PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader dalam pencegahan stunting tidak mampu mengatasi permasalahan stunting di Desa Seloto. Untuk itu perlu adanya pemberdayaan kader posyandu dalam pencegahan stunting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pencegahan stunting di Desa Seloto.
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Telaah Pustaka
Faktor Penentu Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene Tahun 2017. Rangkuman Faktor Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat 2010, Analisis Tenggara, Provinsi20, Analisis Data 2010, 2010, Analisis Data).
Kerangka Konsep
Berbagai keterampilan yang dihasilkan dari proses pembelajaran (teoretis dan praktis) sangat mendesak untuk mata pelajaran pengembangan sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Kenyataannya, banyak program pembangunan yang kurang melibatkan masyarakat karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi.
Metode Penelitian
Untuk memperoleh data yang valid dan obyektif terhadap apa yang diteliti, dipandang perlu adanya informasi, ciri-cirinya, dan jenis data yang akan dikumpulkan. Data primer adalah sumber data yang memberikan data langsung kepada pengumpul data.51 Sumber data primer penelitian ini adalah kader posyandu, bidan desa, orang tua penderita stunting dan masyarakat. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.
Dengan cara ini, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan dan mencari data lebih lanjut jika diperlukan. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang muncul pada subjek penelitian dengan kekuatan yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Memperluas observasi tersebut, peneliti kembali memeriksa apakah informasi yang diberikan selama ini benar atau salah.
Dengan meningkatkan persistensi, peneliti dapat memeriksa kembali apakah data yang ditemukan salah atau tidak. Begitu pula dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat memberikan gambaran data yang akurat dan sistematis terhadap apa yang diamati. Bahan referensi mengacu pada adanya dukungan yang membuktikan data yang ditemukan peneliti.
Sistematika Pembahasan
Dengan demikian, kepastian data dan rangkaian kejadian dapat terekam secara pasti dan sistematis. Dalam suatu laporan penelitian, data yang disajikan sebaiknya disertai dengan foto atau dokumen asli agar lebih dapat diandalkan.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
Gambaran Umum Desa Seloto
- Profil Desa Seloto
- Profil Poskesdes Desa Seloto
Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Penanggulangan Stunting di
- Penyuluhan dan Sosialisasi stunting
- Pelatihan Kader Posyandu
- Penerapan Kemampuan dan Keterampilan Kader Posyandu
Keberhasilan suatu program, dalam hal ini program pemberdayaan kader posyandu di Desa Seloto, bergantung pada aktif tidaknya peran serta masyarakat dalam mensukseskan program tersebut. “Kegiatan sosialisasi stunting ini memberikan banyak pemahaman dan kesadaran khususnya bagi para kader posyandu dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan sehingga kita dapat menurunkan angka stunting di Desa Seloto dan menciptakan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi anak-anak.” 87. Dalam upaya peningkatan kapasitas kader posyandu di Desa Seloto, Bidan Desa menyelenggarakan pelatihan kader posyandu.
Kegiatan pelatihan kader posyandu diikuti oleh 10 kader yang terdiri dari 5 kader posyandu Harapan Kita I dan 5 kader posyandu Harapan Kita II asal desa Seloto. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan, pelaksanaan pencegahan stagnasi pelayanan di desa seloto serta tugas kader dalam mengatasi stagnasi pelayanan di desa seloto. Berdasarkan pemaparan di atas, maka pelatihan yang diberikan dapat bermanfaat bagi para kader dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kader posyandu sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat khususnya dalam mengatasi backlog di desa Seloto.
Pemberdayaan kader posyandu di desa seloto dengan melakukan pelatihan peningkatan kapasitas kader posyandu melalui berbagai kegiatan yang dilakukan, kader posyandu merasakan dampak dan hasilnya. Pelatihan yang diberikan dapat bermanfaat bagi petugas dalam menjalankan peran dan fungsi petugas posyandu. Nenek desa dan kami sebagai kader posyandu selalu melakukan pemantauan sebulan sekali selama kegiatan posyandu.” 99.
Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Stunting di Desa
- Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Penyuluhan dan
- Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Posyandu
- Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Gotong royong
Sehingga dorongan atau kemauan masyarakat untuk mengikuti program stunting dapat dilakukan dengan baik agar masyarakat dapat merasakan manfaat dari kegiatan yang diikutinya dan menjadi sumber motivasi bagi masyarakat agar masyarakat dapat terus berpartisipasi aktif dalam pengelolaannya. dari stunting tersebut. “Saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan sosialisasi, semoga kegiatan ini dapat terlaksana secara berkesinambungan sehingga dapat menambah pengetahuan kita.” Faktor kedua yang mendukung masyarakat dalam mencegah stunting adalah kemampuan partisipasi masyarakat.
Kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi dalam program pencegahan stunting tidak lepas dari kesadaran dan keyakinan masyarakat itu sendiri bahwa masyarakat mampu mengikuti program stunting. Tingginya partisipasi masyarakat dan ibu-ibu yang memiliki anak kecil disebabkan oleh kesadaran akan pentingnya posyandu dan keinginan para ibu untuk melindungi dan menjaga kesehatan anak kecil. Ya, partisipasi masyarakat di Seloto sudah maksimal seperti yang kita harapkan, karena dilihat dari kehadiran ibu-ibu anak kecil di hari posyandu sudah mencapai 90%.
Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa kemampuan partisipasi masyarakat dalam berpartisipasi dalam kegiatan posyandu merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya mengatasi kehamilan stunting pada anak kecil di desa seloto. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong menjaga kebersihan lingkungan merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam mengatasi stagnasi di desa Seloto. Keikutsertaan masyarakat Desa Seloto dalam kegiatan gotong royong merupakan wujud kepedulian mereka terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
PEMBAHASAN
Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Penanggulangan Stunting di
Berdasarkan penjelasan di atas maka proses penyuluhan pada kader posyandu di Desa Seloto dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan kader posyandu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengatasi stunting di Desa Seloto. Melaksanakan pelatihan bagi kader posyandu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menanggulangi stunting di Desa Seloto. Peningkatan pengetahuan kader melalui pelatihan dengan berbagai metode seperti ceramah, diskusi dan metode praktik yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada kader posyandu.
Senada dengan hasil wawancara dengan Ibu Darmiati selaku kader posyandu, beliau merasa senang mendapat pelatihan karena dapat meningkatkan keterampilan kader dalam memberikan pelayanan dalam kegiatan posyandu dan mencegah stunting. Dalam upaya memerangi stunting, pemerintah Desa Seloto telah menyiapkan program pemberian makanan tambahan selama tiga bulan kepada masyarakat yang menderita stunting. Hal ini bekerjasama dengan Pos Kesehatan Desa Seloto dan kader posyandu untuk memberikan tambahan makanan kepada masyarakat yang mengalami stunting di Desa Seloto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan kader posyandu memberikan pengaruh yang baik terhadap pengetahuan kader posyandu dan ibu balita khususnya dalam kegiatan posyandu di Desa Seloto.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap responden sebelum dilakukan pemberdayaan kader dan setelah dilakukan pemberdayaan kader posyandu. Dalam pemberdayaan tersebut, kader posyandu didorong untuk mengoptimalkan perannya dalam membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dalam hal ini anak, terkait pencegahan stunting pada anak. Kader posyandu juga diharapkan mampu mensosialisasikan informasi yang diperoleh mengenai anak stunting kepada masyarakat khususnya orang tua anak, termasuk mengenai ciri-ciri anak stunting dan cara pencegahannya.
Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Stunting di Desa
Sehingga dengan adanya kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pencegahan stunting, maka manfaatnya dapat dirasakan dan masyarakat dapat termotivasi untuk terus berpartisipasi aktif dalam menanggulangi stunting di Desa Seloto. Kegiatan sosialisasi dilakukan di gedung serba guna Desa Seloto yang dihadiri oleh kader posyandu, orang tua balita, masyarakat dan pemerintah Desa Seloto. Dengan penguatan kader posyandu di Desa Seloto yang melibatkan berbagai pihak antara lain pemerintah desa, petugas kesehatan, kader posyandu dan masyarakat Desa Seloto.
Hal ini menjadi bukti bahwa Pemerintah Kota Seloto dan seluruh pihak mendukung penuh peningkatan pengetahuan petugas dan ibu balita di Seloto. Tingkat partisipasi masyarakat terlihat dari pelaksanaan kegiatan posyandu bagi ibu dengan balita dan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kesehatan di Posyandu Harapan Kita Desa Seloto. Pemerintah Desa Seloto mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan bersama membersihkan lingkungan agar tetap bersih.
Maka pemberdayaan yang dilakukan terhadap kader posyandu dalam pencegahan stunting di desa Seloto adalah: Pertama, memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai stunting agar kader dan masyarakat memahami pentingnya pencegahan stunting. Pemberdayaan kader posyandu dalam mengatasi stunting di Desa Seloto berjalan lancar berkat dukungan dan partisipasi aktif dari berbagai pihak. Kegiatan sosialisasi obralan di Gedung Serba Guna Desa Seloto dihadiri Wakil Bupati Sumbawa Barat.
PENUTUP
Kesimpulan
Pemberdayaan kader posyandu merupakan upaya pemberian keterampilan atau kemampuan yang diberikan oleh Petugas Kesehatan Desa bersama Puskesmas untuk memberikan keahlian kepada kader posyandu untuk pencegahan pencegahan. Kedua, melakukan pelatihan kepada kader posyandu untuk menambah pengetahuan sehingga dapat membuka pikiran dan memberikan keterampilan untuk menunjang kegiatan pencegahan stunting. Ketiga, menerapkan kemampuan dan keterampilan kader selama kegiatan posyandu dengan memberikan edukasi dan pemahaman kepada ibu-ibu yang memiliki anak kecil serta memantau perkembangan anak kecil setiap saat selama kegiatan posyandu untuk mencegah stunting.
Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu tidak lepas dari kesadaran masyarakat itu sendiri. Melalui kegiatan tersebut, secara umum diperoleh hasil bahwa pengetahuan dan motivasi para kader meningkat setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai upaya pencegahan stunting pada balita. Dan hal tersebut dapat diatasi dengan mulai produktif memeriksa ibu hamil dan mengkonsumsi pil suplemen darah, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, peran serta masyarakat dalam kegiatan rutin posyandu, pemantauan tumbuh kembang balita selama posyandu, sanitasi yang baik dan lingkungan yang baik.
Saran
Febi Rama Silpina, “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengatasi Stunting (Gangguan Tumbuh Kembang Anak) di Desa Pancasila, Kecamatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (2013), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pedoman Penyelenggaraan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Nur Oktia Nirmalasari, “Stunting pada Anak: Penyebab dan Faktor Risiko Stunting di Indonesia”, Qawwam Vol.
Partisipasi Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting di Kabupaten Garut, Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Vol.7, no. Rahmaya, Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan di Posyand Asoka II, Kawasan Pesisir, Kelurahan Berombong, Kecamatan Tamlate, Kota Makassar, 2014. Shella Monica Dalimunthe, Mendeskripsikan Faktor-Faktor Stunting pada Balita Usia 24– 59 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 (analisis data sekunder Riskesdas 2010).
Sari Puspita, Evy Ratna, Azizah Husin, deelname van de gemeenschap aan deelname aan Posyandu Mawar-activiteiten in het district Indralaya Ogan Hilir, Sriwijaya Universiteit, p. Yusdarif, Determinants of Stunting Incidents in Toddlers Aged 24-59 Months in Rangas Village, Banggae District, Majene Regency in 2017, Alauddin State Islamic University Makasar, 2017.