PENDAHULUAN
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Penerapan Kurikulum 2013 tidak hanya diterapkan di sekolah negeri atau reguler saja, namun juga di sekolah luar biasa. Penerapan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak, mengingat setiap anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan kendala yang dihadapi anak.
Sistematika Pembahasan
Keterbelakangan mental adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak-anak dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Bab kedua berisi tinjauan pustaka yang menggabungkan penelitian terdahulu ke dalam literatur yang sesuai dengan kajian, diikuti dengan kerangka teori. Meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, topik penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan terakhir tahapan penelitian yang dilakukan peneliti.
Bab empat berisi penyajian data yang terdiri atas uraian objek penelitian, penyajian dan analisis data serta diakhiri dengan pembahasan hasil. Bab lima atau bab terakhir merupakan kesimpulan yang berisi kesimpulan dan saran.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kajian Teori
Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan anak tunagrahita dalam mengasuh, menunjang dan membimbing dirinya, sehingga tidak mampu bersosialisasi. Anak tunagrahita sulit berkonsentrasi, rentang perhatiannya sangat sempit, dan cepat beralih sehingga kurang mampu dalam menghadapi tugas. Anak-anak dengan disabilitas intelektual mengalami kesulitan untuk mencapai bidang akademis yaitu membaca dan keterampilan berhitung yang bermasalah, namun mereka dapat dilatih dalam keterampilan berhitung dasar secara umum.
Sebagai contoh; Anak tunagrahita yang berusia 18 tahun memperlihatkan perilaku anak yang berusia 8 tahun. Kemampuan anak tunagrahita dalam mengatur keadaannya sangat buruk, terutama pada anak tunagrahita kategori berat. Pembelajaran tematik ini tidak hanya diterapkan pada satu jenis anak berkebutuhan khusus saja, namun pada semua anak berkebutuhan khusus, baik tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, autis.29 Implementasi Kurikulum 2013 pada anak tunagrahita diusung melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu 30.
Tawaran pendidikan bagi anak tunagrahita lebih ditujukan pada tawaran individual, karena perbedaan individu pada anak tunagrahita sangat berbeda-beda (heterogen).
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dan diskusi dengan kepala sekolah, guru yang menjadi objek penelitian adalah Ny. Aridl Mardiana S.Pd, selaku pengajar siswa tunagrahita kelas VIII. Mengenai siswa yang menjadi subjek penelitian, guru menyarankan untuk mengambil subjek penelitian pada kelas VIII, siswa tunagrahita yang berkemampuan pendidikan. Siswa tunagrahita ringan dan sedang masih dianggap mampu belajar matematika, sedangkan siswa tunagrahita ringan lebih banyak diajarkan tentang kemandirian dalam perawatan diri, bukan pembelajaran akademik.
Dalam hal berhitung juga sangat rendah (masih menggunakan jari dan media untuk berhitung) siswa ini umumnya sulit berkonsentrasi ketika guru menjelaskan dan memberikan soal latihan, ia lebih membutuhkan bimbingan individu dibandingkan siswa lainnya. Hilmiu merupakan siswa yang sedikit sulit dikendalikan, sering berbicara sendiri dan suka menyendiri di kelas. Sedangkan untuk operasi penjumlahan, Arif bisa menghitung hasilnya dengan benar, namun agak lama dan membuat sulit berkonsentrasi.
Seringkali Farhan juga mengajari teman-temannya yang lain, namun terkadang Farhan sulit mengendalikan emosinya, ia mudah marah di kelas.
Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Observasi
- Teknik Wawancara
- Teknik Dokumentasi
Oleh karena itu, segala macam informasi, bahkan rahasia, dapat diperoleh dengan mudah.38 Observasi ini digunakan untuk memperoleh data pelaksanaan pembelajaran matematika anak tunagrahita oleh guru. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara percakapan informal atau wawancara tidak terstruktur, artinya wawancara dilakukan apabila jawaban-jawaban berkembang di luar pertanyaan terstruktur tetapi tidak lepas dari permasalahan pokok.39 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi. dari guru matematika di kelas dan kepala sekolah. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai pembelajaran matematika pada anak tunagrahita di SMPLB.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi atau gabungan ketiganya (triangulasi). Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melihat Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan data dokumentasi dan wawancara, hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan selama penelitian dan wawancara, serta tahapan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru. serta hasil wawancara. Data ringkas adalah seluruh data yang diperoleh baik dari observasi, dokumentasi atau wawancara mengenai pembelajaran matematika pada anak tunagrahita.42.
Proses ini mengacu pada pemilahan, pemfokusan, penyederhanaan, rangkuman dan/atau transformasi data yang diperoleh menjadi satu kesatuan yang utuh dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat berupa uraian singkat, grafik, hubungan antar kategori, diagram alir, dan sejenisnya. Cara yang paling umum digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif bisa saja sesuai atau tidak sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, karena sebagaimana dikemukakan, permasalahan dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian selesai. 45 Penelitian ini juga akan disimpulkan berdasarkan data yang diperoleh dari bidang pembelajaran matematika untuk anak tunagrahita.
Keabsahan Data
Sedangkan peneliti melakukan triangulasi sumber yaitu membandingkan hasil wawancara dengan dua sumber berbeda.
Tahap-Tahap Penelitian
Apabila seorang peneliti telah membuat suatu instrumen untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian, maka hendaknya diperiksa keabsahan instrumen tersebut agar nantinya data yang dikumpulkan dapat menghasilkan data yang akurat. Melakukan observasi dengan menggunakan pedoman observasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan instrumen observasi dan divalidasi oleh validator. Analisis data dilakukan setelah memperoleh data mentah yang dilakukan peneliti pada saat turun ke lapangan untuk melakukan penelitian.
Triangulasi data digunakan untuk mencapai konsistensi data dari data yang diperoleh pada saat pengumpulan data oleh peneliti di lapangan.
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
Penyajian Data dan Analisis
Pembahasan Temuan
Perencanaan pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita diawali dengan perencanaan asumsi dasar pembelajaran yaitu dengan penyusunan RPP berdasarkan Kurikulum Tematik. dari tahun 2013 (Lampiran 6). dimana terdapat beberapa mata pelajaran dalam satu mata pelajaran dan waktunya satu hari. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada anak tunagrahita Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dalam memantau proses pembelajaran matematika di kelas siswa tunagrahita berkemampuan pendidikan, terdapat tiga tahapan yang dilalui dalam proses pembelajaran matematika. Kelupaan ini bukan karena tidak belajar, melainkan karena daya ingat anak tunagrahita sangat rendah.
Dalam hal ini bukan berarti anak tunagrahita tidak bisa berpikir atau belajar sama sekali, melainkan harus belajar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Untuk anak tunagrahita evaluasi dilakukan hampir seperti di sekolah reguler, ada ulangan harian, ujian tengah semester, ujian semester, hanya saja untuk anak tunagrahita tidak mengikuti ujian nasional (FN). Perencanaan pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita diawali dengan perencanaan asumsi dasar pembelajaran, yaitu penyusunan RPP tematik Kurikulum 2013, dimana terdapat beberapa mata pelajaran dalam satu tema dan alokasi waktunya satu hari.
Bagi anak tunagrahita, evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan hampir sama dengan di sekolah reguler, ada ulangan harian, ujian tengah semester, ujian semester, namun bagi anak tunagrahita tidak mengikuti ujian nasional (UN). Bukan berarti anak tunagrahita tidak bisa berpikir atau belajar sama sekali, melainkan harus belajar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Perencanaan pembelajaran bagi anak tunagrahita b. pembelajaran matematika untuk anak tunagrahita 2. Guru mata pelajaran matematika di kelas anak tunagrahita.
Pengumpulan data pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika anak tunagrahita melalui observasi dilakukan dalam dua kali pertemuan. SGK05 : Kunci dalam mendidik anak tunagrahita adalah sabar, sabar. Karena unik, saya sering kali harus mengulangi apa yang saya pelajari. Anak tunagrahita yang memiliki MA yang sama tidak selalu sama dalam layanan pembelajaran, sehingga guru menyikapi hal tersebut dengan mengetahui karakteristik anak, dengan sendirinya mereka dapat lebih memahami apa yang diajarkan.
SGK18 : Dengan observasi saat pembelajaran dan hasil latihan soal, tapi anak tunagrahita mudah lupa ya kak. Jadi bagi anak tunagrahita, yang terpenting adalah kemandiriannya, yang lebih fokus atau terasah pada kemampuannya, seperti menggambar, memasak, atau seni.
PENUTUP
Saran
Setiap siswa mendapat bantuan individu dalam mengerjakan soal, terlihat bahwa siswa tunagrahita masih memiliki pengetahuan yang sangat sedikit tentang operasi bilangan bulat, mereka selalu harus menggunakan jari untuk membantu menghitung bilangan yang dijumlahkan. Pada umumnya siswa tunagrahita sulit berkonsentrasi dalam belajar, sering kali guru menjawab ketika ditanya “Saya lupa, oh begitu, iya saya tahu Bu, hmmm lho, saya tidak mengajarimu Bu.” Karena ciri-ciri siswa tunagrahita adalah mudah lupa, seringkali guru harus mengulang kembali materi yang diajarkan.
Ya terlihat siswa tunagrahita masih belum sempurna, ada juga yang berteriak-teriak, berbicara sendiri dan guru meminta semua siswa duduk manis, kemudian diawali dengan doa bersama dan menyanyikan lagu pada bulan agustus. 17, ingatlah bahwa itu bulan Agustus. Topik wawancara: Perencanaan pembelajaran matematika bagi siswa tunagrahita PGK01: Apakah guru memahami karakteristik anak? Topik wawancara: Implementasi pembelajaran matematika bagi siswa tunagrahita PGK09: Bagaimana pembelajaran matematika dilaksanakan di kelas.
Selain itu, siswa tunagrahita mempunyai gangguan jiwa ringan, meskipun duduk di bangku sekolah menengah atas masih setara dengan siswa taman kanak-kanak atau sekolah dasar. Misalnya, jika mereka sedang tidak mood untuk belajar hari ini, tidak apa-apa. tidak bisa dipaksakan, namun jika dipaksa nanti, mereka bisa mengamuk - marah karena kelas ini malah bisa dihancurkan olehnya. Namun siswa tunagrahita sangat mudah lupa. Lupa ini bukan karena semalam mereka tidak belajar, melainkan ada sesuatu dalam otak mereka yang membuat kemampuannya tidak bisa dibandingkan dengan anak normal lainnya. SGK17: Siswa penyandang disabilitas intelektual selalu butuh bimbingan, mereka belum bisa mandiri seperti siswa SD ya Kak, padahal fisiknya sudah besar lho, saat ujian pun mereka tidak bisa kalau tidak diawasi atau dibimbing. misal saat melakukan operasi perkalian bu, saya belum belajar cara mengerjakannya.
Topik wawancara: Penilaian pengajaran matematika bagi siswa tunagrahita PGK20: Cara menilai pengajaran matematika bagi siswa tunagrahita. Topik wawancara: Perencanaan pembelajaran matematika pada siswa tunagrahita PKS01: Apakah guru memahami karakteristik anak? SKS08: Metode pembelajaran semua tergantung guru masing-masing ya, yang sering digunakan pada siswa tunagrahita lebih pada pembelajaran individual.
PKS12: Apa saja kegiatan lanjutan yang diberikan guru kepada siswa tunagrahita setelah mengetahui kompetensi yang diperoleh siswa tersebut?