• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktikum Daur Karbon pada Tumbuhan dan Hewan

N/A
N/A
Afiny Atikarahmah

Academic year: 2024

Membagikan "Praktikum Daur Karbon pada Tumbuhan dan Hewan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Praktikum ini dilakukan percobaan mengenai daur karbon. Percobaan dilakukan di dua tempat berbeda, yaitu di tempat terang dan di tempat gelap. Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan proses fotosintesis dan respirasi yang dilakukan oleh tumbuhan serta proses respirasi dan metabolisme yang dilakukannoleh hewan. Berikut tabel hasil pengamatan dari praktikum yang sudah dilakukan.

Tabel 1. Percobaan daur karbon di tempat terang

Kondisi Perlakuan Indikato

r

Perubahan Warna

Kondisi

Sifat Tanama

n Hewa

n

Terang A1

Kel.

1

Ikan Placidochromi

s milomo

Kunyit Kuning

terang - Hidup Asam

Kel.

1 Ikan mas Kunyit Kuning

terang - Mati Asam

Kel.

2 Ikan komet Kunyit Kuning

bening - Mati Asam

Kel.

3

Ikan hias Kunyit Kuning

keruh - Hidup Asam

Ikan lele Kunyit Kuning

keruh - Hidup Asam

A2

Kel.

1 Daun bawang Kunyit

Kuning kecoklata

n

Hidup - Asam

Kel.

2 Hydrilla Kunyit Kuning

pudar Hidup - Basa

Kel.

3 Daun bawang Kunyit Kuning

keruh Hidup - Netral

A3

Kel.

1

Ikan cupang +

Hidrylla Kunyit Kuning

pekat Hidup Hidup Asam

Kel.

2 Lymnea +

Hydrilla Kunyit Kuning

pudar Hidup Hidup Asam

Kel.

3

Ikan hias +

Daun bawang Kunyit Kuning

keruh Hidup Mati Asam

Ikan hias +

Hidrylla Kunyit Jernih Hidup Hidup Netral

A4

Kel.

1 Kontrol Kunyit Tetap

(Kuning) - - Netral

Kel.

2 Kontrol Kunyit Tetap

(Kuning) - - Netral

Kel.

3 Kontrol Kunyit Tetap

(Kuning) - - Netral

(2)

Tabel 2. Percobaan daur karbon di tempat gelap

Kondisi Perlakuan Iindikato

r

Perubaha n Warna

Komdisi

Sifat Tumbuha

n Hewan

Gelap B1

Kel.

4

Ikan sapu-

sapu Kunyit Kuning

Keruh - Hidup Asam

Kel.

5 Ikan mas Kunyit Kuning

bening - Mati Asam

Kel.

6 Ikan hias Kunyit Kuning

cerah - Hidup Asam

B2

Kel.

4 Hydrilla Kunyit Jingga Hidup - Basa

Kel.

5 Daun

bawang Kunyit Kuning

terang Hidup - Basa

Kel.

6

Daun

bawang Kunyit Kuning

cerah Hidup - Asam

B3

Kel.

4

Lymnea +

Siput Kunyit Kuning

keruh Hidup Hidup Asam

Kel.

5

Tutut + Eceng gondok

Bunga

sepatu keruh Hidup Mati Basa

Lymnea +

Coontail Kunyit Kuning

bening Hidup Mati Basa

Kel.

6

Lymnea +

Hydrilla Kunyit Kuning

cerah Hidup Mati Basa

Ikan mas + Daun bawang

Kunyit Kuning

cerah Hidup Mati Basa

B4

Kel.

4 Kontrol Kunyit Tetap

(Kuninng) - - Netral

Kel.

5 Kontrol Kunyit Tetap

(Kunyit) - - Netral

Kel.

6 Kontrol Kunyit Tetap

(kuning) - - Netral

Percobaan ini menggunakan indikator untuk mengetahui sifat asam basa air. Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang mempunyai satu warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi dari pada suatu harga tertentu dan suatu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah. Indikator asam basa dapat berubah warna apabila pH lingkungan berubah.

Apabila dalam suatu titrasi asam maupun basa merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekuivalen akan mempunyai pH = 7. Apabila asam ataupun basa merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis pada titik ekivalen larutan akan mempunyai pH>7. Harga pH yang tepat dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari konsentrasi larutan yang diperoleh.(Ratna sundari,2016)

(3)

Dalam pengamatan digunakan indikator alami berupa kunyit dan bunga sepatu, rimpang kunyit dapat dijadikan indikator asam basa Karena Komponen utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) bahwa kandungan kurkumin rimpang kunyit rata-rata 10,92%. Zat warna kurkumin menurut (Nugroho, 1998) adalah kristal berwarna kuning orange, tidak larut dalam ether, larut dalam minyak, dalam alkali berwarna merah kecoklatan, sedangkan dalam asam berwarna kuning tua. Kurkumin memberikan perubahan warna yang jelas dan cepat yaitu kurang dari 5 detik sehingga dimungkinkan sebagai indikator (Muhammad R, 2007).

ekstrak kembang sepatu dengan pelarut metanol dapat digunakan sebagai indikator titrasi asam – basa dengan perubahan warna dari merah ke hijau pada rentang pH 5-9 (Riniati,2019). indikator ekstrak kembang sepatu layak untuk digunakan sebagai pengganti metil biru.

Dari data hasil praktikum diperoleh larutan bersifat asam dan basa, sifat asam dan basa dari setiap perlakuan akan ditentukan oleh warna indikator. Pada data yang diperoleh larutan kontrol akan bersifat netral karena tidak adanya perubahan serta tidak terpengaruh akan aktifitas lain dalam larutan sehingga larutan akan memiliki ph netral. Pada larutan dengan indikator kembang sepatu akan mengalami perubahan menjadi hijau jika basa dan akan menjadi merah jika bersifat asam, seperti data yang diperoleh didapatkan larutan yang berubah menjadi keruh karena bersifat basa dengan indikator yang digunakan berupa kembang sepatu. Pada larutan dengan indikator kunyit larutan akan berubah warna menjadi jingga jika basa dan akan menjadi kuning tua jika asam, pada setiap perlakuan yang dilakukan akan menghasilkan warna larutan kuning tua jika asam, berwarna jingga jika basa, serta kuning muda jika netral. Larutan akan bersifat asam jika mengandung lebih banyak CO2, akan bersifat basa jika mengandung lebih banyak O2.

Berdasarkan hasil pengamatan, pada perlakuan A1 dan B1 dapat terlihat bahwa terdapat beberapa ikan hidup dan beberapa ikan mati, dan sifat air menjadi asam. Hal ini disebabkan karena adanya proses respirasi yang dilakukan oleh ikan. Respirasi adalah proses pemecahan glukosa dengan menggunakan oksigen dan menghasilkan CO₂ dan H₂O serta energi (Muslimin, 1996). Dimana ikan mengambil oksigen terlarut dalam air dan menghasilkan karbondioksida. Karbondioksida jika bereaksi dengan air akan membentuk asam lemah (Diah Mayasari, 2018). Oleh karena itu sifat air menjadi asam. Sifat asam ini juga dapat terlihat pada warna air, yakni kuning kecoklatan. Warna ini menunjukkan sifat asam pada air sebab indikator kunyit akan berwarna lebih gelap pada larutan yang bersifat asam. Lalu, ikan akan mati apabila kadar oksigen dalam air telah habis.

Kemudian, pada perlakuan A2 tumbuhan dilektakkan di tempat terang, setelah 24 jam didapatkan hasil ,yakni tumbuhan tetap hidup, warna air menjadi kuning kecoklatan sampai kuning pudar dan sifat air menjadi basa. Sedangkan pada perlakuan B2 tumbuhan diletakkan di tempat gelap, kemudian setelah 24 jam di dapatkan hasil, yakni tumbuhan tetap hidup, warna air menjadi kuning cerah hingga jingga dan sifat air menjadi basa. Tumbuhan merupakan termasuk produsen. Produsen yaitu organisme yang dapat menyusun senyawa organik dari bahan anorganik menjadi makanannya sendiri (Fotosintesis). Di dalam membentuk makanannya sendiri, produsen ini dibantu oleh cahaya matahari (Amir, 2011).

(4)

Oleh sebab itu, sifat basa pada perlakuan A2 lebih besar daripada perlakuan B2, sebab tidak adanya cahaya yang dapat digunakan untuk berfotoisntesis. Sifat basa pada air disebabkan kadar karbondioksida yang rendah dalam air, sebab karbondioksida telah digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Sifat basa pada perlakuan ini dapat terlihat dari warna air, yakni kuning cerah hingga jingga. Dimana indikator kunyit akan berwarna jingga pada larutan yang bersifat basa.

Pada perlakuan A3, tumbuhan dan hewan dimasukkan ke dalam toples yang sama dan di letakkan di tempat terang. Setelah 24 jam diketahui bahwa tumbuhan hidup dan hewan hidup namun ada juga yang mati. Sedangkan, pada perlakuan B3, dilakukan hal yang sama dengan perlakuan B3 namun diletakkan di tempat gelap. Setelah 24 jam diketahui bahwa tumbuhan hidup dan hewan mati. Pada perlakuan A3 dan B3 ini terlihat adanya hubungan antara produsen dan konsumen, dimana tumbuhan sebagai produsen dan hewan sebagai konsumen. Hubungan produsen dan konsumen tersebut berkaitan dengan siklus karbon.

Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke konsumen dalam bentuk molekul CO₂ dan karbohidrat. Produsen memerlukan CO₂ yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan konsumen untuk melangsungkan kehidupannya (Anshory, 2005).

Berdasarkan warna air yang terlihat pada percobaan A3, masing-masing kelompok mendapatkan hasil yang berbeda. Kelompok 1 mendapatkan air berwarna kuning pekat dan bersifat asam. Kelompok 2 mendapatkan air berwarna kuning pudar dan bersifat asam.

Kelompok 3 melakukan 2 kali percobaan pada perlakuan ini dengan menggunakan tumbuhan dan hewan yang berbeda, percobaan pertama mendapatkan hasil air berwarna kuning keruh dan bersifat asam; percobaan kedua mendapatkan hasil air berwarna jernih dan bersifat netral.

Berdasarkan data yang didapatkan, hasil percobaan kelompok 1 dan kelompok 3 percobaan pertama sesuai dengan literatur yang didapatkan, dimana indikator kunyit akan berwarna lebih gelap pada larutan bersifat asam. Pada hasil percobaan kelompok 2 berdasarkan literatur, seharusnya berwarna kuning gelap jika memiliki sifat asam. Pada percobaan kelompok 3 di percobaan kedua dihasilkan air berwarna jernih . Mungkin saja hal ini dikarenakan kadar oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan sama dengan kadar karbondioksida yang dihasilkan oleh hewan, sehingga air bersifat netral.

Sedangkan pada percobaan B3, didapatkan warna air kuning keruh, kuning jernih dan kuning cerah dengan indikator kunyit dan berwarna keruh dengan indikator bunga sepatu.

Pada data dengan air berwarna kuning keruh didapati tumbuhan dan hewan hidup dan air bersifat asam. Dan pada air berwarna keruh, kuning bening dan kuning cerah sama-sama didapati tumbuhan hidup dan hewan mati dan air bersifat basa. Hal ini dapat terjadi sebab kadar oksigen lebih tinggi daripada kadar karbondioksida, sehingga air bersifat basa dan berwarna lebih terang.

Kemudian pada percobaan A4 dan B4 sebagai kontrol. Pada percobaan ini, tidak terjadi perubahan warna maupun sifat. Sebab, tidak diberikan perlakuan apapun. Percobaan

(5)

kontrol ini bertujuan untuk memudahkan praktikan dalam melihat perbedaan keadaan awal dengan keadaan akhir.

Daftar Pustaka:

Nugroho N.A. 1998. Manfaat dan Prospek Pengembangan Kunyit. Trubus Agriwidya.

Ungaran.

Mohammad, R., Ahmad, M., Daud,J.M,. 2007. Potensi Kurkumin Sebagai Penunjuk pH Semula Jadi Untuk Pembangunan Sensor Optik pH, M.J.A.S II.

Ratna sundari. 2016. Pemanfaatan dan Efisiensi Kurkumin Kunyit (Curcuma Domestica val) Sebagai Indikator Asam Basa. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Riniati. 2019. Ekstraksi Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinesis L) Menggunakan Pelarut Metanol Dengan Metode Sokletasi untuk Indikator Titrasi Asam Basa. Bandung: politeknik negeri bandung

Muslimin. L. W. 1996. Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta: UI Press.

Mayasari, Diah. 2018. “Penggunaan Media Larutan Bunga Sebagai Indikator Karbondioksida (CO₂) Untuk Meningkatkan Daya Serap Kelas VII Pada Materi Respirasi Manusia.” Journal of Biology Education. Vol. 1(1): 70.

Anshory. 2005. “Bukti-bukti Empirik Pengaruh Aktivitas Matahari Pada Iklim. Vol 3.

Malang: Universitas Brawijaya.

Amir. 2011. Biologi Umum. Jakarta: Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

 Setelah mengamati gambar dan membaca teks, siswa mampu menjelaskan daur hidup manusia, hewan, dan tumbuhan dengan benar..  Setelah mengamati gambar daur hidup makhluk hidup lain

Prastikawatik, Dhian, (2012), Perbedaan Hasil Belajar Praktikum Sistematika Hewan Vertebrata (Shv) Antara Menggunakan Media Video Dan Power Point Pada Asistensi

mengamati obyek dan menggambar dengan benar struktur sistema urinary 2.Memberi keterangan bagiannya 1.struktur ginjal 2.struktur ureter Praktikum di laboratorium

Sebagai contoh, untuk mendapatkan pemahaman mengenai konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan, siswa dihadapkan pada konsepsi khusus yakni konsepsi mengenai tumbuhan

sedangkan pada sel hewan tidak memiliki vakuola, namun pada sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola tapi tidak sebesar yang terdapat pada sel tumbuhan.. Sel tumbuhan

Prinsipnya untuk mengukur perbedaan kandungan oksigen terlarut dalam botol gelap (hanya respirasi) dan botol terang (terjadi fotosintesis dan respirasi), setelah

Agar murid menjadi semangat belajar dan pembelajaran tidak monoton maka perlu adanya media pembelajaran interakti Daur Hidup Hewan sehingga dengan adanya media

1.2.Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum tentang pengenalan alat bantu mengamati bagian tumbuhan yang berukuran mikron adalah membiasakan praktikan bekerja dilaboratorium dengan