PERAN DAN KONTRIBUSI EKOLOGI DALAM MENUNJANG
PENCAPAIAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Prof. Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
dalam Bidang Ilmu Ekologi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam disampaikan pada Sidang Terbuka Senat
Universitas Negeri Malang Tanggal 16 Desember 2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) Desember, 2021
PERAN DAN KONTRIBUSI EKOLOGI DALAM MENUNJANG
PENCAPAIAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Bismillahirohamanirohim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Yth. Ketua Senat Universitas Negeri Malang, Bapak Prof. Dr.
Sukowiyono, S.H., M.Hum.
Yth. Rektor Universitas Negeri Malang, Bapak Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd.
Yth. Para Anggota Senat, Ketua dan para Anggota Komisi Guru Besar Universitas Negeri Malang
Yth. Para Pejabat Struktural Universitas Negeri Malang
Yth. Rekan sejawat dosen, tenaga fungsional, dan mahasiswa Universitas Negeri Malang
Yth. Para tamu undangan dan hadirin yang berbahagia,
Peran Ekologi dalam Menunjang Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya awali dengan memaparkan tentang apa itu Ekologi?. Ekologi adalah merupakan bagian kajian dalam Biologi yang mempelajari tentang hubungan timbal balik (interaksi) antar keberadaan makhluk hayat dan lingkungannya (komponen biotik dengan abiotik), antar suatu makhluk hayat dengan makhluk hayat lainnya (komponen biotik dengan biotik), maupun antar faktor lingkungan satu
dengan yang lainnya dalam dimensi ruang dan waktu tertentu (Dash &
Dash, 2015). Pada dasarnya bentuk manifestasi hubungan timbal balik tersebut dapat beroperasional di alam karena adanya peristiwa siklus materi dan aliran energi. Alam bila dikaji maka pada dasarnya terdapat struktur dan fungsi yang sedemikian rupa secara operasional membentuk sistim alam. Sistem alam ini biasa dikenal sebagai Ekosistem. Istilah Ekosistem sudah sanagat lama dimunculkan oleh ilmuwan Ekologi berkebangsaan Inggris yaitu A.G. Tansley pada tahun 1935 (Tansley, 1935). Pengertian Ekosistem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam (https://kkbi.web.id/ekosistem). Pengertian lain dapat dikatakan ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hayat dengan lingkungannya (Effendi et al., 2018). Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (Moran, 2010).
Lingkup kajian Ekologi pada dasarnya mencakup kajian struktur dan fungsi pada tataran individu, populasi, komunitas maupun ekosistem, bahkan sampai pada tataran biosfer/ekosfer di bumi ini (Widodo et al., 2021). Bagian dari planet bumi secara global merupakan biosfer/ekosfer (Barnosky et al., 2012; Huggett, 1999; Levchenko et al., 2012). Biosfer di planet bumi merupakan lapisan atau bagian bumi yang menyediakan materi yang bersiklus dan aliran energi yang mengalir dalam mendukung adanya kehidupan makhluk hayat (Kärnbränslehantering, 2010;
Schramski et al., 2015; Vlachogianni & Valavanidis, 2013). Secara alami mekanisme proses siklus materi dan aliran energi berlangsung sedemikian rupa dalam keadaan steady state (harmonis berkeseimbangan) (Kleidon, 2012; Trenberth & Fasullo, 2011). Sejalan dengan bergeraknya waktu,
keadaan ekosistem telah banyak mengalami perubahan, pergeseran dan cenderung terjadi penurunan kualitas maupun kuantitas stuktur dan fungsi yang ada di dalam ekosistem. Keseimbangan alam (natural balance) mengalami tekanan ekologi akibat berbagai aktivitas manusia, sehingga seiring dengan berjalannya waktu semakin kurang bahkan tidak seimbang (Appannagari, 2016; Corvalan et al., 2005; Madin et al., 2015; Sheela &
Purushoyhaman, 2014; Vayda, 1996). Aktivitas manusia telah menyebabkan perubahan ekosistem di tanah, air, maupun udara (Mccormac, 2009; Zuhara & Isaifan, 2019). Berikut beberapa contoh kejadian adanya perubahan, pergerseran maupun penurunan kualitas dan kuantitas kondisi ekosistem sebagai sumber daya makhluk hayat di beberapa gatra:
1. Gatra Tanah, polusi tanah dapat terjadi karena adanya perubahan lingkungan alami tanah. Keadaan tersebut karena terpapar oleh limbah, bahan kimia, pestisida, berbagai jenis sampah, dan kontaminasi polutan lainnya.
Gambar 1. Kerusakan pada gatra tanah, kejadian tanah lonsor (Antaranews.com)
Gambar 2. Pencemaran tanah oleh sampah anorganik (https://www.dosenpendidikan.co.id/wp- content/uploads/2019/12/Pencemaran-Tanah.png)
Gambar 3. Pencemaran tanah oleh bahan kimia sintetis di lahan pertanian (https://webpetanitomat.blogspot.com/2020/05/berikut-
dampak-negatif-penggunaan.html)
2. Gatra Air
Gambar 4. Pencemaran sungai oleh limbah organik dan anorganik (CNN Indonesia)
Gambar 5. Data pencemaran air sungai di beberapa daerah Indonesia (BPS 2018 diolah oleh lokadata)
Gambar 6. Banjir bandang di Batu Tahun 2021 (Surabaya – Liputan6.com)
2. Gatra Udara
Gambar 7. Pencemaran udara di perkotaan, a) ilustrasi udara yang tercemar, b) ilustrasi udara yang tidak tercemar.
(https://statik.tempo.co/data/2012/07/19/id_131498/131498_620.jpg dan Suarasurabaya.net)
a
Gambar 1 – 7 disajikan sebagai ilustrasi beberapa keadaan akibat ekosistem yang telah mengalami degradasi bahkan kerusakan pada struktur dan fungsi ekosistem tersebut. Hal ini perlu mendapat perhatian dan kesadaran manusia, agar kejadian serupa dapat diminimalisasi dan dikurangi frekuensi kejadiannya. Dengan demikian perlu ada penggiatan edukasi mengenai kepedulian dan kesadaran untuk menjaga kelestarian ekosistem kepada masyarakat (Hume & Barry, 2015; Malik, 2018).
Hadirin yanag saya hormati
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals = SDGs)
SDGs disahkan oleh Sidang Umum PBB di New York September 2015. Pembangunan berkelanjutan menyerukan upaya bersama guna membangun masa depan yang inklusif, berkelanjutan dan tangguh untuk manusia dan planet, agar pembangunan berkelanjutan dapat dicapai.
Sehubungan dengan hal tersebut penting untuk menyelaraskan tiga elemen inti yaitu pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan lingkungan hidup. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan, berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup (UNDP, 2015). SDGs/TPB diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-one Left Behind” (United Nations, 2018). SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target dalam rangka melanjutkan upaya dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir
akhir pada tahun 2015 lalu (Kementerian PPN/Bappenas, 2021; Panuluh
& Fitri, 2016). Secara yuridis, pelaksanaan SDGs Di Indonesia berdasarkan Perpres nomor 59 tahun 2017.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Berdasarkan 17 tujuan SDGs tersebut secara langsung ataupun tidak dapat terkait dengan Ekologi selaku landasan teoritis, filosofis, maupun empiris. Pada kesempatan ini saya fokus pada pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 15, meskipun berkaitan juga terhadap tujuan lainnya secara lanngsung maupun tidak langsung.
Tujuan 15 SDGs adalah menjaga ekosistem darat dan dijabarkan sebagai berikut: melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya
keanekaragaman hayati. Target pencapaian tujuan SDGs dapat diwujudkan hingga tahun 2030 (Bappenas, 2019). Target tujuan 15 SDGs adalah sebagai berikut:
1. Pada tahun 2020, memastikan bahwa konservasi, restorasi dan penggunaan yang berkelanjutan dari ekosistem terrestrial dan air daratan dan pelayanannya, khususnya hutan, rawa, pegunungan dan daratan, sejalan dengan kewajiban dibawah perjanjian internasional 2. Pada tahun 2020, mendukung pengimplementasian manajemen yang
berkelanjutan untuk semua tipe hutan, menghambat deforestasi, merestorasi hutan terdegradasi dan secara substansial meningkatkan aforestasi dan reforestasi secara global
3. Pada tahun 2030, memerangi desertifikasi, merestorasi lahan dan tanah terdegradasi, termasuk lahan yang kena dampak desertifikasi, kekeringan, kebanjiran, dan berupaya unutk mencapai dunia yang terdegradasi secara netral
4. Pada tahun 2030, memastikan konservasi ekosistem pegunungan, termasuk keaneka ragaman hayati, agar dapat meningkatkan kapasitasnya untuk memberikan manfaat yang esensial bagi pembangunan berkelanjutan
5. Melakukan aksi segera dan signifikan untuk mengurangi degradasi natural habitat, menghambat hilangnya keanekaragaman hayati dan, pada tahun 2020, melindungi dan mencegah kepunahan spesies terancam/langka
6. Mendorong pembagian keuntungan yang adil dan setara yang berasal dari pemanfaatan sumber-sumber genetika dan mendukung akses yang layak terhadap sumber-sumber tersebut, sebagaimana disepakati secara internasional
7. Melakukan aksi segera untuk mengakhiri perburuan dan penjualan spesies flora dan fauna yang dilindungi dan mengatasi baik penawaran maupun permintaan produk satwa liar ilegal
8. Pada tahun 2020, mengenalkan upaya-upaya yang dapat mencegah pengenalan dan secara signifikan mengurangi dampak dari invasi spesies asing terhadap ekosistem tanah dan air yang dapat mengurangi jumlah spesies prioritas
9. Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati kedalam perencanaan nasional dan lokal, proses pembangunan, dan strategi pengentasan kemiskinan
Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan 15 dan targetnya adalah sebagai berikut:
1. Memobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber daya finansial dari segala macam sumber untuk melakukan konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem
2. Memobilisasi sumber daya yang signifikan dari semua sumber dan semua level untuk mendanai pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan menyediakan insentif yang sesuai kepada negara-negara berkembang untuk dapat melaksanakan model pengelolaan tersebut, termasuk untuk konservasi dan reforestasi
3. Memperbanyak dukungan global untuk upaya-upaya memerangi perburuan dan penjualan spesies dilindungi, termasuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk mendapatkan kesempatan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Dalam rangka menunjang pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, maka keberadaan Ekologi sebagai bagian disiplin ilmu
Biologi memiliki peran dan kontribusi yang penting dan strategis. Tujuan 15 SDGs adalah menjaga ekosistem daratan. Oleh karena itu, Ekologi sebagai landasan teotritis, filosofis dan empiris diperlukan dalam rangka menunjang pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Hadirin yang saya hormati
Peran Ekologi dalam Menunjang Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Ekologi sebagai bagian disiplin ilmu Biologi mempunyai peran penting dan strategis dalam menunjang capaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya kemukakan bahwa ada dua peran Ekologi dalam upaya menunjang capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan:
1. Peran Ekologi sebagai Landasan Teoritis, Filosofi dan Empiris
Ekologi sebagail Landassan Teorits telah diakui oleh sebagian besar manusia. Istilah Ekologi pertama kali dikemukan oleh ilmuan biologi kebangsaan German yaitu Ernst Heinrich Philipp August Haeckel (16 Februari 1834 — 9 Agustus 1919), ditulis juga von Haeckel (Gambar 8), merupakan ahli biologi ternama dari Jerman yang juga dikenal sebagai seorang naturalis, filsuf, dokter, profesor, dan seniman. Ia menemukan, menjelaskan, memberi nama untuk ribuan spesies baru, membuat peta pohon genealogi hubungan semua makhluk hidup, dan membuat istilah biologi baru, seperti filum, filogeni, ekologi, dan kingdom Protista.
Gambar 8. Ernst Heinrich Philipp August Haeckel, ilmuan pencetus istilah Ekologi
Ekologi menjelaskan bagaimana interaksi makhluk hayat dengan lingkungannya, sesama makhluk hayat satu dengan lainnya, maupun sesama faktor lingkungan satu dengan lainnya. Hal ini dapat dipahami bahwa terdapat kata kunci yaitu interaksi (Legesse et al., 2002). Dengan demikian, secara teoritis telah menjelaskan adanya mekanisme bersifat fungsional dalam kesatuan struktur yang membangun sistim alam (sistim ekologi) (Anggara, 2018). Secara fungsional pada dasarnya adalah adanya peristiwa siklus materi dan aliran energi melalui rangkaian rantai makanan (food chain) dan jaring makanan (food web). Struktur sistim ekologi secara garis besar, terdiri dari komponen abiotik dan biotik (Balasubramanian, 2019). Sistim ekologi terbentuk dari kesatuan dan
interaksi antar komponen penyusun ekosistem yang saling berhubungan satu sama lain.
Ekologi sebagai landasan Filosofis telah memahamkan kepada sebagian besar orang, bahwa keberadaan makhluk hayat dalam kehidupan dan perikehidupan saling membutuhkan. Pada dasarnya tidak ada satupun makhluk hayat dapat mandiri atau tanpa memerlukan keberadaan makhluk hidup lainnya. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa keberadaan setiap makhluk hayat yang menghuni biosfer/ekosfer saling bermanfaat, tidak dalam keadaaan sia sia. Kitab suci Al Qur’an surat Ali Imran ayat: 191, yakni artinya "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."
Ekologi sebagai landasan Emipris juga telah banyak digunakan sebagian besar manusia sebagai acuan dalam berbagai kegiatan manusia, dalam rangka mencari solusi permasalahan lingkungan. Konsep dasar Ekologi telah digunakan sebagai acuan pada berbagai ilmu terapan yang relevan. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan audit lingkungan, dunia peternakan dan konsrervasi hewan, konservasi sumber daya alam dan rekayasa genetika, pengembangan agen hayati sebagai musuh alami (Predator, Parasitoid dan Mikroba menguntungkan) yang dapat mengendalikan keberadan hama dan penyakit tanaman, dan masih banyak lagi lainnya juga memerlukan konsep dasar dan data empiris ekologi.
Dalam hal lain kajian Ekologi juga menjelaskan metode yang dapat digunakan sebagai alat ukur kuantitatif dalam pengukuran kesetabilan dan ketidaksetabilan ekosistem. Alat ukur tersebut dalam bentuk formula atau penghitungan secara kuantitatif analisis struktur komunitas.
Komponen yang diamati dalam analisis struktur komunitas antara lain komposisi spesies/populasi, tingkat keanekaragaman, kemerataan, kekayaan spesies, dan dominasi takson.
Analisis komunitas flora dan fauna pada monitoring suatu kawasan meliputi penghitungan komposisi spesies/populasi, tingkat keanekaragaman, kemerataan, kekayaan spesies, dominasi takson/spesies dan indeks nilai penting. (Tabel 2.1).
Tabel 2.1. Analisis Komunitas beserta rumus yang digunakan
(Sumber: Krebs, 1978; Barbour et al., 1987; Ludwig dan Reynolds, 1988).
Indeks nilai penting (INP) selanjutnya digunakan untuk menentukan dominansi jenis. Sedangkan nilai indeks keanekaragaman mengikuti kriteria berikut (Tabel 2.2):
Tabel 2.2. Nilai Indeks Keanekaragaman, beserta kriterianya (Krebs, 1978)
Nama Nilai Kriteria
Indeks Keanekaragaman
Jenis (H)
<1
Keanekaragaman rendah, distribusi dari individu jenis rendah, stabilitas komunitas rendah, tekanan ekologi tinggi
1-3
Tingkat keanekaragaman sedang, distribusi tiap jenis sedang, stabilitas komunitas sedang, tekanan ekologi sedang
>3
Keanekaragaman tinggi, distibusi tiap jenis tinggi, stabilitas komunitas tinggi, tekanan ekologi rendah
2. Peran Ekologi dalam Layanan Ekosistem
Upaya dan peran serta masyarakat dalam menjaga keberlanjutan jasa ekologi oleh alam perlu ada tindakan nyata dan massif. Jasa ekologi pada dasarnya berhubungan dengan layanan ekosistem. Ekosistem merupakan unit fungsional yang berkaitan erat dengan manusia dan makhluk hayat lainya (Odum, 1993). Millennium Ecosystem Assessment (MEA) (2005), mendefinisikan Layanan Ekosistem (LE) sebagai keuntungan atau manfaat yang diperoleh manusia dari keberadaan suatu ekosistem.
Keuntungan tersebut bisa saja berupa keuntungan yang dapat dihitung maupun tidak. Contohnya ekosistem sebagai penyedia makanan dan obat-obatan, pengatur atau penyelaras iklim dan penyakit, pelindung dari bencana yang ekstrim, dan sebagainya. LE merupakan hal pokok dalam
kehidupan manusia baik dalam segi sosial maupun ekonomi serta memiliki hubungan timba balik dengan aktivitas manusia. Dalam hal ini pemahaman peran ekologi menjadi sesuatu yang strategis dalam rangka mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Hadirin yang saya hormati,
KONTRIBUSI EKOLOGI DALAM MENUNJANG PEN- CAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Berdasarkan uraian konseptual Ekologi yang telah disampaikan maka secara terapan dapat berkontribusi dalam beberapa bidang, sejalan dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama Tujuan nomor 15. Berikut saya kemukakan 2 bentuk kontribusi Ekologi dalam menunjang pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan:
1. Pengembangan Agroekoteknologi
Agroekoteknologi merupakan rekayasa ekologi dibidang pertanian telah berkembang dewasa ini. Bentuk agroekoteknologi yang sedang berkembang adalah Farmscaping (Landis et al., 2000; Rao et al., 2012;
Sarthou et al., 2005). Pengembangan Farmscaping didasarkan beberapa hal, yakni 1) sistim agrochemical memiliki banyak kerugian baik dari segi ekologi, sosial dan kesehatan. Secara konseptual tidak memihak pada azas-azas ekologi yang berkelanjutan atau berada di luar pemahaman ekologi, yaitu ekosistem yang berbasis pada keanekaragaman, interaksi dan saling ketergantungan antara komponen ekosistem. Penerapan agrochemical cenderung menurunkan layanan ekosistem, 2) jika keanekragaman adalah fungsi kesetabilan, maka diperlukan pengembangan teknologi pertanian alternatif, 3) Agroekoteknologi
farmscaping memberikan akses luas bagi petani untuk ikut serta menjaga keseimbangan agroekosistem (Meena et al., 2017; Zehnder, 2011). Jadi, perkembangan teknologi di bidang pertanian yang memacu kepada pertanian berkelanjutan secara ekologis perlu dikembangkan.
Konsep dasar pengembangan Farmscaping telah dikemukakan Swift and anderson (1993) yakni keanekaragaman merupakan prinsip lingkungan yang dapat diterapkan dalam kerangka perlindungan tanaman. Dalam suatu ekosistem alami, fungsi pengaturan yang terjadi merupakan produk keanekaragaman. Altieri (1999), mengemukakan bahwa derajat manajemen ekosistem dan praktek budidaya akan berpengaruh terhadap tingkat keanekaragaman pengendali alami (musuh alami) dan kelimpahan serangga hama, yang memiliki arti dalam meningkatkan kesetabilan dan keberlanjutan ekosistem. Dengan demikian pertanian dengan pola polikultur yakni berupaya meningkatkan biodivesitas di lahan pertanian lebih dapat menjamin tercapainya pertanian berkelanjutan.
Philips et al. (2014), secara teknis memperkenalkan istilah Farmscaping untuk pengelolaan usahatani yang bertujuan meningkatkan dan mengatur keanekaragaman hayati atau biodiversitas guna memelihara keberadaan organisme yang menguntungkan, melalui pengaturan tanaman yang memiliki nectar dan polen yang menarik serangga musuh alami, penggunaan tanaman penutup tanah, pengaturan tanaman pelindung, dan menjaga kesuburan tanah serta reservoir air yang memadai. Dengan demikian Farmscaping merupakan praktik ekologis bertujuan meningkatkan, mengelola keanekaragaman hayati dan meningkatkan kehadiran organisme yang menguntungkan (Dufour, n.d.). Gambaran Farmscaping disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Bentang lahan pertanian yang menerapkan Farmscaping Menurut Zehnder (2011), pola tanam tumbuhan penyerta (disebut juga tanaman Refugia) di sekitar tanaman budidaya dapat dilakukan beberapa cara yaitu:
a.. Pola tanam Hedgerows (Tanaman Pagar) yaitu menanam jenis tumbuhan refugia di pinggir petak sebagai tanaman pagar yang berfungsi untuk menahan angin, berupa tumbuhan semak, atau rumput ditanam di sepanjang antar bidang. (Gambar 10)
Gambar 10. Pola tanam Hedgerous (Tanaman Pagar)
b. Tanaman Insektari, yaitu tanaman Refugia yang berbunga.
Tujuannya adalah agar musuh alami dapat berkunjung dan hingggap di tananam insektari. Tanaman berbunga akan menyediakan nectar dan serbuk sari sebagai nutrisi yang dibutuhkan jenis serangga Predator atau Parasitoid tertentu (Gambar 11)
Gambar 11. Beberapa jenis tanaman berbunga sebagai tanaman Insektari
c. Tanaman Penutup (Cover ground) yaitu tanaman penutup biasanya tumbuhan kelompok kacang-kacangan (Gambar 12). Tumbuhan penutup berfungsi untuk mencegah erosi tanah dan menekan gulma, tanaman penutup lain berperan dalam menyediakan nitrogen dan bahan organik untuk tanaman berikutnya. Selain itu juga dapat mengubah iklim mikro dengan mempengaruhi kelembaban tanah dan suhu tanah, menyediakan habitat bagi organisme predator (laba- laba & kumbang tanah) selama musim dingin.
Gambar 12. Jenis tanaman penutup yang dapat digunakan sebagai Cover ground
Pada tahun 2007, saya telah melakukan penelitian dengan judul Struktur Komunitas Tumbuhan Liar dan Arthropoda Sebagai Komponen Evaluasi Agroekosistem di Kebun Teh Wonosari Singosari Kabupaten Malang. Penelitian ini dilandasi penerapan Farmscaping. Hasil penelitian menunjukan bahawa keberadaan tanaman “cover ground”
Arachis pentoii (Gambar 13), Borreria repens, tanaman campuran (terdiri dari kelima jenis tumbuhan liar yang diujikan), Setaria sp., Centella asiatica, dan Synedrella nodiflora dapat meningkatkan keanekaragaman Arthropoda, meskipun dengan tingkat yang berbeda. Hal ini memberi gambaran bahwa keberadaan tumbuhan liar di area kebun teh perlu dikelola, karena tumbuhan tersebut berperan sebagai habitat predator generalis Wereng daun teh Empoasca sp. Jika keberadaannya sebatas dikendalikan tanpa ditiadakan keberadaannya maka populasi musuh alami (khususnya predator) tetap terjaga.
2. Monitoring Komunitas Flora dan Fauna Suatu Kawasan Sebagai Indikator Lingkungan
Berdasarkan landasan empiris dalam kajian Ekologi yakni adanya metode analisis komunitas, maka pada tataran implementasi sebagai bentuk kontribusinya dapat digunakan dalam kegiatan monitoring keadaan biodiversitas Flora dan Fauna di suatu Kawasan dalam rentang waktu tertentu. Pada tahun 2015 hingga 2020, saya bersama Tim (Gambar 14), telah melakukan monitoring biodiversitas Flora dan Fauna di area Kawasan Industri Pembangkit Listrik daerah Paiton Kabupaten Probolinggo. Peta lokasi penelitian dan hasil monitoring biodiversitas Flora dan Fauna disajikan pada Gambar 14 – 18.
Gambar 13. Petak tanaman Cover groundArachis pentoii di pinggir petak kebun The Wonosari Singosari (Dokumen Pribadi tahun 2007)
Gambar 14. Tim Peneliti Monitoring Biodiversitas Flora dan Fauna Kawasan Industri Pembangkit Listrik daerah Paiton Kabpaten
Probolinggo
Gambar 15. Peta Lokasi Monitoring Komunitas Tumbuhan (Vegetasi)
Gambar 16. Hasil Monitoring Indeks Keanekaragaman Komunitas Tumbuhan di Kawasan Hutan Rakyat Desa Selobanteng Tahun 2015 –
2020 (H’: indeks keanekaragaman; E: kemerataan jumlah individu setiap populasi yang ditemuka; R: kekayaan spesies}
Berdasarkan Gambar 16 dapat dijelaskan bahwa indeks keanekaragaman, kemeratan dan kekayaan spesies selama 6 tahun relatif tetap, tidak ada perubahan yang signifikan. Tingkat keanekaragaman komunitas tumbuhan dalam kategori sedang. Indeks kemerataan jumlah individu setiap populasi yang ditemukan cenderung tinggi, artinya bahwa cenderung tidak ada populasi yang mendominasi. Hal ini menjadi petunjuk bahawa keadaan ekosistem cenderung setabil. Indeks kekayaan spesies juga cenderung dalam kategori sedang menuju tinggi.
Gambar 17. Peta Lokasi Monitoring Komunitas Tumbuhan (Vegetasi) area Mangrove Banyuglugur
Gambar 18. Hasil Monitoring Indeks Keanekaragaman Komunitas Tumbuhan di Area Mangrove Banyuglugur Tahun 2015 – 2020 (H’:
indeks keanekaragaman; E: kemerataan jumlah individu setiap populasi yang ditemuka; R: kekayaan spesies}
Berdasarkan Gambar 18 dapat dijelaskan bahwa indeks keanekaragaman, kemeratan dan kekayaan spesies selama 6 tahun relatif tetap, tidak ada perubahan yang signifikan. Tingkat keanekaragaman komunitas tumbuhan dalam kategori rendah. Indeks kemerataan jumlah individu setiap populasi yang ditemukan cenderung tinggi. Indeks kekayaan spesies juga cenderung dalam kategori rendah.
Selanjutnya saya kemukakan hasil monitoring komunitas Burung di desa Selobanteng yang merupakan salah satu titik lokasi kawasan Industri Pembangkit Listrik, terdiri dari 5 titik lokasi pengamatan komunitas Burung (Gambar 19 – 30).
Gambar 19. Gambaran lokasi pengamatan komunitas Burung di kawasan desa Selobanteng
Gambar 20. Hasil Analisis Komunitas Burung di Titik Lokasi Pengamatan Sumber Jrenguh Desa Selobanteng
Gambar 21. Beberapa Burung yang ditemukan di Sumber Jrenguh Selobanteng
Gambar 22. Hasil Analisis Komunitas Burung di Titik Lokasi Pengamatan Sumber Kedawung Desa Selobanteng
Gambar 23. Beberapa Burung yang ditemukan di Sumber Jrenguh Selobanteng
Gambar 24. Hasil Analisis Komunitas Burung di Titik Lokasi Pengamatan Sumber Nyambuluh Desa Selobanteng
Gambar 25. Beberapa Burung yang ditemukan di Sumber Nyambuluh Selobanteng
Gambar 26. Hasil Analisis Komunitas Burung di Titik Lokasi Pengamatan Sumber Pagut Desa Selobanteng
Gambar 27. Beberapa Burung yang ditemukan di Sumber Pagut Selobanteng
Gambar 28. Hasil Analisis Komunitas Burung di Titik Lokasi Pengamatan Sumber Somber Desa Selobanteng
Gambar 39. Beberapa Burung yang ditemukan di Sumber Somber Selobanteng
Secara keseluruhan monitoring komunitas tumbuhan dan burung di beberapa titik lokasi pengamatan menunjukkan keadaan komunitas Flora dan Fauna di kawasan industri pembangkit listrik masih dalam batas toleransi aman, belum terjadi tekanan ekologi yang signifikan. Hasil kegiatan monitoring tersebut diinformasikan kepada pihak terkait.
Informasi dan rekomendasi hasil monitoring dapat dijadikan pihak terkait sebagai pijakan dalam mengelola dan menjaga kelestarian lingkungan kawasan industri. Kegiatan monitoring biodiversitas Flora dan Fauna di kawasan industri merupakan wujud kontribusi ekologi sesuai dengan Tujuan 15 SDGs yakni menjaga ekosistem daratan.
Hadirin yang saya hormati,
Mengakhiri pidato saya, pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankanlah saya menyampaikan rasa syukur yang tak terhingga ke Hadlirat Ilahi Allah SWT atas segala karunia, taufik dan hidayah Nya yang selalu dilimpahkan kepada saya dan keluarga sehingga saya berkesempatan untuk memperoleh anugerah jabatan akademik tertinggi di Universitas Negeri Malang tercinta. Semoga saya dapat mengemban amanah ini sebaiknya-baiknya dan selalu diberikan perlindungan, kemudahan, kekuatan dan keberkahan dalam mengemban tugas saya sebagai dosen di lembaga ini.
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya saya sampaikan ke semua pihak baik secara kelembagaan maupun individu. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung telah membantu, mendorong dan mewarnai kehidupan akademik dan pribadi, serta menghantarkan saya pada pencapaian jabatan akademik tertinggi sebagai Guru Besar. Banyak pihak yang telah berkontribusi banyak dalam karir dan kehidupan saya. Semoga segala bantuan dan do’a yang telah ditujukan dan diberikan kepada saya akan dicatat sebagai amal shaleh oleh Allah SWT..
Pada kesempatan ini pula, secara khusus saya sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Pemerintah Republik Indonesi melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk memangku jabatan Guru Besar di Bidang ilmu Ekologi di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.
2. Ketua Senat Universitas Negeri Malang, Bapak Prof. Dr. H.
Sukowiyono, S.H., M.Hum beserta segenap anggota Senat dan
komisi guru besar Universitas Negeri Malang yang telah menghantarkan dan memberi kesempatan kepada saya untuk memperoleh kehormatan berdiri di mimbar ini.
3. Rektor Universitas Negeri Malang, Bapak Prof. Dr. AH. Rofi’uddin M.Pd beserta segenap jajaran pimpinan Universitas Negeri Malang yang telah memberikan kesempatan dan peluang dengan menerima kehadiran saya di UM sebagai dosen, sehingga saya dapat mengabdi dan berkarya di UM.
4. Rektor IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) beserta jajarannya yang telah menerima saya menjadi CPNS/PNS di IKIP Malang pada tahun 1991.
5. Dekan FMIPA Universitas Negeri Malang. Bapak Prof Dr. Hadi Suwono, M.Pd, para Wakil Dekan, Ketua dan anggota Senat FMIPA beserta seluruh tenaga kependidikan yang selalu memotivasi dan membantu saya dalam proses pengajuan usulan Guru Besar.
6. Ketua Tim Penilai Jabatan Akademik Dosen UM, Prof. Dr. Arif Hidayat, M.Si beserta anggota tim yang selalu memotivasi saya dan memberikan alternatif solusi kepada saya selama proses pengajuan usulan guru besar.
7. Ketua Tim Penilai Jabatan Akademik Dosen FMIPA UM, Prof. Dr.
Sutopo, M.Si beserta anggota tim yang selalu memotivasi dan membantu solusi pemecahan masalah kepada saya selama proses pengajuan usulan Guru Besar.
8. Ketua Jurusan Biologi Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si beserta segenap jajaran pimpinan Jurusan Biologi, ibu bapak dosen dan tenaga kependidikan di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, baik ibu bapak dosen yang masih aktif maupun yang sudah purna, yang selalu memberikan semangat baik akademik maupun non akademik kepada saya sejak saya menjadi dosen di Jurusan Biologi
sampai sekarang. Ucapan terima kasih secara khusus saya sampaikan untuk semua ibu bapak dosen Biologi yang sudah purna tugas yang telah memberikan banyak hal kepada saya selama ini. Juga, ucapan terima kasih untuk Prof. Dr. Hj. Mimien Heni Irwati Al Muhdhar, M.S, Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si, Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd, Prof. Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd, Prof. Dr.agr. Muhammad Amin, S.Pd, M.Si (Alm), bapak Bagus Priambodo, M.Si, M.Sc dan bapak Wira Eka Putra, M.Sc yang sering membersamai saya dalam kegiatan di lapangan maupun berkarya ilmiah, para dosen muda Jurusan Biologi serta ibu bapak lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih sudah menjadi rekan, saudara bahkan orang tua bagi saya.
9. Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Siti Rasminah Ch., bapak Dr. Ir. Gatot Mujiono, bapak Dr. Bagyo Yanuwiadi, selaku tim Promotor Disertasi saya di Universitas Brawijya, yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman belajar, sehingga saya dapat meraih gelar Doktor.
Kepada bapak Dr. Mumu Sutisna (Alm) dan bapak Drs. Undang Dasuki, M.S (Alm) selaku Pembimbing Tesis, yang telah mengantarkan saya meraih gelar Magister Biologi di ITB Bandung.
Kepada bapak Drs. Amirudin Arief (Alm) dan bapak Drs. Noviar Darkuni, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi saya, yang telah mengantarkan saya meraih gelar Sarjana Pendidikan Biologi di IKIP Malang.
10. Semua ibu bapak guru saya mulai di jenjang pendidikan TK, MIN, MTsN dan SMPP (SMAN) serta ibu bapak Dosen mulai jenjang pendidikan S1, S2, S3, yang telah mewarnai kapasitas keilmuan dan kepribadian saya.
11. Ibu bapak tenaga kependidikan di FMIPA UM yang telah banyak membantu saya dalam segala hal sejak saya menjadi dosen di UM tahum 1991 sampai sekarang.
12. Kedua orang tua saya, ibunda Siti Muthiah Lil Walidain (Alm) dan ayahanda M. Solechan (Alm) yang telah membesarkan dan mendidik saya dengan cinta dan kasih sayang yang tulus. Bimbingan, nasihat, dan do’a ibunda dan ayahanda serta pelajaran hidup selalu menyertai setiap langkah saya dalam menapaki hidup dan kehidupan. Segala apa yang telah saya raih dalam kehidupan saat ini, semuanya berkat do’a, kasih sayang dan perjuangan tiada henti dari kedua orang tua saya.
13. Saudara kandung saya mbakyu Hj. Nurul Qomariah (Alm) yang telah membiayai saya selama kuliah S1 saya, mas Muhammad Sofyan Hariadi (Alm), mas Zaini Pramono (Alm) mas M Sofin Hadi (Alm) mas Ali Mustofa (Alm), mas Agus Arifin dan adik Wiwik Nurul Badriyah (Alm), yang telah saling memberi semangat dan dukungan dalam menjalani hidup dan kehidupan.
14. Ibu dan ayah mertua, Ibu Hj. Ghonimah, dan bapak H. Fadlol Nursyam (Alm), yang telah mendidik dan membesarkan putrinya dan kemudian merestui menjadi istri saya.
15. Kakek saya KH. Abdul Manan, beliau sebagai salah satu Guru dan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, yang telah memberi nama saya, yang telah menanamkan ilmu keagamaan islam dan displin sejak dini, sering mengingatkan pentingnya mencari ilmu.
Juga kepada paman saya KH. Mumajad Manan, sebagai Guru saya di bangku sekolah MTsN, telah mendidik dan mengarahkan pentingnya saling menghargai antar sesama, menanamkan sifat tanggungjawab.
16. Semua sahabat karib saya semenjak di bangku sekolah di MIN, MTsN, SMPP (SMAN), dan kuliah di S1, S2, dan S3 yang telah membersamai dalam suka dan duka selama mengenyam pendidikan.
17. Para mahasiswa di Program Sarjana, Magister dan Doktor Pendidikan Biologi yang saat ini masih aktif maupun alumni yang telah menjadi sumber inspirasi dan membantu saya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
18. Ucapan terima kasih yang dalam dan istimewa khusus saya berikan kepada istri tercinta Emi Rohanum M.Pd dan putri tersayang Ely Laila Maghfiroh, S.P, yang selalu siap siaga setiap saat membantu dan memberikan semangat kepada saya di saat-saat saya berada pada kondisi suka dan duka. Saya merasa sangat beruntung dan bersyukur yang tak terhingga kepada Allah SWT karena memiliki istri dan anak yang mengerti keadaan saya sebagai kepala rumah tangga maupun ketika diberi tugas tambahan dari lembaga yang menyita waktu dan perhatiannya. Keikhlasan dan kerelaan Istri dan anak saya untuk menerima saya apa adanya telah menjadi penyemangat luar biasa hingga saat ini
Hadirin yang saya hormati
Saya tidak mampu membalas semua jasa dan budi baik itu. Karena itu, saya berdoa semoga Allah SWT melimpahkan imbalan kebaikan yang berlipat ganda untuk semua jasa dan budi baik para guru saya, para pimpinan saya, para rekan kerja saya, orang-orang terdekat saya: istri dan anak, kedua orang tua yang sudah almarhum, kakak dan adik kandung yang masih ada maupun yang sudah almarhum, ibu dan bapak mertua.
Semoga yang sudah almarhum diampuni segala dosanya, diterima amal kebaikannya, dan di tempatkan di sisi Allah SWT,
Aamiin yaa rabbal ‘aalamin.
Atas perhatian dan perkenan Ibu, Bapak, dan hadirin semua saya haturkan terima kasih. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Billahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Daftar Pustaka
Altieri, M. A. (1999). The ecological role of biodiversity in agroecosystem.
Agriculture, Ecosystems and Environment, 74, 19–31.
Anggara, S. (2018). Ekologi Administrasi: Holistik, Kontemporer, dan Kontekstual. CV.
Pustaka Setia.
Appannagari, R. R. (2016). Ecological Imbalances Caused and Consequences.
International Multidisciplinary Research Journal, 6(6).
Balasubramanian, A. (2019). Introduction to Ecology. Center for Advanced Studies in Earth Science.
Bappenas. (2019). Roadmap of SDGs Indonesia: A Hihglight (pp. 27–36).
https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/201 9-07/ROADMAP OF SDGs INDONESIA_final draft.pdf
Barbour, M. ., Burk, J. ., & Pitts, W. . (1987). Methods of Sampling the Plant Community. In: Barbour, M.G., Burk, J.H. and Pitts, W.D., Eds., Terrestrial Plant Ecology, 2nd Edition. Benjamin/Cummings Pub. Co.
Barnosky, A. D., Hadly, E. A., Bascompte, J., Berlow, E. L., Brown, J. H., Fortelius, M., Getz, W. M., Harte, J., Hastings, A., Marquet, P. A., Martinez, N. D., Mooers, A., & Roopnarine, P. (2012). Approaching a state shift in Earth’ s biosphere. Nature, 486(7401), 52–58.
https://doi.org/10.1038/nature11018
Corvalan, C., Hales, S., & Anthony, M. (2005). Ecosystems and Human Well-Being.
WHO Library Cataloguing-in-Publication Data Ecosystems.
Dash, M. C., & Dash, S. P. (2015). Fundamentals of Ecology. 3nd Ed. In Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan di RSUD Kota Semarang (Vol. 3). McGraw-Hill Offices.
Dufour, R. (2000). Farmscaping to Enhance Biological Control.
www.lib.uconn.edu/CANR/ces/ipm/
Effendi, R., Salsabila, H., & Malik, A. (2018). Pemahaman Tentang Lingkungan
Berkelanjutan. Modul, 18(2), 75.
https://doi.org/10.14710/mdl.18.2.2018.75-82
Huggett, R. . (1999). Ecosphere, biosphere, or Gaia? What to call the global ecosystem. Ecological Sounding, 8, 425–431.
Hume, T., & Barry, J. (2015). Environmental Education and Education for Sustainable Development. In International Encyclopedia of the Social &
Behavioral Sciences: Second Edition (Second Edi, Issue December). Elsevier.
https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.91081-X
Husamah, Rohman, F., & Sutom. (2016). Struktur Komunitas Collembola pada Tiga Tipe Habitat Sepanjang Daerah Aliran Sungai Brantas Hulu Kota Batu. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, 8(2), 45.
https://doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v9i1.3886
Ilma, S. (2014). Analisis vegetasi Nepenthes spp. di hutan penelitian Universitas Borneo Tarakan. Prosiding Seminar Biologi, 11(1), 284–288.
Kärnbränslehantering, S. (2010). Components, processes, and interactions in the biosphere. Swedish Nuclear Fuel and Waste Management Co.
Kementerian PPN/Bappenas. (2021). Sustainable Development Goals.
http://sdgsindonesia.or.id/
Kleidon, A. (2012). How does the Earth system generate and maintain thermodynamic disequilibrium and what does it imply for the future of the planet ? Philosophical Transactions of the Royal Society, 370, 1012–1040.
https://doi.org/10.1098/rsta.2011.0316
Krebs, C. . (1978). Ecology The Experimental Analysis of Distribution and Abundance.
Harper & Row Publisher.
Landis, D. A., Wratten, S. D., & Gurr, G. M. (2000). Habitat Management to Conserve Natural enemies of Arthropod Pests in Agriculture. Annu. Rev.
Entomol, 45.
Legesse, W., Mulugeta, T., & Ambelu, A. (2002). Introduction to Ecology. Jimma University.
Levchenko, V. F., Kazansky, A. B., Sabirov, M. A., & Semenova, E. M. (2012).
Early Biosphere: Origin and Evolution. The Biosphere, March.
https://doi.org/10.5772/35301
Ludwig, J. ., & Reynolds, J. . (1988). Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing. Wiley-Interscience Pub.
Madin, E. M. P., Dill, L. M., Ridlon, A. D., Michael, H. R., & Warner, R. R.
(2015). Human activities change marine ecosystems by altering predation risk. Global Change Biology, 1–17. https://doi.org/10.1111/gcb.13083 Malik, R. S. (2018). Educational Challenges in 21St Century and Sustainable
Development. Journal of Sustainable Development Education and Research, 2(1), 9. https://doi.org/10.17509/jsder.v2i1.12266
Mccormac, B. M. (2009). Water, Air and Soil Pollution. International Journal of
Environmental Pollution, 6024(1971), 122–123.
https://doi.org/10.1080/02626667109493040
Meena, A., Meena, M., Kumar, R., & Meena, B. M. (2017). Farmscaping: An ecological approach to insect pest management in agroecosystem. Journal of Entomology and Zoology Studies, 5(3), 598–603.
Millennium Ecosystem Assessment (MEA). (2005). Ecosystems and human well- being: general synthesis. Island Press.
Moran, E. F. (2010). Environmental Social Science. In Environmental Social Science. https://doi.org/10.1002/9781444319057
Odum, E. P. (1993). Fundamentals of Ecology. W. B. Saunders Company.
Panuluh, S., & Fitri, M. R. (2016). Briefing Paper 02 Perkembangan Pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.
Philips, C. R., Rogers, M. A., & Kuhar, T. P. (2014). Understanding farmscapes and their potential for improving IPM programs. Journal of Integrated Pest Management, 5(3). https://doi.org/10.1603/ipm13018
Rao, M. S., Rama Rao, C. A., Srinivas, K., Pratibha, G., Vidya Sekhar, S. M., Sree Vani, G., & Venkateswarlu, B. (2012). Intercropping for management of insect pests of castor, Ricinus communis, in the semi-arid tropics of India. Journal of Insect Science (Online), 12, 14.
https://doi.org/10.1673/031.012.1401
Rasminah, S., & Rohman, F. (2012). Refugee plants increased generalits predator in tea plantation at Wonosari, Malang-Indonesia. American- Eurasian Journal of Sustainable Agriculture, 51+.
https://link.gale.com/apps/doc/A287750580/AONE?u=anon~7aff8a 3&sid=googleScholar&xid=54ade9f8
Rohman, F. (2008). Struktur Komunitas Tumbuhan Liar dan Arthropoda sebagai Komponen Evaluasi Agroekosistem di Kebun Teh Wonosari Singosari Kabupaten Malang. Universitas Brawijaya.
Sari, I. (2014). Amdal sebagai Instrumen Dalam Mempertahankan Sustainable Development yang Berwawasan Lingkungan. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 8(2), 59–79. https://doi.org/10.35968/jh.v8i2.255
Sarthou, J., Ouin, A., Arrigon, F., Barreau, G., & Bouyjou, B. (2005). Landscape parameters explain the distribution and abundance of Episyrphus balteatus (Diptera: Syrphidae). European Journal of Entomology, 102(3), 539–
545. https://doi.org/10.14411/eje.2005.077
Schramski, J. R., Gattie, D. K., & Brown, J. H. (2015). Human domination of the biosphere : Rapid discharge of the earth-space battery foretells the future of humankind. Perspective, 112(31), 9511–9517.
https://doi.org/10.1073/pnas.1508353112
Sheela, I. V., & Purushoyhaman, C. (2014). Human- I nduced Ecological I mbalances: Effect on Ocean and Life Review Article. Journal of Environmnetal and Social Sciences, 1(1), 1–5.
Tansley, A. . (1935). The use and abuse of vegetational concepts and terms.
Ecology, 16, 284–307.
Trenberth, K. E., & Fasullo, J. T. (2011). Tracking Earth’ s Energy : From El Nin to Global Warming. Surveys in Geophysics.
https://doi.org/10.1007/s10712-011-9150-2
UNDP. (2015). Sustainable Development Goals. United Nation.
United Nations. (2018). Leaving no one behind (pp. 1–4). United Nations Committee for Development Policy.
Vayda, A. P. (1996). Methods and Explanations in the Study of Human Actions and their Environmental Effects. Center for International Forestry Research.
Vlachogianni, T., & Valavanidis, A. (2013). Energy and Environmental Impact on the Biosphere Energy Flow, Storage and Conversion in Human Civilization. American Journal of Educational Research, 1(3), 68–78.
https://doi.org/10.12691/education-1-3-2
Widodo, D., Kristianto, S., Susilawaty, A., Armus, R., Sari, M., Chaerul, M.,
Ahmad, S. N., Damanik, D., Sitorus, E., Marzuki, I., Mohamad, E., Junaedi, A. S., & Mastutie, F. (2021). Ekologi dan Ilmu Lingkungan. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. (Vol. 13, Issue April). Yayasan Kita Menulis.
Wijana, N. (2014). Analisis Komposisi Dan Keanekaragaman Spesies Tumbuhan di Hutan Desa Bali Aga Tigawasa, Buleleng-Bali. JST (Jurnal Sains Dan Teknologi), 3(1), 288–299. https://doi.org/10.23887/jst- undiksha.v3i1.2907
Zehnder, G. (2011). Farmscaping: Making Use of Nature’s Pest Management Services.
Http://Eorganic.Info/Sites/Eorganic.Info/Files/U30/Chocolate.Png.
Zuhara, S., & Isaifan, R. (2019). The Impact of Criteria Air Pollutants on Soil and Water: A Review. Journal of Environmental Science and Pollution Research, 4(2). https://doi.org/10.30799/jespr.133.18040205
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
Prof. Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Guru Besar/Profesor
4 Golongan IV b
5 NIP/NIK/No.
Identitas lainnya
196512081991031005
6 NIDN 0008126507
7 Tempat dan Tanggal Lahir
Ngawi, 08 Desember 1965 8 E-mail [email protected] 9 Nomor Telepon/HP 08123390529
10 Alamat Kantor Jalan Semarang no.5 Malang 65145 11 Nomor Telepon/Fax +62 341 - 588077
12 Lulusan yang telah dihasilkan
S-1 = 50 orang; S-2 = 25 orang;
S-3 = 15 orang 13 Matakuliah yang diampu 1. Ekologi (S1)
2. Pengendalian hayati (S1) 3. Kajian Model Pengembangan Konservasi Agroekosistem (S3) 4. Ekologi dan Manajemen Lingkungan (S2)
5. Problematika lingkungan (S2 dan S3) 6. Manajemen Ekosistem (S2)
14 Author ID Google Scholar
https://scholar.google.co.id/citations?
user=WtWV9-QAAAAJ&hl=en 15 Author ID Scopus 55177143600
16 Author ID Sinta 5976976
17 Author ID Orcid http://orcid.org/0000-0002-9270- 603X
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi
IKIP Malang Institut Teknologi
Bandung
Universitas Brawijaya Bidang Ilmu Pendidikan
Biologi
Biologi Lingkungan
Ilmu Pertanian Tahun Masuk-
Lulus
1985-1990 1994-1997 2005-2008 Judul
Skripsi/Tesis/
Disertasi
Tinjauan Pelaksanaan Ketrampilan Proses di SMA Negeri se Kota Malang
Pengaruh Ekstrak Teki Tike
(Eleucharis dulcis) Terhadap Gulma (Monocharia vaginalis) dan Tanaman Padi IR 64
Struktur Komunitas Tumbuhan Liar dan Artrhopoda sebagai evaluasi agroekosistem kebun teh Wonosari Kabupaten Malang
Nama
Pembimbing/
Promotor
1. Drs.
Amirudin Arif, 2. Drs, M.
Noviar Darkuni, M.Kes
1. Dr. Mumu Sutisna 2. Drs.
Undang Dasuki, M.Si
1. Prof. Dr. Siti Rasminah 2. Dr. Gatot Mujiono,M.Si 3. Dr. Bagyo Yanuwiadi
C. Pengalaman Penelitian
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan 1 2021 Karakterisasi Komunitas Herpetofauna,
Sebagai Bioindikator Ekosistem Stream Water Pada Beberapa Anakan Sungai Di Kali Brantas, Jawa Timur
PNBP UM
2 2021 Karakterisasi Tumbuhan Keras sebagai Penahan Erosi Sungai di Sempadan Sungai Brantas Berdasarkan Rona Lingkungan Berbeda di Batu Jawa Timur
PNBP UM
4 2021 Kajian Struktur Komunitas dan DNA Barcoding Ikan Air Tawar di Sungai Brantas Jawa Timur
PNBP UM
5 2021 Analisis Struktur Komunitas Tumbuhan Pionir dan Sifat Kimia Tanah Pasca Kebakaran Hutan Tahun 2019 Di Gunung Butak
PNBP UM
6 2021 Monitoring, Struktur Komunitas Flora- Fauna, Dan Iklim Mikro 5 Lokasi
PT. POMI – Paiton Energy
7 2021 Monitoring Biodiversitas Flora-Fauna, Dan Iklim Mikro Kampung Blekok
PT. POMI – Paiton Energy 8 2020 Karakterisasi Vegetasi Pohon Pada Sekitar
Sumber Mata Air di Malang Raya
DRPM 9 2020 Pengembangan E-Book Bioekologi
Capung Berbasis Potensi Lokal Untuk Memberdayakan Sikap Peduli Lingkungan Dan Keterampilan Komunikasi Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ekologi Universitas Negeri Malang
PNBP UM
10 2020 Monitoring Keanekaragaman Flora dan Fauna, Populasi Burung, dan Iklim Mikro di Kawasan Binaan PT. IPMOMI–Paiton Energy Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
PT. POMI – Paiton Energy
11 2019 Keanekaragaman dan Struktur Komunitas Herpetofauna, Sebagai Bioindikator Ekosistem Perairan Pada Beberapa Sumber Mata Air Di Malang Raya, Jawa Timur
PNBP UM
12 2019 Monitoring Keanekaragaman Flora dan Fauna, Populasi Burung, dan Iklim Mikro di Kawasan Binaan PT. IPMOMI–Paiton Energy Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
PT. POMI – Paiton Energy
13 2018 Prospeksi dan Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan oleh Masyarakat Suku Tengger di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
IsDB (Islamic Developmen
t Bank) 14 2018 Monitoring Keanekaragaman Flora dan
Fauna, Populasi Burung, dan Iklim Mikro di Kawasan Binaan PT. IPMOMI–Paiton Energy Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
PT. POMI – Paiton Energy
15 2017 Monitoring Keanekaragaman Flora dan Fauna, Populasi Burung, dan Iklim Mikro di Kawasan Binaan PT. IPMOMI–Paiton Energy Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
PT. POMI – Paiton Energy
16 2017 Keanekaragaman Hayati Tumbuhan berdasarkan Topografi di Taman Nasioanal Bromo Tengger Semeru
IsDB
17 2016 Keanekaragaman Hayati Flora Mangrove di Kawasan Binaan PT. YTL – Jawa Power Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
PT. YTL – Jawa Power
18 2016 Monitoring Keanekaragaman Flora dan Fauna, Populasi Burung, dan Iklim Mikro di Kawasan Binaan PT. IPMOMI–Paiton Energy Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
PT.
IPMOMI–
Paiton Energy
19 2015 Monitoring Keanekaragaman Hayati Flora di Kawasan Binaan PT. IPMOMI–Paiton Energy Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
PT.
IPMOMI–
Paiton Energy 20 2014-
2015
Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Berbasis Kebencanaan dalam upaya Menumbuhkembangkan Budaya antisipatif
Penelitian Hibah Bersaing DP2M Dikti 21 2014 Uji Coba Mikrohabitat Untuk
meningkatkatkan Biodiversitas dan Kelimpahan Arthropoda Predator Hama Tanaman Kubis di Sentra Perkebunan Sayur Sumberbrantas Batu Jawa Timur
Penelitian Hibah Bersaing DP2M Dikti 22 2013 Pengembangan Mikrohabitat Untuk
meningkatkatkan Biodiversitas dan Kelimpahan Arthropoda Predator Hama Tanaman Kubis di Sentra Perkebunan Sayur Sumberbrantas Batu Jawa Timur
Penelitian Hibah Bersaing DP2M Dikti 23 2012 Kemampuan Predasi Coccinelidae yang
Ditemukan Pada Sentra Perkebunan Tanaman Sayur di Batu Jawa Timur Terhadap Serangga Hama
PNBP UM
24 2011 Pengembangan Tesaurus Elektronik Ekologi
Penelitian Hibah Bersaing DP2M Dikti
25 2008 Keanekaragaman dan Kelimpahan Predator dan Parasitoid di Kebun Teh Wonosari Lawang Kabupaten Malang Serta Daya Preferensinya Terhadap Beberapa Tumbuhan Liar
Penelitian Fundamenta
l DP2M Dikti 26 2008 Struktur Komunitas Tumbuhan Liar dan
Arthropoda Sebagai Komponen Evaluasi Agroekosistem di Kebun Teh Wonosari Singosari Kabupaten Malang
Swadana
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat
No Tahun Judul Pengabdian kepada Masyarakat Pendanaan 1 2021 Pelatihan Pemanfaatan Teknologi
Sederhana Untuk Pengolahan Tanaman Obat Keluarga Sebagai Upaya
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Malang
PNBP UM
2 2020 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Lowokwaru Malang Dalam Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Guna Mendukung Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan
PNBP UM
3 2020 Pengenalan, Cara Identifikasi Kelas Reptil (Ordo Serpentes; Ular), Dan Penanganan Gigitan Ular Di Smp Darul Faqih
Indonesia, Kab. Malang
PNBP UM
4 2019 Pemberian Pelatihan Membuat Batik Jumputan kepada Ibu PKK untuk Upaya Pelestarian dan Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di
Lowokwaru, Malang
PNBP UM
5 2019 Pelatihan Pengembangan Soal "Hots" Dan Media Pembelajaran Untuk Peningkatan Pedagogik Guru Mgmp Biologi Sma/Ma Kabupaten Probolinggo
PNBP UM
6 2017 Pelatihan Kemampuan Sitasi Para Guru Biologi di Malang Raya melalui perangkat lunak “Sitasi Manager Mandeley”
PNBP
7 2016 IbM Pengembangan Sekolah Bersih Sehat Pada Sekolah Dasar Di Kota Malang
DP2M 8 2015 Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran
Struktur Tumbuhan dan Hewan bagi MGMP IPA se Kabupaten Ngawi
BOPTN FMIPA UM) 9 2012 Penggemukan Itik Jantan Pola Dana
Bergulir Kelompok Tani Sri Gading
DP2M
10 2008 Sosialisasi Pemanfaatan Teknologi Tong Sampah Komposter bagi Civitas
Akademka Sekolah di Lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Darul Ulum Agung dalam Menunjang Keberhasilan Program Sekolah Ramah Sampah dan Malang Kota Sehat
DP2M
11 2008 Pemateri Program wana Wisata Husada (WWH)
LPM UM
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dan Proseding
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/N omor
Nama Jurnal/Pros
eding 1 2021 Short Communication: The
Bioinformatics Perspective Of Foeniculum Vulgare Fruit's Bioactive Compounds As Natural Anti-Hyperglycemic Against Alpha-Glucosidase
22(1):79-84 Biodiversitas Journal of Biological Diversity
2 2021 Community structure studies of birds as component
evaluation of habitat and ecosystemcondition atwater sources
inMalangRaya
IOP Conf.
Series: Earth and
Environmen tal Science 743(2021) 012040
The 11th International Conference on Global Resource Conservation
3 2021 Virtual Assessment of Imperata Cylindrica Root’s Bioactive Compounds as a Potential Inhibitor for Alpha-Glucosidase:
the Study of Tengger Tribe’s Medicinal Plant
Trop J Nat Prod Res, July 2021;
5(7):1240- 1245
Tropical Journal of Natural Product Research 4 2021 Evaluation of ecosystem services
based on
amphibian community of the seven water
springs in Malang Indonesia
AIP Conference Proceedings 2353, 030007 (2021)
AIP Conference Proceedings
5 2021 Snake Foraging Behaviour On The Water Source Ecosystems Within Malang, East Java
AIP Conference Proceedings 2353, 030094 (2021)
AIP Conference Proceedings
6 2021 Comprehensive characterization of tree
vegetation around various springs in Malang
region, East Java, Indonesia
AIP Conference Proceedings 2353, 030114 (2021)
AIP Conference Proceedings
7 2020 The Ethnobotanical Perspective Of Indigenous Herbs And Spices Of Tabaru Ethnic Group In Halmahera Island, Indonesia
Afr. J. Food Agric. Nutr.
Dev. 2020;
20(7):
17012-17024
African Journal of Food, Agriculture, Nutrition and Development
8 2020 Developing local-based
invertebrates e-encyclopedia to improve scientific reasoning skills
Vol. 6 No. 2 July 2020, pp. 189-198
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) 9 2020 Profiling Indigenous Lead-
Reducing Bacteria From Tempe Lake,
South Sulawesi, Indonesia As Bioremediation Agents
Volume 21, Number 10, October 2020
BIODIVERS ITAS
10 2020 Conservation Status Of Ornithoptera Croesus, Endemic Butterfly Of Bacan Island, North Maluku, Indonesia
Volume 11, Issue 3, July- September 2020: 839- 848
International Journal Of
Conservation Science 11 2020 The amphibians diversity as
bioindicator
of aquatic ecosystem at Sumber Taman,
Malang, East Java
AIP Conference Proceedings 2231, 040016 (2020)
AIP Conference Proceedings
12 2020 Exploring biodiversity of Indonesian birds
with their plant preferences
AIP Conference Proceedings 2231, 040086 (2020)
AIP Conference Proceedings
13 2020 Insect communities in open and closed
canopy in monsoon forest, Baluran National
Park, Situbondo Jawa Timur
AIP Conference Proceedings 2231, 040066 (2020)
AIP Conference Proceedings
14 2020 In silico study of Physalis angulataactive
compound from Bromo Tengger Semeru Nasional Park as anti- inflammation
AIP Conference Proceedings 2231, 040005 (2020)
AIP Conference Proceedings
15 2020 The effect of environmental change module
based on problem based learning on
students’ environmental care in X grade
AIP Conference Proceedings 2215, 030016 (2020)
AIP Conference Proceedings
16 2020 Analysis of invertebrate and vertebrate
animals in Malang Regency as an animal
diversity learning resource for biology
student at the Universitas Negeri Malang
AIP Conference Proceedings 2215, 030007 (2020)
AIP Conference Proceedings
17 2019 The Utilization of Plant Diversity by Tengger Tribe around Bromo
Tengger Semeru National Park, East Java, Indonesia
IOP Conf.
Ser.: Earth Environ.
Sci. 276 012042
IOP Conference Series: Earth and
Environment al Science 18 2019 Local Wisdom-Based
Conservation Ethics Of Tabaru Traditional Community On Halmahera Island, Indonesia
Volume 10, Issue 3, July- September:
533-542
International Journal Of
Conservation Science
19 2019 Color Characterization of Ornithoptera croesusWallace, 1859
Female Depending of Differenet Heights
(Lepidoptera: Papilionidae)
J. Entomol.
Res. Soc., 21(3): 281- 289, 2019
Journal of the
Entomologic al Research Society Terindeks Scopus 20 2019 Genetic Variability of
Ornithoptera croesus toeanteiEndemic
Butterfly in Morotai Island, Based on Morphology and Molecular
Volume 16, Issue 3, 2019 page 82-90 DOI:
10.3923/je.2 019.82.90
Journal of Entomology Terindeks Scopus
21 2019 Islamic Boarding School’s Strategies And Methods Of Environmental Conservation Education Through The Application Of Islamic Values
Eco. Env. &
Cons. 25 (September Suppl. Issue) : 2019; pp.
(S31-S35)
Copyright@
EM
International ISSN 0971–
765X Terindeks Scopus 22 2019 Water Quality And Pollution
Index Of Lake Tempe In South Sulawesi, Indonesia
Poll Res. 38 (3) : 568-574 (2019)
EM
International ISSN 0257–
8050 Terindeks Scopus
23 2018 RAPD based molecular analysis genetic diversity of Ornithoptera croesus
found in Bacan Island, Indonesia
Volume 19, Number 4, July 2018 Pages: 1273- 1279 DOI:
10.13057/bi odiv/d1904 13
B I O D I V E RSI T A S ISSN: 1412- 033X E-ISSN:
2085-4722 Terindeks Scopus 24 2016 Study of Etnobotany of
Medicinal Plant of Tobelo (Togutil) Ethnic group of Halmahera Island, Indonesia
8(2) Juni 2016: 127- 136
Medicinal Plants Terindeks Scopus 25 2016 Ethnobotany of Canarium Plant
Species used by Tobelo dalam (Togutil) Ethnic community of Halmahera Island, Indonesia
17(1)April 2016:61-69
Biodeversitas Terindeks scopus 26 2015 The Practice of Local Wisdom
of Tobelo Dalam (Togutil) Tribal Community in Forest Conservation in Halmahera, Indonesia.
4(4A) 2015 International Journal of Plant Research, 2014.
USA.Doaj dan Google Scholar
27 2015 Climate changes mitigate anticipation strategy based on local wisdom-a study of Tobelo Dalam tribe (Togutil) in Halmahera Island, Indonesia.
5(1) 2015:
40-48
International Journal Biology and Earth Sciences.
2015.
Polandia.
Doaj dan Google Scholar 28 2012 Refugee Plants Increased
Generalits Predator In Tea Plantation At Wonosari, Malang- Indonesia
6(1): 51-54, 2012 ISSN 1995- 0748
American- Eurasian Journal of Sustainable Agriculture 29 2005 Kajian Kemelimpahan dan Pola
Distribusi Rumput Laut di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang
34(2) Juli 2005
Jurnal MIPA
30 2004 Potensi Jenis dan Biomasa Alamiah Makroalgae di Pantai Pasir Putih Watulimo Kabupaten Trenggalek Untuk
Pengembangan Budidaya Sumberdaya Hayati Kelautan
12 (4) Nopember 2004
Jurnal AGRITEK
31 2003 Studi Taksonomi dan Ekologi Makroalgae di Pantai Jonggring Saloko Kabupaten Malang untuk Mengembangkan Potensi Budidaya Sumberdaya Hayati Kelautan
8(2) Juli 2003
Jurnal Chimera
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 2 nd International
Conference on Life Sciences and Technology (ICoLIST)
The amphibians
diversity as bioindicator of aquatic ecosystem at Sumber Taman, Malang, East Java
2020 Biologi FMIPA UM Malang
2 2 nd International Conference on Life Sciences and Technology (ICoLIST)
Exploring biodiversity of Indonesian birds with their plant preferences
2020 Biologi FMIPA UM Malang
3 2 nd International Conference on Life Sciences and Technology (ICoLIST)
Insect Communities in Open And Closed Canopy in
Monsoon Forest, Baluran National Park, Situbondo Jawa Timur
2020 Biologi FMIPA UM Malang 32 2003 Keanekaragaman Bakteri
Indiginous Limbah Cair Tapioka di Desa Pogalan, Trenggalek dan Prospeknya sebagai inokulan Bioremidiasi
Edisi Khusus(2) September 2003
Jurnal Berkala Penelitian Hayati
4 3 th International Conference on Life Sciences and Technology (ICoLIST)
The Utilization of Plant Diversity by Tengger Tribe around
Bromo Tengger Semeru National Park, East Java, Indonesia
2019 Biologi FMIPA UM Malang
5 The 3rd ICTROPS (International Conference of Tropical Studi) Invited Speakers
Plants Diversity as A Medicinal Plants by The Tengger Tribe, Bromo Tengger Semeru National Park, East Java, Indonesia
2019 UNMUL Samarinda
6 ICoLIST (International Conference on Life Sceince and
Technology)
Community Structure of Amphibians as a
Bioindicator on Aquatic Habitat at Springs Water Sumber Taman Malang, East Java
2019 UM Malang
7 ICOLIST Biomonitoring of Plant Community as The Component of Evaluation in Wana Wisata Tampora
Ecosystem at Situbondo Regency, East Java, Indonesia
2018 FMIPA UM Malang
8 ICLI Utilization Of Floor Plant Biodiversity In The National Park Of Bromo Tengger Semeru As A Contextual
Learning Resource Of Plants Diversity Lesson
2018 IsDB UM Malang
9 The 1st ICTROPS (International Conference of Tropical Studi) Invited Speakers
Synecology Of Tree Vegetation Based On Topography In Bromo Tengger Semeru
National Park, East Java
2017 UNMUL Samarinda
10 1 st ICOMSE Plants Biodiversity as A Monitoring of
Ecosystem Around The Electric Power Plant Cover Areas, Paiton Probolinggo East Java
2017 FMIPA UM Malang
11 Coffee Lecture Synecology Of Tree Vegetation Based On Topography In Bromo Tengger Semeru
National Park, East Java
2021, Faculty of Life Science, Universiteit Utrecht Netherland
G. Karya Buku
No Tahun Judul Buku Jumlah
Halaman Penerbit 1 2014 Pendidikan Lingkungan
Hidup SMP dan SMA
198 UM Press 2 2019 Bioekologi Kupu Kupu 141 UM Press 3 2019 Kupu Kupu Endemik
Pulau Bacan
Ornithoptera Croesus dan Strategi Konservasinya
203 LPP Balai Insan
Cendikia
H. Penghargaan
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 Dosen Teladan FMIPA UM 2005
2 Satyalencana Karya Satya X Tahun
Presiden RI 2010
3 Satyalencana Karya Satya XX Tahun
Presiden RI 2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Dan apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Malang, 2 Desember 2021
Prof. Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si.
NIP. 196512081991031005