• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) (STUDY KASUS PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MASYARAKAT MELALUI PEREKONOMIAN KREATIF DI DESA DULOLONG KECAMATAN ABAL KABUPATEN ALOR 2018)

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) (STUDY KASUS PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MASYARAKAT MELALUI PEREKONOMIAN KREATIF DI DESA DULOLONG KECAMATAN ABAL KABUPATEN ALOR 2018)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

Skripsi ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa bantuan ahli lain kecuali bimbingan pembimbing saya. Dosen pembimbing saya telah membimbing saya dengan sepenuh hati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Sahabat Forum Komunikasi Mahasiswa Alor (FKMA, NTT Mataram) mengucapkan terima kasih atas doa, dukungan dan motivasinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan baik materiil, jasmani maupun rohani, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Kedua orang tua saya sangat berjasa dan selalu mendoakan serta memberikan dukungannya tanpa mengenal lelah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai harapan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hal ini belum tentu merupakan kesalahan aparat desa, karena dalam rumusan yang dipaparkan pada BUMDes di Desa Dulolong, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan kajian awal di Desa Dulolong, Kecamatan Abal, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), pemberdayaan BUMDes dikatakan masih belum optimal, hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman dari masyarakat. Berdasarkan survei awal di Desa Dulolong, Kecamatan Abal, Kabupaten Alor, BUMD mempunyai peran penting dalam pemberdayaan masyarakat.

Namun di Desa Dulolong, BUMDes masih belum berjalan maksimal karena kurangnya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam mengikuti program BUMDes. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan usaha desa (BUMDes). Studi kasus pengembangan pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi kreatif di desa Dulolong, Kecamatan Alor Barat Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, 2018).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian .1 Manfaat Teoritis

Program pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk memastikan masyarakat dapat memaksimalkan dan mengidentifikasi sumber daya yang tersedia di masyarakat. Menurut Sumodiningrat, pemberdayaan masyarakat adalah upaya memberdayakan masyarakat dengan mewujudkan potensi kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, melindungi dan memihak pihak yang lemah merupakan hal yang sangat mendasar dalam konsep pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat suatu lapisan masyarakat yang kondisinya tidak dapat dipisahkan dari kondisi saat ini. Jubaedi (2013:4) menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat muncul akibat rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menyebabkan mereka tidak kompeten dan cuek. Maka tidak heran jika pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan ketika kondisi seperti ini terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat juga harus dilakukan melalui berbagai kegiatan: pertama, menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang (enabling). Mengenai makna pemberdayaan masyarakat desa, Winarmi dalam Ambar Teguh mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat desa meliputi tiga hal, yaitu mengembangkan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering) dan menciptakan kemandirian. Berdasarkan pendapatan tersebut, berarti pemberdayaan masyarakat desa tidak hanya terjadi pada masyarakat yang tidak mempunyai sumber daya yang terbatas, namun dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.

Konsep pemberdayaan masyarakat desa merupakan salah satu program pemerintah desa untuk memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada untuk mengembangkan dan membantu proses kemajuan desa. Pemberdayaan masyarakat dalam pemerintahan desa mencakup seluruh sumber daya yang ada di pemerintahan desa seperti kepala desa, perangkat desa dan DPD. Dengan pemberdayaan masyarakat di bidang teknologi diharapkan dapat meningkatkan daya saing masyarakat, juga memudahkan masyarakat dalam bekerja.

Program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan salah satu program pemerintah kota untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan adanya program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan pendidikan masyarakat dan mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan berkemampuan.

Tabel : 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Nama Penulis
Tabel : 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Penulis

Prinsip Pengembangan masyarakat

  • Manajemen Pengembangan Masyarakat
  • Strategi Pengembangan Masyarakat
  • Fungsi Strategis Pengembangan Masyarakat
  • Model Pengembangan Masyarakat

Oleh karena itu, pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya agar individu dan kelompok masyarakat dapat memecahkan permasalahan sosial dan mempunyai pilihan nyata mengenai masa depannya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Di sini, pengembangan masyarakat melengkapi aktivitasnya dengan gerakan sosial baru seperti gerakan hak asasi manusia dan perdamaian. Kebanyakan pekerja sosial menyelenggarakan kegiatan pengembangan masyarakat melalui beberapa tahapan secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan tersebut.

Peran pekerja sosial pada fase ini adalah memberikan penjelasan, informasi dan memfasilitasi kegiatan musyawarah atau diskusi antar warga kelompok sasaran.Kedua, fase analisis masalah. Pada tahap ini, pekerja sosial mengumpulkan informasi berdasarkan jenis, ukuran dan ruang lingkup masalah yang dihadapi warga dan membuat informasi tersebut tersedia bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pekerja sosial menentukan apa keyakinannya dan apa yang akan dicapai dan kemudian mengembangkan proses dan tugas tertentu.

Ketika merencanakan tindakan, pekerja sosial memperhatikan personel, peralatan, jaringan sosial, dana, tempat, informasi, waktu yang tersedia, faktor penghambat, faktor pendukung, permasalahan pemangku kepentingan, tugas nyata yang dilakukan, pihak-pihak yang berpengaruh, yang penting terhadap hasil, pemain kunci. baik secara individu maupun kelompok, dilema atau kontradiksi atau ketegangan antara cara dan tujuan serta hasil yang dapat dicapai. Fase ini dilakukan oleh pekerja sosial dengan melaksanakan langkah-langkah pengembangan masyarakat yang telah dirancang. Keenam, tahap evaluasi dilakukan secara terus menerus oleh pekerja sosial, baik secara formal maupun semi formal pada akhir proses pengembangan masyarakat, atau secara informal secara bulanan, mingguan bahkan harian.

Pembangunan masyarakat mempunyai fungsi yang strategis, selain mampu meningkatkan kesadaran juga berpotensi memperkuat kapasitas (capacity building) sehingga masyarakat berdaya untuk keluar dari jebakan kondisi keterbelakangan, keterbelakangan, kemerosotan moral, disabilitas. , ketidaktahuan, ketidakberdayaan dan kemiskinan. Pengembangan masyarakat lokal merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan kemajuan ekonomi dan sosial bagi masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif masyarakat. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan nyata untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kesetaraan dan keadilan.Model pengembangan masyarakat juga diterapkan dalam ruang organisasi kemasyarakatan yang bersifat non-pemerintah. . Organisasi (LSM) dalam kegiatan pengembangan masyarakat LSM menggunakan tiga jenis pendekatan.

BUMDes

BUMDes merupakan perusahaan yang dijalankan oleh masyarakat desa dan pengelolaannya terpisah dari pemerintah desa. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa, BUMDes diartikan sebagai badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui negara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan untuk mengelola aset, jasa, dan usaha lainnya untuk sebesar-besar kesejahteraan desa. masyarakat. Menurut Abdul Halim, BUMDes merupakan badan usaha yang mampu membantu masyarakat dalam segala hal antara lain: memenuhi kebutuhan sehari-hari, memberikan peluang usaha atau lapangan kerja, memperluas pengetahuan masyarakat desa. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap BUMDes menjadi kendala terbesar, bahkan di tingkat kepala desa, sebagai entitas baru, BUMDes masih belum tersosialisasikan secara maksimal kepada seluruh warga desa di berbagai wilayah Indonesia.

Keterbatasan akses informasi akibat kondisi geografis sebagian besar desa menjadi kendala yang menyulitkan masyarakat mendapatkan penjelasan komprehensif tentang BUMD. Desa dapat menjalankan usaha di bidang perekonomian dan pelayanan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan 2. Pasal 88.

Pasal 89

  • TeoriPembangunan
  • Ekonomi kretif
  • Kerangka berfikir
  • Metode Yang Digunakan
  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu .1 Lokasi Penelitian .1 Lokasi Penelitian
    • waktu penelitian
  • Penentuan Narasumber
    • Jenis Data
    • Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data

Teori-teori yang sejalan dengan teori pembangunan konvensional adalah teori ekonomi klasik, teori ekonomi neoklasik, teori modernisasi, dan teori neo-liberalisme. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyodo dalam Agung Pascasuseno (2014), ekonomi kreatif berkembang dari konsep modal berbasis kreativitas yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Agung Pascasuseno mengatakan ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang berbasis pada kreativitas.

Agung Pascasuseno (2014) mengatakan ekonomi kreatif mulai banyak dibicarakan sejak John Howkins menulis buku. Menurut Smith, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan produksi masyarakat yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah faktor produksi. Hal ini terkait dengan tersedianya sumber daya manusia yang handal dan juga tersedianya jaringan pemasaran yang lebih baik dibandingkan kota-kota kecil di Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kreatif.

Dengan demikian, untuk memahami dan memudahkan dalam menafsirkan berbagai teori dalam penelitian ini, maka peneliti akan mendefinisikan dan memilih teori yang digunakan dalam penelitian ini dan sesuai dengan isi kerangka teori peneliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif, yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan dari pengamatan terhadap hal-hal tertentu terhadap gejala-gejala yang bersifat umum atau universal. Pendekatan ini digunakan untuk mengungkap permasalahan secara tajam dan mendalam serta memperoleh data yang lebih akurat melalui pertanyaan penelitian.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penjelasan dan deskripsi fenomena yang terjadi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata, kalimat, diagram dan gambar yang tidak dapat diukur dengan angka-angka seperti tanggapan yang diberikan oleh sumber. Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah metode observasi, dimana penelitian ini bersifat partisipatif, artinya peneliti ikut serta dalam mencatat data observasi, tidak hanya mencatat, tetapi juga melakukan observasi, yang dapat dijaga keandalannya. mungkin.

Tabel : 2.2  Kerangka Teori
Tabel : 2.2 Kerangka Teori

Wawancara

  • Metode Analisis Data

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, peneliti atau pengumpul data sudah mengetahui secara pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu pada saat melakukan wawancara, pengumpul data menyiapkan instrumen penelitian berupa alternatif pertanyaan tertulis dan juga menyiapkan jawaban.Dalam wawancara terstruktur ini, setiap responden diberikan pertanyaan yang sama, dan pengumpul mencatatnya. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas yang penelitinya tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan menyeluruh untuk pengumpulan data.

Dari uraian tersebut, maka pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara semi terstruktur, yaitu wawancara mendalam terhadap responden, namun secara bebas dan terbuka. Dokumentasi telah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang digunakan untuk menguji, menganalisis, menafsirkan bahkan memprediksi suatu bahan tertulis (Sugiyono. Dalam penelitian yang akan dilakukan, untuk mendukung kemajuan penelitian ini, penulis menggunakan metode sampling pada tujuan.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya agar mudah dipahami dan temuannya dikomunikasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menguraikannya menjadi satuan-satuan, mensintesiskannya, menyusunnya menjadi pola-pola, memilih apa yang penting dan apa yang akan dipelajari, serta menarik kesimpulan yang dapat dibagikan kepada orang lain (Sugiyono, 2014: 334). Dalam analisis data kualitatif, pada hakikatnya data dapat diuraikan dalam bentuk kata atau kalimat (Milles dan Huberman dalam Sugiyono, 2014).

Dengan cara ini, data yang direduksi akan memberikan gambaran Alorn yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data lebih lanjut, dan. Dengan reduksi data, peneliti merangkum, mengambil data yang paling penting dan penting dan membuat kategorisasi. Data yang diambil dan direduksi akan disajikan secara deskriptif dimana hasil wawancara diubah menjadi kalimat-kalimat yang lebih baku dan mudah dipahami serta dihubungkan dengan teori sesuai hasil wawancara dan observasi.

Gambar

Tabel : 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Nama Penulis
Tabel : 2.2  Kerangka Teori

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Di Desa Sutojayan terdapat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sutojayan Makmur Sejahtera yaitu Badan Usaha yang dimiliki oleh Desa untuk menggerakkan perekonomian