• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pembelajaran diferensiasi terintegrasi profil pelajar pancasila sebagai wujud implementasi kurikulum merdeka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Pembelajaran diferensiasi terintegrasi profil pelajar pancasila sebagai wujud implementasi kurikulum merdeka"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD 21

PEMBELAJARAN DIFERENSIASI TERINTEGRASI PROFIL PELAJAR PANCASILA SEBAGAI WUJUD IMPLEMENTASI KURIKULUM

MERDEKA

Oleh: Beny Dwi Lukitoaji1), Mahilda Dea Komalasari2) Universitas PGRI Yogyakarta

e-mail: [email protected]1), [email protected]2)

Abstrak

Profil pelajar Pancasila merupakan nilai karakter yang diimplementasikan dalam kurikulum merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran diferensiasi, serta mengkaji faktor pendukung maupun penghambat dalam penguatan profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran berdiferensiasi. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur. Sumber data yang digunakan yaitu jurnal, pustaka, internet, buku, dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis isi jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan melalui diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Faktor pendukung penguatan profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah berperan dalam memotivasi guru, serta berperan dalam penyelenggaraan program pengembangan kapasitas guru, seperti:

seminar, lokakarya, in house training (IHT), maupun workshop. Selain factor pendukung, ditemukan juga factor penghambat penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi yaitu kurangnya kesiapan guru dalam merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, belum maksimalnya asesmen formatif awal, serta belum optimalnya pemahaman guru tentang dimensi profil pelajar Pancasila.

Kata kunci: profil pelajar Pancasila; pembelajaran diferensiasi; kurikulum merdeka Abstract

The Pancasila student profile is a character value that is implemented in the independent curriculum.

This study aims to examine the strengthening of the profile of Pancasila students through differentiation learning, as well as to examine the supporting and inhibiting factors in strengthening the profile of Pancasila students in differentiation learning. This research is a literature study. Sources of data used are journals, libraries, internet, books, documentation. The analytical method used is journal content analysis. The results showed that strengthening the profile of Pancasila students in differentiation learning was carried out through content differentiation, process differentiation and product differentiation. The supporting factor for strengthening the Pancasila student profile in differentiated learning is the leadership of the school principal. The school principal has a role in motivating teachers, as well as playing a role in organizing teacher capacity building programs, such as: seminars, seminars, in-house training (IHT), and workshops. In addition to the supporting factors, it was also found that inhibiting factors strengthened the Pancasila student profile through differentiated learning, namely the weakness of teacher readiness in planning differentiated learning, the not yet optimal initial formative assessment, and the teacher's understanding of the dimensions of the Pancasila student profile.

Keyword: profile of Pancasila students; differentiation learning; independent curriculum

Pendahuluan

Pendidikan bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi individu yang berkarakter (Hermino, 2020). Individu yang berkarakter akan melahirkan masyarakat serta bangsa yang beradab, karena karakter merupakan pondasi jati diri suatu bangsa. Penanaman nilai karakter kepada peserta didik dapat diintegrasikan melalui proses pembelajaran, baik pembelajaran di sekolah, rumah, maupun masyarakat, hal ini sesuai dengan tri pusat pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara. Dengan demikian, karakter yang ditanamkan kepada peserta didik harus sejalan dengan dasar Negara dan tujuan pendidikan nasional.

Upaya perwujudan tujuan utama dalam pendidikan dalam rangka membangun bangsa yang berkarakter, maka diimplementasikan pendidikan karakter, sebagai bentuk mitigasi

(2)

Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD 22 maupun penanggulangan dari dekadensi karakter yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Oleh karena itu, pendidikan seyogyanya dapat menguatkan karakter peserta didik (Annisa, 2020). Karakter ditanamkan secara berproses melalui pembiasaan baik yang berulang secara kontinue (Wulandhari et. al., 2019; Pradina et. al., 2021; Wardati, 2019).

Dalam implementasi kurikulum merdeka, karakter yang ditanamkan tersebut dikemas dengan istilah "profil pelajar Pancasila" yang didasarkan pada enam dimensi, yaitu: berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinnekaan global. Nilai- nilai dalam profil pelajar Pancasila tersebut diambil dari nilai-nilai luhur Pancasila yang diinternalisasikan ke dalam proses pembelajaran (Peserta didik, et al., 2021). Profil pelajar Pancasila diharapkan dalam mengoptimalisasi implementasi kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka merupakan salah satu bentuk optimalisasi maupun inovasi tentang pengembangan pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat, serta berfokus pada upaya perbaikan kualitas pendidikan yang lebih memusatkan pembelajaran pada pengembangan kebebasan dan bersikap maupun berpikir secara mandiri (Marisa, 2021; Suryaman, 2020;

Wonosobo, 2022). Kemandirian bersikap maupun berpikir yang diharapkan tercapai dalam pencapaian kurikulum merdeka ditujukan pada optimalisasi bakat, minat, maupun kemampuan peserta didik dalam mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan (Faiz, 2022;

Nasution, 2022).

Pancasila sebagai dasar Negara, memiliki nilai-nilai yang baik untuk diambil sebagai landasan karakter peserta didik, sehingga dirumuskanlah Profil Pelajar Pancasila sebagai penguatan karakter dalam implementasi kurikulum merdeka. Penguatan profil pelajar Pancasila merupakan suatu proses dalam pendidikan yang dilakukan dengan cara membentuk karakter peserta didik. Oleh karena itu, profil pelajar Pancasila menjadi relevan untuk ditanamkan pada peserta didik generasi ini mengingat arus globalisasi semakin deras, sehingga perlu menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila untuk menumbuhkan nilai budaya Indonesia (Novera, et. al., 2021;

Jayanti et al., 2021). Profil pelajar Pancasila ditujukan agar peserta didik memiliki kepekaan dan keterampilan sosial dan berupaya untuk mampu mengatasi berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Penguatan karakter peserta didik melalui profil pelajar Pancasila dapat diinternalisasikan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi ini selain mengoptimalkan kemampuan peserta didik, juga dapat menguatkan karakter profil Pelajar Pancasila.

Pembelajaran berdiferensiasi ini juga sudah dilakukan di berbagai Negara, salah satunya di Australia. Pembelajaran berdiferensiasi berupaya memfasilitasi keberagaman peserta didik berdasarkan kebutuhan belajar, seperti: kesiapan belajar, gaya belajar, serta minat peserta didik.

Pembelajaran berdiferensiasi juga bertujuan untuk mengoptimslkan bakat dan minat peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, pembelajaran berdiferensiasi ini dapat membentuk pengalaman dan pembelajaran bermakna kepada peserta didik berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi juga bertujuan untuk mengembangkan profil pelajar Pancasila (Marlina, et. al., 2020; Morgan, 2014; Handa, 2019;

Hodges & McTigue, 2014).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat secara detail terkait penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi, serta faktor pendukung dan factor penghambat dalam implementasi penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran diferensiasi.

Metode Penelitian

Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan teknik studi literatur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan studi literatur untuk menggali implementasi

(3)

Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD 23 pembelajaran berdiferensiasi, faktor pendukung maupun factor penghambat dalam pengimplementasian penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi.

Cara Pengumpulan Data

Langkah-langkah penulisan literatur review adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur 2. Pengumpulan data 3. Konsep yang diteliti 4. Konseptualisasi 5. Analisa data

6. Hasi dan pembahasan 7. Kesimpulan dan saran

Metode Analisis Data

Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal yang meliputi nama peneliti, tahun terbit, rancangan penelitian, tujuan penelitian, sampel, instrument dan ringkasan hasil atau temuan. Ringkasan jurnal tersebut dimasukkan ke dalam tabel diurutkan sesuai alphabet dan tahun terbit jurnal dan sesjuai dengan format tersebut. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis isi jurnal.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Wujud Implementasi Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka merupakan gagasan yang membebaskan guru dan peserta didik dalam menentukan sistem pembelajaran. Kurikulum merdeka bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan peserta didik karena selama ini pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan aspek pengetahuan daripada aspek afektif atau keterampilan.

Kurikulum merdeka juga menekankan aspek pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai- nilai bangsa Indonesia yang terangkum dalam profil pelajar Pancasila (Komalasari & Apriani, 2023: 61).

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran paradigm baru pada kurikulum merdeka. Pembelajaran berdiferensiasi ini disesuaikan dengan kesiapan belajar, gaya belajar, minat, sehingga dapat meningkatkan bakat dan minat peserta didik sehingga pembelajaran lebih optimal. Selain itu, pembelajaran dapat dioptimalkan keberhasilannya melalui pembelajaran berdiferensiasi, karena dapat memperkaya pemahaman dan membentuk pengalaman yang bermakna bagi peserta didik (Marlina, et. al., 2020; Chandra Handa, 2019; Hodges & McTigue, 2014; Morgan, 2014). Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan melalui berbagai metode pembelajaran, salah satunya adalah dengan cara belajar kelompok. Pembelajaran berbasis kelompok ini akan memupuk kerjasama, harga diri, serta hubungan antar peserta didik dala pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran (Sardiman, 2014: 14; Slavin, 2015: 142).

Kebutuhan Belajar Peserta Didik

Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan berdasarkan kebutuhan belajar. Kebutuhan belajar peserta didik setidaknya terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut: 1) kesiapan belajar atau profil belajar; 2) gaya belajar; 3) minat belajar peserta didik (Tomlison, 2011). Kesiapan belajar atau profil belajar menunjukkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Aspek yang mempengaruhi profil belajar antara lain: 1) preferensi lingkungan belajar, yang mencakup: suhu ruangan; tingkat kebisingan, intensitas cahaya, pembelajaran terstruktur atau tidak terstruktur; 2) dampak social, seperti: pendiam, ekspresif, formal, informal, pribadi, atau impersonal; 3) preferensi untuk gaya belajar. Adapun gaya belajar menunjuk pada cara individu dalam memperoleh, memproses, maupun menyimpan informasi saat mempelajari materi. Secara umum, gaya belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1) visual yang memfokuskan belajar dengan cara melihat (melalui materi yang dibuat dalam bentuk gambar,

(4)

Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD 24 peta, catatan); 2) auditori yang memfokuskan belajar dengan cara mendengarkan (dengan diskusi, mendengarkan ceramah, berbicara keras, mendengarkan lagu); dan 3) kinestetik yang memfokuskan belajar dengan cara melakukan (gerak badan, meregang, melakukan aktivitas langsung), sedangkan minat belajar merupakan cara pandang yang dapat mempengaruhi inspirasi seseorang dalam menyelesaikan latihan-latihan tertentu. Minat belajar juga mempengaruhi motivasi seseorang dalam melakukan aktivitas tertentu (Sanjaya, 2007: 69).

Implementasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Pembelajaran Berdiferensiasi Penguatan profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran berdiferensiasi dilakukan melalui pembelajaran berdiferensiasi proses, pembelajaran berdiferensiasi konten, dan pembelajaran berdiferensiasi produk. Pembelajaran berdiferensiasi diawali dengan melakukan asesmen formatif awal. Asesmen formatif awal bertujuan untuk memetakan kebutuhan belajar peserta didik, sehingga mempermudah guru dalam memberikan strategi pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik. Asesmen formatif awal dilaksanakan untuk mengetahui kesiapan belajar, gaya belajar, maupun minat peserta didik. Asesmen formatif awal yang dilakukan guru seyogyanya dapat menggali kesulitan belajar, kebutuhan akan media pembelajaran, kelebihan, potensi atau kemampuan yang dimiliki peserta didik.

Implementasi penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi di lapangan, berdasarkan hasil penelitian Martanti, et. al. (2022: 415), ditemukan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi. Kesulitan yang dialami guru ini disebabkan karena kesulitan guru dalam membuat Modul Ajar maupun pengelolaan kelas yang sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Hasil penelitian tersebut juga menemukan faktor pendorong penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi yaitu kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah berperan dalam memberikan motivasi kepada guru maupun stakeholder pendidikan di sekolah, serta berperan dalam penyelenggaraan berbagai pendampingan bagi guru melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung, seperti: seminar, in house training (IHT), maupun kegiatan workshop. Selain factor pendukung, Martanti, et. al. (2022:

415) juga menemukan faktor penghambat penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi, yaitu belum siapnya guru untuk merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, serta belum optimalnya kemampuan guru dalam melakukan asesmen formatif awal, serta belum optimalnya pembelajaran diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Selain itu juga ditemukan bahwa pemahaman guru tentang dimensi profil pelajar Pancasila yang akan dikembangkan dalam pembelajaran belum sepenuhnya optimal.

Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada pembelajaran yang dilakukan berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajaran ini mampu menempatkan guru dalam mengembangkan bakat dan kemampuan peserta didik (Webb & Baird, 1968; Handa, 2019).

Dengan demikian, pembelajaran berdiferensiasi efektif untuk dilaksanakan, karena pembelajaran ini sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, sehingga peserta didik dapat belajar dengan lebih optimal (Morgan, 2014; Grissom & Bartanen, 2019).

Simpulan dan Saran

Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dilakukan melalui tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pembelajaran berdiferensiasi konten, pembelajaran berdiferensiasi proses, dan pembelajaran berdiferensiasi produk. Penguatan profil pelajar Pancasila dapat diinternalisasikan ke dalam pembelajaran berdiferensiasi tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, ditemukan bahwa belum optimalnya penguatan profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran berdiferensiasi disebabkan karena adanya kesulitan yang dialami guru dalam membuat modul ajar serta kesulitan dalam pengelolaan kelas yang sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan adanya faktor

(5)

Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD 25 pendorong dan faktor penghambat penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi. Faktor pendorongnya yaitu kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah berperan dalam memberikan motivasi kepada guru serta berperan juga dalam menyelenggarakan kegiatan pengembangan kapasitas guru melalui lokakarya, seminar, berbagai pelatihan, in house training (IHT) maupun kegiatan workshop. Selain faktor pendukung, ditemukan juga faktor penghambatnya yaitu masih rendahnya kesiapan guru dalam merencanakan pembelajaran berdiferensiasi maupun asesmen formatif awal sebagai upaya pemetaan kebutuhan belajar peserta didik, serta belum optimalnya pemahaman guru terkait dengan dimensi-dimensi dalam profil pelajar Pancasila yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.

Saran berdasarkan hasil penelitian ini yaitu perlunya penguatan profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran diferensiasi dengan lebih optimal, serta perlunya melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Selain itu, peran kepala sekolah penting dalam pengembangan kapasitas guru, termasuk dalam pengimplementasian penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berdiferensiasi.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sarjanawiyata Tamanpeserta didik yang telah memberikan kepada peneliti untuk menulis artikel pada jurnal ini.

Daftar Pustaka

Annisa, M. N. A. W. (2020). Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar di Zaman Serba

Digital. Jurnal Pendidikan dan Sains, 2(1), 35–48.

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintangPentingnya Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Das. Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2(1), 35–48.

Chandra Handa, M. (2019). Leading Differentiated Learning for the Gifted. Roeper Review, 41(2), 102–

118. https://doi.org/10.1080/02783193.2019.1585213.

Handa, C. M. (2019). Leading Differentiated Learning for the Gifted. Roeper Review, 41(2), 102–118.

https://doi.org/10.1080/02783193.2019.1585213

Novera, E., Daharnis, Yeni Erita, A. F. (2021). Jurnal Basicedu, 5(6), 6349_6356.

Faiz, A. (2022). Program Guru Penggerak Sebagai Sumber Belajar. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 14(1), 2442–2355.

Grissom, J. A., & Bartanen, B. (2019). Principal effectiveness and principal turnover. Education Finance and Policy, 14(3), 355–382. https://doi.org/10.1162/edfp_a_00256

Hodges, T. S., & McTigue, E. M. (2014). Renovating Literacy Centers for Middle Grades:

Differentiating, Reteaching, and Motivating. The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, 87(4), 155–160. https://doi.org/10.1080/00098655.2014.886550 Jayanti, G. D., Setiawan, F., Azhari, R., & Putri Siregar, N. (2021). Analisis Kebijakan Peta Jalan

Pendidikan Nasional 2020-2035. Jurnal Pendidikan Dasar dan Keguruan, 6(1), 40–48.

https://doi.org/10.47435/jpdk.v6i1.618

Komalasari, M. D., & Apriani, A. (2023). Integration Of The Living Values Education Program (LVEP) In The Merdeka Curriculum. Elementary School: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran ke-SD-an, 10(1), 61-69.

Marisa, M. (2021). Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” di Era Society 5.0. Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora), 5(1), 66–78. https://doi.org/10.36526/js.v3i2.e-ISSN

Marlina, M., & Efrina, E. (2020). Model Asesmen Pembelajaran Berdiferensiasi bagi Peserta didik Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif.

Martanti, F., et. al. (2022). Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pembelajaran Diferensiasi Pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah Penggerak. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES

(6)

Tantangan dan inovasi dalam mewujudkan merdeka belajar di sekolah dasar berbasis ajaran KHD 26 2022. Semarang: Universitas Negeri Semarang. 412-417.

Morgan, H. (2014). Maximizing Student Success with Differentiated Learning. The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, 87(1), 34–38.

https://doi.org/10.1080/00098655.2013.832130.

Nasution, S. W. (2022). Assesment Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar. Prosiding Pendidikan Dasar, 1, 135–142. https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.181.

Pradina, Q., Faiz, A., & Yuningsih, D. (2021). Peran Guru dalam Membentuk Karakter Disiplin (Studi pada Peserta didik di Mi Nihayatul Amal Gunungsari Cirebon). Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 4118–4125.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana.

Sardiman. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slavin, Robert E. (2015). Cooperative Learning: Teori Riset dan Praktik. Terjemahan.

Peserta didik, K. P., Suryaningsih, A., & Noventari, W. (2021). Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya Terhadap. Jurnal Ketahanan Nasional, 27(2), 230–249.

Suryaman, M. (2020). Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra, 1(1), 13–28.

Tomlinson, C. A. (2001). How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.

Wardati, Z. (2019). Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Sosial Anak pada Habib Alby Homeschooling The Role of Teachers in Forming Children’s Social Character at Habib Alby Homeschooling. DAYAH: Journal of Islamic Education, 2(2), 261–280.

Webb, C., & Baird, J. H. (1968). Learning Differences Resulting from Teacher- and Student-Centered Teaching Methods. The Journal of Higher Education, 39(8), 456–460.

https://doi.org/10.1080/00221546.1968.11776534.

Wonosobo, D. I. M. I. N. (2022). Impelementasi Kurikulum Merdeka Belajar. 12(2020), 95–101.

https://doi.org/0.15642/jkpi.2022.12.60.-71.

Wulandhari, C. A., Zulfiati, H. M., & Rahayu, A. (2019). Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan melalui Pembelajaran Tematik di Kelas IV SD 1 Sewon. Prosiding Seminar Nasional PGSD 2019, 1(April), 85–96.

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya pendidikan multikultural merupakan suatu strategi pendidikan yang dianggap memiliki keutamaan, terutama dalam memberikan terobosan baru dalam pembelajaran

Proses pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam menerapkan keterampilan pembelajaran abad 21 berorientasi kurikulum merdeka Menurut hasil penelitian melalui

Kegiatan ini juga adalah kegiatan wajib yang dilaksanakan siswa bersama dengan guru di SDN 28 Mataram, Melalui Kegiatan ini termasuk dalam penerapan profil pelajar pancasila yang dimana

7 No.1 Januari 2024 | Hal 73-85 didukung setiap ada kegiatan disekolahan lalu dari pihak sekolah dan guru selalu berkreasi sesuai dengan tuntutan yang ada.‖ Penerapan kurikulum