• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran M. Quraish Shihab tentang Keadilan dalam Poligami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pemikiran M. Quraish Shihab tentang Keadilan dalam Poligami"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bagaimana mungkin seorang pria bisa menikah dan berbagi cintanya dengan lebih dari satu wanita? Patriarki adalah dominasi atau kontrol laki-laki terhadap perempuan atas tubuh, jenis kelamin, pekerjaan, peran dan statusnya dalam keluarga atau masyarakat.Dalam hal ini, dalam perspektif feminis, perempuan merupakan pihak yang dianggap terpinggirkan oleh sistem patriarki, sehingga mereka harus memperjuangkan posisi mereka.

Fokus Kajian

Shihab memahami ayat tentang kesetaraan dalam poligami terkait dengan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bagi civitas akademika: Kami berharap penelitian ini dapat menjadi pedoman atau referensi bagi civitas akademika sebagai bahan pemikiran tentang konsep keadilan dalam poligami dan sebagai acuan untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan poligami; Kepada masyarakat umum atau pembaca : Kami berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai salah satu cara untuk mengembangkan pengetahuan tentang keadilan dalam poligami.

Definisi Istilah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk memperluas pengetahuan khususnya bagi siswi tentang pemikiran M. Kurejsh Shihab tentang keadilan dalam poligami. Kuraish Shihab menantang keadilan poligami, baik dari segi hukum Islam maupun hukum perkawinan di Indonesia.

Metode Penelitian

Quraish Shihab, Vision of that Quran; Tafsir Maudhu'i Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1996, hlm. Quraish Shihab bertajuk Tafsir Al-Mishbah; Mesej, kesan dan keserasian Al-Quran91 bahagian surat an-Nisa', M.

Sisitematika Pembahasan

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Penelitian Terdahulu

Abdul Khoir-afhandling (2010) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah-afdelingen, Sharia- og Jurafakultetet. Hisnul Hamids afhandling (2010) Institut for Al-Ahwal Al Syakhshiyyah, Sharia-fakultetet, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang med titlen The Concept of Justice as a Requirement for Polygamy If the Fiqh of the Syafi'i Madzhab.

Kajian Teori

Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang telah dewasa) hartanya, jangan menukar kebaikan dengan keburukan dan jangan memakan harta mereka dengan milikmu. Pada situasi dan kondisi yang disebutkan terakhir, timbul niat jahat dalam hati sebagian wali yang mengasuh anak yatim. Bagi anak yatim yang kebetulan mempunyai paras cantik, maka wali akan menikahkannya, dan jika tidak cantik, mereka melarangnya untuk dikawinkan meskipun ada laki-laki lain yang melamarnya.

Tidak sedikit anak yatim yang dikahwini oleh penjaga sendiri mengalami penderitaan akibat perlakuan yang tidak adil. Menurut Jurutera Asghar Ali, hukum poligami adalah dibenarkan selagi memenuhi syarat-syarat keadilan khususnya keadilan terhadap wanita dan anak yatim. Surat An-Nisa’ ayat 1-3 pada ayat ketiga berkaitan dengan poligami, yang dimulai dengan “dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap anak-anak (wanita) yatim...”. Penekanan ayat ketiga ialah jangan mengahwini lebih dari seorang isteri, tetapi berlaku adil terhadap anak yatim.

Maka konteks ayat ini adalah menggambarkan orang yang bertanggungjawab memelihara harta anak yatim, sering melakukan perkara yang tidak perlu, yang kadang-kadang mengahwini mereka tanpa mahar.

BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB

Biografi M. Quraish Shihab

Ia kemudian melanjutkan ke SMA di kota Malang sambil “belajar” di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Falaqiyah di kota yang sama. Quraish Shihab diutus ayahnya ke al-Azhar, Kairo, pada tahun 1958 dan diterima di tsanawiyah angkatan kedua. Quraish Shihab diserahi berbagai jabatan seperti koordinator perguruan tinggi swasta di Wilayah VII Indonesia Timur, asisten pimpinan Polri bidang pembinaan mental, dan masih banyak jabatan di luar kampus lainnya.

Quraish Shihab kembali belajar di almamaternya, Universitas Al-Azhar dan mengkhususkan diri pada kajian tafsir Al-Quran. Quraish Shihab di ibu kota Jakarta memberikan suasana baru dan disambut hangat oleh masyarakat.

Karya-Karya M. Quraish Shihab

Metodologi Pemikiran M. Quraish Shihab

Pertama, melambangkan kotak berisi pesan-pesan Al-Qur'an yang terkandung dalam ayat-ayat yang dirangkum dalam satu huruf saja. Salah satu sebab yang menyebabkan lahirnya bentuk kedua ini adalah semakin luas, luas dan mendalamnya perkembangan berbagai ilmu pengetahuan serta semakin kompleksnya permasalahan yang memerlukan bimbingan Al-Qur’an.76. Diharapkan kepada kaum Quraish Shihab Mufasir Maudhu'i untuk terlebih dahulu melihat permasalahan masyarakat atau hambatan berpikir yang mereka rasa sangat membutuhkan jawaban dari Al-Qur'an, seperti petunjuk Al-Qur'an tentang kemiskinan, keterbelakangan, penyakit, dll. .

Menyusun susunan ayat-ayat mengikut masa turunnya hanya perlu dalam usaha untuk mengetahui perkembangan petunjuk Al-Quran berkenaan isu-isu yang dibincangkan khususnya bagi mereka yang beranggapan terdapat nasikh mansukh di dalamnya. Al-Quran. 'An. Walaupun kaedah ini tidak memerlukan penjelasan tentang makna kosa kata tersebut, namun kesempurnaan dapat dicapai sekiranya ahli tafsir berusaha dari awal untuk memahami maksud kosa kata ayat tersebut dengan merujuk kepada penggunaan al-Quran itu sendiri.

Konsep Adil Dalam Poligami Menurut Hukum Islam

Kerana itu, soal cinta dan sayang boleh diperbesar-besarkan, kerana ia di luar kawalan seseorang. Sudah menjadi kewajipan bagi pihak lelaki untuk menyediakan makanan untuk keluarganya terutama kepada isteri, antara ketentuan yang mesti dipenuhi ialah menyediakan tempat tinggal yang selesa. Begitu juga dalam hal poligami, suami dituntut berlaku adil dalam pembahagian waktu syif dan juga wajib memberi naungan kepada isteri-isterinya.

Pasal 75 menjelaskan bahwa suami wajib menyediakan tempat tinggal bagi istrinya serta perlengkapan rumah tangga. Kewajiban menafkahi suami lainnya adalah untuk biaya kebutuhan hidup dan pakaian istri.

Pemikiran Quraish Shihab Tentang Adil Dalam Poligami

Quraish Shihab menjelaskan maksud ayat bahawa Allah melarang merampas harta anak yatim. Sebaliknya dalam ayat 3 surat An-Nisa'ini, mereka dilarang mengawini anak yatim yang diingini kerana harta dan kecantikannya, tetapi enggan berlaku adil kepada mereka. Quraish Shihab juga berpendapat bahwa kata-kata jika kamu takut pada ayat 3 surat An-Nisa mengandung makna jika kamu mengetahui.

Quraish Shihab meninjau banyak aspek karena ayat 3 Surat An-Nisa' masih berkaitan dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 2. Quraish Shihab menambahkan, dampak buruk yang diuraikan di atas adalah jika tidak mengikuti tuntunan hukum dan agama.

Poligami Dalam Perspektif Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

Quraish Shihab dalam penafsiran ayat Al-Qur'an, diantara tahapannya adalah melakukan pulagu (menghubungkan ayat sebelumnya dengan ayat yang dipelajari) dan melihat asbabunnuzul. Quraish Shihab yang mendefinisikan keadilan hanya pada bidang materiil bukanlah keadilan sejati melainkan keadilan sejati. QURAISH SHIHAB TENTANG KEADILAN DI FLYGAMY DENGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEADILAN DI FLYGAMY DENGAN UNDANG NO. 1 TAHUN 1974.

Dalam hal ini, Quraish Shihab memahami bahwa ayat ini menyiratkan apa yang dimaksud dengan keadilan yang mustahil. 1974; dimana baik dari pihak Quraish Shihab maupun dari sudut pandang Undang-Undang Perkawinan Nomor.

ANALISIS DATA TERHADAP PEMIKIRAN M. QURAISH

Analisis Adil Dalam Poligami Menurut Hukum Islam

Kaum Quraisy Shihab memahami bahwa poligami hanya adil dalam ranah materi, namun tidak adil dalam ranah immaterial (cinta). Menurut penulis, Quraish Shihab menekankan keadilan dan kepedulian terhadap anak yatim sejalan dengan semangat John Rawls untuk memperbaiki sistem sosial yang menyebabkan terciptanya ketidakadilan. Quraish Shihab kemudian mengemukakan bahwa poligami ibarat pintu darurat di pesawat yang tidak bisa dibuka kecuali dalam situasi yang sangat mengerikan dan setelah pilot mengizinkannya.

Quraish Shihab mengartikan kata “khiftum” yang berarti mengetahui, artinya barangsiapa yang beriman atau menduga kuat atau bahkan menduga tidak akan memperlakukan isterinya dengan adil, maka ayat di atas tidak boleh melakukan poligami. Dengan demikian, tidak ada perbedaan antara UU Quraisy Shihab dengan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, keduanya bermula dari Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, keduanya berasal dari UU No. kebutuhan. Saya setuju dengan pendapat Muhammad Quraish Shihab yang mengatakan bahwa poligami ibarat pintu darurat di pesawat yang hanya bisa dibuka dalam keadaan darurat tertentu;

Quraish Shihab bukan tentang keadilan dalam arti batin (seperti cinta dan kasih sayang), namun tentang keadilan dalam hal-hal yang bersifat materil dan terukur.

Analisis Terhadap Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Adil

Analisis Relevansi Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Adil

Dalam hal ini Muhammad Quraish Shihab memahaminya dengan menjelaskan ayat tersebut dengan penjelasan sebagai berikut: Muhammad Quraish Shihab membagi makna keadilan menjadi dua. Ayat di atas menggunakan kata tuqsithuu dan ta'diluu yang keduanya diterjemahkan benar. Dalam persoalan keadilan, baik menurut Quraish Shihab maupun ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, diperlukan keadilan yang bersifat materiil, baik itu menyangkut nyawa, tempat tinggal, atau sandang atau dengan kata lain keadilan sandang, pangan, dan papan. Dalam hal ini, menurut saya pendapat Muhammad Quraish Shihab lebih relevan dibandingkan pendapat yang menutup pintu atau mengharamkan poligami, karena yang mengharamkan poligami itu benar.

Syarat dan ketentuan yang diterapkan di atas bertujuan untuk mencapai nilai keadilan yang dikehendaki dan tidak menimbulkan kekhawatiran akan perbuatan yang adil, dalam persoalan keadilan baik Quraish Shihab maupun ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, yang diperlukan adalah keadilan materil. bentuknya, baik yang berkaitan dengan perumahan, papan dan sandang atau dengan kata lain keadilan dalam sandang, pangan dan papan. Diakses dari http://nambas.wordpress.com quraish-shihab-poligami-dan-nikah-sirri-m enurut-islam/ http://www.

Kesimpulan

Saran-saran

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Syifa, 2002) Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, (Kudus: Menara Kudus) Departemen Nasional Pendidikan , Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT. Metode tahlili atau yang menurut Muhammad Baqir Sadr adalah metode tajzi'i (secara harafiah diartikan sebagai tafsir, yang menjelaskan sebagian atau penafsiran sebagian) (lihat Muhammad Baqir Sadr, Al-Madrasah Al -Qur'aniyah, Beirut: Dar al-Ta'aruf wa al-Mathbu'at, 1399 H, hal.9) adalah metode tafsir yang berupaya menjelaskan Al-Qur'an dengan menguraikan berbagai aspeknya dan Menurut Malik bin Nabi, seorang pemikir al-Jaza'ir kontemporer, para ulama menafsirkan Al-Qur'an dengan metode tahlili (analitis) tidak lain adalah upaya mereka untuk memberikan landasan rasional dalam memahami mukjizat Al-Qur'an.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat dan Hukum Perkawinan, (Jakarta: Prenada Media, 2006). Yunus, Mahmud, Hukum Pernikahan dalam Islam Menurut Mazhab Syafi'i, Hanafi, Maliki dan Hambali, Jakarta: PT.

Referensi

Dokumen terkait

Quraish Shihab sama-sama menyebutkan Yahudi dan Nasrani kedalam cakupan makna Ahl al-Kitab , kedua tokoh juga sama-sama menekankan akan pentingnya prinsip toleransi

Seperti disebutkan di atas, penelitian ini akan membahas pemikiran M. Quraish Shihab tentang demokrasi, maka dalam kaitannya dengan sistem sistem demokrasi dan politik

Menurut Quraish Shihab, sebahagian ulama memahami bahwa ayat ini menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah. Terhadap cendikiawan yang

QURAISH SHIHAB DAN PENERAPANNYA PADA ZAMAN SEKARANG .... Quraish Shihab tentang ayat-ayat

Quraish Shihab, beliau menyatakan bahwa ada hubungan ayat ini dengan ayat sebelumnya, ketika Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw, agar semua orang-orang mukmin laki-laki,

Penyusun tafsir, Quraish Shihab, merasakan bahwa banyak umat Islam Indonesia yang berkeinginan untuk mengenal dan memahami al-Qur’an tetapi terhadang oleh berbagai kendala

32 Penafsiran Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah Q.S An-Nisa’ ; 35 menjelaskan, bahwa jika ketiga langkah yang dilakukan suami untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga tidak

Karena itu agar berbuat adil sekuat kemampuan yakni dalam hal- hal yang bersifat material, keadilan yang tidak dapat diwujudkan itu adalah dalam hal cinta Shihab, 2002: 607 Menurut