• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Matematika Menurut Teori Kognitif Piaget

N/A
N/A
Eny Latifah

Academic year: 2024

Membagikan "Pembelajaran Matematika Menurut Teori Kognitif Piaget"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBEL AJARAN MATEMATIKA

MENURUT TEORI

KOGNITIF PIAGET

(2)

( J Piaget lahir di Neuchâtel, Swiss, 9 Agustus 1896 – meninggal 16 September 1980 pada umur 84 tahun) adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya. Menurut Ernst von Glasersfeld, Jean Piaget adalah juga "perintis besar dalam teori konstruktivis tentang pengetahuan" Karya Piaget pun banyak dikutip dalam pembahasan mengenai psikologi kognitif.

(3)

PSIKOLOGI KOGNITIF

• Perspektif teoritis yang

memfokuskan pada proses- proses mental yang

mendasari pembelajaran

dan perilaku.

(4)

KONSTRUKTIVISME

Perspektif teoritis yang menyatakan bahwa para pembelajar

mengkonstruksi, dan menyerap pengetahuan berdasarkan

pengalaman mereka.

Selain perspektif konstruktivisme ada pula perspektif behaviorisme, yaitu perspektif teoritis yang

menggambarkan dan menjelaskan pembelajaran dan perilaku dalam kerangka hubungan stimulus-

respons

(5)

PROSES KOGNITIF PIAGET

• Skema  kerangka kognitif / kerangka referensi

• Asimilasi proses memasukkan

pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yg sudah ada

• Akomodasi menyesuaikan diri dengan infomasi yg baru

• Organisasi  mengelompokkan

perilaku/konsep ke dalam kelompok-

kelompok yg terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih tertib, lancar; dengan menggunakan kategori-kategori

• Ekuilibrasi  bergerak dari satu tahap ke tahap yg lain, shg rawan konflik dalam

usahanya memahami dunia (disekuilibrium).

Jika berhasil akan mendapatkan keseimbangan pemikiran

(6)

TAHAP-TAHAP

PERKEMBANGAN PIAGET

1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)

3. Tahap operasi konkret (7-11 tahun)

4. Tahap operasi formal (mulai 11 atau 12 tahun)

Tahap-tahap ini secara kualitatif

sangat berbeda.

(7)

TAHAP 1:

SENSORIMOTORIK 1. Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun.

2. Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam kemampuan bayi

mengorganisasikan &

mengkoordinasikan sensasi

melalui gerakan-gerakan dan

tindakan-tindakan fisik.

(8)

TAHAP SENSORIMOTORIK TERBAGI 6 PERIODE

1. Periode 1: refleks (0 – 1 bulan)

2. Periode 2: kebiasaan (1 – 4 bulan) 3. Periode 3: reproduksi (4 – 8 bulan)

4. Periode 4: koordinasi skemata (8 – 12 bulan)

5. Periode 5: eksperimen (12 – 18 bulan)

6. Periode 6: representasi (18 – 24 bulan)

(9)

CIRI-CIRI

SENSORIMOTOR

1. Didasarkan tindakan praktis.

2. Inteligensi bersifat aksi, bukan refleksi.

3. Menyangkut jarak yang pendek antara subjek dan objek.

4. Mengenai periode sensorimotor:

Umur hanyalah pendekatan. Periode- periode tergantung pd banyak faktor:

lingkungan sosial dan kematangan fisik.

Urutan periode tetap.

Perkembangan gradual dan merupakan proses yang kontinu.

(10)

TAHAP PRAOPERASIONAL (2-7 TAHUN)

• Dicirikan dengan adanya

fungsi semiotik (simbol)  2-4 tahun.

• Berkembangnya pemikiran

intuitif  4-7 tahun.

(11)

FUNGSI SEMIOTIK PD BEBERAPA GEJALA

• Imitasi tak langsung  membuat imitasi yang secara tidak langsung dari bendanya sendiri. Contoh:

anak bermain kue-kuean sendiri, pasar-pasaran.

• Permainan simbolis. Contoh:

mobil-mobilan dengan balok-balok kecil.

• Permainan simbolis dapat

merupakan ungkapan diri anak.

(12)

FUNGSI SEMIOTIK LANJUTAN

• Menggambar. Anak dapat menggambar realistis tetapi tidak proporsional.

Contoh: gambar rumah dan pepohonan tegak lurus di lereng pegunungan.

• Mengetahui bentuk-bentuk dasar geometris: bulat, bundar, persegi.

(13)

FUNGSI SEMIOTIK LANJUTAN

• Bahasa ucapan. Anak mulai menggunakan suara sebagai

representasi benda atau kejadian.

• Perkembangan bahasa sangat memperlancar perkembangan konseptual anak dan juga

perkembangan kognitif anak.

• Menurut Piaget: perkembangan

bahasa merupakan transisi dari sifat

egosentris ke interkomunikasi sosial.

(14)

PEMIKIRAN INTUITIF

• Pemikiran anak

berkembang pesat secara bertahap

ke arah tahap konseptualisasi.

• Belum bisa berpikir

multidimensi.

(15)

CIRI-CIRI PEMIKIRAN

1. LAIN Egosentris.

Anak belum bisa melihat

dari perspektif orang lain.

2. Adaptasi yang tidak disertai

gambaran yang akurat. Ingatan recognition dan ingatan

evocation.

(16)

recognisi: ingatan di mana seseorang berhadapan dengan benda yang

dihadapinya.

evocation: ingatan akan

suatu objek di mana anak tidak sedang bertemu

dengan objek itu sendiri

(17)

CIRI-CIRI PEMIKIRAN LAIN LANJUTAN

1. Reversibilitas belum terbentuk. Anak belum mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan memikirkan tindakan

tersebut dalam arah yang sebaliknya. Misal:

lima garis dan lima koin diletakkan sejajar, ketika anak tahu jumlah garis, maka dia

juga tahu jumlah koin

2. Pengertian kekekalan belum lengkap.

Yaitu: konsep tentang jumlah benda yang tetap sama walaupun bentuknya berubah

(18)

3. Klasifikasi figuratif. Anak menyusun objek tidak hanya berdasarkan

kesamaan dan perbedaan, tapi juga menjajarkan semuanya. Anak bisa

mengklasifikakan bunga mawar, tapi masih belum bisa membedakan berapa jumlah bunga dan mawar

(19)

4. Relasi ordinal/serial. Anak masih kesulitan mengurutkan

suatu seri. Anak umur 5-6 tahun bisa menyusun 10 tongkat

berdasarkan urutan tinggi, tapi masih ada satu atau dua

kesalahan.

5. Kausalitas. Banyak bertanya

“mengapa?”. Mulai 3 tahun anak

mengetahui konsep sebab-akibat

(20)

TAHAP OPERASI KONKRET (7-11 TAHUN)

• Logika tentang sifat reversibilitas dan kekekalan.

• Berpikir decentering, seriasi, klasifikasi, kesimpulan

probalistis/menyimpulkan dari hal yang berhubungan dengan peluang.

• Tidak lagi egosentris.

• Masih terbatas pada hal-hal konkret.

• Belum dapat memecahkan persoalan

yang abstrak.

(21)

TAHAP OPERASI FORMAL (MULAI 11-15 TAHUN)

• Mulai perkembangan reasoning dan logika remaja.

• Asimilasi dan akomodasi berperan

membentuk skema lebih menyeluruh.

• Pemikiran remaja = dewasa secara kualitas, namun beda kuantitas,

skema orang dewasa lebih banyak.

• Pemikiran deduktif, induktif dan

abstraktif.

(22)

TEORI BELAJAR KOGNITIF

• belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap

perkembangan kognitif peserta didik.

• Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan

eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi

dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.

• Guru hendaknya banyak

memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau

berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan

menemukan berbagai hal dari

lingkungan.

(23)

PRINSIP BELAJAR

• belajar aktif  akan

menghindarkan siswa dari kebosanan

• belajar lewat interaksi sosial,manusia

• belajar lewat pengalaman

sendiri,pada pembelajaran ini proses mencari ilmu dilakukan secara tidak sengaja, jadi siswa merasa tidak terpaksa untuk

belajar

(24)

IMPLIKASI DALAM BELAJAR

• Bahasa dan cara berfikir siswa berbeda

dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa

yang sesuai dengan cara berfikir siswa.

• Siswa-siswa akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.

Guru harus membantu siswa agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik- baiknya.

• Bahan yang harus dipelajari siswa

hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

• Berikan peluang agar siswa belajar sesuai tahap.

• Di dalam kelas, siswa-siswa hendaknya

diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

(25)

CONTOH APLIKASI

• Menentukan tujuan instruksional

• Memilih materi pelajaran

• Menentukan topik yang mungkin

dipelajari secara aktif oleh mahasiswa

• Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang

akan dipelajari mahasiswa.

• Mempersiapkan pertanyaan yang

dapat memacu kreatifitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya

• Mengevaluasi proses dan hasil belajar 

(26)

Menurut Piaget :

Metode pengajaran matematika dalam bentuk ceramah akan menyebabkan

hambatan bagi murid yang masih dalam tingkat pengajaran yang masih rendah.

Hal pokok dalam pengajaran matematika pada murid bahwa Pengajaran

matematika tidak boleh melalaikan peran kegiatan – kegiatan, khususnya pada

anak–anak yang masih kecil.

Pengalaman fisis dan pengalaman

matematis-logis sangat penting dalam

mengembangkan pengetahuan, baik fisis maupun matematis.

(27)

CONTOH:

Andi yang berumur 4 tahun berada di sebuah taman dan mulai menyusun kelereng dalam garis lurus. Ia menghitung dari kiri ke kanan satu sampai sepuluh.

Ia menghitung dari kanan ke kiri dengan hasil yang sama. Selanjutnya, ia meletakkan kelereng-kelereng itu dalam suatu lingkaran dan menghitungnya lagi dengan hasil yang sama juga. Dalam susunan

bagaimana pun akhirnya ia menjadi sungguh yakin bahwa jumlahnya sama dan tidak tergantung pada susunan atau bentuk.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran matematika adalah hubungan interaksi dan proses belajar dan mengajar yang berhubungan dengan penalaran

deduktif, masalah-masalah, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dalil-dalil, antara pendidik dan peserta didik.

(28)

Penerapan dari empat

tahap perkembangan

intelektual anak yang

dikemukakan oleh Piaget

(29)

1.      TAHAP SENSORIMOTOR (0-2 TAHUN)

Untuk mengembangkan kemampuan matematika anak di tahap ini, kemampuan anak mungkin

ditingkatkan jika dia cukup diperbolehkan untuk bertindak terhadap lingkungan. Anak – anak

pada tahap sensorimotor memiliki beberapa pemahaman tentang konsep angka dan

menghitung. Misalnya: Orang tua dapat

membantu anak- anak mereka menghitung

dengan jari, mainan dan permen. Sehingga anak dapat menghitung benda yang dia miliki dan

mengingat apabila ada benda yang ia punya hilang.

(30)

2. TAHAP PERSIAPAN

OPERASIONAL ( 2 -7 TAHUN)

• Umur 2 – 4 tahun

• Umur 4 – 7 tahun (pemikiran

intuitif)

(31)

UMUR 2 – 4 TAHUN

• seorang anak mulai dapat menggunakan simbol atau

tanda untuk mempresentasikan suatu benda yang tidak tampak dihadapannya. Penggunaan

symbol itu tampak dalam 4

gejala berikut:

(32)

IMITASI TIDAK LANGSUNG

Anak mulai dapat menggambarkan suatu hal yang sebelumnya dapat dilihat, yang sekarang sudah tidak ada. Dengan kata

lain, ia mulai dapat membuat imitasi yang tidak langsung dari bendanya sendiri.

Contohnya: Bola sesungguhnya dalam bentuk bola plastik.

(33)

PERMAINAN SIMBOLIS

Dalam permainan simbolis, seringkali terlihat bahwa seorang anak berbicara sendirian

dengan mainannya. Misalnya: Jika si anak merasa senang dengan bola, maka ia akan bermain bola – bolaan. Menurut Piaget,

permainan tersebut merupakan ungkapan diri anak dalam menghadapi masalah,

suasana hati, ketakutan dan lain – lain

(34)

MENGGAMBAR

Menggambar pada tahap pra

operasional merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental. Unsur permainan simbolisnya terletak pada segi

“kesenangan” pada diri anak yang sedang menggambar. Unsur

gambaran mentalnya terletak pada usaha anak untuk mulai meniru

sesuatu yang real.

(35)

GAMBARAN MENTAL

Gambaran mental adalah penggambaran secara pikiran suatu objek atau

pengalaman yang lampau. Pada tahap ini, anak masih mempunyai kesalahan yang sistematis dalam menggambarkan

kembali gerakan atau transformasi yang ia amati.

Contoh: deretan 5 kelereng berwarna coklat dan 5 hitam, yg mana jarak

kelereng hitam lebih renggang sehingga anak mempersepsikan lebih banyak

(36)

UMUR 4 – 7 TAHUN

(PEMIKIRAN INTUITIF)

Pada umur 4 – 7 tahun, pemikiran anak semakin berkembang pesat. Tetapi

perkembangan itu belum penuh karena

anak masih mengalami operasi yang tidak lengkap dengan suatu bentuk pemikiran atau penalaran yang tidak logis

Contoh: seorang anak dihadapkan dengan pertanyaan: “Manakah yang lebih berat 1 Kg kapas atau 1 Kg besi?”. Anak tersebut pasti menjawab 1 Kg besi tanpa berpikir terlebih dahulu.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pembelajaran matematika dalam penerapan strategi konflik kognitif Piaget dan Hasweh pada kelas VIII, bertujuan untuk melihat perbandingan peningkatkan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa CD Pembelajaran Matematika Berbantuan Software Geogebra Dengan Pendekatan Konstruktivisme Berbasis Teori Jean Piaget Pada Materi

Peneliti menganalisa bahwa tahap perkembangan kognitif anak usia dini menurut Jean Piaget terjadi melalui tahap sensorimotor dan praoperasioanal, menurut Piaget

Menurut pandangan peneliti, judul skripsi “Analisis Berpikir Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori Piaget pada Materi Relasi dan Fungsi Kelas VIII

Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada perubahan yang terjadi pada sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung informasi baru.. Jadi,

Artikel ini membahas penerapan teori kognitif perspektif Bruner, Ausubel dan Piaget dalam meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam pada Pendidikan Anak Usia Dini

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET Mursalin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

konsep konservasi Konsep Konservasi Konservasi adalah salah satu konsep kunci dalam teori perkembangan kognitif Jean Piaget, yang merujuk pada pemahaman bahwa jumlah, volume, atau