USULAN PENELITIAN
UJI PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PROBIOTIK ISARU DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN FASE VEGETATIF PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annmu L).
I KOMANG AGUS RAMA WIJAYA 2480921002
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI PERTANIAN LAHAN KERING FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2025
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian lahan kering merupakan ekosistem sumber daya lahan yang banyak berperan dalam Pembangunan pertanian. Ketidaksesuaian pengelolaan dalam pertanian lahan kering seringkali menyebabkan dampak yang berkelanjutan pada lahan kering, penggunaan pola tanam, pengolahan tanah, penggunaan pupuk kimia dan berkurangnya unsur organic tanah yang seringgkali digunakan pada kenyataanya menyebabkan turunya produkivitas lahan. Hal ini terjadi karena proses degradasi terjadi lebih besar dari upaya konservasi sehingga membatasi pertumbuhan dan produksi tanaman. Pengembangan lahan pangan yang mengarah pada lahan kering, memerlukan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, agar produktivitasnya dapat berkelanjutan (Helena et al. 2024).
Bahan organik tanah adalah sebuah susunan sistem yang berbentuk komplek dan dinamis, hal ini terbentuk dari hasil peleburan tanaman dan sisa hewan oleh bakteri yang ada di tanah yang berkelanjutan terdapat suatu perubahan dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika dan kimia tanah (Ibnu 2022). Bahan organik yang digunakan dapat berasal dari veses atau asalnya dari sisa hewan, dan tanaman berbentuk pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, dsb. Penggunaan pupuk kandang yang merupakan sumber bahan organik bagi lahan pertanian yang mengandung unsur hara yang tidak sama bergantung atas jenis hewan, usianya, jenis makanannya yang dicernah, treatment serta cara menyimpan pupuk tersebut sebelum dipergunakan (Brady & Buckman, 1982). Isaru merupakan pupuk organic probiotik yang terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro yang dapat membantu pertumbuhan tanaman, selain itu pupuk organic probiotik
tanaman, hal ini berguna bagi tanah karena seiring waktu berbagai macam mikroba yang ada di tanah semakin berkurang, dengan adanya perlakuan penambahan mikroorganisme ke dalam tanah maka akan memberikan dampak berkelanjutan bagi Kesehatan dan kesuburan tanah.(Sukmawati 2021)
Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) komoditi unggulan pada tanaman pada tanaman sayuran selain bawang merah adalah cabai. Di Indonesia secara umum masyarakat mengenal dua jenis cabai yakni cabai besar (keriting) dan cabai kecil (rawit). Cabai rawit merupakan salah satu jenis cabai yang banyak dikomsumsi sebagai bahan bumbu masakan sehari-hari. Tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L) dan cabai rawit (Capsiccum Frutescens L) merupakan komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan pertumbuhan antara pupuk organic isaru dengan urea pada fase vegetative ?
2. Apakah ada pengaruh pupuk probiotik isaru terhadap tingkat kesuburan tanah ? 1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh pupuk organic isaru trhadap tanaman cabai pada fase vegetatif
2. Untuk mengtahui perbandingan kesuburan tanah antara perlakuan pupuk isaru dengan urea.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemanfaatan pupuk organik probiotik yang dapat meningkatkan produksi cabai sehingga menjadi bahan pembelajaran dan rekomendasi dalam pemanfaatan dan pengembangan lahan kering yang kekurangan mikroorganisme tanah dan miskin unsur hara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman Cabai
Cabai rawit berasal dari Amerika Tengah dan Selatan yang dimanfaatkan sebagai rempah-rempah. Tahun 1542 penyebaran cabai rawit mencapai ke India dan tak lama kemudian hingga ke Asia Tenggara termasuk Indonesia yang dibawa oleh pedagang Portugis dan Spanyol. Sentra produsen cabai rawit pertama di Indonesia yaitu beberapa daerah dataran tinggi di pulau Jawa. Penyebaran cabai rawit di Indonesia kini sudah mulai merata dari dataran rendah, menengah, hingga dataran tinggi. Produsen cabai rawit terbesar di Indonesia yaitu berada di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Aceh, Nusa Tenggara Barat dan Bali (Bella, Sartono, and Santosa 2021).
Sistematika tanaman cabai rawit dapat diklasifikasi sebagai berikut: (Alif, 2017) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonae / Magnoliopsida Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum frustescens L.
Menurut Ristarina (2018), Cabai rawit termasuk kedalam tumbuhan dikotil yang mempunyai akar tunggang. Akar cabai rawit biasanya berada dekat dengan permukaan tanah dan melebar sejauh 30-50 cm. Akar cabai rawit juga memiliki kemampuan menembus kedalam tanah sejauh 30-60 cm. Tanaman cabai rawit termasuk kedalam tanaman perdu, berbatang kaku, berbuku-buku, tidak berbulu, dan tumbuh tegak keatas.
Batang muda cabai rawit berbentuk persegi, setelah dewasa, batang tanaman cabai rawit ini akan keras lalu membulat. Batang tanaman cabai rawit tidak tinggi, biasanya hanya sekitar 50-150 cm. Batang cabai biasanya mengandung sedikit zat kayu pada permukaan dekat tanah, sedangkan menurut Asaad et al., (2011), bahwa cabai rawit merupakan tanaman setengah perdu, tinggi 50-120 cm, dan hidupnya dapat mencapai 3 tahun. Daun cabai rawit biasanya berukuran kecil dan agak bulat, serta yang ujungnya sedikit meruncing. Panjangnya sekitar antara 4-10 cm dan lebarnya 1,5-4 cm. Bunga cabai rawit termasuk golongan bunga hemaprodit (berkelamin ganda), mempunyai 4-7 kelopak bunga. Biasanya bunga pada cabai rawit berwarna hijau, terletak diatas diantara daunnya, tersusun tunggal (soliter). Beberapa jenis tanaman cabai rawit juga berkelompok dalam tandan. Bentuk Buah cabai umumnya berbentuk memanjang sekitar antara 1-30 cm.
Panjang tanaman cabai rawit biasanya 1,5 cm. Buah cabai yang masih muda berwarna hijau setalah tua berwarna merah kecokelatan sampai merah tua menyala. Biji buah berwarna kuning kecokelatan. Buah cabai rawit biasanya paling pedas buahnya dibandingkan buah cabai lainnya. Rata-rata buah cabai mengandung 70-90% air, kalori, protein, lemak, kabohidrat, mineral, dan vitamin.
2.2 Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman cabai rawit yaitu dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1.500 m dpl. Tanaman cabai rawit dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, bebas dari nematoda dan layu bakteri, mempunyai pH 5,5- 6,5 serta cukup air. Cabai rawit juga dapat tumbuh dengan baik didaerah yang memiliki curah hujan rendah maupun tinggi dengan suhu berkisar 25-32 ˚C. Cabai ditanam di tempat yang terbuka dan tidak ternaungi agar mendapatkan produksi yang optimal. Cabai paling ideal ditanam dengan intensitas cahaya matahari antara 60% - 70%, sedangkan lama penyinaran yang paling ideal bagi
pertumbuhan tanaman cabai adalah 10-12 jam (Fitriningtyas et al., 2019) Syarat tumbuh cabai rawit sebagai berikut : (Ristarina, 2018).
1. Tanah
Tanaman cabai bisa ditanam disawah yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Tanah yang paling ideal adalah memiliki permukaan tanah yang datarannya dengan sudut kemiringan lahan 0-10º dan membutuhkan pancaran sinar matahari yang penuh. Tanah yang digunakan untuk media tanam juga harus banyak mengandung bahan organik dan anorganik, karena bisa berpengaruh terhadap kesuburan tanaman.
2. Iklim a. Suhu
Suhu merupakan faktor terpenting dalam proses kehidupan tanaman, karena pada semua proses biokimia dalam tanaman sangat dipengaruhi oleh suhu. Tanaman cabai rawit yang dapat tumbuh dengan baik. suhu ideal yang baik untuk pertumbuhannya yakni sekitar 15-32 ºC. Tanaman cabai cukup sensitif terhadap suhu rendah, suhu dibawah 15ºC akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai rawit, demikian pula sebaliknya, jika suhu lingkungan yang lebih dari 32ºC dapat menyebabkan tanaman cabai mengalami gugur bunga dan viabilitas serbuk sari turun iklim.
b. Cahaya
Cabai paling ideal ditanam dengan intensitas cahaya matahari antara 60% - 70%, sedangkan lama penyinaran yang paling ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah 10-12 jam (Fitriningtyas et al., 2019).
c. Air
Kebutuhan air tanaman cabai rawit Pada fase vegetatif membutuhkan air sebanyak 200 ml per hari setiap tanaman. Sedangkan pada masa generatifnya, tanaman cabai membutuhkan air sebanyak 400 ml per hari setiap tanaman (Fauzi, 2020).
2.3 Pupuk Organik Probiotik Isaru
Penggunaan pupuk organic Isaru selain mengandung unsur hara yang baik untuk pertumbuhan tanaman juga ada peran penting berbagai macam mikroorganisme yang terkandung di dalamnya yang terdiri dari Rhizobium sp; Azobacter sp; Tricoderma sp;
Bacillus sp; dll. Mikroorganisme berperan dalam mentranslokasikan sisa bahan organik dari bentuk kasar menjadi lebih halus. Sementara mikroorganisme berperan dalam penguraian bahan organik menjadi unsur hara sehingga mudah diserap tanaman setelah menjadi senyawa (Mustofa, Priyono, and Triyono 2023). Pupuk Organik probiotik Isaru digunakan untuk budidaya dalam meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman.
Probiotik dalam pertanian biasanya disebut sebagai mikroba menguntungkan atau biofertilizer dan digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman secara alami.
Manfaat Probiotik dalam Pertanian :
1. Meningkatkan Kesehatan Tanah
o Mikroba probiotik membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik.
o Meningkatkan penyerapan nutrisi oleh akar tanaman.
2. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
o Bakteri seperti Rhizobium dan Azospirillum membantu fiksasi nitrogen, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih baik tanpa banyak pupuk kimia.
o Bacillus dan Pseudomonas membantu meningkatkan ketersediaan fosfat dan unsur
hara lainnya.
3. Melindungi Tanaman dari Penyakit
o Probiotik dapat bersaing dengan patogen di tanah dan menghasilkan senyawa yang menghambat pertumbuhan jamur atau bakteri penyebab penyakit.
o Contohnya, Trichoderma digunakan sebagai agen biokontrol terhadap penyakit jamur pada tanaman.
4. Mengurangi Penggunaan Pupuk dan Pestisida Kimia
o Dengan adanya probiotik, penggunaan pupuk kimia dan pestisida dapat dikurangi sehingga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
5. Meningkatkan Kualitas Hasil Panen
o Tanaman yang tumbuh dengan bantuan probiotik sering kali lebih tahan terhadap stres
o lingkungan seperti kekeringan atau serangan hama.
6. Contoh Penerapan Probiotik dalam Pertanian
Biofertilizer: Menggunakan bakteri Rhizobium untuk meningkatkan kadar nitrogen di tanah.
Biopestisida: Menggunakan Bacillus thuringiensis untuk mengendalikan hama secara alami.
Fermentasi Pupuk Organik: Menggunakan mikroba seperti Lactobacillus untuk mempercepat fermentasi pupuk kompos.
Penggunaan probiotik dalam pertanian semakin berkembang karena lebih ramah lingkungan, murah, dan berkelanjutan dibandingkan dengan bahan kimia sintetis.
2.4 Penggunaan Pupuk Urea
Dalam budidaya pertanian saat ini sangat marak penggunaan Urea untuk memenuhi kebutuhan unsur hara N (nitrogen) untuk tanaman, penggunaan Urea berperan dalam sintesis protein, pembentukan klorofil, pembentukan DNA dan RNA dan sistesis hormon dan enzim. Karena kebanyakan tanah kekurangan unsur hara nitrogen,
maka dibutuhkan unsur hara dari luar seperti pupuk urea (Justitia et. al., 2021) Adapun peran Nitrogen dalam Fase Vegetatif
1. Meningkatkan Pertumbuhan Daun dan Batang
o Nitrogen adalah unsur utama dalam pembentukan klorofil, yang penting untuk fotosintesis.
o Fotosintesis yang optimal meningkatkan produksi energi untuk pertumbuhan tanaman.
2. Mempercepat Produksi Protein dan Enzim
o Tanaman membutuhkan banyak protein dan enzim untuk metabolisme dan pembelahan sel selama fase vegetatif.
3. Menghasilkan Akar yang Kuat
o Meskipun fosfor lebih dikenal dalam pertumbuhan akar, nitrogen tetap penting dalam mendukung sistem akar yang sehat.
4. Meningkatkan Warna Hijau Daun
o Daun yang sehat dan hijau menunjukkan bahwa tanaman memiliki cukup nitrogen untuk pertumbuhan optimal.
Jika tanaman mengalami kekurangan nitrogen pada fase vegetatif, gejalanya meliputi:
Daun menguning (klorosis) dimulai dari daun tua.
Pertumbuhan terhambat, batang kecil dan lemah.
Produksi daun lebih sedikit dan ukuran daun lebih kecil.
Namun, pupuk Urea mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg mengandung 46 Kg nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%, ukuran 1 - 3,35mm (Hidayah dkk,
Tanaman butuh unsur hara N untuk pertumbuhan fase
vegetatif
Perbaikan struktur organik tanah
Perbandingan pupuk oeganik dan urea pada fase vegetatif
Pupuk Urea meninggalkan residu
bagi tanah
Pupuk organik dapat membantu pertumbuhan vegetatif
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berfikir
UJI PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PROBIOTIK ISARU DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN FASE VEGETATIF PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annmu L).
3.2 Konsep Penelitian
Penelitian ini berfokus pada bagaimana perbandingan antara pemberian pupuk Urea (N) dengan pupuk organic Isaru yang memiliki komposisi C-organik 24,22%, C/N ratio : 14, Kadar air 18,5 %, pH H2O 8,3 dan mengandung unsur hara makro N Total 1,75%, P2O5 5,11%, K2O 2,15%, Selain itu dilengkapi unsur hara mikro Fe Total 8170 ppm, Zn 437 ppm. Selain beberapa unsur hara tersebut juga diperkuat dengan kandungan 16 mikroorganisme aktif seperti Rhizobium sp; Azobacter sp; Tricoderma sp dan lainnya, yang berguna untuk mengurai unsur hara agar dapat diserap tanaman dan memperbaiki struktur organiik tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk menganalisis pengaruh pupuk organic isaru trhadap tanaman cabai pada fase vegetatif
2. Untuk mengtahui perbandingan kesuburan tanah antara perlakuan pupuk isaru dengan urea.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan percobaan selama 8-12 minggu sejak masa tanam.
4.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan:
1. P0: Kontrol (tanpa pupuk Isaru dan urea) 2. P1: Pupuk organik probiotik Isaru
3. P2: Pupuk urea
4. P3: Kombinasi pupuk organik probiotik Isaru dan urea
4.3 Parameter Pengamatan
1. Tinggi tanaman (cm) 2. Jumlah daun (helai) 3. Diameter batang (mm) 4. Warna daun
4.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance) dan
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan jika terdapat perbedaan nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Bella, Safira, Justitia Y. Sartono, and Joko Santosa. 2021. “ISSN ( Print ): 1693-0738 ISSN ( Online ): 2714-5549 Innofarm : Jurnal Inovasi Pertanian Vol . 23 ( 2 ), Oktober 2021 KAJIAN DOSIS PUPUK UREA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SORGUM MANIS ( Sorgum Bicolor ( L .) ISSN ( Print ).” 23(2):155–64.
Helena, Egberta, Willibrordus Himang, Muh Jamal, Magister Ilmu Pemerintahan, and Universitas Mulawarman. 2024. “Kebijakan Pertanian Berkelanjutan Melalui Program Pertanian Lahan Kering 10 Hektar.” 6(3):226–41.
Ibnu, Muhammad. 2022. “Evaluasi Keunggulan Relatif Pertanian Organik Dan Non- Organik Muhammad Ibnu.” 219–40.
Mustofa, F. A., P. Priyono, and K. Triyono. 2023. “… SAPI DAN MACAM PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH ASAL BIJI (True Shallot Seed): Bawang Merah, Pupuk Organik Kotoran ….” Innofarm: Jurnal Inovasi … 25(2):222–31.
Sukmawati, Sukmawati. 2021. “Pertumbuhan Dan Poduksi Jagung Pulut Pada Sistem Pertanian Terpadu Di Lahan Kering Berbasis Alley Cropping.” Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya Dan Pengelolaan Tanaman Pertanian Dan Perkebunan 10(2):85–95. doi: 10.51978/agro.v10i2.297.
Bella, Safira, Justitia Y. Sartono, and Joko Santosa. 2021. “ISSN ( Print ): 1693-0738 ISSN ( Online ): 2714-5549 Innofarm : Jurnal Inovasi Pertanian Vol . 23 ( 2 ), Oktober 2021 KAJIAN DOSIS PUPUK UREA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SORGUM MANIS ( Sorgum Bicolor ( L .) ISSN ( Print ).” 23(2):155–64.
Helena, Egberta, Willibrordus Himang, Muh Jamal, Magister Ilmu Pemerintahan, and Universitas Mulawarman. 2024. “Kebijakan Pertanian Berkelanjutan Melalui Program Pertanian Lahan Kering 10 Hektar.” 6(3):226–41.
Ibnu, Muhammad. 2022. “Evaluasi Keunggulan Relatif Pertanian Organik Dan Non-
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH ASAL BIJI (True Shallot Seed): Bawang Merah, Pupuk Organik Kotoran ….” Innofarm: Jurnal Inovasi … 25(2):222–31.
Sukmawati, Sukmawati. 2021. “Pertumbuhan Dan Poduksi Jagung Pulut Pada Sistem Pertanian Terpadu Di Lahan Kering Berbasis Alley Cropping.” Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya Dan Pengelolaan Tanaman Pertanian Dan Perkebunan 10(2):85–95. doi: 10.51978/agro.v10i2.297.