Pemikiran Sayyid Ahmad Khan
Inti dari pemikiran Sayyid Ahmad Khan adalah merubah konfrotasi menjadi kompromi, permusuhan menjadi persahabatan. Sikap menolak semua ide dari barat diubah dengan sikap kooperatif dengan mempelajari kemajuan peradaban dan teknologi yang ada pada penjajah tersebut. Baginya perlawanan terhadap Inggris hanya akan menambah kehancuran umat Islam.1 Terdapat banyak pemikiran-pemikiran Sayyid Ahmad Khan yang dipakai oleh penjajah Inggris ssehingga dapat memperbaiki hubungan baik antara India dengan Inggris, khususnya umat Muslim. Sehingga pada waktu itu kerajaan Inggris memberikan gelas Sir kepadanya atas jasa-jasanya. Hal ini terjadi karena sebelumnya terjadi pemberontakan pada tahun 1857 atas kemarahan umat islam karena ada informasi yang menyatakan bahwa penjajah Inggris melakukan kristenisasi di India.
Kedekatan dan sikap kompromi Sayyid Ahmad Khan terhadap pihak Inggris sesungguhnya didasari oleh kenyataan bahwa dua model pergerakan Islam di India yang pernah ada dan gagal, yaitu kelompok mlitan mujahidin dan kelompok reformis. Kelompok mujahidin gagal dengan pemberontakannya dan kelompok modernis kehilangan jati diri ke- India-annya sebab pemikirannnya sudah dijajah oleh Inggris.[4]
Delapan tahun Sayyid Ahmad Khan menyiapkan lembaga pendidikan dengan menggunakan metode dan system kurikulum Inggris. Bahkan bahasa pengantarnya bahasa Inggris, namun pelajaran agama tetap diajarkan. Pada tahun 1878, lembaga pendidikan ini berhasil diwujudkan dengan nama Muhammedan Anglo Oriental Collage (MAOC). Dalam lembaga ini, mahasiswanya tidak hanya orang Islam tetapi juga terbuka juga untuk orang India bahkan orang Inggris yang berada disana.
Perhatian Sayyid Ahmad Khan terhadap pendidikan ummat Islam memang besar, tetapi pengaruhnya tidak terbatas dalam bidang pendidikan saja. Dalam mengembangkan pendidikannya, Sayyid Ahmad Khan melengkapinya dengan lembaga-lembaga penerjemah (the translation society) untuk menerjemahkan buku-buku seni dan sains.
Lembaga penerjemah ini didirikan di Moradabad (1559) dan Grazipur (1863). Tujuan kedua lembaga ini untuk menyebarkan pengetahuan modern, baik bidang sejarah, ekonomi, maupun sains serta menerjemahkan berbagai buku bahasa Inggris yang berkaitan dengan permasalahan penting kedalam bahasa urdu.
1 Saidul Amin. Pembaharuan Pemikiran Islam di India. Jurnal Ushuluddin Vol XVIII, No. 1, Januari 2012.
Hal 4.
Da’wah di bidang pengajaran yang dipimpin dengan keikhlasan dan penuh wibawa oleh Sayyid Ahmad Khan ini, telah mendatangkan buahnya, dan mengisi kekosongan yang dirasakan di bidang budaya dan ekonomi dalam masyarakat Islam setelah stabilnya pemerintahan Inggris di India, dan-sampai batas tertentu-telah berhasil mengobati kegelisahan dan keputusasaan yang mereka rasakan. Universitas ini telah mengeluarkan pemuda-pemuda dan ahli-ahli piker pilihan, pemimpin-pemimpin politik dan sastrawan- sastrawam ulung serta pribadi-pribadi kuat yang telah mengendalikan gerakan Khalifat dan gerakan kemerdekaan India, serta turut memberikan sahamnya dalam mendirikan Negara Pakistan dan mengatur pemerintahannya di belakang.
Ketika pada masa penjajahan Inggris, Inggris melalakukan pemberontakan di kota Delhi. Terutama kaum muslim yang ditindas pada waktu itu. Ketika melihat penderitaan masayarakat muslim yang dibunuh secara missal yang tidak pandang bulu, pembakaran dan perampokan. Pertentangan Inggris sebenarnya adalah dengan para pemberontak dan kawan- kawannya. Tidak ada satu rumahpun yang aman. Orang sipil apabila kelihatan langsung ditembak. Semua orang terkemuka yang digambarkan oleh Sayyid Ahmad Khan dalam bukunya Asar-ul-Sanadid telah mati atau bersembunyi untuk menyelamatkan diri. Masjid agung yang menjadi kediaman aristokrat Mughal dihancurkan dan diratakan dengan tanah.
Masjid Agung Syah Jehan diambil alih oleh militer, dan pers Anglo-India ramai memperdebatkan apakah masjid itu harus dihancurkan atau diubah menjadi gereja.
Ia merenungkan tragedi yang menimpa negrinya, dan mendapatkan kesimpulan bahwa hal tersebut disebabkan karena kebodohan. Oleh karena itu ia bertekad untuk mulai mendidik orang yang memerintah dan yang diperintah, dan menghilangkan sebab-sebab yang memungkinkan pertentangan dan salah paham. Tugas pertama ia mulai dengan bukunya Causes of the Indian Revolt, dan ia teruskan sepanjang hidupnya dengan mengajukan pikiran-pikiran rakyatnya dengan berani. Untuk tujuan inilah maka pada tahun 1866, ia mendirikan “Britsh Indian Association” di Aligarh yang digambarkan sebagai pendahulu Kongres Nasional India, dan meskipun baru saja berdiri telah dapat melahirkan berbagai macam pandangan yang berguna dan efektif bagi Parlemen Inggris dan pemerintahan di India mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi rakyat India. Sayyid Ahmad Khan juga mengetahui bahwa pemberontakan tersebut dikatakan sebagai pemberontakan Muslim, dan umat Muslim ditindas dengan kekerasan. Ia berusaha untuk membetulkan kesan yang salah dari pejabat-pejabat Inggris, dan mulai menerbitkan
majalah The Loyal Mahemmadans of India, di mana jasa orang-orang muslim terkemuka yang loyal disiarkan.2
Secara lebih spesifik adapun Pemikiran Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan islam adalah sebagai berikut :
1. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh umat Islam sendiri yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi produk Barat.
2. Ilmu dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu, akal dalam batas kekuatannya harus dihargai tinggi oleh umat Islam.
3. Islam adalah agama yang memiliki paham hukum alam buatan Tuhan. Antara hukum alam sebagai ciptaan Allah Swt. dan al-Qur’an sebagai firman Allah Swt. pasti tidak terdapat pertentangan, akan tetapi keduanya sejalan.
4. Sumber ajaran Islam hanyalah al-Qur’an dan Al-Hadis. Pendapat ulama masa lampau tidak mengikat bagi umat Islam. Di antara pendapat mereka ada yang sudah kurang sesuai dengan zaman modern.
5. Umat Islam harus didorong untuk memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan semangat berpikir, bukan sikap dan perilaku taklid (hanya mengikuti pendapat lain tanpa mengerti alasannya).
6. Cara efektif untuk mengubah sikap mental umat Islam dari keterbelakangan adalah pendidikan. Oleh karena itu, ia mendirikan sekolah yang akhirnya memiliki peranan penting dalam kebangkitan umat Islam di India. Sekolah tersebut diberi nama Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) yang terletak di Aligarh.
2 Ibid., Mukti Ali. Hal 65