar obat oleh masyarakat Pangean di Kabupaten Kuansing (Hartanto 2014).

Penelitian lain terkait inventarisasi tumbuhan obat tradisional telah dilakukan oleh Lestari (2017) di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuansing, namun penelitian tentang peranan famili Zingiberaceae dalam kehidupan masyarakat di Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuansing belum pernah dilakukan.

Kecamatan Kuantan Hilir merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Pada perkembangannya, meskipun masyarakat yang mendiami kecamatan ini sudah mulai maju seiring

berdirinya Infrastruktur seperti Apotek dan masuknya obat-obatan modern, namun sebagian besar masyarakat masih mempercayai dan mengandalkan sistem pengobatan tradisional sebagai upaya dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Keterkaitan masyarakat dengan tumbuhan di sekitarnya terlihat dengan penggunaan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan dasar obat- obatan terutama dari famili Zingiberaceae. Semakin pesatnya perkembangan teknologi dan pengetahuan modern di daerah ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran pengetahuan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan obat terutama Famili Zingiberaceae, sehingga pengetahuan ini perlu digali dari masyarakat di Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuansing. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tumbuhan dari Famili Zingiberaceae yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Kuantan Hilir sebagai obat sehingga dapat dijadikan sebagai resep tradisional dan dilestarikan dan diturunkan ke generasi berikutnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – November 2022.

Lokasi pengambilan sampel dilakukan di Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuansing. Pembuatan Herbarium dan Identifikasi dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau. Alat yang digunakan yatu kuesioner penelitian, kamera, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tumbuhan dan alkohol 70%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu berorientasi pada keterlibatan dan peran serta masyarakat secara aktif

(3)

3 dalam penelitian. Keterlibatan masyarakat

diperoleh melalui wawancara kepada beberapa sumber yang mengetahui pemakaian tumbuhan sebagai obat tradisional. Wawancara ditujukan kepada pengobat (tabib / dukun kampung) dan masyarakat pengguna tumbuhan obat yang mencakup, nama lokal, cara pengolahan, cara penggunaan serta manfaat. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan ditabulasi dalam tabel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Kuantan Hilir merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kuansing.

Kecamatan Kuantan Hilir terletak antara 0o00 – 1 LS dan 101o02 – 101o55 BT dengan batasan wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Hilir Seberang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pangean, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Inuman.

Luas wilayah Kecamatan Kuantan Hilir 155,286 km2 dengan jumlah penduduk 14.843 jiwa yang tersebar di 14 desa dan 2 kelurahan. Jarak dari permukaan laut 110 km dan ketinggian berkisar 25 – 30 mdpl di atas permukaan laut.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian Berdasarkan hasil penelitian, didapat 7 spesies dari Famili Zingiberaceae yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan

Kuantan Hilir dalam pengobatan tradisional (Tabel 1).

Tabel 1. Jenis tumbuhan yang digunakan masyarakat Kuantan Hilir

No Nama Ilmiah Nama Lokal 1 Alpinia galanga Lingkue 2 Zingiber cassumunar Kunik bolai 3 Curcuma longa Kunik 4 Curcuma zanthorriza Kunik tomu 5 Kaempferia galanga Cokuar 6 Zingiber officinale Sapode 7 Alpinia zerumbet Lome –lome

Berdasarkan Tabel 1, didapat 7 spesies tumbuhan obat dari Famili Zingiberaceae yang digunakan oleh masyarakat Kuantan Hilir. Spesies tersebut antara lain Alpinia galanga, Zingiber cassumunar, Curcuma longa, Curcuma zanthorriza, Kaempferia galanga, Zingiber officinale, dan Alpinia zerumbet. Spesies tersebut digunakan secara tunggal maupun campuran. Lingkue (Alpinia galanga) digunakan sebagai ramuan dalam mengobati penyakit perut turun, perut hamil yang panas, dan dicampur dengan Cokuar (Kaempferia galanga) serta Sapode (Zingiber officinale) yang digunakan sebagai ramuan dalam mengobati penyakit asam urat dengan cara direbus dengan penggunaan diminum.

Kunik bolai (Zingiber cassumunar) digunakan dalam mengobati penyakit medis seperti sakit pinggang dengan cara dihaluskan lalu ditempelkan serta penyakit non medis seperti gangguan makhluk halus dengan cara dioleskan ataupun disemburkan. Selain itu juga digunakan sebagai salah satu ramuan dalam prosesi turun mandi (Gambar 2), ramuan tersebut disebut dengan colak.

(4)

4 Gambar 2. Prosesi Turun Mandi di

Desa Kepala Pulau

Kecamatan Kuantan Hilir.

Turun mandi adalah salah satu sistem kepercayaan dan kebudayaan masyarakat Kuantan Hilir yang dilakukan pada bayi yang baru lahir dengan tujuan meresmikan bayi dan ibunya agar dapat keluar rumah dengan bebas dan dijauhkan dari segala macam penyakit dan gangguan makhluk halus.

Cara pengolahan untuk pembuatan colak yaitu Kunik bolai (Zingiber cassumunar) dirajang kasar lalu dibakar diatas sabut kelapa sampai bertekstur seperti arang, arang tersebut yang akan digunakan sebagai colak dengan cara mengoleskannya pada alis si bayi pada saat prosesi turun mandi, pemakaian colak ini bertujuan agar kelak alis si bayi hitam dan juga lebat.

Jenis Zingiberaceae selanjutnya yaitu Kunik (Curcuma longa) digunakan dalam mengobati penyakit medis seperti gatal – gatal dengan cara dihaluskan dengan penggunaan ditempelkan. Selain itu juga digunakan dalam mengobati penyakit nonmedis yaitu demam (keteguran) / gangguan mahkluk halus. Selanjutnya yaitu Kunik tomu (Curcuma zanthorriza) digunakan dalam mengobati penyakit penyakit kuning dengan pengobatan batange yaitu dengan cara direbus lalu diuapkan dan dimandikan, sedangkan Lome – lome (Alpinia zerumbet)

digunakan dalam mengobati panas dalam dengan cara direbus dan kemudian diminum.

Hampir semua sediaan obat tradisional seperti jamu maupun obat modern di Indonesia berasal dari famili Zingiberaceae karena merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh dan digunakan untuk banyak keperluan, terutama obat – obatan (Suganda dan Ozaki 1996). Famili Zingiberaceae oleh masyarakat Kuantan Hilir banyak ditanam di pekarangan karena memiliki banyak manfaat yaitu selain digunakan sebagai obat juga banyak digunakan sebagai bumbu dapur dan prosesi ritual.

Tidak hanya di Kecamatan Kuantan Hilir, masyarakat Pangean di Kabupaten Kuantan Singingi juga banyak menggunakan tumbuhan Zingiberaceae untuk keperluan pengobatan, bumbu masak, dan ritual adat (Hartanto 2013). Beberapa etnis lain juga menggunakan famil ini diantaranya etnik Banjar, Jawa, Madura, Batak, Dayak, Bugis, Sunda, dan sebagian kecil etnik Cina (Kuntorini 2005).

Beberapa jenis dari famili Zingiberaceae diketahui memiliki kandungan senyawa bersifat antioksidan seperti gingerol yang ditemukan pada jahe (Zingiber officinale Roscoe) (Tedjo et al., 2005) . Kandungan senyawa metabolit sekunder dimiliki tumbuhan ini seperti flavonoid, fenol, terpenoid, dan minyak atsiri yang banyak dimanfaatkan dalam bidang pengobatan, kosmetika, dan sebagai bumbu dapur (Anisfiani et al., 2014). Umumnya kandungan tersebut telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan patogen yang merugikan manusia seperti bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis, serta patogen lainnya ( Nursal et al., 2006).

a b

(5)

5 KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuansing, Provinsi Riau, dapat disimpulkan bahwa didapat 7 spesies tumbuhan obat yang berasal dari Famili Zingiberaceae. Famili tersebut merupakan Famili yang di manfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Kuantan Hilir dalam pengobatan baik penyakit medis maupun non medis. Selain sebagai obat juga digunakan dalam kebutuhan sehari- hari sebagai rempah – rempah dan prosesi ritual.

DAFTAR PUSTAKA

Anisfiani. Winda., Aisyah., IN., dan Hariani SA. 2014. Etnobotani Bahan Kosmetik oleh Masyarakat Using di Kabupaten Banyuwangi sebagai Bahan Ajar Populer.

Jurnal Pancaran 3 (3): 53-62.

Dharmono. 2007. Kajian Etnobotani Tumbuhan Jalukap (Centella asiatica) di Suku Dayak Bukit Desa Haratai 1 Loksado J.

Bioscience 4 (2): 71-78

Hartanto. 2013. Studi Etnofitomedika:

Sistem Pengobatan Tradisional di Kecamatan Pangean dan Kecamatan Logas Tanah Darat Kabupaten Kuantan Singingi [skripsi]. Pekanbaru: Biologi FMIPA UR.

Hartanto S, Fitmawati dan Sofiyanti N.

2014. Etnobotani Famili Zingiberaceae dalam Kehidupan Masyarakat Lokal di Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Biosaintifika 6(2):

123-132.

Kuntorini EM. 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat di Kota Madya Banjarbaru. Jurnal Bioscience 2 (1): 25-36.

Lestari. 2017. Studi Etnofitomedika:

Sistem Pengobatan Tradisional di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau [skripsi]. Pekanbaru: Biologi FMIPA UR.

Nursal, Wulandari S., Juwita WS.

2006. Bioaktifasi Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis 2 (2): 64-66.

Slamet A dan Andarias S. H. 2018.

Studi Etnobotani dan Identifikasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Masyarakat Sub Etnis Wolio Kota Baubau Sulawesi.

Proceeding Biology Education Conference 15(1): 721-732.

Suganda AG dan Ozaki Y. 1996. Efek Analgesik Ekstrak Rimpang Epat Jenis Tanaman Suku Zingiberaceae. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VII. Bogor: Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) dengan Perhimpunan Penelitian Bahan Obat Alam (PERHIPPA).

Tedjo A., Dondin S., Latifa KD. 2005.

Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Temu Mangga. Jurnal Makara Kesehatan 9 (2): 57-62.

Referensi

Dokumen terkait

Bachelor of Information Systems Honours Information Systems Engineering Faculty of Information and Communication Technology Kampar Campus, UTAR xiii LIST OF TABLES Table Number

Penggunaan Baru Tumbuhan Obat Masyarakat sub-etnis Batak Toba Nama ilmiah Nama lokal Penggunaan pada penelitian ini Kaporan penggunaan lain pada etnis Batak Ageratum