ABSTRAK
Eko Mulyadi. NPM. 16.12.0299.
Peranan Pembinaan Disiplin Terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) Dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru. Pembimbing I.
Drs. H. Abdul Wahid,M.AP, Pembimbing II. Sugianoor, S.Sos, M.AP.
Latar belakang penelitian ini dilakukan, kerana pembinaan disiplin dilungkungan seksi propam Polres Kotabaru, masih diragukan.
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana Kualitas Kinerja Kepolisian Terhadap Pelayanan publik, setelah diterapkaannya pembinaan disiplin di seksi propam Polres Kotabaru.
Manfaat penelitian setalah adanya pembinaan disiplin diharapkan berguna untuk mengembangkan konsep Kualitas Kinerja Kepolisian, khususnya bagian Sat Propom Polres Kotabaru yang berwenang menangani pelayanan masyarakat di wilayah Kabupaten Kotabaru.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-korelational. Penelitian deskriptif-korelational artinya peneliti berusaha menggambarkan dan kemudian mencoba menghubungkan adanya kaitan antara variabel independen (masyarakat) terhadap variabel dependen (anggota keplosian).
Hasil penelitian, menemukan bukti yang cukup signifikan, artinya setalah diterapkannya pembinaan disiplin kualias kinerja kepolisian dalam memberikan pelayanan kemasyarakat, khususnya bagian seksi propam di Polres Kotabaru, berdasarkan pada hasil kualitas pelayanan, sarana dan prasarana, dan kinerja kepolisian di bagian seksi propam polres Kotabaru itu
mengalami peningkatan, dan ini harus dipertahankan kalo perlu ditingkatkan lagi.
Kata Kunci : Pembinaan Disiplin PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi baik swasta maupun instansi pemerintahan, dan Polri memiliki visi untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Hal itu dapat diwujudnyatakan melalui peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa. Dalam pencapaian cita-cita tersebut di butuhkan beberapa strategi yang pada dasarnya di ejawantahkan dalam sasaran visi dan misi dalam organisasi.
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat, secara langsung disadari maupun tidak disadari pasti memiliki dampak yang luar biasa terhadap perkembangan organisasi
tersebut. Perubahan tersebut selain memiliki dampak positif di sisi lain, juga dapat berdampak negatif terhadap organisasi lainnya. Dengan demikian di butuhkan sumber daya manusia yang mampu menyikapi perubahan yang tidak pernah berhenti. Sumber daya manusia di harapkan dapat mengolah sumber-sumber lain yang dapat mendukung pencapaian visi organisasi tersebut. Seperti yang dilakukan oleh jajaran Polres Kotabaru khususnya bagian propam, tujuan
pembinaan adalah untuk
mengimplementasikan peningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, yang harus sesuai dengan SOP (standar operasional procedure) yang berlaku.
Uraian-uraian di atas dapat di perhatikan bahwa di setiap bidang organisasi atau instansi di Kepolisian diseluruh Indonesia, sangat diperlukan sekali pembinaan terhadap anggotanya dengan tujuan supaya dalam menjalankan
tugasnya tidak menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi atau instanti tersebut, yang disebut dengan istilah Standart Operaration Procedure (SOP). Dalam mengembangkan SOP tersebut biasanya di butuhkan beberapa usaha atau strategi yang dapat mengembangkan mengembangkan beraneka ragam pengetahuan setiap elemen yang ada di dalam organisasi tersebut. Negara kita memiliki jumlah organisasi yang sangat banyak, sehingga juga mempunyai SOP yang begitu banyak pula. Setiap instansi atau organisasi, terutama yang berada dibawah Keplosian RI merupakan sarana pendukung demi dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dan juga demi terciptanya keamanan dan kesejahteraan anggotanya yang merupakan cita-cita bangsa yang tertuang dalam UUD 1945. Kemudian dalam melaksanakan pembinaan
dilingkungan Polres Kotabaru, salah satu instansi/badan yang berwenang memberikan pembinaan terhadap anggotanya adalah seksi Propam (profesi pengamanan). Badan inilah yang memiliki fungsi untuk memperhatikan kondisi pembinaan kepada seluruh jajaran anggota yang berada dibawah Polres Kotabaru. Bagian Propam ini dikepalai oleh seseorang yang disebut dengan Kasipropam (Kepala Seksi Profesi Penagamanan). Seksi Propam bertugas melaksanakan pembinaan dan pemeliharaan disiplin pengamanan internal di jajaran Polres Kotabaru yang telah dituangkan dalam SOP organisasi.
Jajaran Polres Kobaru, disamping sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat mempunyai peran sangat penting dalam ikut melaksanakan pembangunan, guna menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil, dan bermoral tinggi menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Untuk melaksanakan tugas mulia itu diperlukan anggota yang mempunyai kemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas Negara dan pembangunan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam kedudukan dan tugasnya, angoota Polri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam praktek, anggota Polri Kotabaru dirasakan oleh masyarakat masih banyak kekurangan yaitu seperti kurang mematuhi kode etik kedisiplinan anggota, sehingga dapat menghambat terciptanya
keamanan, kenyamanan, dan percepatan
pembangunan di daerah.
Karena menyadari pentingnya peranan pembinaan dalam pelaksanaan tugas di jajaran Polres Kotabaaru di terapkan sesuai dengan SOP yang berlaku, sehingga penulis merasa tertari untuk memilih judul ini yaitu: “ Peranan Pembinaan Disiplin Terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) Dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru ”.
B. Permasalahan
Berdasarkan observasi di lapangan berkaitan dengan peranan pembinaan disiplin terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) Dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru antara lain:
1. Adanya anggota yang kurang mematuhi dasar penyelidikan telah ditetapkan oleh SOP Polres Kotabaru.
2. Kesadaran Anggota di Polres Kotabaru, yang dirasakan masih rendah terhadap disiplin yang telah ditetapkan SOP.
3. Ada sebagian Anggota yang tidak membuat perencanaan penyelidikan yang telah diwajibkan dan tertuang dalam SOP .
4. Ada sebagain Anggota yang tidak melakukan pelaksanaan penyelidikan yang telah ditetapkan oleh SOP Polres Kotabaru.
5. Masih adanyanya anggota tidak membuat pelaporan hasil penyelidikan yang telah ditetapkan oleh SOP Polres Kotabaru.
6. Masih kurangnya perangkat peraturan dan sosialisasi mengenai SOP yang berlaku, sehingga
penegakan disiplin Anggota di Polres Kotabaru tidak terlaksana dengan cepat.
7. Masih banyaknya pimpinan ditingkat Kasi yang kurang tegas terhadap anggota yang melanggar peraturan, terutama terhadap pemberian sanksi kepada mereka yang melakukan pelanggaran tersebut.
C. Perumusan Masalah
Dari pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik dan ingin mengetahui “ Bagaimana Peranan Pembinaan Disiplin Terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) Dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru ” dengan merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana Peranan Pembinaan Disiplin Terhadap Implementasi Standard Operating Procedure
(SOP) Dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru?
2. Faktor apa yang menjadi penghambat Peranan Pembinaan Disiplin Terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) Dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru?
3. Upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi hambatan Peranan Pembinaan Disiplin Terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) Dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana peranan pembinaan disiplin terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP)
dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru.
b. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat peranan pembinaan disiplin terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru.
c. Untuk mengatahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan peranan pembinaan disiplin terhadap Implementasi Standard Operating Procedure (SOP) dilingkungan Seksi Propam Polres Kotabaru.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan dari penelitian yang penulis lakukan adalah : a. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Uniska, sebagai bahan masukan dan sumbangan ilmu dalam membantu menambah karya ilmiah di lingkungan
akademisi terhadap peranan pembinaan disiplin dalam ikut menegakkan pendisiplinan anggotanya.
b. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan penulis tentang pelaksanaan pembinaan disiplin anggota dan betapa pentingnya pelaksanaan SOP Anggota Polres Kotabaru dalam perannya sebagai Aparatur Negara dan abdi masyarakat.
c. Bagi anggota Polres Kotabaru, khususnya jajaran Seksi Propam sebagai sumbangan penikiran bagi penulis untuk mengetahui dan mendalami penegakan pembinaan disiplin para anggota Polres Kotabaru yang dilakukan oleh jajaran seksi Propam Polres Kotabaru.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam mengadakan
penelitian, penulis menjalankan beberapa prosedur untuk mendapatkan data-data. Adapun cara dan prosedur
yang ditempuh tersebut adalah sebagai berikut:
A. Dasar Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2006) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahnya. Sedangkan Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa metode kualitatif ialah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik penelitian trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Selain definisi-definisi diatas, ada definisi penelitian kualitatif lainnya seperti yang dikemukakan oleh David Williams (dalam Moleong, 2006) bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah. Jelas definisi ini menggambarkan bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena, dan metode yang biasanya digunakan adalah 24
wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena peneliti menganggap permasalahan yang diteliti cukup kompleks dan dinamis sehingga data yang diperoleh dari para narasumber tersebut dijaring dengan metode yang lebih alamiah yakni interview langsung dengan para narasumber sehingga didapatkan jawaban yang alamiah. Selain itu, peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis, dan teori yang sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan.
Penelitian kualitatif tidak pernah terlepas dari istilah analisis fenomenologi. Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang yang berada
dalam situasi tertentu (Moleong, 2006).
Seperti yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti melakukan kajian di bidang sosiologi dan antropologi selain kajian di bidang kualitas sumber daya manusia dan pelayanan publik untuk membantu peneliti dalam mengintrepretasikan fenomena atau situasi sosial yang diteliti.
B. Fokus Penelitian
Menurut Moleong (2006), pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah.
Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Penetapan fokus dapat membatasi studi dan berfungsi untuk memenuhi kriteria masuk-keluar (inclusion-exlusion criteria) suatu informasi yang diperoleh di lapangan, jadi fokus dalam penelitian
kualitatif berasal dari masalah itu sendiri dan fokus dapat menjadi bahan penelitian.
Penelitian kualitatf menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitan.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan kenyataan jamak yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus.
Dengan kata lain, bagaimanapun penetapan fokus sebagai pokok masalah penelitian penting artinya dalam menentukan usaha menemukan batas penelitian. Dengan hal itu, peneliti dapat menemukan lokasi penelitian.
Fokus penelitian pada penelitian ini adalah masalah pembinaan disiplin dengan SOP yang ada di Polres Kotabaru Kalimantan Selatan,
khususnya bagian propam. Ini juga sangat berhubungan dalam memberikan palayanan publik, khususnya kepada masyarakat di Kabupaten Kotabaru, berikut faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian ini difokuskan di wilayah hukum Kabupaten Kotabaru karena peneliti berasumsi bahwa masyarakat Kabupaten Kotabaru orang yang sangat sadar dan taat hukum, sehingga setiap ada masalah yang dihadapi tidak main hakim sendiri, tapi selalu berdasarkan koredor hukum yang berlaku, sehingga bisa dijadikan gambaran atau contoh bagi daerah lainnya, yang mempunyai kemajemukan hidup bermasyarakat dan berbangsa.
C. Teknik Penelitian
Untuk mendapatkan data pada penelitian ini, ada dua teknik yang penulis berlakukan dalam penelitian ini, maka penulis melakukan penelitian
dengan menggunakan tehnik-teknik atau metode-metode sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), bertujuan untuk memperoleh gambaran secara teoritis dengan jalan mempelajari buku-buku perpustakaan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu peneliti terjun langsung kelapangan atau kelokasi penelitian untuk mengumpulkan bahan-bahan data berkenaan dengan objek penelitian.
D. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto,2000). Penelitian deskriptif
digunakan untuk memperoleh informasi berkenaan dengan gejala yang diamati saat ini.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini di kumpulkan dengan menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Kuisioner
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan pemberian seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk memperoleh informasi tentang penegakan disiplin di Kantor Polres Kotabaru Kabupaten Kotabaru.
2. Observasi
Tehnik pengumpulan data ini digunakan untuk memperoleh data yang lebih akurat berkaitan dengan penegakan disiplin para Anggota Polres Kotabaru.
3. Wawancara
Tehnik pengumpulan yang di lakukan melaliui tatap muka (face to face) dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan (dialog) kepada responden mengenai pembinaan disiplin anggota terhadap pelaksanaan SOP di jajaran Polres Kotabaru.
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 :55).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota dijajaran seksi Propam, dan semua seksi di
jajaran yang ada di Polres Kotabara.
2. Sampel
Pemelihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan “purposive random sampling” yakni dengan mengelompokkan anggota kedalam kelompok masing-masing, kemudian diambil secara acak, adapun yang dijadikan sampel, tersebut adalah:
Kasi propam
= 1 orang Unit Provos
= 3 orang Unit Paminal
= 3 orang Unit KSPK
= 3 orang Unit Binmas
= 3 orang Unit Intelkam
= 3 orang Unit Reskrim
= 3 orang
Unit Narkoba
= 3 orang Unit Sabhara
= 3 orang Unit lantas
= 3 orang Unit Tahti
= 3 orang Unit Kasitipol
= 3 orang Jumlah
= 34 orang Jadi keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 orang yang dijadikan sebagai responden.
G. Lokasi penelitian
Peneitian ini mengambil lokasi pada Kantor Polres Kotabaru Kebupaten Tanah Bumbu. Jl P.
Diponegoro, Kelurahan Baharu Utara Kecamatan Kotabaru Tengah Kabupaten Kotabaru. Mulai bulan September 2019 sampai bulan Desember 2019.
H. Tehnik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan berdasarkan metode pengumpulan data di atas, selanjutnya di kelompokan dan kemudian dianalis berdasarkan metode kualitatif yaitu adat yang ada ditabulasi dengan memberikan bobot frekuensi dan persentase selanjutnya di interpretasikan denagn memberikan uraian secara deskriptif sesuai dengan fakta atau keadaan lokasi penelitian.
Adapun rumus dalam mencari bobot frekuensi adalah sebagai berikut:
f
p = X 100 n
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. Niti Semito, Managemen Sumber Daya Manusia, Sasmito Bross, Jakarta 1980.
Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Aksara, Jakarta , 1974.
Bernardin, 1993. Pengertian Prestasi Kerja, http://www.damandiri.co.id
Fathoni, Abdurrahmat, 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Greenberg dan Baron, 1993. Pengertian Kedisiplinan, http://jurnal sdm.blogspot.com
Helmi, Avin Fadilla, 1996. Pengertian
Disiplin Kerja,
http://avin.staff.ugm.ac.id
I.G. Wursanto, Managemen Kepegawaian, Kanisius, Yogyakarta, 1989.
Murlita Wirsata, Dasar – Dasar Produksi, Karunika, Jakarta, 1988.
I.S. Livine, Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, Terjemahan oleh Imam Soedjono, Cemerlang, Jakarta, 1980.
Mathis, Robert, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Musanef, Sistem Pemerintahan di Indonesia, Haji Mas Agung, Jakarta, 1989.
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, LP3S, Jakarta, 1983.
S. Moenir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta , 1983.
Saiman, 2002. Manajemen Sekretaris, Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sedarmayanti, 2001. Manajemen Perkantoran, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Siti Soetami, Hukum Administrasi Negara II, Fak. Hukum UNDIP, Semarang, 1990.
Soeryono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Press, Jakarta, 1990.
Soeryono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1983.
Subekti, Heru, 2008. Disiplin Kerja, http://subekti-heru.blogspot.com The Liang Gie, Cara Bekerja Efisien, Karya
Kencana, Yogyakarta, 1979.
Buku panduan, 2014, Standar Operation Prosedure (SOP), Polres Kotabrau.