• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pemulihan sosial berbasis pelayanan sosial Muhammadiyah pasca bencana gempa bumi Cianjur 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Pemulihan sosial berbasis pelayanan sosial Muhammadiyah pasca bencana gempa bumi Cianjur 2022"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIOHUMANIORA, 9(2), Agustus 2023, pp. 292-315 2579-4728 (E-ISSN) | 2443-180X (P-ISSN)

Pemulihan sosial berbasis pelayanan sosial Muhammadiyah pasca bencana gempa bumi cianjur 2022

Erik Habib Fajri Ramadhan *, Oman Sukmana , Achmad Habib

Universitas Muhammadyah Malang, Jl. Raya Ngelo Tlogomas No.246, Kota Malang, Jawa Timur, 65144, Indonesia

Correspondance: erichabib86@gmail.com

Received: 26 March 2023; Reviewed: 15 May 2023; Accepted: 8 July 2023

Abstract: Disaster social services are very important in helping disaster-affected people to overcome the difficult situations they face and restore their lives. The purpose of this research is to study the effectiveness and efficiency of social services in helping people affected by disasters. This research is a literature review with the main source being the results of the 2023 Muhammadiyah Disaster Management Center report. The data analysis technique in this research is through reduction, presentation, and conclusion drawing. The results showed that in the emergency response to the November 2022 Cianjur earthquake, Muhammadiyah provided services 1.) Effective and transparent logistics services 2.) Health services that involve coordination with various policy makers. 3.) Shelter sector services that involve the construction of emergency shelters with family principles. 4.) WASH sector services that meet the sanitation and clean water needs of affected communities through the construction of boreholes, construction of emergency toilets, distribution of water reservoirs, pipelines, waste management, and PHBS socialization. 5.) Psychosocial services that focus on restoring the mental and psychological conditions of residents, especially children. 6.) Emergency education services that involve coordination with the education office, training for teachers, developing emergency education modules, school assistance, and establishing emergency schools. 7.) Services in the field of Search and Rescue (SAR).

Keywords:social recovery, social services, cianjur earthquake

Abstract: Pelayanan sosial bencana sangat penting dalam membantu orang-orang terdampak bencana untuk mengatasi situasi sulit yang dihadapi dan memulihkan kehidupan mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari efektivitas dan efisiensi pelayanan sosial dalam membantu orang-orang yang terkena dampak bencana. Penelitian ini merupakan kajian studi literatur dengan sumber utama yaitu hasil laporan Muhammadiyah Disaster Management Center Tahun 2023. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tanggap darurat gempa bumi Cianjur November 2022, Muhammadiyah memberikan layanan 1.) Pelayanan logistik yang efektif dan transparan.. 2.) Pelayanan kesehatan yang melibatkan koordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan. 3.) Pelayanan sektor hunian yang melibatkan pembangunan hunian darurat dengan prinsip keluarga.

4.) Pelayanan sektor WASH yang memenuhi kebutuhan sanitasi dan air bersih bagi masyarakat terdampak melalui pembuatan sumur bor, pembangunan MCK/toilet darurat, pembagian tandon air, pipanisasi, pengelolaan sampah, dan sosialisasi PHBS. 5.) Pelayanan psikososial yang fokus pada pemulihan kondisi mental dan psikologi warga, terutama anak-anak. 6.) Pelayanan pendidikan darurat yang melibatkan koordinasi dengan dinas pendidikan, pelatihan bagi guru, penyusunan modul pendidikan darurat, pendampingan sekolah, dan pendirian sekolah darurat. 7.) Pelayanan di bidang Search and Rescue (SAR).

Keywords:pemulihan sosial, pelayanan sosial, gempa cianjur

© 2023 The Author(s)

https://doi.org/10.30738/sosio.v9i2.15362 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara rawan bencana alam karena terletak di jalur Cincin Api Pasifik, yang merupakan daerah dengan aktivitas vulkanik dan gempa bumi yang tinggi (Rahma, 2018). Bencana alam yang terjadi di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pergerakan lempeng tektonik, aktivitas vulkanik, cuaca ekstrem, dan lain sebagainya. Dalam pengertian bencana alam sudah dijelaskan dalam UU No. 24 Tahun 2007 yaitu bahwasanya peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Nasional 2007). Sering terjadi bencana di Indonesia dalam kurun waktu yang berdekatan hal ini mengakibatkan banyaknya lembaga non pemerintah dan pemerintah untuk melakukan berbagai upaya dalam mengurangi risiko.

Di samping itu, sistem manajemen bencana yang kurang baik juga menjadi faktor yang memperburuk situasi bencana alam di Indonesia (Ferdiansyah et al., 2020)..

Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem manajemen bencana, seperti minimnya pengawasan, pembangunan yang tidak terkendali, kurangnya infrastruktur dan sumber daya manusia yang terlatih untuk menangani bencana, serta minimnya partisipasi masyarakat dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana (Ariyanto, 2018).

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak dari bencana alam, salah satunya adalah dengan mengembangkan sistem peringatan dini yang lebih baik dan memperkuat kapasitas penanggulangan bencana (Setiawan & Mahadiansar, 2020). Pemerintah juga melakukan berbagai program mitigasi bencana, seperti pembangunan infrastruktur tahan bencana, pengembangan program edukasi dan kesadaran masyarakat, dan pengembangan teknologi mitigasi bencana (Arif, 2020). Meskipun pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak bencana alam, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi.

Hal ini termasuk memperkuat sistem manajemen bencana, memperkuat koordinasi antarinstansi dalam penanggulangan bencana, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam berbagai upaya pengurangan risiko bencana yang ada. Dari berbagai hal-hal tersebut akan ada banyaknya risiko yang ditimbulkan akibat suatu bencana (Lestari et al., 2022).

Jika diamati kembali bencana merupakan kejadian yang tak terduga dan merusak.

Dampak dari bencana tersebut dapat berupa kerusakan fisik, psikologis, dan ekonomi yang parah (Mutianingsih, 2019). Hal ini memerlukan sebuah penanganan terkait kondisi sosial tersebut dengan adanya pelayanan sosial maka hal-hal tersebut memberikan dampak yang baik untuk keberlangsungan hidup para korban atau penyintas yang terdampak oleh bencana.

(3)

Pelayanan sosial bencana merupakan upaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada orang-orang yang terkena dampak bencana (Siregar et al., 2019).

Tujuan dari pelayanan sosial bencana adalah untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, sehingga mereka dapat mengatasi situasi sulit yang dihadapi dan dapat memulihkan kehidupan mereka setelah bencana (Rusmiyati & Hikmawati, 2012).

Pelayanan sosial bencana melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga sosial, organisasi non-pemerintah, relawan, dan masyarakat umum. Beberapa bentuk pelayanan sosial bencana antara lain:(Lestari, 2010) (1) Pemberian bantuan logistik, seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan selimut. (2) Pemberian bantuan psikososial, seperti konseling, dukungan emosional, dan terapi. (3) Pemberian bantuan medis, seperti pengobatan darurat, pemulihan kesehatan, dan pemantauan kesehatan.

(4) Pemberian bantuan pemulihan, seperti perbaikan rumah, penyediaan tempat tinggal sementara, dan bantuan finansial. (5) Penyediaan informasi dan edukasi, seperti informasi tentang situasi bencana, langkah-langkah untuk mengatasi bencana, dan cara untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana di masa depan.

Pelayanan sosial bencana sangat penting dalam membantu orang-orang terdampak bencana untuk mengatasi situasi sulit yang dihadapi dan memulihkan kehidupan mereka. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menyediakan pelayanan sosial bencana yang efektif dan efisien (Aulia et al., 2020).

Latar belakang dari pelayanan sosial bencana adalah terkait dengan sejarah bencana yang terjadi di seluruh dunia. Banyak bencana besar yang telah terjadi di masa lalu, seperti bencana Kobe di Jepang pada tahun 1995, bencana Tsunami di Aceh pada tahun 2004, dan bencana gempa bumi di Nepal pada tahun 2015. Dari pengalaman tersebut, terlihat bahwa pelayanan sosial bencana sangat penting untuk membantu orang-orang yang terkena dampak bencana (Sopacua & Salakay, 2020). Selain itu, perkembangan teknologi dan informasi juga telah membawa perubahan dalam pendekatan pelayanan sosial bencana. Saat ini, teknologi memungkinkan informasi tentang bencana dapat disebarkan dengan cepat dan tepat, serta memungkinkan koordinasi antara lembaga dan organisasi yang terlibat dalam pelayanan sosial bencana (Lestari, 2018). Pemerintah dan lembaga sosial juga telah menyadari bahwa pelayanan sosial bencana harus disiapkan secara matang dan terkoordinasi sebelum bencana terjadi. Oleh karena itu, banyak negara yang telah membuat rencana bencana dan membangun sistem pelayanan sosial bencana yang terintegrasi dan efektif (Prihatin, 2018).

Namun, tantangan yang dihadapi dalam menyediakan pelayanan sosial bencana masih besar, terutama dalam situasi bencana yang besar dan kompleks. Sumber daya terbatas, logistik yang sulit diakses, serta koordinasi antar lembaga yang tidak efektif dapat menghambat penyediaan pelayanan sosial bencana yang tepat waktu dan efektif (Dwiki Nuril Firdaus, 2023).

(4)

Gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada hari Senin tanggal 21 November 2022 pukul 13:21 WIB berpusat di Kabupaten Cianjur dengan kekuatan 5,6 SR. Hal ini terjadi sebagai bagian dari aktivitas seismik yang terjadi di Indonesia, yang secara geografis terletak di wilayah Cincin Api Pasifik. Wilayah ini dikenal sebagai daerah yang rawan bencana alam, termasuk gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Gempa bumi Cianjur terjadi di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Wilayah ini memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang cukup sering terjadi. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak tahun 2000 telah terjadi lebih dari 10 kali gempa bumi dengan magnitudo di atas 5 di wilayah Jawa Barat. (Permadi & Adiputra, 2019)

Bedasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dampak yang ditimbulkan akibat bencana gempa tersebut yaitu 338 jiwa meninggal dunia, 5 jiwa hilang, dan 114.683 jiwa mengungsi. Gempa tersebut jika mengakibatkan kerusakan pada rumah warga, infrastruktur dan bebrapa sarana publik.

Dampak dari gempa yang terjadi tersebut mengakibatkan 56.196 unit rumah rusan dengan kategori ringan hingga berat, 540 unit sarana pendidikan rusak, 281 tempat ibadah, 18 fasilitas kesehatan, dan juga 18 bengunan perkantoran. Dampak tersebut berada di 12 kecamatan yang terdampak yaitu ; Cugenang, Cianjur Kota, Cilaku, Sukalayu, Pacet, Karang Tengah, Warungkondang, Gekbrong, Cibeber, Sukaresmi, Cikalong, dan Mande.

Dari hal tersebut Muhammadyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) adalah sebuah lembaga yang didirikan oleh organisasi Muhammadiyah sebagai bagian dari upaya untuk memberikan bantuan dalam situasi bencana dan tanggap darurat di Indonesia. MDMC merupakan salah satu lembaga yang diakui dalam bidang penanggulangan bencana oleh Pemerintah Indonesia. Lembaga ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan Muhammadiyah dalam menghadapi situasi bencana dan memberikan bantuan secara efektif dan efisien. MDMC berfokus pada pencegahan bencana, persiapan menghadapi bencana, tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi pasca bencana (Lestari, 2010).

Adapun penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Fillah et al., 2016) terkait konsep manajemen kebencanaan yang dilakukan oleh disaster management center Dompet Dhuafa (DMC DD). Penelitian yang dilakukan oleh (Arifin & Salman, 2022) terkait efektivitas penanggulangan bencana banjir oleh Satuan Tugas Tim Reaksi Cepat dan Pusat Pengendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sinjai. Penelitian dari (Anggara et al., 2019) menggambarkan Penanggulangan Bencana Banjir oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan mengetahui kendala penanggulangan bencana banjir yang dihadapi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten Berau. Selanjutnya penelitian dari (Pratama, 2017) dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis penanggulangan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terhadap banjir di Kota Bengkulu dan juga untuk mengetahui akar permasalahan dan dicari solusinya.

(5)

Penelitian dari (Nurillah et al., 2022) yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan fungsi manajemen mitigasi yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam menghadapi bahaya banjir. Adapun persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti terkait penanggulangan bencana, namun perbedaannya terletak pada lokasi penelitian. Sedangkan keterbaruan dalam penelitian ini terletak pada upaya yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam pemulihan sosial bencana gempa Cianjur pada tahun 2022.

Tujuan penelitian tentang pemulihan sosial berbasis pelayanan sosial Muhammadiyah pada bencana gempa bumi Cianjur ini adalah untuk mempelajari efektivitas dan efisiensi pelayanan sosial dalam membantu orang-orang yang terkena dampak bencana. Penelitian semacam ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi lembaga dan organisasi yang terlibat dalam pelayanan sosial bencana serta dapat membantu meningkatkan rencana dan strategi dalam menghadapi bencana di masa depan. Di sisi lain juga untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pelayanan sosial yang diberikan pada masyarakat yang terkena dampak bencana. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemulihan sosial berbasis pelayanan sosial oleh Muhammadyah pasca bencana gempa bumi cianjur 2022

Dengan memahami kebutuhan dan tantangan dalam memberikan pelayanan sosial pada masyarakat yang terkena dampak bencana, penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan social, memperkuat kesiapsiagaan lembaga, dan organisasi dalam menghadapi bencana. Selain itu, penelitian ini juga dapat membantu memperkuat partisipasi masyarakat dalam pelayanan sosial bencana sehingga memperkuat ikatan sosial dan daya tahan komunitas dalam menghadapi bencana.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan, atau penelitian kepustakaan, adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengkaji buku, literatur, catatan, dan berbagai laporan yang berkaitan dengan suatu topik tertentu (Harahap, N., 2014). Proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan, membaca, menganalisis, dan mensintesis sumber-sumber literatur yang relevan dengan topik penelitian. Dalam metode ini, peneliti melakukan pencarian literatur melalui berbagai sumber, seperti jurnal ilmiah, buku, artikel, dan publikasi terkait lainnya.

Selanjutnya, literatur yang telah terpilih akan dipelajari secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang topik penelitian. Analisis dan sintesis literatur dilakukan untuk mengidentifikasi pola, tema, atau kesimpulan yang muncul dari literatur yang dikaji. Metode penelitian studi literatur berguna untuk menyajikan kerangka teoritis, mengidentifikasi celah pengetahuan, atau memberikan konteks yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui studi literatur pada hasil laporan oleh Muhammadiyah Disaster Management

(6)

Center Tahun 2023. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan pelayanan sosial di dalam bencana, Muhammadiyah mengimplementasikan serangkaian kebijakan yang didasarkan pada pengalaman mereka dalam menangani bencana, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Tindakan yang diambil oleh Muhammadiyah telah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Sebagai respons terhadap Status Tanggap Darurat yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Cianjur, Muhammadiyah melalui Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) berupaya memberikan bantuan kemanusiaan dengan cepat kepada masyarakat yang terdampak bencana di Kabupaten Cianjur. Langkah-langkah yang dilakukan mencakup:

PENDIRIAN POS KOORDINASI MUHAMMADYAH (POSKOR)

Langkah awal MDMC sebagai pelaksana penanggulangan bencana didukung oleh pendanaan dari LAZISMU dalam pembentukan POSKOR Muhammadiyah sebagai pusat koordinasi dan mobilisasi sumber daya relawan. Penanganan bencana dilakukan oleh seluruh satu kesatuan Muhammadyah yang disebut OMOR (One Muhammadiyah One Response) sehingga pelayanan atau pun bantuan menjadi satu komando dalam hal tersebut (Muhammadiyah, 2010). MDMC memiliki kriteria untuk menentukan jumlah dan lokasi pos pelayanan dengan menggunakan kantor pimpinan Muhammadiyah atau Amal Usaha Muhammadiyah seperti sekolah, universitas, atau rumah sakit. Selama fase transisi darurat, pos koordinasi dapat dipindahkan ke lokasi yang memenuhi kriteria seperti bangunan baru dengan akses yang mudah dan luas. Struktur pos koordinasi Muhammadiyah untuk penanganan dampak bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur dapat ditentukan seperti pada gambar 1.

PENDIRIAN POS PELAYANAN MUHAMMADYAH (POSYAN)

Pos Pelayanan Muhammadiyah adalah fasilitas yang disediakan oleh Muhammadiyah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penanggulangan bencana dan keadaan darurat. Pos pelayanan ini berfungsi sebagai pusat koordinasi dan distribusi bantuan kemanusiaan serta menyediakan layanan medis, logistik, dan kebutuhan dasar bagi korban bencana. Kantor Pimpinan Muhammadiyah, sekolah, universitas, rumah sakit, dan amal usaha Muhammadiyah sering digunakan sebagai lokasi pos pelayanan Muhammadiyah. Tujuan dari pos pelayanan Muhammadiyah adalah untuk memberikan respon cepat dan efektif dalam penanganan bencana serta membantu pemulihan dan rehabilitasi masyarakat yang terdampak.

(7)

Gambar 1. Struktur Poskor Sumber: Muhammadiyah Disaster Management Center 2023

Pada fase tanggap darurat, MDMC memutuskan untuk mendirikan POSYAN (Pos Pelayanan Muhammadiyah) di 5 lokasi. Ketika memasuki fase transisi darurat menuju pemulihan pada bulan kedua, hasil assessmen menunjukkan kebutuhan untuk menambah lokasi pos pelayanan di 5 tempat, sehingga total jumlah pos pelayanan Muhammadiyah menjadi 10 lokasi yaitu pos pelayanan Sukamulya, Cariu, Cleundeur, Ciherang, Rawa Jaya, Ciputri, Sarongge, Mangunkerta, Jambudipa, Cibulakan, Rawacina, dan Satelit Limbangan Sari. Jumlah warga yang mendapatkan pendampingan di 10 Pos Pelayanan Muhammadiyah adalah sebanyak 1.986 kepala keluarga dengan total populasi 6.100 jiwa. Informasi lebih rinci mengenai sebaran jumlah warga yang didampingi oleh Muhammadiyah dari setiap pos pelayanan dapat ditemukan dalam Gambar 2.

Assesment

Assessment bencana merujuk pada proses pengumpulan informasi dan evaluasi yang dilakukan untuk memahami dampak bencana serta kebutuhan yang harus dipenuhi dalam upaya penanggulangan dan pemulihan. Assessment ini mencakup analisis terhadap kerusakan fisik, kerugian manusia, kondisi sosial-ekonomi, dan faktor-faktor lain yang terkait dengan bencana. Tujuan assessmen adalah untuk mengidentifikasi dan mengukur tingkat kerusakan dan kebutuhan masyarakat yang terdampak, sehingga langkah-langkah responsif dan bantuan dapat ditentukan dengan tepat dan efektif.

TDRR MDMC Pusat Koordinator

POSKOR

LAZISMU Pusat

LAZISMU Jawa Barat

Bendahara Sekretaris/Sekretari

at

Data dan Informasi

Pos Pelayanan

Kesehatan Hunian Pend.

Darurat Psikososia

l WASH

SAR Logistik

(8)

Assessment juga membantu dalam perencanaan, alokasi sumber daya, serta koordinasi dan implementasi program penanggulangan bencana secara holistik.

Informasi harus selalu update agar kebenaran dan ketepatan dapat terjaga. Dalam pengambilan keputusan, informasi terbaru dan real-time harus digunakan. Keputusan yang didasarkan pada informasi yang tidak update akan menyebabkan kesalahan dan intervensi yang tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, MDMC membutuhkan sistem penggalian informasi (assessment) yang baku dan efektif dalam penanganan darurat bencana.

Sumber: Muhammadiyah Disaster Management Center 2023 Gambar 2. POSYAN

MDMC menggunakan data assessment yang dilakukan secara berkala dan terupdate untuk menentukan jumlah dan lokasi pos pelayanan Muhammadiyah. Hal ini memungkinkan mereka mengidentifikasi lokasi pengungsian yang masih membutuhkan dukungan dari lembaga lain. Keputusan ini diambil setelah berkoordinasi dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam Sub Klaster Koordinasi dan Manajemen Tempat Pengungsian (KMTP). MDMC ditunjuk sebagai koordinator sub klaster KMTP dalam penanganan dampak bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur.

Penugasan Tim Asistensi Dan Mobilisasi Relawan Muhammadiyah

Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) merespon gempa bumi Cianjur dengan menggunakan potensi relawan yang ada di sekitar lokasi untuk memberikan respon cepat. Selain itu, tim asistensi juga dikerahkan untuk memberikan respon tanggap darurat. Tim ini bertugas mendampingi pimpinan

521 270

572 593

371 220 239 116 53 84

1812

925

1971

1451 1249

704 814

424

172 318

Sebaran Jumlah KK dan Jiwa Berdasarkan POSYAN

KK Jiwa

(9)

wilayah dan daerah dalam mengelola pos koordinasi, serta menyusun perencanaan dan kebijakan sebagai upaya penanggulangan dampak bencana.

Tim asistensi MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah merupakan tim yang memiliki peran strategis dalam menyusun perencanaan dan tenaga kerja di setiap sektor layanan. Tim ini terdiri dari manajemen posko, hunian, wash (sanitasi), logistik, psikososial, dan data informasi. Tim asistensi ini, yang berada di bawah divisi TDRR MDMC PP Muhammadiyah, melakukan pendataan terhadap seluruh potensi sumber daya manusia yang ada di lingkungan Muhammadiyah untuk diaktifkan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang ada. Identifikasi dan pemetaan dilakukan mulai dari wilayah terdekat hingga potensi sumber daya Muhammadiyah dari wilayah penyangga seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Dalam penanganan darurat bencana di Kabupaten Cianjur, diterapkan perencanaan pelayanan berbasis sektoral yang membutuhkan banyak sumber daya relawan untuk semua klaster dan 9 pos pelayanan. Hal ini mendorong MDMC sebagai koordinator penanggulangan bencana dan kemanusiaan Muhammadiyah, serta seluruh potensi persyarikatan Muhammadiyah, untuk bekerja sama dalam kerangka One Muhammadiyah One Response (OMOR). Semua lini sumber daya Muhammadiyah, termasuk Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah, MDMC Wilayah dan Daerah, serta ORTOM, dikerahkan untuk memberikan dukungan. Jumlah total sumber daya yang terlibat dalam penanganan darurat bencana dari fase tanggap darurat hingga fase transisi darurat di Kabupaten Cianjur adalah sebanyak 1.656 personil yang mencakup semua sektor layanan. Berikut adalah rincian dari masing-masing sektor dan tugasnya.

Sumber: Muhammadiyah Disaster Management Center 2023

Gambar 3. Grafik Data Relawan Berdasarkan Sektor Layanan dan Ketugasan

214

4 10 16 22 26 28 36 41 48

148 177 224

371 303

Data Relawan Berdasarkan Sektor Layanan dan Ketugasan

(10)

Penggalangan Donasi

Penggalangan donasi untuk bencana adalah upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan sumbangan dalam bentuk uang, barang, atau jasa dari masyarakat atau pihak lain guna membantu korban dan memenuhi kebutuhan yang muncul akibat bencana. Tujuan dari penggalangan donasi ini adalah untuk memberikan bantuan darurat, seperti makanan, air bersih, pakaian, perlengkapan medis, tempat tinggal sementara, serta dukungan pemulihan dan rehabilitasi bagi mereka yang terkena dampak bencana. Penggalangan donasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti kampanye publik, donasi online, penggalangan dana langsung, konser amal, atau kerjasama dengan lembaga atau organisasi yang terlibat dalam penanggulangan bencana (Intyaswati, 2010).

Sedangkan dalam rangka mendukung semangat One Muhammadiyah One Response (OMOR), LAZISMU Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan penggalangan donasi untuk membantu masyarakat yang terdampak oleh gempa di Kabupaten Cianjur.

Pimpinan LAZISMU mengajak seluruh wilayah, daerah, dan cabang ranting Muhammadiyah untuk ikut berpartisipasi dalam penggalangan donasi ini. Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak gempa dan juga untuk mencegah tumpang tindih tugas agar respons dapat dilakukan dengan cepat, efektif, efisien, dan tepat sasaran.

Peran LAZISMU dalam hal ini adalah sebagai lembaga penghimpun donasi yang akan disalurkan melalui program Indonesia Siaga bekerja sama dengan MDMC dalam tanggap darurat. Selain merespons gempa di Kabupaten Cianjur, LAZISMU juga siap mendukung MDMC dalam memberikan dukungan dalam upaya penanggulangan bencana.

PELAYANAN SOSIAL MUHAMMADIYAH

Pelayanan sosial yang dilakukan oleh Muhammadiyah merujuk pada upaya organisasi tersebut dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terkena dampak bencana. Pelayanan sosial tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan yang holistik dan menyeluruh kepada masyarakat yang terdampak. Upaya ini dilakukan untuk membantu masyarakat mengatasi kesulitan yang dihadapi, memulihkan kehidupan mereka, dan membangun kembali komunitas yang lebih kuat pasca bencana.

Berikut adalah beberapa hasil mengenai pelayanan sosial Muhammadiyah di gempa bumi Cianjur pada 2022.

(11)

Sumber: Muhammadiyah Disaster Management Center 2023

Gambar 4. Grafik Capaian Layanan Muhammadiyah Pelayanan Logistik

Dalam setiap tanggap darurat bencana, Muhammadiyah memiliki fokus utama dalam memenuhi kebutuhan logistik masyarakat terdampak, agar kebutuhan dasar mereka segera terpenuhi. Hal ini juga dilakukan dalam penanganan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) mendorong daerah dan wilayah terdekat yang dapat merespons dengan cepat untuk memberikan bantuan logistik kepada masyarakat yang terdampak. Bantuan yang disediakan mencakup dua jenis, yaitu bantuan pangan dan non-pangan.

Kegiatan yang dilakukan oleh sektor logistik antara lain meliputi penerimaan dan pengelolaan bantuan, pengadaan barang jika tersedia, distribusi bantuan, dan pembuatan laporan tentang kebutuhan dan kesenjangan yang ada. Logistik yang terkumpul di pos koordinasi Muhammadiyah didistribusikan kepada warga melalui sembilan pos pelayanan Muhammadiyah dan beberapa pos satelit. Pos satelit tersebut, seperti Limbangsari, Mangunkerta RW 5, Jambudipa, Desa Bang Bayan Kecamatan Gekbrong, Padaluyu, dan Sukaratu, bertujuan untuk menyediakan distribusi bantuan kepada warga yang terdampak, di mana tidak ada relawan dan pengelola pos pelayanan yang ditempatkan di lokasi tersebut.

Logistik yang disalurkan kepada warga tidak hanya terbatas pada bahan makanan dan kebutuhan non-pangan, tetapi juga mencakup beberapa jenis paket kebutuhan khusus yang penting bagi warga terdampak. Jenis paket tersebut meliputi Family Kit, Hygiene Kit, School Kit, Baby Kit, Shelter Kit, Women Kit, dan Kitchen Kit.

Muhammadiyah telah mendistribusikan sejumlah paket kebutuhan ini kepada warga

16.145

6.255

67.826

4.072

29.130

95.014

Sekolah Darurat Sektor Kesehatan Sektor Logistik Sektor Wash Sektor Psikososial

Sektor Dapur Relawan

Capaian Layanan Muhammadiyah

(12)

melalui pos layanan Muhammadiyah. Berikut adalah rincian paket dan jumlah yang telah dibagikan:

Tabel 1. Jenis Paket Logistik

No Nama Barang Masuk Keluar Satuan

1 Baby Kit 387 386 Paket

2 Family Kit 1146 2052 Paket

3 Hygiene Kit 1751 2089 Paket

4 Kitchen Kit 10 519 Paket

5 School Kit 1154 1742 Paket

Sumber: Muhammadiyah Disaster Management Center 2023

Pelayanan terkait Distribusi Logistik, proses pengeluaran dan penyaluran barang dari gudang logistik di pos koordinasi Muhammadiyah menuju warga penerima manfaat dilakukan dengan sistematis. Distribusi ini dilakukan melalui mekanisme serah terima yang dapat dipertanggungjawabkan, serta didokumentasikan dengan bukti serah terima. Pendistribusian dilakukan berdasarkan permintaan sesuai kebutuhan warga terdampak di pos layanan Muhammadiyah. Berikut adalah mekanisme pendistribusian barang yang dijalankan:

1. Permintaan barang diajukan oleh pos layanan kepada administrator gudang logistik pos koordinasi.

2. Administrator mengonfirmasi ketersediaan barang kepada kepala gudang logistik. Jika barang yang diminta tidak cukup atau tidak tersedia, maka akan dilakukan pengadaan barang.

3. Administrator membuat surat pengeluaran barang setelah mendapatkan persetujuan dari koordinator Pos Koordinasi. d. Surat pengeluaran barang dibuat oleh administrator logistik dan barang dikirimkan ke pos layanan.

4. Penerimaan barang di pos layanan didokumentasikan dengan bukti serah terima.

5. Pembagian barang kepada warga juga didokumentasikan dengan bukti serah terima.

Dalam pengendalian logistik, langkah-langkah berikut diterapkan: (1) Penggunaan formulir sebagai lampiran untuk mencatat keluar-masuk barang (stock opname).

(2) Daftar barang yang telah diperiksa secara berkala dilaporkan kepada pimpinan.

Dikarenakan gudang logistik merupakan komponen penting dalam rantai pasokan logistik dan peralatan penanggulangan bencana, pengelolaan gudang ini harus dilakukan oleh kepala logistik dan relawan logistik dengan baik, efisien, efektif, informatif, dan akuntabel.

(13)

Menurut (Ferdiansyah, 2020) pelayanan logistik merupakan salah satu aspek yang krusial dalam upaya pemulihan sosial pasca-bencana. Berdasarkan penelitian ini, Muhammadiyah memprioritaskan pemenuhan kebutuhan logistik masyarakat terdampak agar kebutuhan dasar mereka dapat terpenuhi dengan segera. Dalam penanganan bencana, Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) berperan dalam mendorong daerah dan wilayah terdekat yang dapat merespons dengan cepat untuk memberikan bantuan logistik kepada masyarakat yang terdampak. Bantuan yang diberikan meliputi bantuan pangan dan non-pangan.

Pelayanan logistik dilakukan melalui pos koordinasi Muhammadiyah dan beberapa pos satelit. Pos satelit tersebut berfungsi untuk menyediakan distribusi bantuan kepada warga yang terdampak di daerah yang tidak memiliki relawan dan pengelola pos pelayanan. Selain itu, Muhammadiyah juga menyediakan jenis paket kebutuhan khusus seperti Family Kit, Hygiene Kit, School Kit, Baby Kit, Shelter Kit, Women Kit, dan Kitchen Kit, yang telah didistribusikan kepada warga melalui pos layanan Muhammadiyah.

Pendistribusian logistik dilakukan secara sistematis dengan mekanisme serah terima yang dapat dipertanggungjawabkan dan didokumentasikan dengan bukti serah terima. Permintaan barang diajukan oleh pos layanan kepada administrator gudang logistik, dan administrator gudang logistik mengonfirmasi ketersediaan barang sebelum melakukan pengiriman. Proses pengeluaran dan penyaluran barang dilakukan dengan pengendalian yang baik, menggunakan formulir dan pencatatan keluar-masuk barang, serta pelaporan secara berkala kepada pimpinan. Hal serupa juga terdapat pada hasil penelitian dari (Fillah, 2016) dalam pendistribusian bantuan kepada korban bencana oleh Dompet Dhuafa.

Pelayanan Kesehatan

Peran pelayanan kesehatan dalam operasi kemanusiaan Muhammadiyah sangat penting sebagai garda terdepan. Dampak bencana yang signifikan dan kerusakan fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Cianjur, serta banyaknya jumlah warga yang membutuhkan pertolongan medis, menjadi dasar Muhammadiyah untuk memberikan bantuan tenaga kesehatan di daerah tersebut. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara MDMC, MPKU Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dinas Kesehatan, dan pemerintah Kabupaten Cianjur, serta kementerian dan lembaga terkait lainnya sangat penting dalam memberikan layanan yang dibutuhkan oleh warga yang selamat, termasuk layanan kesehatan. Langkah-langkah dan upaya yang dilakukan oleh Muhammadiyah untuk memberikan dukungan layanan kesehatan kepada warga yang selamat di Kabupaten Cianjur pada fase awal antara lain:

1. Melakukan koordinasi dengan pemangku kebijakan, seperti Direktorat Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kemenko PMK, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Puskesmas Cugenang 5, dan Puskesmas Ciherang.

(14)

2. Memberikan layanan kuratif dengan tujuan mengurangi rasa sakit dan kematian warga yang terdampak bencana, melalui kegiatan sebagai berikut: (a) Memberikan layanan kesehatan kepada warga terdampak di 10 titik layanan di 5 pos pelayanan, seperti Desa Carampad, RS Bhayangkara Cianjur, Kp. Cipadang RT. 02/RW. 04, Ds. Bangbayang, Kp. Cisarua Desa Sarampad, Cipakuacau Desa Sukajaya, Kp. Ciherang Desa Ciputri, SDN Cipadang Desa Bangbayang, Kp. Pasir Ipis Desa Sukamulya, Kp. Sungaren Ds. Wangun Jaya, dan Kp. Tapos 002/007 Ds. Wangun Jaya, (b) Menyediakan layanan dokter spesialis bedah ortopedi di RS Bhayangkara, (c) Melakukan layanan kesehatan keliling, (d) Memberikan layanan kesehatan reproduksi, (e) Melakukan promosi kesehatan.

Selama masa tanggap darurat dan transisi darurat, layanan kesehatan Muhammadiyah berhasil mencapai total 5.635 jiwa, dengan berbagai kelompok usia dan jenis kelamin sebagai berikut:

a. Lansia Laki-laki (>60 th) : 444 jiwa b. Lansia Perempuan (>60 th) : 594 jiwa

c. Dewasa Laki-laki (17-59 th) : 1165 jiwa d. Dewasa Perempuan (17-59 th): 1710 jiwa e. Remaja Laki-laki (12-16 th) : 106 jiwa

f. Remaja Perempuan (12-16 th) : 155 jiwa g. Anak Laki-laki (6-11 th) : 401 jiwa

h. Anak Perempuan (6-11 th) : 419 jiwa i. Balita Laki-laki (1-5 th) : 213 jiwa j. Balita Perempuan (1-5 th) : 216 jiwa k. Bayi Laki-laki (0-12 bln) : 56 jiwa l. Bayi Perempuan (0-12 bln) : 50 jiwa

(15)

Sumber: Muhammadiyah Disaster management Center 2023

Gambar 5. Grafik Sebaran Usia dan Jenis Kelamin Penerima Manfaat

Dalam fase awal tanggap darurat, Muhammadiyah melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan, termasuk Direktorat Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kemenko PMK, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Puskesmas Cugenang 5, dan Puskesmas Ciherang. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara semua pihak terkait merupakan faktor penting dalam menyediakan layanan kesehatan yang diperlukan oleh warga yang selamat.

Muhammadiyah memberikan layanan kesehatan kuratif dengan tujuan mengurangi rasa sakit dan kematian warga yang terdampak bencana. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam upaya ini antara lain adalah memberikan layanan kesehatan kepada warga terdampak di pos-pos pelayanan, menyediakan layanan dokter spesialis bedah ortopedi di rumah sakit Bhayangkara, melakukan layanan kesehatan keliling, memberikan layanan kesehatan reproduksi, dan melakukan promosi kesehatan.

Penelitian dari (Ferdiansyah, 2020) juga melakukan hal yang sama pada penanggulangan bencana banjir oleh Badan Penanggulangan Bencana Bekasi. Selama masa tanggap darurat dan transisi darurat, pelayanan kesehatan Muhammadiyah telah mencapai sebanyak 5.635 jiwa dengan berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Data tersebut mencakup lansia, dewasa, remaja, anak-anak, balita, dan bayi yang menerima layanan kesehatan dari Muhammadiyah.

Pelayanan Sektor Hunian

Melalui penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan dan jumlah pengungsi yang besar telah mendorong Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk memberikan bantuan hunian darurat kepada masyarakat terdampak guna menyediakan tempat berlindung yang lebih nyaman dan aman. Konsep hunian darurat yang dibangun

444 594 1165

1710

106 155 401 419

213 216

56 50

Sebaran Usia dan Jenis Kelamin Penerima Manfaat

(16)

oleh Muhammadiyah didasarkan pada keluarga, bukan komunal, sehingga masyarakat terdampak dapat merasa lebih terhormat karena privasi keluarga tetap terjaga. Hunian darurat tersebut berhasil dibangun melalui sumbangan dari warga Muhammadiyah dan pihak di luar Muhammadiyah yang memberikan bantuan melalui Lazismu wilayah.

Pada bulan Februari 2023, pembangunan hunian darurat oleh Muhammadiyah telah selesai dengan jumlah hunian yang berhasil dibangun mencapai 1.247 unit, melebihi target awal sebesar 1.000 hunian darurat. Keberhasilan ini dapat dicapai berkat kepercayaan yang diberikan oleh berbagai lembaga dan instansi kepada MDMC, serta permintaan dari warga di pos pelayanan Muhammadiyah yang baru atau warga sekitar yang belum menerima bantuan hunian darurat dari lembaga lain. Sebaran hunian darurat yang berhasil dibangun pada gambar 6.

Muhammadiyah berperan dalam membangun hunian darurat guna memberikan tempat berlindung yang lebih nyaman dan aman bagi masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat kerusakan bangunan. Konsep hunian darurat yang dibangun oleh Muhammadiyah didasarkan pada keluarga, bukan komunal. Hal ini bertujuan untuk menjaga privasi keluarga terdampak sehingga mereka dapat merasa lebih terhormat.

Hunian darurat ini berhasil dibangun melalui sumbangan dari warga Muhammadiyah dan pihak di luar Muhammadiyah yang memberikan bantuan melalui Lazismu wilayah.

Sumber: Muhammadiyah Disaster management Center 2023

Gambar 6. Sebaran Hunian darurat Berdasarkan Posyan

115 43

100 459

133 78

132

70 51

31 15 12 8

Sebaran Hunian Darurat Berdasarkan Posyan

(17)

Pelayanan Sektor WASH (Water, Sanitation, and Hygiene Promotion)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa MDMC sangat memperhatikan ketersediaan sanitasi dan air bersih. Sektor WASH (Water, Sanitation, and Hygiene Promotion) memberikan dukungan dalam memenuhi kebutuhan tersebut melalui beberapa kegiatan, antara lain:(Maryati & Azizah, 2022)

1. Pembuatan Sumur Bor: (a) Tim assessment mengumpulkan data calon lokasi yang akan mendapatkan intervensi program WASH, termasuk lokasi intervensi, assessment kebutuhan, jenis intervensi, dan data calon penerima manfaat, (b) Rembug warga dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat mengenai kebutuhan dan permasalahan warga, (c) Perencanaan kebutuhan dan anggaran disusun dalam Rancangan Anggaran Biaya, (d) Pemberkasan dan Kontrak Pengerjaan diselesaikan sebelum distribusi bantuan atau pekerjaan fisik, (e) Pelaksanaan pekerjaan fisik meliputi pembersihan, pekerjaan konstruksi, dan finishing, (f) Pembentukan kelompok pengelola atau komunitas masyarakat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan program, (g) Laporan akhir disusun sebagai pertanggungjawaban program sebelum proses serah terima.

Dengan demikian, MDMC melalui sektor WASH telah melakukan serangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi dan air bersih dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

2. Pembuatan MCK Darurat

Bahwa kebutuhan akan MCK/Toilet menjadi salah satu kebutuhan mendesak bagi warga terdampak. Selain pentingnya ketersediaan, jumlah MCK yang memadai juga menjadi faktor penting. MDMC telah berhasil membangun 72 unit MCK/Toilet darurat yang terdistribusi di berbagai pos pelayanan Muhammadiyah.

3. Pembagian Tandon Air

Pembagian tandon air untuk penampungan air bersih bagi warga terdampak di Dusun Cariu sebanyak 2 unit dengan kapasitas 500 liter.

4. Pipanisasi

MDMC memberikan bantuan pipanisasi untuk memfasilitasi akses air bersih bagi warga terdampak. Bantuan ini bertujuan untuk menyediakan jalur air bersih yang dapat digunakan oleh masyarakat serta sebagai kelengkapan sarana wudhu dan penghubung antara sumur bor dengan lokasi yang membutuhkan. Pipanisasi ini dilakukan di 7 lokasi yang tersebar di 5 pos pelayanan Muhammadiyah, yaitu Islamic Center Muhammadiyah (1 lokasi), Ciputri (3 lokasi), Sukamulya (1 lokasi), Cieundeur (1 lokasi), dan Mangun (1 lokasi).

(18)

5. Pembagian Tong Sampah

MDMC mengidentifikasi kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga sebagai salah satu perhatian utama dalam sektor WASH. Minimnya kotak sampah di rumah tangga yang memungkinkan pemisahan antara sampah organik dan non-organik dapat berpotensi menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, MDMC melakukan upaya untuk mengendalikan vektor penyebar penyakit dan menjaga lingkungan bebas dari limbah padat dengan melibatkan masyarakat dalam menerapkan sistem pengelolaan limbah padat. Selain itu, MDMC juga memberikan bantuan tong sampah berbahan drum yang bertujuan untuk memisahkan antara sampah organik dan non-organik. Total 46 buah tong sampah telah didistribusikan.

6. Sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup individu. Gerakan ini melibatkan praktik perilaku yang sadar diri untuk mencapai kehidupan yang sehat. Di area pos pelayanan Muhammadiyah, setiap rumah warga telah dilengkapi dengan kotak sampah. Namun, pemisahan antara sampah organik dan non-organik belum dilakukan. Terdapat dua metode pengelolaan sampah pasca gempa bumi, yaitu dengan pembakaran dan pengelolaan oleh petugas untuk dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Pembakaran Sampah: Cibulakan, Rawajaya, Rawacina

Di lokasi ini, setelah gempa bumi, tidak ada pengambilan sampah dari rumah- rumah warga. Akibatnya, masyarakat mengumpulkan sampah hingga mengeringkannya kemudian membakarnya. Hal ini mengakibatkan sisa pembakaran yang tidak sepenuhnya terbakar. Pembuangan Akhir: Ciputri Sarongge dan Cieundeur. Di lokasi posyan ini, sampah dikumpulkan oleh warga dan petugas akan mengambilnya untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPSA).

Pelayanan Psikososial

Muhammadiyah memberikan layanan psikososial di lokasi terdampak bencana dengan fokus pada dampak psikologis. Prinsip yang dipegang oleh relawan Muhammadiyah adalah memulihkan kondisi mental dan psikologi warga terdampak, terutama anak-anak. MDMC melibatkan relawan psikososial dari perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) untuk memberikan layanan psikososial dengan langkah-langkah berikut:

a. Assessment Awal: Mengevaluasi kondisi psikologis penyintas, termasuk kecemasan, fungsi sosial, dan kepercayaan diri.

(19)

b. Koordinasi dengan stakeholder dan penjadwalan intervensi:

Merencanakan modul intervensi untuk tiga minggu ke depan.

c. Distraction Activities: Menggunakan permainan lingkaran, kotak pos, dan bola berputar untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari situasi bencana dan memungkinkan mereka berinteraksi dengan teman sebaya.

d. Psychoeducation Anak: Mengajarkan anak-anak tindakan yang harus dilakukan saat terjadi gempa melalui lagu "Kalau Ada Gempa" dan arahan. Anak-anak juga dipersiapkan untuk kembali berkegiatan seperti biasa.

e. Group Treatment Anak: Melalui pengenalan emosi, kegiatan mewarnai, dan cerita, anak-anak dapat mengungkapkan emosi dan mengatasi masalah yang dirasakan. Kegiatan storytelling juga meningkatkan kemampuan literasi mereka.

f. Kaderisasi Remaja (MHPSS): Remaja terlibat dalam forum dan roleplay terkait dukungan kesehatan mental dan psikososial. Mereka memahami materi yang disampaikan oleh fasilitator.

g. Kaderisasi Remaja (tema PFA): Remaja menerapkan Psychological First Aid pada teman sebaya, tetapi beberapa peserta masih perlu memahami pandangan objektif dan perubahan sudut pandang penyintas.

h. Psychoeducation Dewasa Perempuan dan Lansia: Peserta menerima materi "Berdamai dengan Bencana" dan pelatihan manajemen stres.

Mereka menjadi lebih tenang dan mampu mengatasi kepanikan selama di posko pengungsian.

i. Psychological First Aid Dewasa Perempuan dan Lansia: Dewasa perempuan dapat menikmati kegiatan sehari-hari dengan baik dan berbagi cerita. Mereka juga lebih sadar akan kesehatan mental pribadi dan menggunakan teknik seperti butterfly hug.

j. Self Help Group Dewasa Perempuan dan Lansia: Dalam forum ini, para ibu dapat berkomunikasi dengan baik dan mencari solusi untuk masalah pribadi. Meskipun masih ada kecemasan terkait masa depan.

k. Behavior Action Dewasa Laki-laki: Para bapak memahami pentingnya kembali beraktivitas dan bergotong-royong dalam memulihkan kampung,

l. Assessment Lanjutan: Melihat perkembangan psikologis penyintas setelah 2 minggu pasca bencana, mayoritas penyintas menunjukkan tingkat kecemasan yang rendah serta fungsi sosial dan kepercayaan diri yang tinggi,

(20)

m. Distraction Activities Relawan: Memberikan dukungan psikologis kepada relawan agar dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik dan bersemangat.

Menurut (Tristanto, 2020) pelayanan psikososial merujuk pada layanan yang diberikan untuk mendukung kesejahteraan psikologis dan sosial individu, kelompok, atau komunitas. Ini melibatkan upaya untuk memahami dan merespons kebutuhan psikologis, emosional, dan sosial individu atau kelompok dalam konteks tertentu. Pelayanan psikososial yang diberikan oleh Muhammadiyah kepada masyarakat terdampak bencana. Muhammadiyah fokus pada dampak psikologis dan memulihkan kondisi mental dan psikologi warga terdampak, terutama anak-anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan psikososial yang diberikan oleh Muhammadiyah berhasil memulihkan kondisi mental dan psikologi warga terdampak. Assessment lanjutan menunjukkan bahwa mayoritas penyintas menunjukkan tingkat kecemasan yang rendah serta fungsi sosial dan kepercayaan diri yang tinggi setelah dua minggu pasca bencana. Melalui langkah-langkah konkret seperti assessment, distraction activities, psychoeducation, group treatment, dan self-help group, Muhammadiyah memberikan dukungan yang berkelanjutan untuk memulihkan kesehatan mental dan psikologis masyarakat terdampak.

Pelayanan Pendidikan Darurat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tanggap darurat gempa bumi Cianjur November 2022, Muhammadiyah memberikan layanan pendidikan darurat di lima lokasi yang terdampak. Setelah dua minggu kejadian, ditemukan perlunya standar minimum layanan pendidikan darurat di masa tanggap darurat. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur belum memiliki kerangka kerja implementasi pelayanan pendidikan darurat. Oleh karena itu, diperlukan kesepakatan bersama untuk menggunakan peraturan PERMENDIKBUD sebagai acuan dasar pelayanan standar minimum dalam klaster pendidikan.

Muhammadiyah juga melakukan berbagai upaya untuk memastikan pendidikan tetap berjalan untuk anak-anak usia sekolah, seperti koordinasi dengan dinas pendidikan dan lembaga terkait, pelatihan bagi guru tentang pendidikan darurat, penyusunan modul pendidikan darurat untuk TK, pendampingan sekolah, mendirikan sekolah darurat, serta mengadakan kegiatan Tenda Ceria yang meliputi distraction activities, psychoeducation anak, dan group treatment anak.

Dalam hal pelatihan, dilakukan pelatihan tentang pelaksanaan pendidikan darurat bagi guru TK selama 3 hari. Seluruh kegiatan asistensi pelayanan pendidikan darurat ini bertujuan untuk melakukan koordinasi lintas sektor, melakukan deep assessment terhadap amal usaha Muhammadiyah/Aisyiyah dan lembaga pendidikan Islam yang terdampak, serta meningkatkan kapasitas pendidik dalam mengimplementasikan satuan pendidikan aman bencana.

(21)

Capaian dari klaster pendidikan darurat Muhammadiyah antara lain penyusunan dokumen panduan, penguatan kapasitas guru, dan pendampingan sekolah. Selama proses ini, sektor pendidikan darurat Muhammadiyah berhasil memberikan pendampingan di berbagai sekolah Muhammadiyah/Aisyiyah, sekolah negeri, dan sekolah non-Muhammadiyah. Selain itu, Muhammadiyah juga membantu membangun sarana pendidikan seperti rumah baca dan pojok baca untuk anak-anak di beberapa lokasi terdampak.

Pelayanan di bidang Search and Rescue (SAR)

Sektor SAR Muhammadiyah juga terlibat dalam operasi pencarian korban yang terjebak di bawah material bangunan. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa sebanyak 20 personel dari SAR Muhamsmadiyah Jawa Tengah diterjunkan dalam operasi tersebut. Tim SAR Muhammadiyah ini kemudian bergabung dengan Tim SAR gabungan yang dipimpin oleh BASARNAS.

Search and Rescue (SAR) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari, menemukan, dan menyelamatkan individu atau kelompok yang hilang, terjebak, atau dalam bahaya di daerah yang sulit dijangkau atau dalam situasi darurat (Krismiyati, 2017). Menurut (Saddam, 2019) tujuan utama dari operasi SAR adalah untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi penderitaan, dan memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan.

Muhammadiyah juga terlibat dalam pelayanan di bidang Search and Rescue (SAR) dalam operasi pencarian korban yang terjebak di bawah material bangunan. Dalam hal ini, terungkap bahwa sektor SAR Muhammadiyah memiliki tim yang terdiri dari 20 personel dari SAR Muhammadiyah Jawa Tengah yang ditugaskan dalam operasi tersebut.

Pentingnya keterlibatan Muhammadiyah dalam operasi SAR ini menunjukkan komitmen organisasi dalam memberikan bantuan dan dukungan dalam situasi darurat.

Keterlibatan Muhammadiyah dalam operasi SAR juga menunjukkan kerja sama yang baik antara Muhammadiyah dengan lembaga SAR lainnya. Dalam penelitian ini, tim SAR Muhammadiyah bergabung dengan Tim SAR gabungan yang dipimpin oleh BASARNAS (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan). Kerja sama ini merupakan langkah yang penting dalam meningkatkan efektivitas operasi SAR dan memastikan sinergi antara berbagai pihak yang terlibat dalam tanggap darurat bencana.

Keberadaan tim SAR Muhammadiyah memberikan kontribusi penting dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban. Melalui keahlian dan pelatihan yang dimiliki, tim SAR Muhammadiyah dapat membantu dalam menemukan dan menyelamatkan korban yang terjebak di bawah material bangunan. Keterlibatan Muhammadiyah dalam bidang SAR menunjukkan komitmen organisasi dalam memberikan pelayanan yang holistik dan menyeluruh kepada masyarakat terdampak bencana.

(22)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah telah memberikan pelayanan sosial yang komprehensif dalam menangani bencana gempa bumi di Cianjur pada tahun 2022. Pelayanan tersebut meliputi: 1.) Pelayanan logistik yang efektif dan transparan, dengan mengikuti SOP yang telah ditetapkan.

Muhammadiyah berhasil memenuhi kebutuhan logistik masyarakat terdampak dengan cepat melalui distribusi bantuan pangan dan non-pangan. 2.) Pelayanan kesehatan yang melibatkan koordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan dan memberikan layanan kesehatan kuratif kepada warga terdampak. 3.) Pelayanan sektor hunian yang melibatkan pembangunan hunian darurat dengan prinsip keluarga, sehingga memberikan tempat berlindung yang nyaman dan aman bagi warga terdampak. 4.) Pelayanan sektor WASH yang memenuhi kebutuhan sanitasi dan air bersih bagi masyarakat terdampak melalui pembuatan sumur bor, pembangunan MCK/toilet darurat, pembagian tandon air, pipanisasi, pengelolaan sampah, dan sosialisasi PHBS.

5.) Pelayanan psikososial yang fokus pada pemulihan kondisi mental dan psikologi warga terdampak, terutama anak-anak. 6.) Pelayanan pendidikan darurat yang melibatkan koordinasi dengan dinas pendidikan, pelatihan bagi guru, penyusunan modul pendidikan darurat, pendampingan sekolah, dan pendirian sekolah darurat. 7.) Pelayanan di bidang Search and Rescue (SAR) yang melibatkan tim SAR Muhammadiyah dalam operasi pencarian korban yang terjebak. Pelayanan-pelayanan ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan dan pemulihan masyarakat terdampak bencana gempa bumi di Cianjur. Melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait, Muhammadiyah telah menunjukkan komitmen dan kapasitasnya dalam memberikan pelayanan sosial yang holistik dan menyeluruh kepada masyarakat yang membutuhkan. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas pelayanan sosial yang diberikan oleh Muhammadiyah dalam upaya pemulihan sosial pasca gempa bumi di Cianjur.

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, B., Idris, A., & Hasanah, N. (2019). Penanganan Banjir oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten Berau. Jurnal Ilmu Pemerintah, 7(2), 879-90.

Arif, L. (2020). Mitigasi Bencana Gempa Di Kota Surabaya (Kajian tentang Upaya Antisipatif Pemerintah Kota Surabaya dalam Mengurangi Resiko Bencana).

Dinamika Governance : Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 10(1). 86-100.

https://doi.org/10.33005/jdg.v10i1.2048

Arifin, Z., & Salman, S. (2022). Efektivitas Penanggulangan Bencana Banjir Oleh Satuan Tugas Tim Reaksi Cepat Dan Pusat Pengendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sinjai. Jurnal Ilmiah

Administrasita’, 13(1), 62–72.

https://doi.org/10.47030/ADMINISTRASITA.V13I2.424

(23)

Ariyanto, D. (2018). Koordinasi Kelembagaan Dalam Meningkatkan Efektivitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Journal of Management Review, 2(1), 161-171. https://doi.org/10.25157/jmr.v2i1.1118

Aulia, F. D. A. D., Asiah, D. H. S., & Irfan, M. (2020). Peran pemerintah dalam penanganan dampak pandemi COVID-19 bagi penyandang disabilitas. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM), 1(1), 31-41.

Dwiki Nuril Firdaus. (2023). Strategi Badan penanggulangan bencana Daerah Dalam Mitigasi Bencana Alam Kekeringan Di Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Kementrian Dalam Negeri.

Ferdiansyah, F., Sugiarti, C., & Atthahara, H. (2020). Analisis Penanggulangan Bencana Banjir oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi.

Administratio: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Dan Pembangunan, 11(2), 67–

78. https://doi.org/10.23960/ADMINISTRATIO.V11I2.160

Fillah, A. S., Ishartono, I., & Fedryansyah, M. (2016). Program Penanggulangan Bencana Oleh Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa.

Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2). 181-189.

https://doi.org/10.24198/JPPM.V3I2.13648

Harahap, N., (2014) Penelitian kepustakaan. Jurnal Iqra’, 8(1). 68-73 Intyaswati, D. (2010). Pesan Komunikasi Dalam Penggalangan Dana. UPN.

Krismiyati, K. (2017). Manajemen Logistik Dalam Menunjang Kegiatan Operasi Pencarian dan Pertolongan Pada Kantor Search And Rescue (SAR) Kelas A Biak. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik, 7(1), 46.

https://doi.org/10.26858/JIAP.V7I1.3439

Lestari, P., Prabowo, A., & Wibawa, A. (2014). Manajemen komunikasi bencana merapi 2010 pada saat tanggap darurat. Jurnal Ilmu Komunikasi, 10(2), 173- 197.

Lestari, P. (2018). Komunikasi Bencana. PT. Kanisus.

Lestari, P., Paripurno, E. T., Nadeak, J., Julistantie, E., Indrasmara, H. P., & Rahayu, E. I. (2022). Simulasi Komunikasi Bencana Melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (PUSDALOPS PB). Jurnal Ilmu Komunikasi, 20(2), 255-272. https://doi.org/10.31315/jik.v20i2.7390

Maryati, S., & Azizah, D. M. (2022). Innovation During COVID-19 Pandemic : Water , Sanitation , and Hygiene in Informal Settlements. 30(2), 835–857.

Mutianingsih, M. (2019). Dampak Psikologis Gempa Bumi Terhadap Kelompok Rentan: Lansia. 15(1), 18–23. https://doi.org/10.26753/jikk.v15i1.290

Nurillah, S., Maulana, D., & Hasanah, B. (2022). Manajemen Mitigasi

(24)

Penanggulangan Bencana Banjir Oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon di Kecamatan Ciwandan. JDKP Jurnal Desentralisasi Dan Kebijakan Publik, 3(1), 334–350.

https://doi.org/10.30656/JDKP.V3I1.4613

Permadi, M. G., & Adiputra, A. (2019). Kajian Risiko Bencana Kekeringan Di Kabupaten Cianjur. Jurnal Geografi, Edukasi Dan Lingkungan (JGEL), 3(1), 34.

https://doi.org/10.29405/jgel.v3i1.2991

Pratama, G., Tarigan, J., & Nursanty, N. (2017). Analisis Penanggulangan Bencana Banjir Oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu.

Universitas Bengkulu.

Prihatin, R. B. (2018). Masyarakat Sadar Bencana: Pembelajaran Dari Karo Banjarnegara dan Jepang. Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 9(2), 221-239.

Rahma, A. (2018). Implementasi Program Pengurangan Risiko Bencana(PRB) Melalui Pendidikan Formal. Jurnal VARIDIKA, 30(1), 1–11.

https://doi.org/10.23917/varidika.v30i1.6537

Rusmiyati, C., & Hikmawati, E. (2012). Penanganan Dampak Sosial Psikologis Korban Bencana Merapi. Sosio Informa, 17(2), 97–110.

https://doi.org/10.33007/inf.v17i2.96

Saddam, S., Lestanata, Y., Isnaini, I., Ihsan, I., Saoki, M., & Jafar, M. U. A. (2019).

Pelatihan Pertolongan Pertama Search And Rescue (Pp-Sar) Air Nasional Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Dan Relawan Perguruan Tinggi Se- Indonesia. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 2(1), 43-58.

https://doi.org/10.31764/JMM.V2I1.1339

Setiawan, R., & Mahadiansar, M. (2020). Forecasting Analysis : The Riau Islands Local Government Role In Covid-19 Disaster Management. Jurnal Studi Pemerintahan, 11(3). 301-326. https://doi.org/10.18196/JGP.113121

Siregar, J. S., & Wibowo, A. (2019). Upaya pengurangan risiko bencana pada kelompok rentan. Jurnal Dialog dan Penanggulangan Bencana, 10(1), 30-38.

Sopacua, Y., & Salakay, S. (2020). Sosialisasi Mitigasi Bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon. Communicare : Journal of Communication Studies, 7(1), 1-17. https://doi.org/10.37535/101007120201 Tristanto, A. (2020). Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (dkjps) dalam

pelayanan sosial lanjut usia pada masa pandemi Covid-19. Sosio Informa:

Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, 6(2), 205-222.

https://doi.org/10.33007/INF.V6I2.2348

Wijayanti, R. (2015). Buku Ajar Metodelogi Penelitan. Angewandte Chemie International Edition.

Gambar

Gambar 1. Struktur Poskor  Sumber: Muhammadiyah Disaster Management Center 2023
Gambar 3. Grafik Data Relawan Berdasarkan Sektor Layanan dan Ketugasan
Gambar 4. Grafik Capaian Layanan Muhammadiyah  Pelayanan Logistik
Gambar 5. Grafik Sebaran Usia dan Jenis Kelamin Penerima Manfaat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan siswa kelas XII Penjualan terhadap bencana gempa bumi baik karena 72,4% tahu pengertian bencana gema bumi, 68,2% tahu tentang fenomena dan karakteristik

Gempa bumi dan likuifaksi di Kabupaten Sigi terjadi pada akhir bulan september 2018 dan pelaksanaan surveilans harian kasus diare pasca bencana dilakukan pada 1 minggu setelah

Pemulihan daerah pasca gempa sudah mulai dilakukan // Kabupaten Sleman yang juga menjadi salah satu daerah yang terkena gempa bumi / kemarin sudah mulai menjalankan

Mengetahui konstruksi dan material bangunan yang dapat menahan pada saat terjadinya gempa dan dampak dari bencana gempa bumi tersebut 3.. Mengetahui keadaan dan dampak pasca

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desain kamar mandi terhadap kemudahan aksesesibilitas toileting paraplegi pasca bencana gempa bumi di Yogyakarta tahun

5 Selain itu, penelitian lain di Lombok pasca gempa bumi Juli 2018 juga menunjukkan hal yang sama, adanya implementasi solidaritas sosial pasca gempa dalam

Berdasarkan realitas kebutuhan dilapangan dan alternatif pembelajaran dengan model mobile learning maka diusulkan konsep recovery pendidikan di daerah bencana gempa bumi

Stress pasca trauma merupakan masalah Kesehatan mental akibat kejadian traumatis seperti bencana alam gempa bumi yang menyebabkan gejala seolah mengalami kejadian tersebut terus