• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Sistem Analisis Spasial Berbasis Multikriteria "Pada Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemodelan Sistem Analisis Spasial Berbasis Multikriteria "Pada Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan""

Copied!
119
0
0

Teks penuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan buku berjudul “Pemodelan Sistem Analisis Spasial Berbasis Multi Kriteria Terhadap Perubahan Desain dan Fungsi Kawasan Hutan” dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu tepat waktu. Buku yang mengkaji pemodelan sistem analisis spasial berdasarkan multi kriteria perubahan penggunaan dan fungsi kawasan hutan (PPFKH) dalam rangka revisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) ini mempertimbangkan perlunya sistem pengolahan data spasial di wilayah tersebut. berupa perangkat lunak yang konsisten untuk kegiatan PPFKH kedepannya. Buku “Pemodelan sistem analisis spasial berbasis multikriteria terhadap perubahan desain dan fungsi kawasan hutan” hadir untuk memperkaya buku perencanaan dan sistem informasi spasial kehutanan yang sudah ada.

Buku ini mengulas teori-teori yang dapat digunakan dalam perencanaan dan sistem analisis spasial berbasis multi kriteria dalam pengembangan kawasan dan kawasan hutan di Indonesia. Buku ini juga memberikan contoh praktis pengolahan data dan hasil analisis spasial kawasan hutan dalam rangka perubahan peruntukan dan alih fungsi kawasan hutan dengan menggunakan teknologi GIS.

PENDAHULUAN

Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan (PPFKH) dalam rangka pengkajian rencana tata ruang provinsi dilakukan oleh tim peneliti terpadu. Untuk itu, Menteri membentuk tim kajian terpadu untuk memperoleh rekomendasi bahan pertimbangan dalam menetapkan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan. Penelitian Perubahan Penggunaan dan Fungsi Kawasan Hutan (PPFKH) dilaksanakan pada tahun 2019-2020 di wilayah Sulawesi Tengah di tiga belas kabupaten/kota (Buol, Tolitoli, Donggala, Palu, Sigi, Parigi Moutong, Poso, Tojo Una-una , Banggai, Banggai Kepulauan, Banggai Laut, Morowali dan Morowali Utara) sesuai dengan keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: 885/MENLHK/SETJEN/.

Pemodelan sistem multi kriteria perubahan penggunaan dan fungsi kawasan hutan (PPFKH) merupakan penelitian berbasis lokasi yang melibatkan lebih dari satu kriteria dalam proses pengambilan keputusan. Pemodelan sistem berbasis multikriteria bertujuan untuk mengembangkan model sistem analisis berbasis spasial untuk penilaian perubahan penggunaan dan fungsi kawasan hutan (PPFKH) dalam rangka revisi rencana tata ruang wilayah yang mengintegrasikan faktor biofisik dan sosial.

METODELOGI PERUBAHAN

PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

Pemodelan sistem analisis multikriteria untuk menganalisis perubahan pemanfaatan dan fungsi kawasan hutan dilakukan pada bulan April hingga April. Diskusi langsung dengan pejabat daerah menanyakan motivasi dan harapan masing-masing negara terhadap perubahan pemanfaatan dan fungsi kawasan hutan. Pada Tabel 1 terlihat bahwa setiap lokasi yang dipilih akan mewakili masing-masing motivasi perubahan pemanfaatan dan fungsi kawasan hutan.

Pengambilan keputusan digolongkan dalam kriteria evaluasi pada atribut dan tujuan perubahan penggunaan dan fungsi kawasan hutan. Matriks keputusan dalam sistem analisis perubahan pemanfaatan dan fungsi kawasan hutan dengan menggunakan teknik scoring.

Tabel 1. Lokus Terpilih
Tabel 1. Lokus Terpilih

ANALISIS PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

Secara umum kondisi biofisik kawasan hutan yang diusulkan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan terdiri dari kelas lereng datar hingga. Sampai saat ini tempat perubahan peruntukan dan perubahan fungsi kawasan hutan dalam Kajian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Tengah berada dalam wilayah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Daerah. Satuan (UPTD). -KPH). Justifikasi usulan (1) dan (2) merupakan usulan perubahan peruntukan kawasan hutan, sedangkan justifikasi usulan (3) adalah usulan perubahan peruntukan kawasan hutan.

Hasil penilaian perubahan pemanfaatan dan fungsi kawasan hutan didasarkan pada hasil penilaian kondisi biofisik tanah dan iklim. Peta lokasi dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan fungsi hutan tersedia pada Gambar 15 s.d. Peta lokasi dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di BL_005 Kabupaten Buol.

Peta lokus dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di BL_010 Kabupaten Buol. Peta lokus dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di BL_001 Kabupaten Tolitoli. Peta lokus dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di PLW_001 Kota Palu.

Peta lokus dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di PLW_003 Kota Palu. Peta lokus dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di SG_036 Kabupaten Sigi. Peta lokus dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di SG_016 Kabupaten Sigi.

Peta lokus dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di MRU_002 Kabupaten Morowali Utara. Peta lokus dan hasil analisis perubahan pemanfaatan dan perubahan fungsi hutan di BG_048 Kabupaten Banggai.

Tabel 3. Data Hasil Survey dan Wawancara Pada Sepuluh Lokus Terpilih
Tabel 3. Data Hasil Survey dan Wawancara Pada Sepuluh Lokus Terpilih

PEMODELAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERUBAHAN

PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN BERBASIS SIG-JSTBA

JIKA status kawasan “HP” DAN kelas kemiringan “sangat curam” DAN tutupan lahan “perkebunan kelapa sawit” ATAU “hutan alam” DAN motivasi usulan “tidak sesuai” maka status kawasan “HL”. IF status kawasan “HP” DAN kelas lereng “agak curam” DAN jenis tanah “aluvial” DAN intensitas curah hujan “sangat rendah” DAN tutupan lahan “hutan alam” DAN motivasi usulan “tidak sesuai”. IF status kawasan “HP” DAN kelas lereng “cukup curam” DAN jenis tanah “podsolik merah kuning” DAN intensitas curah hujan “sangat rendah” DAN tutupan lahan “hutan alam” DAN motivasi usulan.

JIKA status lokasi "HP" DAN kelas kemiringan "sangat curam" DAN tutupan lahan "hutan alam" ATAU "pertanian campuran kering". IF status lokasi "HPK" DAN kelas kemiringan "sangat curam" DAN tutupan lahan "hutan alam" DAN motivasi usulan "tidak sesuai". IF status lokasi "HL" DAN kelas kemiringan "curam" DAN jenis tanah "latosol" DAN intensitas curah hujan "sangat rendah" DAN tutupan lahan "hutan alam" DAN motivasi usulan "tidak sesuai".

JIKA Status Lokasi “HL” DAN Kelas Kemiringan “Sangat Curam” DAN Tutupan Lahan “Hutan Alam” ATAU “Semak” DAN Motivasi Usulan “Tidak Berlaku” MAKA Status Lokasi “HL”. IF status kawasan "HPT" DAN kelas kemiringan "curam" DAN jenis tanah "podzol merah kuning" DAN intensitas hujan "sangat rendah" DAN tutupan lahan "hutan alam" DAN motivasi usulan. IF Status Lokasi “HPT” DAN Kelas Kemiringan “Sangat Curam” DAN Tutupan Lahan “Hutan Alam” DAN Alasan Usulan “Tidak Sesuai”.

IF status kawasan "KPA" DAN kelas lereng "sangat curam" DAN tutupan lahan "hutan alam" ATAU "hutan sabana-semak". JIKA Status Kawasan "HL" DAN Kelas Kemiringan "Sangat Curam" DAN Tutupan Lahan "Pemukiman (Termasuk Fasilitas Umum/Sosial)" ATAU. IF Status Lokasi “HL” DAN Kelas Kemiringan “Sangat Curam” DAN Tutupan Lahan “Hutan Alam” DAN Motivasi Usulan “Tidak Sesuai”.

IF status kawasan “HPK” DAN kelas lereng “curam” DAN jenis tanah “latosol” DAN intensitas hujan “sangat rendah” DAN tutupan. DAN tutupan lahan “hutan alam dengan kepadatan sedang-tinggi” DAN motivasi usulan “tidak sesuai” KEMUDIAN status kawasan “HL”.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 104 Tahun 2015 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. Analisis Keputusan Multi Kriteria Spasial Pemilihan Lokasi Industri: Negara seni, Konferensi Balkan XI tentang Riset Operasional-Balcor, 2013, Beograd. Matriks kriteria penilaian dan lokasi perubahan penggunaan dan fungsi kawasan hutan terkait kajian RTRW Provinsi Sulawesi Tengah.

Buku lokus perubahan pemanfaatan dan fungsi kawasan hutan dalam rangka peninjauan rencana tata ruang wilayah (RTRW) provinsi Sulawesi Tengah.

GLOSARIUM

Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri-ciri tertentu yang fungsi utamanya melestarikan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistem yang terkait. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang fungsi utamanya melindungi sistem penyangga kehidupan untuk mengatur pengelolaan air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan menjaga kesuburan tanah. Hutan produksi tetap adalah kawasan hutan yang fungsi pokoknya menghasilkan hasil hutan yang dipelihara sebagai hutan tetap.

Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi adalah kawasan Hutan Produksi yang secara spasial dapat dicadangkan untuk pengembangan di luar kegiatan Kehutanan dan digunakan sebagai Hutan Produksi Tetap. Hutan Tetap adalah Hutan yang dipertahankan keberadaannya sebagai Kawasan Hutan yang terdiri atas Hutan Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi Tetap. Kawasan hutan adalah kawasan tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan sebagai Hutan Tetap.

Kawasan hutan cagar alam adalah hutan dengan ciri-ciri tertentu yang tugas pokoknya melestarikan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai kawasan sistem penyangga kehidupan. Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri-ciri tertentu yang fungsi utamanya adalah perlindungan sistem penyangga kehidupan, pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah suatu kawasan pengelolaan hutan berdasarkan fungsi dan tujuan pokoknya, yang dikelola secara efisien, berhasil, dan lestari.

Lokus motivasi adalah lokasi usulan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan, yang diusulkan oleh pemerintah daerah (kabupaten/kota/provinsi) kepada Menteri. Penelitian Terpadu adalah penelitian yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang mempunyai kompetensi dan otoritas keilmuan serta dilakukan bersama-sama dengan pihak terkait lainnya. Perubahan fungsi kawasan hutan adalah perubahan fungsi kawasan hutan; perubahan sebagian atau seluruh fungsi hutan pada satu atau lebih kelompok hutan menjadi fungsi kawasan hutan lainnya.

RIWAYAT PENULIS

Mata kuliah Penulisan Buku yang diambil: (a) Calon Penulis Buku Ajar Universitas di Bali, 1994, dan (b) Tips Menyusun Buku Ajar Perguruan Tinggi di Cisarua Bogor, 2003. Mata kuliah lain yang diambil antara lain: (a) Jaringan Akademik Perguruan Tinggi pada tahun 1997 (pada tahun 1997) Belanda, Denmark dan Swedia); b) Kursus Amdal A di UNMUL Samarinda tahun 2001; (c) Konservasi dan Pengelolaan Terpadu Ekosistem Mangrove di UNIBRAW Malang tahun 1996; (d) Label lingkungan untuk kayu tropis di PT. Buku ajar yang ditulis dan diterbitkan: (a) Geodesi dan kartografi untuk sektor kehutanan, 2003; (b) Interpretasi foto dan gambar udara untuk sektor kehutanan, 2004; (c) Konsepsi dan Teknik Pembuatan Peta Sumber Daya Hutan dan Lahan bagi Mahasiswa dan Praktisi, 2006, ketiganya diterbitkan oleh Tadulako University Press. d) Menghadirkan seri SURTA tentang pengukuran dan pemetaan kawasan hutan, yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh Diadit Media; (e) Kartografi Sumber Daya Hutan dan Lahan – Reformulasi Skala Peta Berdasarkan Resolusi Citra Sensori, Pendekatan Baru dalam Pembuatan Peta tahun 2017, diterbitkan oleh Edukasi Mitra Graphics; (f) Perencanaan Wisata Alam di Kawasan Hutan: Teori dan Penerapannya tahun 2019 yang diterbitkan oleh LPP-Mitra Pendidikan Grafis; (g) Perencanaan restorasi hutan dan lahan; Teori dan Aplikasi diterbitkan pada tahun 2020 oleh Media Madani (HKI.

Sejak tahun 2017 menjabat sebagai staf pengajar tetap di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dengan jabatan fungsional asisten ahli. Penulis berasal dari tahun 2017 – sekarang juga aktif di bidang konsultan perencanaan, survei dan pemetaan/sistem informasi geografis (GIS). Buku ajar yang ditulis dan diterbitkan: (a) Perencanaan Wisata Alam di Kawasan Hutan – Teori dan Aplikasi yang diterbitkan pada tahun 2019 oleh LPP-Mitra Pendidikan Grafika; (b) Perencanaan Restorasi Hutan dan Lahan - Teori dan Aplikasi Tahun 2020, diterbitkan oleh Media Madani (HKI.

Gambar

Tabel 1. Lokus Terpilih
Gambar 1. Tahap I (Penyaringan Lokasi)
Gambar 1. Tahap I (Penyaringan Lokasi)
Gambar 3. Tahap II (Evaluasi Lokasi untuk Pertambangan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Instructors and students’ general satisfaction on the use of social media platforms Indicators Weighted Mean Description I am very satisfied with the use of different forms of

Lampiran II Surat Keputusan Senat Akademik ITB Nomor : 07/SK/K01-SA/OT/2012 Tanggal : 23 April 2012 PENGANGKATAN ANGGOTA DAN PIMPINAN KOMISI-KOMISI SENAT AKADEMIK PERIODE 2012-2013