• Tidak ada hasil yang ditemukan

pembinaan nilai-nilai pendidikan multikultural pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pembinaan nilai-nilai pendidikan multikultural pada"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Judul: Mempromosikan nilai-nilai pendidikan multikultural pada mata pelajaran ski di Madrasah Ibtidaiyah MIN 2 Kota Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan memahami secara kritis keberagaman dan pemajuan nilai-nilai pendidikan pendidikan multikultural pada mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah MIN 2 Kota Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Dalam pelaksanaan pengembangan nilai-nilai pendidikan multikultural di MIN 02 Kota Bengkulu, guru SKI memberikan bimbingan, bimbingan dan pengertian kepada siswa untuk saling menghargai, menghargai sikap satu sama lain, meskipun demikian mereka mempunyai kebangsaan, ras dan bahasa yang berbeda.

Selain itu, ada dua cara yang dapat dilakukan oleh guru SKI untuk melakukan pengembangan nilai-nilai pendidikan multikultural.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rumusan Masalah

Cara Mempromosikan Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Kota Bengkulu. Faktor apa saja yang menghambat guru sejarah budaya Islam (SKI) dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan multikultural di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Kota Bengkulu.

Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi para guru atau pengajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sebagai pedoman dan acuan pertimbangan dalam upaya melaksanakan pengembangan nilai-nilai pendidikan multikultural. 11Ataita Anida., “Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural pada Siswa di SD My Little Island Kota Malang”, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru (FITK) Universitas Islam Negeri Malang, 2020) , P. Mata pelajaran ini berkontribusi besar dalam memotivasi siswa untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mengetahui, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang didalamnya terkandung nilai-nilai hikmah yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, sikap siswa, budi pekerti dan membentuk kepribadian. Membangun kesadaran peserta didik akan pentingnya mempelajari ajaran dasar, nilai dan norma Islam yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengembangkan budaya dan peradaban Islam. Ketiga, pendidikan multikultural merupakan pendekatan belajar mengajar yang berlandaskan nilai-nilai demokrasi.

Penanaman nilai-nilai multikultural dalam dunia pendidikan merupakan sebuah alternatif gagasan yang tepat untuk mengurangi permasalahan yang timbul akibat keberagaman. 30 Taufik Kurniawan., “Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural dalam Buku Ajar Sejarah Kebudayaan Islam (ikhtisar buku ajar SKI untuk kelas. 33Ataita Anida.,” Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural pada Siswa di SD My Little Island Sekolah Kota Malang”, (Skripsi Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru (FITK) Universitas Islam Negeri Malang, 2020), hal.

Dalam hal ini menunjukkan bahwa peneliti memfokuskan penelitiannya pada bagaimana penerapan pendidikan multikultural pada suatu lembaga pendidikan34, sedangkan penelitian saya fokus pada bagaimana penanaman nilai-nilai multikultural pada mata pelajaran SKI di Medresah Ibtidaiyah Negeri 02 Kota Bengkulu. Memperkenalkan nilai-nilai multikultural dalam pengajaran pendidikan agama Islam sebagai upaya menghindari fanatisme kelompok di SMK Nurul Islami Semarang. 35 Diar Khilala, “Peningkatan Nilai-Nilai Multikultural dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai Upaya Melawan Fanatisme Kelompok di SMK Nurul Islami Semarang”, Tarbiyah, Semarang, 2019.

Cahaya Bangsa Metro sedangkan ujian saya fokus pada Bagaimana mempromosikan nilai-nilai pengajaran multikultural36 pada mata pelajaran Sejarah Sosial Islam (SHI) di Madresah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Kota Bengkulu.

Kerangka Berfikir

Dengan adanya Piagam Madinah dalam sejarah kebudayaan Islam, peserta didik akan diarahkan untuk menerima segala perbedaan yang ada pada setiap individu. Sebab tujuan Piagam Madinah adalah untuk mengedepankan sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada pada setiap umat manusia, baik muslim maupun non muslim. Melalui hal ini, siswa juga akan mampu memahami penderitaan orang lain dan tidak berbuat jahat, mampu mengendalikan dorongan hati dan menunda kepuasan, mendengarkan berbagai pihak sebelum memberikan penilaian, menerima dan menghormati perbedaan, memahami pilihan yang tidak etis, mampu memahami pilihan yang tidak etis. untuk berempati, memperjuangkan keadilan dan menunjukkan kasih sayang dan rasa hormat terhadap orang lain.

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh peneliti langsung dari lapangan dengan mengumpulkan data melalui wawancara langsung dengan Data primer dari penelitian ini adalah data yang diperoleh peneliti dari wawancara kepada guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), siswa kelas IV dan kelas V Madrasah. Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Kota Bengkulu. Sumber data diperoleh peneliti dari wawancara langsung kepada guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), siswa kelas IV dan kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Kota Bengkulu.

Fokus Penelitian

Wawancara adalah suatu peristiwa atau proses interaksi antara pewawancara dengan sumber yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.38 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti ingin melakukan penyelidikan pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diselidiki. dan juga jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, baik secara tatap muka maupun melalui telepon. Menurut Silverman, dokumen adalah kumpulan atau sejumlah besar data yang harus ditulis, dilihat, disimpan, dan disebarluaskan dalam penelitian.39 Metode dokumentasi ini dapat berupa foto atau video yang digunakan peneliti untuk mencari data terkait. untuk pemajuan nilai-nilai pendidikan multikultural pada mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah (MIN) 02 Kota.

Sutrisno Hadi mengatakan persepsi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data melalui observasi digunakan apabila penelitian menyangkut perilaku manusia, proses kerja, fenomena alam dan jumlah responden yang diamati tidak terlalu banyak.

Uji Keabsahan Data

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN

  • Bagaimana Pembinaan Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Guru Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02
  • Faktor-Faktor Apa Saja Yang Menjadi Penghambat Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Dalam Melakukan Pembinaan Nilai-Nilai
  • Bagaimana Pembinaan Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Guru Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02
  • Faktor-Faktor Apa Saja Yang Menjadi Penghambat Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Dalam Pembinaan Nilai-Nilai Pendidikan

Selain itu, siswa MIN 02 Kota Bengkulu juga masih belum mendapatkan bimbingan nilai-nilai pendidikan multikultural di rumah, sehingga siswa masih kesulitan dalam memahami dan memaknai bimbingan nilai-nilai pendidikan multikultural. Bagaimana Mengembangkan Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural pada Guru Sejarah Budaya Islam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil wawancara bagaimana pengembangan nilai-nilai pendidikan multikultural pada mata pelajaran sejarah budaya Islam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Kota Bengkulu dikaitkan dengan teori yang menjadi landasan penelitian ini yaitu.

Terkait dengan teori yang mendasari penelitian ini, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru SKI MIN 02 Kota Bengkulu cukup baik dalam memberikan pengembangan nilai demokrasi kepada siswa. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa guru SKI MIN 02 Kota Bengkulu belum maksimal dalam memberikan penyuluhan nilai-nilai kesetaraan kepada siswa. Jika hasil penelitian kita kaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini, terlihat bahwa masih kurangnya penanaman nilai keadilan yang dilakukan oleh guru SKI di MIN 02 Kota Bengkulu karena masih banyak siswa yang beranggapan demikianlah yang dilakukan guru. .

Faktor-faktor apa saja yang menghambat guru sejarah budaya Islam (SKI) dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan budaya Islam (SKI) dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan multikultural di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Kota Bengkulu Berdasarkan temuan peneliti setelah melakukan wawancara bersama Guru dan Siswa MIN 2 Kota Bengkulu dapat mengenai faktor-faktor dalam meningkatkan nilai-nilai pendidikan multikultural pada mata pelajaran SKI, peneliti menemukan faktor-faktor yang menjadi kendala guru SKI MIN 02 Kota Bengkulu dalam menerapkan pedoman nilai-nilai toleransi, demokrasi , kesetaraan dan keadilan dalam pendidikan multikultural. Berdasarkan data dan analisis yang telah disampaikan, maka penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul Pembinaan Nilai Pendidikan Multikultural pada Mata Pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Kota Bengkulu. Dalam melaksanakan pengembangan nilai-nilai pendidikan multikultural di MIN 02 Kota Bengkulu, guru SKI memberikan bimbingan, bimbingan dan pemahaman kepada siswa untuk saling menghargai, menghargai sikap satu sama lain meskipun berbeda kebangsaan, ras dan bahasa.

Selain itu, ada dua upaya yang dilakukan Guru SKI untuk mempromosikan nilai-nilai pendidikan multikultural. Artinya guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MIN 02 Kota Bengkulu telah melaksanakan pengembangan nilai-nilai pendidikan multikultural pada siswa.

SARAN

- Faktor apa saja yang menghambat guru sejarah budaya Islam (SKI) dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan multikultural di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 02 Kota Bengkulu. Sifat fanatismenya, tidak sedikit dari para pelajar yang selalu ingin menang sendiri dan selalu menganggap budaya, suku, dan bahasanya paling baik dan paling benar dibandingkan teman-temannya. Masih banyak orang tua dan siswa yang belum mendapatkan bimbingan tentang nilai-nilai pendidikan multikultural yang meliputi toleransi, demokrasi, kesetaraan dan keadilan dari orang tuanya ketika berada di rumah, karena banyak siswanya yang memiliki orang tua yang sibuk melakukan hal tersebut. .kegagalan untuk bekerja. untuk mencapai pelatihan ini.

Siswa MIN 02 Kota Bengkulu diharapkan selalu menunjukkan konsistensi dalam menerapkan dan memantapkan nilai-nilai pendidikan multikultural, guna mencapai tujuan pendidikan multikultural. Pendidikan Nilai-Nilai Hidup Sehat Perspektif Pendidikan Agama Islam Multikultural pada Siswa SMP Negeri 20 Kota Bengkulu, Institut Agama Islam Negeri Kota Bengkulu. Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural pada Siswa di SD My Little Island Kota Malang Universitas Islam Negeri Malang.

Perkembangan Ahklak Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di Madrasah Tsanawiah Bukhari Yayasan Muslim Taman Perguruan Tinggi Islam (YTPI) Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Jurnal Mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sumatera Utara, no. Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam, no. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman Nilai-Nilai Islam Berbasis Multikultural, Jurnal Media Informasi Pendidikan Islam A-'Ta' Lim.

Pendidikan Multikultural untuk Mengatasi Kisah Islamisme di Indonesia”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, No. Robiatul, Awwaliyah dan Hasan Baharsn. 2017. Jurnal Pendidikan Agama Islam, No. Peran Guru Pai dalam Meningkatkan Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual Siswa Multikultural SMKN 2 Kota Bengkulu. Tatang Amirin, “Penerapan Pendekatan Pendidikan Multikultural Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal”, Jurnal Landasan dan Aplikasi Pengembangan Pendidikan.

Desakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah (MI)”, Jurnal Al-Bidayah, bil.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari informan (obyek) melalui wawancara langsung, yang telah memberikan informasi tentang dirinya dan pengetahuannya.