• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemusnahan arsip berdasarkan jra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pemusnahan arsip berdasarkan jra"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

DISAMPAIKAN PADA

BIMTEK PENYUSUTAN ARSIP BERDASARKAN JRA 5 APRIL 2023

PEMUSNAHAN ARSIP BERDASARKAN JRA

(2)

Nama Lengkap Mas Yanto Samadikun Tempat / Tgl. Lahir Jakarta, 24 Juli 1977

Alamat Rumah Jl. Pitara Gg. Dukuh No. 9B Rt 006 Rw 014 Pancoran Mas, Kota Depok (Jawa Barat)

Agama Islam

Status Menikah (Beristri 2 anak) HP & Whatsapp 081382566032

Pendidikan D3 Kearsipan UI lulus Tahun 1999 S1 Administrasi Negara lulus Tahun 2007

Saat ini sedang menlanjutkan studi S2 Ilmu Pemerintahan Pangkat/Golongan Penata / III c

Riwayat Pekerjaan Konsultan Kearsipan (1999-2003) PNS di ANRI 2003-Sekarang Dipekerjakan di KPK (2007-2017)

Kasatgas Unit Filing Recording KPK (Setingkat Eselon III) 2010-2017

Eselon IV di ANRI (2019-2022) Arsiparis 2007-2019, 2022-sekarang Keterlibatan dalam

Tim Kerja

Tim Penyusun Instrumen Kearsipan di KPK Tim Akuisisi Arsip Tindak Pidana Korupsi Tim Pengembang Aplikasi SIKD di KPK

Negosiasi Hibah Gedung Rampasan Koruptor untuk ANRI (Warung Buncit-Jakarta)

KoordinatorInpassingArsiparis Nasional 2017-2019 Terlibat dalam penyusunan Renstra ANRI 2020-2024 Arsiparis Pembina Kearsipan di Sulawesi Tenggara 2022, Sulawesi Barat 2023

Ketua Tim Nasional Penyusunan Instrumen Kearsipan Daerah 2022 (Konseptor Permendagri 83 Tahun 2022) Membuat Renaksi TLHP Kearsipan ASKE (Eksternal) dan ASKI (Internal) 2022 untuk Pemerintah Daerah

Sekilas tentang Saya

(3)

Sekilas Tentang

Saya

Pengalaman Organisasi

Ketua Himpunanan Mahasiswa Kearsipan Universitas Indonesia 1998-1999

Keahlian Manajemen Arsip Dinamis

Menulis Buku Biografi Keluarga Berbasis Arsip Peta Tematik

Antropologi budaya Indonesia Sejarah Islam Indonesia

Hobby Kliping koran cetak dan elektronik Menulis non fiksi

Koleksi buku dan barang antik Filateli

Menanam tumbuhan herbal

Motto Hidup “Membantu orang lain yang membutuhkan artinya membahagiakan orang lain.

Membahagiakan orang lain sama halnya membahagiakan diri kita sendiri”

(4)

Sebagian Besar Dimusnahkan Arsip Kertas

(5)

INSTRUMEN PAD

INSTRUMEN PAD

(6)

 (Pasal 47 – 55) pada Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan

 (Pasal 52 – 89) pada Peraturan Pemerintah

No. 28 Tahun 2012 tentang pelaksanaan UU No.43 tahun 2009 Tentang Kearsipan

 Peraturan Kepala ANRI No. 37 Tahun 2016 tentang Penyusutan Arsip.

Dasar Hukum Penyusutan

(7)

ACUAN PENYUSUTAN ARSIP

Penyusutan Arsip

• Pemindahan arsip inaktif

• Pemusnahan arsip

• Penyerahan arsip Statis ke Lembaga Kearsipan

JADWAL

RETENSI ARSIP

(8)

Instrumen

Pengelolaan Arsip Dinamis

Tata Naskah Dinas Tata Naskah

Dinas

Klasifikasi Arsip Klasifikasi

Arsip Jadwal Retensi Arsip (JRA)

Sistem Klasifikasi Keamanan dan

Akses Arsip Sistem Klasifikasi

Keamanan dan Akses Arsip

DiTETAPKAN oleh masing-masing Pencipta Arsip

Disusun berdasarkan Pedoman yang diTETAPKAN oleh Kepala ANRI.

Khusus untuk JRA terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Kepala ANRI

Kewajiban Pencipta Arsip

Pasal 40 ayat (4) dan Pasal 48 ayat (1) UU No. 43 Tahun 2009

(9)

CONTOH JRA KEPEGAWAIAN

(10)

PEMUSNAHAN ARSIP

(11)

Konsep Dasar

Penyusutan Arsip

Penyusutan arsip mengurangi

jumlah arsip dengan tujuan

efisiensi dan penghematan

bagi pemiliknya

(12)

• Rekaman informasi dari setiap kegiatan organisasi arsip akan terus berkembang secara akumulatif seiring dengan semakin kompleksnya fungsi dan tugas organisasi

• Arsip terkumpul secara alami (accumulating naturally)

• Menuntut penanganan yang serius

• Upaya pengurangan arsip yang tercipta di

organisasi

(13)

PEMUSNAHAN ARSIP

Pemusnahan arsip dilakukan terhadap arsip :Tidak memiliki nilai guna

Telah habis retensinya dan berketerangan musnah berdasarkan JRA

Tidak ada aturan yang melarang

Tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara

Pemusnahan wajib dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang benar

Pemusnahan merupakan tanggungjawab pimpinan

pencipta arsip

(14)

KETENTUAN

• Pemusnahan disaksikan oleh 2 (dua) pejabat

dari bidang hukum/ perundang-undangan

dan atau bidang pengawasan dari Instansi

yang bersangkutan, pemusnahan arsip harus

didokumentasikan dengan pembuatan

Berita Acara Pemusnahan dan Daftar Arsip

yang dimusnahkan;

(15)

ARSIP YANG DIMUSNAHKAN

DILAKSANAKAN SESUAI

PROSEDUR

SAKSI

PEMUSNAHAN ARSIP

DOKUMENTASI PEMUSNAHAN

ARSIP

PEMUSNAHAN ARSIP

*Tidak memiliki nilai gunabagi pencipta arsip dan pihak lain, Nasional

*Telah habis retensinya dan berketerangan musnah

berdasarkan JRA

*Tidak ada aturan yang melarang

*Tidak berkaitan dengan

penyelesaian proses suatu perkara

Pemusnahan disaksikan oleh 2 (dua) pejabat dari bidang hukum/

perundang- undangan dan atau bidang

pengawasan dari Instansi yang

bersangkutan

Tim penilai

Rekomendasi

penilaian

Usulan Arsip musnah

Persetujuan pemusnahan

Berita acara

Daftar arsip yang

dimusnahkan

Pembentukan Tim penilai

Rekomendasi penilaian

Usulan Arsip musnah

Persetujuan pemusnahan

Berita acara

Daftar arsip yang

dimusnahkan

(16)

Harus dilakukan dengan menjamin

kerahasiaan informasi yang di

kandung

SEMUA ARSIP, BAIK ORIGINAL,

COPY, BACK UP HARUS MUSNAH

PEMUSNAHAN TOTAL SEHINGGA

BAIK FISIK ATAU INFORMASI TIDAK

DAPAT DIKENALI

PRINSIP PEMUSNAHAN

(17)

Pemusnahan arsip yang tidak

diperbolehkan

(18)

PEMUSNAHAN ARSIP

(19)

Prosedur Pemusnahan

• Pembentukan Panitia Penilai Arsip;

• Penyeleksian Arsip;

• Pembuatan Daftar Arsip Usul Musnah;

• Penilaian Arsip;

• Permintaan Persetujuan Pemusnahan;

• Penetapan Arsip yang Akan Dimusnahkan;

dan

• Pelaksanaan Pemusnahan Arsip

(20)

Pembentukan Panitia penilai arsip

• Pembentukan panitia penilai arsip ditetapkan oleh pimpinan Pencipta Arsip.

• Panitia penilai arsip bertugas untuk melakukan penilaian arsip yang akan dimusnahkan.

• Panitia penilai arsip berjumlah ganjil.

Panitia penilai arsip sekurang-kurangnya memenuhi unsur:

pimpinan Unit Kearsipan (Siapa?) sebagai ketua merangkap anggota;

pimpinan Unit Pengolah (Siapa?) yang arsipnya akan dimusnahkan sebagai anggota; dan

Arsiparis sebagai anggota.

(21)

Pembentukan Panitia

• Panitia penilai arsip pemerintah daerah

yang memiliki retensi di bawah 10 (sepuluh) tahun terdiri dari:

Pimpinan Unit Kearsipan pada tiap perangkat daerah sebagai ketua

merangkap anggota;

– Pimpinan Unit Pengolah yang arsipnya

akan dimusnahkan sebagai anggota; dan

– Arsiparis sebagai anggota.

(22)

Lanjutan …..

• Panitia penilai arsip pemerintah daerah yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun terdiri dari:

➢pimpinan Lembaga Kearsipan daerah sebagai ketua merangkap anggota;

➢pimpinan perangkat daerah yang arsipnya akan dimusnahkan sebagai anggota; dan

➢Arsiparis sebagai anggota.

Dalam hal Pencipta Arsip belum memiliki Arsiparis, anggota dapat digantikan oleh pegawai yang mempunyai tugas dan tanggungjawab di bidang pengelolaan arsip.

(23)

Penyeleksian Arsip

• Penyeleksian arsip dilakukan oleh panitia penilai arsip melalui JRA dengan cara melihat pada kolom retensi inaktif dan pada kolom keterangan dinyatakan musnah.

• Dalam hal retensi inaktifnya telah habis atau terlampaui dan pada kolom keterangan dinyatakan musnah, maka arsip tersebut dapat dikategorikan sebagai arsip usul musnah.

• Dalam hal Pencipta Arsip belum memiliki JRA, dalam

melaksanakan pemusnahan arsip mengikuti tahapan

prosedur pemusnahan arsip dan setelah mendapat

persetujuan Kepala ANRI.

(24)

Prosedur Penyusutan Arsip yang Belum Memiliki Jadwal Retensi Arsip

• Prosedur penyusutan arsip juga dilakukan pada instansi yang belum memiliki JRA dan tidak

mempunyai penyusutan arsip secara periodik serta kondisi arsip instansi tersebut tidak

teratur (kacau) prosedur dan teknik dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Perencanaan

2. Penataan Arsip

(25)

1.Perencanaan Penyusutan

• Merupakan kegiatan penyusunan rencana kerja atau menentukan pilihan pioritas kegiatan yang dilaksanakan kemudian hari;

• Rencana kerja harus disusun berdasarkan data-data yang tepat dan akurat sehingga perlu dilakukan kegiatan Survey terhadap struktur, tugas dan fungsi organisasi, sistem kearsipan serta arsipnya;

• Dari hasil survey diperoleh kondisi, jumlah atau volume seluruh arsip tahun tertua dan termuda serta data lainya yang akan dituangkan dalam rencana kerja atau proposal penataan arsip.

(26)

2. Penataan Arsip

• Identifikasi Arsip kegiatan untuk mengetahui

konteks arsip dan sistem penataan melalui

pemahaan tugas fungsi organisasi terdiri dari

fungsi fasilitasi dan substansi dan dapat

memahami tugas fungsi organisasi dan sejarah

perkembangannya untuk penerapan prinsip

Provenance (asal usul) dalam penataan arsip,

perlu juga memahami penataan arsip harus

sesuai dengan sistem penataan yang diperlakukan

pada tahun arsip di ciptakan prinsip original order

(aturan asli)

(27)

TAHAPAN PENATAAN ARSIP INAKTIF TIDAK TERATUR

ENTRI DATA KE DAFTAR ARSIP INAKTIF SEMENTARA (PER ORANG)

MANUVER FISIK DESKRIPSI

ARSIP

OLAH DATA ATAU MAN UVER DATA

REBOKSING DAN LABELING

PENATAAN BOKS PADA TEMPAT PENYIMPANAN PENYIMPANAN

SEMENTARA

DAN

DAFTAR ARSIP INAKTIF SURVEI

ARSIP

SKEMA PENGATU

RAN ARSIP

REKONSTRUKSI

Cat: Skema Pengaturan Arsip dan Rekonstruksi Arsip kunci keberhasilan

(28)

Semua arsip berisi informasi, tetapi tidak semua informasi sebagai arsip.

Arsip berisi informasi yang secara langsung berhubungan dengan : misi, fungsi, operasi atau aktifitas, transaksi dari organisasi. Dalam konteks manajemen arsip hal itulah yang mendapat status sebagai “arsip” (records),

adapun yang tidak masuk kategori tersebut di depan sebagai “nonarsip”. ( Saffady:7):

ARSIP DAN NONARSIP

(29)

Bahan pustaka dan publikasi lain seperti: buku terbitan yang diperoleh dengan tujuan sebagai bahan referensi

Brosur, katalog, pamflet dan dokumen lain yang diterima lewat mail yang mendeskripsikan organisasi/ persusahaan, events, produk, layanan yang tidak memiliki nilai substantif

E-mail, pesan singkat, voice mail yang tidak memiliki nilai substantif

Informasi yang diterima dari layanan internet (internet list service) dan grup

CONTOH NON ARSIP :

(30)

Kertas, berkas pribadi yang disimpan di tempat kerja pegawai tetapi yang tidak dicipta atau diterima dalam rangka pelaksanaan kegiatan organisasi

Laporan tahunan yang berlebihan, buletin, newsletter,poster, publikasi, bahan lain yang dimaksudkan untuk didistribusi atau dijual

Formulir kosong permintaan pembelian, permohonan penggantian biaya, dan formulir kosong lainnya. Tetapi jika formulir itu telah diisi dipertimbangkan sebagai arsip.

Contoh tersebut bisa diperpanjang misal: draft yang versi finalnya sudah selesai, copy laporan tahunan atau publikasi lain yang tidak didistribusi , dsb.

Non arsip lanjutan….

(31)

SESUDAH ARSIP DIPILAH

ARSIP DIPILAH DAN DISATUKAN BERDASAR UNIT PENGOLAH.

MIS: Arsip Keuangan disatukan dengan Arsip Keuangan, Arsip Kepegawaian disatukan dengan Arsip Kepegawaian, dan sebagainya.

Memeriksa ketepatan substansi berdasar pada jenis, masalah atau urusan arsip yang akan

diberkaskan serta memeriksa kelengkapan arsip

Cat: Agar arsip yang sudah dipilah terjamin keutuhan informasinya diberikan tanda pensil pada arsip berupa fungsi atau kegiatan dan diberikan klip agar tidak lepas arsipnya.

Selanjutnya dilakukan Langkah penataan arsip:

Deskripsi, Input Data,

Manuver fisik, Reboksing dan Labeling, Penataan Arsip

Pembuatan Daftar Arsip Inaktif

(32)

Pembuatan Daftar Arsip usul Musnah

• Hasil penyeleksian arsip dituangkan dalam daftar arsip usul musnah.

• Daftar arsip usul musnah sekurang-kurangnya

berisi: nomor, jenis arsip, tahun, jumlah, tingkat

perkembangan, dan keterangan.

(33)
(34)

CONTOH DAFTAR ARSIP USUL MUSNAH

KODE

KLASIFIKASI URAIAN INFORMASI TAHUN

TINGKAT PERKEM- BANGAN

JUMLAH RAK BOK FOLDER

800.1.1.1 Berkas usulan permintaan pegawai Provinsi Sulawesi Tenggara

2015 Asli 1 folder 1 1

800.1.1.1 Berkas usulan permintaan pegawai Provinsi Sulawesi Tenggara

2016 Asli 1 folder 1 1

800.1.2.1 Berkas penerimaan pegawai Provinsi Sulawesi Tenggara

2015 Asli 1 folder 1 2

800.1.2.1 Berkas penerimaan pegawai Provinsi Sulawesi Tenggara

2016 Asli 1 folder 1 2

(35)

Penilaian Arsip

• Panitia penilai melakukan penilaian terhadap daftar arsip usul musnah dengan melakukan verifikasi secara langsung terhadap fisik arsip.

• Hasil penilaian dituangkan dalam

pertimbangan tertulis oleh panitia penilai

arsip.

(36)
(37)

PERMOHONAN PERSETUJUAN/PERTIMBANGAN DARI ANRI

Persetujuan/pertimbangan pemusnahan arsip terdiri dari:

Pemusnahan arsip di lingkungan lembaga negara harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Kepala ANRI;

• Pemusnahan arsip di lingkungan pemerintahan daerah provinsi yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Kepala ANRI;

• Pemusnahan arsip di lingkungan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Kepala ANRI;

• Pemusnahan arsip di lingkungan perguruan tinggi negeri yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Kepala ANRI;

(38)

PERMOHONAN PERSETUJUAN/PERTIMBANGAN

Persetujuan/pertimbangan pemusnahan arsip terdiri dari:

• Pemusnahan arsip di lingkungan BUMN atau BUMD yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun harus mendapatkan pertimbangan tertulis dari Kepala ANRI;

Pemusnahan arsip di lingkungan pemerintahan daerah provinsi yang memiliki retensi dibawah 10 (sepuluh) tahun harus mendapatkan persetujuan tertulis dari gubernur;

Pemusnahan arsip di lingkungan pemerintahan daerah

kabupaten/kota yang memiliki retensi dibawah 10

(sepuluh) tahun harus mendapat persetujuan tertulis

dari bupati/walikota;

(39)

Pemusnahan arsip di lingkungan perguruan tinggi negeri yang memiliki retensi dibawah 10 (sepuluh) tahun harus mendapat persetujuan tertulis dari rektor atau sebutan lain yang sejenis;

• Pemusnahan arsip di lingkungan BUMN atau BUMD yang memiliki retensi dibawah 10 (sepuluh) tahun harus mendapat pertimbangan tertulis dari pimpinan BUMN atau BUMD.

Ketentuan mengenai permohonan persetujuan/pertimbangan pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud diatas berlaku juga bagi perusahaan atau perguruan tinggi swasta yang kegiatannya dibiayai dengan anggaran negara dan/atau bantuan luar negeri.

Dalam hal pemusnahan arsip tanpa JRA harus mendapatkan persetujuan dari Kepala ANRI tanpa membedakan retensinya.

(40)

Catatan Permohonan Persetujuan

• Proses permohonan persetujuan/pertimbangan

pemusnahan arsip harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. menyampaikan surat permohonan

persetujuan/pertimbangan dari pimpinan Pencipta Arsip kepada Kepala ANRI/gubernur/bupati/walikota/rektor sesuai wilayah kewenangannya.

b. menyampaikan daftar arsip usul musnah berupa salinan cetak dan salinan elektronik; dan

c. menyampaikan surat pertimbangan oleh panitia penilai arsip.

(41)

PENETAPAN ARSIP YANG AKAN DIMUSNAHKAN

Pimpinan Pencipta Arsip mengeluarkan penetapan terhadap arsip yang akan

dimusnahkan dengan mengacu pada persetujuan tertulis dari Kepala

ANRI/gubernur/bupati/walikota/rektor sesuai

wilayah kewenangannya dan pertimbangan

tertulis dari panitia penilai arsip.

(42)

Ketentuan Pelaksanaan Pemusnahan

• Dilakukan secara total sehingga fisik dan informasi arsip musnah dan tidak dapat dikenali;

• Disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) pejabat dari unit kerja bidang hukum dan/atau unit kerja pengawasan dari

lingkungan Pencipta Arsip yang bersangkutan; dan

• Disertai penandatanganan berita acara yang memuat daftar arsip yang dimusnahkan.

• Pelaksanaan pemusnahan arsip dilakukan dengan membuat

Berita Acara Pemusnahan beserta Daftar Arsip Usul Musnah yang dibuat rangkap 2 (dua).

• Berita acara tersebut ditandatangani oleh pimpinan Unit Kearsipan, pimpinan Unit Pengolah yang arsipnya akan

dimusnahkan, dan disaksikan sekurang-kurangnya dari unit kerja bidang hukum dan unit kerja bidang pengawasan

(43)
(44)

Pemusnahan arsip dilaksanakan dengan cara

a. Pencacahan;

b. Penggunaan bahan kimia; atau

c. Pulping.

(45)

Pencacahan

(46)

Pulping (Bubur Kertas)

(47)

PROSES PEMUSNAHAN PULPING

(48)

Arsip bukti pelaksanaan pemusnahan wajib disimpan (Menjadi Arsip Statis)

• Arsip yang tercipta dalam pelaksanaan kegiatan pemusnahan arsip wajib disimpan oleh Pencipta Arsip, meliputi:

1. Keputusan pembentukan panitia pemusnahan arsip;

2. Notulen rapat penitia penilai pemusnahan arsip pada saat melakukan penilaian;

3. surat pertimbangan dari panitia penilai kepada pimpinan pencipta arsip yang menyatakan bahwa arsip yang diusulkan musnah dan telah memenuhi syarat untuk dimusnahkan;

4. Surat persetujuan pemusnahan arsip dari kepala ANRI untuk pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 tahun;

5. Keputusan pimpinan pencipta arsip tentang penetapan pelaksanaan pemusnahan arsip;

6. Berita acara pemusnahan arsip;

7. Daftar arsip yang dimusnahkan.

(49)

Keputusan Bersama Kepala ANRI dengan Ka BKN No 8 thn 2012 dan No 15 thn 2012

(50)

SEKIAN

TERIMA KASIH SEKIAN

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Suatu arsip dikatakan memiliki nilai primer apabila arsip tersebut dianggap penting dan memiliki kegunaan untuk organisasi pencipta arsip sendiri; dan suatu arsip dikatakan

Rekonstruksi sejarah membutuhkan arsip, utamanya arsip statis, yaitu arsip yang yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan. Arsip sebagai

KEDUA : Tata cara pemusnahan Rekam Medis yang dilaksanakan oleh Tim Pemusnah Arsip Rekam Medis Rumah Sakit Umum daerah Sawerigading Kota palopo mengikuti

Pengelolaan Arsip dinamis (Aktif dan Inaktif), wajib dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah selaku pencipta arsip secara baik dan benar sesuai

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Jadwal Retensi Arsip (JRA) adalah suatu daftar arsip aktif yang berisi penetapan kapan suatu arsip akan.. 3

Gubernur/Bupati/Walikota mengajukan surat permintaan persetujuan pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang telah diseleksi dan

Adapun tujuan dari penulis dalam kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana studi pemusnahan arsip sebagai cara melakukan penyusutan arsip, dan arsip

Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki