Teori Yang Bisa Dipake
1. Teori Perubahan Sikap
Contoh : perubahan sikap seseorang yang tadinya tersenyum kemudian menjadi kesal karena seseorang mendorongnya hingga tercebur ke kolam renang.
2. Teori Konsistensi Afektif – Kognitif
Contoh : pada awalnya Budi berpikir bahwa presiden adalah orang yang hidup mewah.
Namun ketika melihat presiden memotong rambut di tempat cukur biasa, maka akan muncul inkonsistensi dalam diri Budi akibat kedua kognisi ini. Sehingga Budi akan melakukan sesuatu untuk membuat konsistensi yang menyenangkan untuknya. Misalnya dengan mengubah struktur kognitif melalui pernyataan kepada dirinya sendiri bahwa presiden juga manusia biasa.
3. Teori Penilaian Sosial
Contohnya : Kelompok orang yang pro Ahok, yang tidak pro, dan yang netral, dalam kasus penodaan agama yang menjeratnya
4. Teori Keseimbangan
Contohnya : pendapat seseorang dalam memecahkan suati masalah,akan di dukung oleh orang lain yang sependapat dengannya.
5. Teori Efek Media Massa
Teori ini membahas mengenai perubahan pada diri seseorang akibat dipengaruhi oleh media massa (baca juga: teori pers). Cukup banyak teori efek media massa dalam komunikasi persuasif yang berkembang, diantaranya:
The Bullet Theory: Teori ini membahas tentang pengaruh media massa dalam penyampaian pesan (baca juga: manajemen public relations). Teori ini mengatakan bahwa media massa sangat ampuh untuk mengubah prilaku publik. Konsep teori ini disebut juga dengan teori Jarum Hipodermik/ Bolt Theory.
The Limited – Effects Model: Teori ini mengatakan bahwa pengaruh komunikasi massa terhadap perubahan pada masyarakat sangat terbatas. Houland membuktikannya dengan petnelitiannya terhadap tentara. Didapati bahwa film hanya dapat mentransmisikan informasi, namun tidak dapat mengubah public (baca juga: komunikasi sosial).
Cultivation Theory: Teori yang dikembangkan oleh Gebner, dkk ini mengatakan bahwa televisi telah menjadi tangan central kebudayaan. Melalui penellitian mereka di AS, didapati bahwa televisi sudah menjagi bagian dari keluarga, sebab sebagian besar waktu dalam sebuah keluarga diisi oleh televisi (baca juga: komunikasi visual).
The Effects of Synthetic Experience: Teori yang berawal dari hasil penelitian Funkhouser dan Shaw ini menyatakan bahwa gambar bergerak, TV, dan komputer dapat membentuk persepsi public tentang realitas. Dapat memanipulasi dan merencanakan kembali, baik isi, serta proses dari pengalaman berkomunikasi. Media elektronik dikatakan dapat menampilkan pengalaman tiruan.
The Spiral of Silence: Teori yang dikembangkan oleh Elizabeth Noelle Neuman ini mengemukakan bahwa: efek media massa dalam membentuk opini public sangat kuat pengaruhnya (baca juga: teori komunikasi massa). Hal tersebut terjadi karena media massa merupakan sumber informasi bagi banyak orang. Audiens yang membentuk pesan opini tersebut dapat membuat media massa menimbulkan spiral of silence, atau spiral kebisuan.
Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori spiral keheningan.
Media Hegemony: Teori ini menyatakan bahwa ide-ide yang berlaku dalam masyarakat adalah ide-ide dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat itu sendiri. Oleh golongan dominan tersebut, media massa dijadikan sebagai alat untuk membantu mereka dalam mengontrol masyarakat (baca juga: komunikasi pertanian).
Effects of Television Violence: Teori ini berangkat dari teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura. Teori ini mengemukakan bahwa seseorang cenderung meniru prilaku yang diamatinya. Begitu juga efek kekerasan yang ditimbulkan oleh televisi, kecenderungan audiens untuk meniru prilaku kekerasan yang dilihatnya dari televisi dapat menyebabkan hal tersebut terjadi.
The Powerfull Effects Model: Teori yang dikemukakan oleh Elizabeth Noelle Neuman ini memperkuat teori spiral of silence. Teori ini mengatakan bahwa media massa dapat mempengaruhi prilaku public (baca juga: metode penelitian komunikasi).