PENAFSIRAN SUFISTIK TERHADAP ASMAUL HUSNA DALAM KITAB TAFSIR AL-FUTTUHAT AL-MAKKIYAH
(Studi Analisis Surat Al-A’raf ayat 180 dan Al-Isra ayat 110)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Dini Rizkani 15210652
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN & DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
1440 H / 2019 M
PENAFSIRAN SUFISTIK TERHADAP ASMAUL HUSNA DALAM KITAB TAFSIR AL-FUTTUHAT AL-MAKKIYAH
(Studi Analisis Surat Al-A’raf ayat 180 dan Al-Isra ayat 110)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Dini Rizkani
15210652 Pembimbing:
K.H Haris Hakam, S.H, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN & DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
1440 H / 2019 M
iv MOTTO
Man Jadda Wajada
(Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil)
v
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tercinta;
Papa Ahmad Dahlan, Mama Ratna Ruwaida
Dan kepada sidang pembaca sekalian.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah sang Maha Pencipta yang telah memberikan yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga kita masih bisa hidup dalam keadaan yang penuh berkah.
Shalawat serta salam senantiasa penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang berilmu pengetahuan seprti halnya sekarang ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena atas pertolongan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Penafsiran Sufistik Terhadap Asmaul Husna Dalam Kitab Tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah (Studi Analisis Surat Al-A’raf ayat 180 Dan Al-Isra ayat 110)” Selain itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih yang terdalam kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, selaku Rektor Instiitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Wakil Rektor I Dr. Hj. Nadjematul Faizah SH., M. Hum. sebagai Warek I., Wakil Rektor II Dr. H. M. Dawud Arif Khan, SE, M.Si, Ak, CPA., serta Wakil Rektor III Dr. Hj. Romlah Widayati, MA., yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di perguruan tinggi ini.
2. Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA sebagai dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah sekaligus dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan
vii
bimbingan, nasehat, petunjuk, dan arahan kepada penulis yang senantiasa sabar dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis serta mengajarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
4. Staf Fakultas Ushuluddin terima kasih atas semua waktu, semangat dorongan dan motivasinya. Dan juga kepada Staf perpustakaan IIQ Jakarta.
5. Ucapan terimkasih kepada Instruktur Tahfidz Ibu Hj.Muthmainnah, Ibu Hj.Istiqomah, Ka Nurafriani Hasanah, dan Ibu Fatimah Askan terimakasih atas waktu dan motivasi luar biasa kepada penulis untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an.
6. Terima kasih kepada Bapak K.H Haris Hakam, S.H, M.A yang telah membantu penullis menyelesaikan skripsi ini.
7. Terima kasih kepada penguji sidang I, Drs. H, Arison Sani, MA dan penguji sidang II, Iffaty Zamimah, S.Th.I, M. Ag
8. Terima kasih kepada kedua orang tua yang tercinta Papa Ahmad Dahlan dan Mama Ratna Ruwaida, beliaulah cahaya kehidupan yang tak pernah lupa melafadzkan nama penulis di dalam do’a-do’anya.
Terima kasih atas setiap tetesan peluh dan keringat yang tak akan bisa terbalas dengan hal apapun. Dari keduanya penulis belajar kuat-dan sabar dalam keadaan apapun. Semoga Allah memberikan kesehatan, kebahagiaan, perlindungan dan keselamatan dunia dan akhirat kepada kedua cahaya kehidupanku. Aamiin.
9. Terimakasih kepada Adik-adikku Kafilla Dahlan, Irsyad Khairuddin dan Adibah Nur Jalilah atas support nya selama ini kepada penulis.
Kalian adalah bagian dari kebahagiaan
viii
10. Terimakasih kepada Ibrahim Siddiq, S.Pd yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya kepada penulis, memberikan support tiada henti. Semoga ridho dan kebahagiaan selalu menyertai kita. Aaamiinn
11. Terimakasih kepada Tubagus Muahmmad Farhan, S.Ag Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Mahasiswa Betawi (KMB) yang memberikan jalan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.
Jakarta, 17 Agustus 2019 Penyusun
Dini Rizkiani
ix DAFTAR ISI
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
SURAT PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN PENULIS ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATAPENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
ABSTRAK... xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ... xiv
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Permasalahan... 7
1. Identifikasi Masalah ... 7
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Metode Penelitian ... 9
E. Tinjauan Pustaka ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II:TINJAUAN UMUM ASMAUL HUSNA DAN TAFSIR SUFI A. Asmaul Husna ... 15
1. Pengertian Asmaul Husna ... 15
2. Penyebutan Asmaul Husna dalam Al-Qur’an... 24
3. Pandangan Ulama terhadap bilangan Asmaul Husna... 26
B. Kajian Tafsir Sufi 1. Pengertian Tafsir Sufi... 26
x
2. Tabel Pendefinisan Tafsir Isyari... 32
3. Sejarah lahirnya Tafsir Sufi... 33
4. Tabel Periodesasi Tafsir Isyari... 37
5. Macam-macam tafsir sufi... 40
6. Perbedaan antar tafsir sufi... 45
7. Pandangan para pakar Tafsir terhadap Tafsir sufi... 47
8. Pandangan Ibnu Arabi tentang Wahdatul Wujud dan Tajalli ………. 52
BAB III: PROFIL IBNU ‘ARABI DAN BIOGRAFI TAFSIR A. Profil Ibnu Arabi... 57
1. Riwayat Hidup Ibnu Arabi... 57
2. Riwayat Pendidikan Ibnu Arabi... 71
3. Karya-karya Ibn ‘Arabi... 79
B. Metodologi Tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah... 86
1. Sosio-Historis Penulisan Kitab Tafsir... 86
2. Metode dan Corak Tafsir... ... 87
BAB IV: ANALISIS PENAFSIRAN ASMAUL HUSNA DALAM TAFSIR AL-FUTTUHAT AL-MAKKIYAH A. Asmaul Husna Menurut Ibnu Arabi... 89
1. Tiga Tingkatan Asmaul Husna ... 92
2. Menghadirkan Nama Tuhan ... 97
B. Analisa Asmaul Husna dari Kitab Tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah ... 111
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 113
B. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
xi ABSTRAK
Dini Rizkiani (15210652). Skripsi dengan judul “Penafsiran Sufistik Terhadap Asmaul Husna Dalam Kitab Tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah (Studi Analisis Surat Al-A’raf ayat 180 dan Surat Al-Isra ayat 110)”
Penelitian ini untuk mengkaji tentang Asmaul Husna yang terdapat pada penafsiran Ibnu Arabi dalam kitab tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah.
Sehingga penulis menganalisa bagaimana pandangan Asmaul Husna dalam penafsiran Ibnu Arabi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif berupa library research. Adapun pengumpulan data melalui kajian pustaka terhadap buku primer yaitu Kitab Tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah dan buku- buku lainnya yang terkait. Pada bagian inti penulis melakukan analisis Asmaul Husna yang terdapat dalam penafsiran Ibnu arabi yang ada di dalam buku tersebut.
Dan dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa Ibnu Arabi dalam menafsirkan Asmaul Husna hadroh Asmaul Husna Ibnu Arabi meringkasnya menjadi 100 dan kemudian Ibnu Arabi memberikan pasal- pasal/cabang-cabang dari Asma tersebut. Semua macam Asma al-Illahiyyah terbatasi/tercakup dalam satu. Sebagaimana ungkapan barangsiapa yang mengenal Allah, maka ia akan mengenal segala sesuatu. Seseorang tidak akan bisa mengenal Allah apabila dia tidak mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan mumkinat (kemungkinan-kemungkinan). Dalam dilalah ilmu Allah, hukum mengetahui suatu perkara sebanding dengan mengetahui semua perkara.
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi ini berpedoman pada buku penulisan skripsi, tesis, dan disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
No. Arab Latin No. Arab Latin
1.
ا
A 16.ط
th2.
ب
B 17.ظ
zh3.
ت
T 18.ع
‘4.
ث
Ts 19.غ
gh5.
ج
J 20.ف
f6.
ح
H 21.ق
q7.
خ
Kh 22.ك
k8.
د
D 23.ل
l9.
ذ
Dz 24.م
m10.
ر
R 25.ن
n11.
ز
Z 26.و
w12.
س
S 27.ه
h13.
ش
Sy 28.ء
,14.
ص
Sh 29.ي
y15.
ض
Dhxiii 2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal panjang Vokal Rangkap
Fathah : a
آ
: ȃْ ي َ
.. : aiKasrah : i
ي
: ȋ ْو َ
.. :auDhammah : u
و
: ȗ3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam
(لا)
qamariyah.Kata sandang yang diikuti alif lam
(لا)
qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya.Contoh :
ةرقبلا
: al-Baqarahةنيدملا
: al-Madȋnahb. Kata Sandang yang diikuti oleh
(لا)
syamsiahKata sandang yang diikuti alif lam
(لا)
syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:لجرلا
: ar-rajulةديسلا
:as-Sayyidahشمشلا
: asy-syamsيمرادلا
:ad-Dȃrimȋc. Syaddah (Tasydȋd)
Syaddah (Tasydȋd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (
ْ َ َ َ )
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandengkan huruf yang bertandaxiv
tasydȋd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang berada di tengah kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiah. Contoh:
ِّْاللاِبْآّن م ء
: Ȃmannȃ billȃhiِْعّك ُّرلا و :
wa ar-rukka’iْ ن ما ءْ
ْ ءآه فُّسلا : Ȃmannȃas-Sufahȃ’u
ْ ن يِذلاْ َّنِإ : ْ
Inna al ladzȋnad. Ta Marbȗthah (
ة
)Ta Marbȗthah (
ة
) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na’at),maka huruf tersebut diaksarakan menjadi huruf“h”. Contoh:
ِْة دِئ ف لْ ا
: al-Af’idahْ ة يِم لَ س ِلإاْ ة عِما ج ل ا
: al-Jȃmi’ah al-IslȃmiyyahSedangkan ta marbuthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di- washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi huruf ”t”. Contoh:
ْ ة لِما ع
ِْة ب ِصا نلا
: ‘Ȃmilatun Nȃshibah.ْ لْ ا
ى ر ب ك لاْ ة ي
: al-Ȃyat al-Kubra e. Huruf KapitalSistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat,huruf awal, nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama diri, bukan kata
xv
sandangnya. Contoh: ‘Ali Hasan al-‘Ȃridh, al-Ȃsqallȃnȋ, al-Farmawȋ dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur’an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf capital. Contoh: Al-Qur’an, Al-Baqarah, Al-Fȃtihah dan seterusnya.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses mengetahui setiap realitas objektif, manusia memperoleh sejumlah kesan atau konsepsi mental yang jelas khusus, yang dengan sorotan darinya, ia bisa membedakannya dari fakta-fakta lain. Kadang- kadang, manusia mengasumsikan sesuatu di dunia ini, dan disaat yang sama, mengetahui bahwa sesuatu tersebut tidaklah nyata melainkan semata- mata objek imajiner. Ambil contoh, suatu desain arsitek yang telah ia siapkan untuk mengkonstruksi bangunan yang belum terwujud sampai sekarang. Ia baru menciptakan suatu bangunan yang bisa dikonstruksi sejalan dengan rancangannya. Dalam hal ini, manusia pun harus mempunyai ide yang jelas dan bening mengenai objek-objek imajiner dalam benaknya sehingga objek tersebut bisa dibedakan dari objek imajiner lainnya atau objek nyata yang telah ia ketahui.
Konsepsi atau pesan atas objek-objek semacam itu, baik yang imajiner maupun nyata, bisa diungkapkan melalui nama-nama alamiah atau inheren mereka. Perlu diperhatikan bahwasanya “nama-nama” ini bukanlah kata-kata ataupun istilah-istilah melainkan hanya citra atau gambaran, jelas atau samar, dari objek-objek dimana pikiran manusia telah membentuknya secara mental untuk mengidentifikasikan sesuatu. Nama atau citra ini memainkan peran yang sama sebagaimana yang dimainkan oleh kata dan istilah untuk menjadikan segala sesuatu logis adanya.
Ketika manusia hanya berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan berpantang dari bertukar pendapat dengan orang lain, ia bisa menggunakan nama dan citra mentalnya yang pribadi dan tidak konvensional. Namun
2
ketika ia melakukan kontak dengan pihak lain dan bertukar pandangan dengan mereka, ia terikat untuk menggunakan nama atau tanda umum untuk bangunan mentalnya mengenai objek-objek faktual atau imajiner dengan membiarkan orang lain memahami apa yang ada di dalam pikirannya. Ini merupakan kata dan istilah yang diciptakan manusia secara bertahap dengan sorotan mana mereka mendapatkan denotasi mereka. Rentang konotasi dari kata-kata yang diterima tersebut bergantung pada konvensi mereka. Simbol- simbol ini, yakni kata-kata kenyataannya secara umum nama yang diterima, menunjukkan masalah-masalah riil atau hipotesis.
Dalam pengertian yang luas, semua kata termasuk kata benda, kata sifat, kata tambahan, kata penghubung, preposisi dan lain-lain adalah nama- nama (ism). Dalam makna luasnya, nama berarti simbol. Penggunaan kata benda ini dibedakan dari kata kerja, artikel, kata sifat dan lain-lain yang sebagian besar terkait dengan klasifikasi terakhir kata dalam rangkaian perkembangan tata bahasa. Dari sana, ia terus mengalir dalam bidang- bidang lain seperti mistisme, teologi (kalam), dan lain-lain. Selanjutnya , ia mempengaruhi idiom bahasa percakapan. Dalam klasifikasi ini, setiap kata yang digunakan merujuk pada sesuatu, seseorang, tindakan, atau pernyataan yang disebut “kata benda” (noun). Dan setiap kata yang digunakan untuk menguraikan kualitas tertentu dari suatu maujud (existent) disebut “kata sifat” (adjective). Dengan demikian, faroidun adalah “kata benda”, lantaran kata ini digunakan untuk memikat perhatian seorang pendengar terhadap suatu wujud aktual dan objektif tanpa mempertimbangkan kualitas spesifiknya. Namun kata “berani” adalah kata sifat, karna ia menunjukkan kualitas khusus yakni pemberanian dari seseorang (atau kekokohan sesuatu).1
1 Sayyid Muhammad Husayni Behesti, Tuhan Menurut Al-Qur’an: Sebuah Kajian Metafisika,(Jakarta: Al-Huda, 2003), cet.1, h.127
3
Dalam tafsir al-Misbah, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa penyebutan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlatif menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja baik, tetapi juga yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik untuknya. Sifat pengasih misalnya adalah baik. Ia dapat disandang oleh makhluk atau manusia, tetapi karena Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik) hanya milik Allah, pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat makhluk, baik dalam sifat kasih maupun subtansinya.2
:َلاَق َمهلَسَو يهْيَلَع ُهللَّا ىهلَص يهللَّا ُلْوُسَر هنَأ :ُهْنَع ُهللَّا َييضَر َةَرْ يَرُه ْيبَِأ ْنَع هنيإ
اًْسْيإ َْيْيعْسيت َو ًةَعْسيت يهيللَّ
َة نَْلْا َلَخَد اَهاَصْحَأ ْنَم ٍةَديحاَو َْيَغ
“Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, yaitu 100 kurang satu.
Barangsiapa yang menghafalnya akan masuk syurga” ( HR. Al- Bukhari)
Telah disebutkan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa nama-nama Allah ada sembilan puluh sembilan nama. Alan tetapi terdapat riwayat lain mengatakan nama Allah tidak terbatas karena dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, menyebutkan bahwa Allah Swt mempunyai 99 nama kurang satu. Hadis ini merupakan hadis dengan riwayat yang shahih dari beberapa riwayat hadis yang sama dalam matannya. Nama yang dekat dengan maknanya dapat digantikan dengan nama-nama yang lain. Misalnya, mengenai nama-nama yang dekat artinya;
2 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.382
4
Al-Ahad (Yang Maha Esa) digantikan dengan Al-Wahid (Yang Maha Tunggal) dan lain-lain.3
ٍميلْسُم ُنْب ُدْييلَولا اَنَ ثهدَح ٍحيلاَص ُنْب ُناَوْفَص اَنَ ثهدَح ُّينِاَجَزوُلْا َبْوُقْعَ ي ُنْب ُمْييهاَرْ بيإ اَنَ ثهدَح ُش اَنَ ثهدَح
ُبْيَع
لاَق لأَق َةَرْ يَرُه ْيبَِأ ْنَع يجَرْعَلأا ْنَع يدَنَي زلا ْيبَِأ ْنَع َةَزَْحَ ْيبِأ ُنْب للَّا ىهلَص للَّا ُلوُسَر
ي َمهلَسَو يهْيَلَع يهيللَّ هن يإ
ُمْييحهرلا ُنَْحَهرلا َوُه هلايإ َهَليإ َلا ييذهلا ُهللَّا َوُه َةهن َْلْا َلَخَد اَهاَصْحَأ ْنَم ٍةَديحاَو َْيَغ اًْسْيإ َْيْيعْسيت َو ًةَعْسيت ُباههَولا ُراههَقلا ُراهفَغلا ُري وَصُلما ُئيَبّلا ُقيلاَلخا ُي بَّكَتُلما ُرأهبَلْا ُزْ ييزَعلا ُنيمْيَهُلما ُنيمْؤُلما ُمَلاهسلا ُسْوُّدُقلا ُكيلَلما ُفْييطهللا ُلْدَعلا ُمَكَلحا ُْييصَبلا ُعْييمهسلا ُّليذُلما ُّزيعُلما ُعيفاهرلا ُضيفَلخا ُطيساَبلا ُضيبَقلا ُمْييلَعلا ُحاهتفلا ُقاهزهرلا ُبْييجُلما ُبْييقهرلا ُْيْيرَكلا ُلْييلَلْا ُبْييسَلحا ُتْييقُلما ُظْييفَلحا ُْييبَكلا ُّييلَعلا ُرْوُكهشلا ُرْوُفَغلا ُميلَلحا ُْييبَلخا ُئيدْبُلما ييصْحُلما ُدْييمَلحا ُّيلَِولا ُْيْيتَلما ُّييوَقلا ُلْيَكَولا ُّقَلحا ُدْييههشلا ُثيعاَبلا ُدْييجَلما ُدْوُدَولا ُمْييكَلحا ُعيسَولا ُلهلأا ُري خَؤُلما ُمهدَقُلما ُريدَتْقُلما ُريداَقلا ُدَمهصلا ُديحاَولا ُد يجاَلما ُديجَولا ُمْوُّ يَقلا ُّيَلحا ُتْييمُلما ييْحُلما ُدْييعُلما َو يل َلاَلْا وُذ يكْلُلما ُكيلاَم ُفْوُءهرلا ُّوُفَعلا ُميقَتْ نُلما ُباهوه تلا َُّبّلا ييلَعَ تُلما يلِاَولا ُنيطاَبلا ُريهاهظلا ُريخلآا ُديييشهرلا ُثيراَولا ييقاَبلا ُعيَدَبلا ييدَلها ُرْوُّ نلا ُعيفاهنلا ُراهضلا ُعيناَلما ُّينِْغُلما ُّينَِغلا ُعيماَلْا ُطيسْقُلما يماَرْكيلإا
رْوُ بهصلا
Setiap nama Allah memiliki keistimewaan tersendiri yang berkaitan erat dengan-Nya. Misalnya, menyebutkan nama Allah al-Lathif dengan menjadikannya zikir maka Allah akan luaskan anugerah baginya dan Allah akan menunjukkan kelembutan-Nya dalam segala perkara yang dihadapinya.4 Di dalamnya juga terdapat berkah dan menyebutnya mendapat pahala yang sangat besar. Apabila manusia membiasakan diri untuk berzikir kepada Allah, niscaya jiwanya akan bersih dan ruhnya pun akan jernih. Namun, sebagian kelompok yang lain menyebutkan secara berlebih-lebihan, mereka mengatakan bahwa setiap nama Allah mempunyai
3 Al-Ghazali, Al-Asma’ Al-Husna: Rahasia Nama-Nama Indah Allah Swt, terj.
David B. Burell, dkk, (Bandung: Mizan, 1995), cet.II, h.205
4 Abdul Maqshud Muahmmad Salim, Asmaul Husna Rahasia, Makna, dan Khasiat, terj. Yusni Amru Ghozaly, h.150
5
malaikat penjaga, yang akan mengabdi kepada orang yang selalu membisakan diri untuk menyebut nama-nama-Nya itu. 5
Mengkaji makna dari nama-nama allah dan sifat-sifat-Nya dalam masa ke masa terus berkembang. Pada abad klasik Amaul Husna sudah mulai dikaji dan menjadi perdebatan oleh para Mutakallimin (Ahli kalam tauhid) . Perdebatan berkisar pada dzat dan sifat Allah. Misalnya pada pengikut Mu’tazilah yang berpendapat bahwa Allah tidak memiliki sifat, mereka beranggapan bahwa pemberian sifat kepada Tuhan akan membawa kepada paham syirik, namun pendapat ini ditentang oleh kelompok Al- Asy’ariyyah bahwa Tuhan tetap memiliki sifat.6
Barulah pada abad pertengahan, Asmaul Husna dikaji secara panjang, lebar dan menjadi pembahasan tersendiri oleh beberapa ulama, misalnya Imam Al-Ghazali (w.505 H) dalam kitabnya al-Maqshad al-Asna fi Syarh Asmaillahi al-Husna, Imam al-Qurthubi (w.550 H) dalam kitabnya al-Kitab al-Asma al-Husna, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (w.751 H) dalam kitabnya al-Asma al-Husna dan lain-lain.7
Pada abad modern, banyak pula ilmuwan islam yang mengkaji secara luas tentang Asmaul Husna. Misalnya, M. Quraish Shihab yakni Menyingkap Tabir Illahi; al-Asma al-Husna dalam perspektif Al-Qur’an, Yasin T. Al-Jibouri dalam kitabnya Bercermin pada 99 Asma Allah dan lain-lain. Yang bisa menjadi rujukan dalam memahami Asmaul Husna.
Oleh sebab itu, harus disimpulkan bahwa barangsiapa yang meyakini akan eksistensi Tuhan, dengan sendirinya memahaminya melalui, setidaknya, salah satu sifat-Nya yang senapas dengan cara tersebut melalui
5 Ahmad Bahjat, Mengenal Tuhan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1998), h.317
6 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 2002), cet.I, h.34
7 Muhammad Nizar, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an, (Tesis: Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010), h,11
6
mana ia mencari Tuhan. Pengetahuan akan Tuhan ini bisa diasosiasikan dengan sifat-sifat Tuahan seperti Sumber, Pencipta, Pemberi rezeki, Pengendali, Wujud Wajib dan lain-lain.8
Hal-hal yang berkaitan dengan dunia namun di niatkan untuk perbuatan akhirat maka hasilnya pun untuk kepentingannya di akhirat.
Tasawuf merupakan sebuah media/ajaran yang urgent bagi manusia dewasa ini. Dimana nilai-nilai kemanusiaan dan ke-Tuhanan perlahan mulai memudar, akibat dari pergeseran nilai kehidupan yang kian hari kian ketat, usaha kita untuk mendapatkan, mempertahankan, bahkan merebut kebudayaan dunia dengan cara-cara yang mengesampingkan nila-nilai kemanusiaan dan ke-Tuhanan.9
Menjalani kehidupan ini manusia sering dihadapkan dalam berbagai permasalahan. Tidak ada manusia yang terbebas dari masalah. Berkaitan dengan karakter, individu yang melanggar norma-norma ataupun yang memiliki lemahnya moral bisa dipastikan individu tersebut bermasalah.
Adapun faktor-faktor yang bisa menjadi sumber masalah bagi manusia berdasarkan Al-Qur’an tentang dimensi manusia sebagai diri atau nafs adalah jasad/fisik dan qalbun/hati. Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Ingatlah di dalam tubuh manusia ada segumpal daging.
Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh itu tetapi bila ia rusak, maka akan rusak pula lah seluruhnya. Segumpal daging itu adalah hati (kalbu).10
8 Sayyid Muhammad Husayni Behesti, Tuhan Menurut Al-Qur’an: Sebuah Kajian Metafisika,(Jakarta: Al-Huda, 2003), cet.1, h.133
9 Randi Septiana, “ Tasawuf dan Fakta Kehidupan Dunia”,
https://santrinews.com/Opini/4014/Tasawuf-dan-Fakta-Kehidupan-Dunia, diakses tanggal 10 Agustus 2019
10 Ayu, “Bawa Miras, Belasan Pelajar Diamankan”, Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, 24 Oktober, 2016
7
Maka perlu sekali ajaran tasawuf sebagai kendaraan sosial, kendaraan berdagang, dan kendaraan dalam menjalani berbagai bidang sisi kehidupan yang membawa manusia kepada sebuah jalan spiritual ke-Tuhanan. Guna mendapatkan tujuan pengembaraan di dunia ini sebagai makhluk yang di ridhoi Allah swt. Bagaimana seseorang menghiasi dirinya dengan akhlakul karimah di tengah pergumulan kehidupan sosialnya bersama masyarakat sebagai manifestasi dari pokok-pokok ajaran tasawuf. 11
Dengan demikian, penulis memilih Tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah sebagai objek utama penafsiran karena penafsiran yang digunakan Ibnu Arabi pada kitabnya mengisi paham Tajalli yang mana adalah teori Ibnu Arabi mengatakan Tuhan melebur pada diri manusia.
Penulis memilih tema Penafsiran Sufistik terhadap Asmaul Husna ini lantaran belum ada penelitian yang membahas Asmaul Husna dengan tafsir sufi dan dengan studi kitab tafsir Al-Futuuhat Al-Makkiyah ini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disajikan pada latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini, Meliputi: Banyaknya corak penafsiran Asmaul Husna, Banyaknya pendapat tentang jumlah Asmaul Husna, Konsep Tajalli dengan Asmaul Husna menurut Ibnu Arabi
C. Pembatasan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas, terlihat bahwa studi tentang asmaul husna adalah menarik untuk dibahas, terdorong dari hal tersebut penulis menemukan 4 surat yang mengandung kata Asmaul Husna di dalam Al-Qur’an yakni surat: Al-A’raf ayat 110, Thaha ayat 8, Al-Hasyr ayat 24, Al-Isra ayat 110. Namun metode
11 Randi Septiana, “ Tasawuf dan Fakta Kehidupan Dunia”,
https://santrinews.com/Opini/4014/Tasawuf-dan-Fakta-Kehidupan-Dunia, diakses tanggal 10 Agustus 2019
8
yang digunakan Ibnu Arabi pada tafsirnya Al-Futtuhat Al-Makkiyah ini adalah metode tematik sehingga penulis hanya menemukan 2 ayat yang membahas tentang Asmaul Husna (Surat Al-A’raf ayat 180 dan Al-Isra ayat 110). Dengan demikian penulis membatasi pembahasan studi kasus ini pada surat Al-A’raf ayat 180 dan Al-Isra ayat 110 tersebut.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menguraikan sebuah rumusan masalah yaitu bagaimana pandangan Ibnu Arabi terhadap Asmaul Husna
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah mengetahui pandangan Ibnu Arabi terhadap Asmaul Husna dalam kitab Al-Futtuhat Al-Makkiyah
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang agama Islam dan Tafsir
b. Penelitian ini dapat dijadikan penelitian selanjutnya yang serupa, dan sedikit banyak penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang ilmu agama islam dan tafsir.
2. Secara Praktis
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan setiap bagian dari masyarakat mampu mengetahui kebesaran Tuhan Pencipta-Nya melalui nama-nama Agung-Nya
b. Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat lebih memahami kekayaan intelektual Ummat Islam, dan memahami perbedaan
9
pendapat antar sesama dalam mengemukakan pendapat dan berkarya.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam pembahasan skripsi ini meliputi beberapa hal, sebagai berikut:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu serangkaian kegiataan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.12 Penelitian telaah pustaka ini merupakan penelitian kualitatif,yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data tersebut bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.13
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber primer dan sekunder.
a. Sumber primer adalah sumber utama yang terdiri dari literatur- literatur asli karangan Ibnu Arabi dalam tafsirnya “al-Futtuhat al- Makkiyah”
b. Sumber sekunder adalah yang ensiklopedi Al-Qur’an, kamus- kamus bahasa, jurnal, dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan dalam tesis ini.
12 Mestika Zed, Metode Penelitian kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hal. 3
13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hal. 9
10
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dengan cara penelusuran kepustakaan. Penelusuran kepustakaan penulis lakukan dengan sistem manual maupun dengan sistem komputerisasi. Sistem manual yang penulis maksud adalah dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber di beberapa perpustakaan. Adapun sistem komputerisasi adalah penulis mencari informasi terkait dari berbagai data di internet,. Setelah menemukan bahan, selanjutnya akan ditelaah secara intens sehingga dapat membantu dalam memberi penjelasan terkait.
Metode ini juga disebut dengan teknik dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, makalah, seminar dan lainnya sebagainya. Teknik ini merupakan penelaahan terhadap referens-referensi yang berhubungan dengan dengan permasalahn penelitian.
4. Metode Analisis Data
Setelah dikaji dan ditelaah, data dikelompokkan dalam sub-sub permasalahan untuk selanjutnya diuraikan secara deskriptif agar dapat menggambarkan objek kajian yag diteliti. Selanjutnya, dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis logis-kritis, yaitu berusaha menarik kesimpulan dari berbagai data yang ada menuju kesimpulan umum secara logis dan kritis.
G. Tinjauan Pustaka
Sebagaimana tujuan dari tinjauan pustaka adalah berisi kajian literasi yang relevan dengan pokok pembahasan yang akan di teliti. Jadi, tinjauan pustaka diambil dari beberapa yang senada dan sebanding dengan pembahasan yang akan diteliti.
11
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tema “Penafsiran sufistik terhadap Asmaul Husna dalam Kitab Tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah (Studi Analisis Surat Al-A’raf ayat 180 dan Al-Isra ayat 110). Penulis tidak menemukan skripsi, tesis dan lainnya yang membahas mengenai penafsiran sufi tentang Asmaul Husna yang serupa.
1. Skripsi yang disusun oleh Nihayatul Husna, Lc. Program studi Agama dan Filsafat, pada program pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Tafsir Sufistik Ibnu Arabi (Kajian Semantk terhadap Ayat-ayat Hubb dalam Kitab Al-Futtuhat Al- Makkiyah)i” tahun 2015. Dalam skripsi yang ditulis oleh Nihayatul Husna, Lc ini ia membahas ayat-ayat Al-Qur’an mengenai cinta (hubb) dalam tafsir al-Futtuhat al-Makkiyah. Perbedaannya adalah skripsi ini membahas tentang ayat-ayat mahabbah di dalam Al-Qur’an.
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji tafsir sufi melalui kitab tafsir al-Futtuhat al-Makkiyah karya Ibnu Arabi
2. Skripsi yang disusun oleh Nurul Wahana program studi Tafsir Hadis , pada program strata 1 Institut Ilmu Al-Qur’an yang berjudul “Penafsiran Sufistik terhadap Ayat Saintifik (Studi Kitab Ruh Al-Ma’ani)” Tahun 2016. Skripsi ini menjelaskan beberapa ayat sains yang disampaikan oleh mufassir menjelaskan beberapa ayat sains yang disampaikan oleh mufassir menurut dimensi suistik dan mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan penafsiran ilmi dan sufi.14 Perbedaannya skripsi ini membahas ayat-ayat sains dan tidak menggunakan kitab tafsir Al-Futtuhat Al- Makkiyah.. Persamaannya skripsi ini sama-sama membahas mengenai suatu tema dan mengkajinya ditinjau melalui dimensi sufistik
14 Nurul Wahana, Penafsiran Sufistik Terhadap Ayat Saintifik (Studi kitab Tafsir Ruh Al-Ma’ani, (Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2016),h.134
12
3. Skripsi yang disusun oleh Fitrotu Khoirin Nisak program studi bimbingan dan konseling Islam, pada program strata 1 UniversitasIslam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul
“Pengaruh Kebiasaan Membaca Asmaul Husna Terhadap Karakter Siswa Mts Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta” tahun 2017. Dalam skripsi yang ditulis oleh Fitrotu Khoirin Nisak ini ia berkonsentrasi pada bagaimana Asmaul Husna mempengaruhi Karakter siswa.
Dengan metode observasi yang dilakukan, Fitrotu mengungkapkan bahwa apabila siswa disuruh untuk menerapkan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan memiliki jiwa yang taat lagi percaya diri bahwasanya apa yang ada di dunia Allah yang mengatur. Dengan begitu akan meningkatkan moral,moril serta pemahaman siswa terhadap Tuhannya juga nama dan sifat-sifat Tuhannya 15 Perbedaan skripsi ini dengan penulis adalah metode penelitian. Fitrotu menggunakan penelitian kuantitatif mengenai pengaruh dari membaca Asmaul Husna.
4. Skripsi yang disusun oleh Wasilah Nur Kamilah program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir , pada program strata 1 Institut Ilmu Al-Qur’an yang berjudul “Tawadhu’ dalam perspektif Tafsir Al-Jailani Karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani” Tahun 2017. Skripsi ini membahas secara rinci pendapat Syekh Abdul Qadir Jailani mengenai arti tawadhu’ dan melihat persamaan dan perbedaan Syekh Abdul Qadir dengan para mufassir lain mengenai ayat-ayat tentang tawadhu’
dengan menggunakan analisis deskritif16 Perbedaannya skripsi ini
15 Fitrotu Khoirin Nisak, Pengaruh Kebiasaan Membaca Asmaul Husna Terhadap Karakter Siswa MTs Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta, (Skripsi: UIN Sunan Kalijaga yogyakarta, 2017), h.67
16 Wasilah Nur kamilah, Tawadhu dalam perspektif Tafsir Al-Jailani Karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, (Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2017), h.87
13
membahas arti dari tawadhu menurut Syekh Abdul Qadir Jailani.
Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama membahas pendapat mufassir tertentu .
5. Skripsi yang disusun oleh Nadiatul Habibah Adam program studi IlmuAl-Qur’an dan Tafsir, pada program strata 1 Institut Ilmu Al- Qur’an Jakarta yang berjudul “Makna Asmaul Husna Pada Akhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi” Tahun 2018. Dalam skripsi yang ditulis oleh Nadiatul Habibah Adam ini bertujuan mengungkapkan makna tiap ayat-ayat azab yang diakhiri dengan Asmaul Husna.17 Perbedaannya dalam skripsi ini Nadiatul Habibah membahas tentang ayat-ayat azab di dalam Al-Quran yang setelah nya adalah kata Asmaul Husna. Persamaannya dengan skripsi ini adalah sama-sama menggunakan tafsir bercorak sufi.
H. Teknik dan Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada “Pedoman Penulisan Skripsi, Thesis, dan Disertasi” yang disusun oleh Tim Penulis dan diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta: Jakarta Press 2017 Sistematika penulisan skripsi dan tesis ini peneliti membagi dalam lima bab dan masing-masing berisi sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini yang dibahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta teknik dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Merupakan uraian tentang semua hal yang terkait dengan penafsiran Asmaul Husna, Khususnya penafsiran sufi terhadap Asmaul Husna itu sendiri,
17 Nadiatul Habibah Adam, Makna Asmaul Husna Pada Akhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi, (Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2018), h.77
14
meliputi: Definisi Asmaul Husna, Penyebutan Asmaul Husna dalam Al- Qur’an, definisi tafsir sufi, pandangan ulama mengenai tafsir sufi dan beberapa teori pendukung sebagai tambahan untuk landasan analisis Asmaul Husna.
Dalam bab kedua ini penulis bermaksud mengenalkan pondasi awal dari pokok penelitian untuk dikaji lebih lanjut.
Bab III Profil Hidup Ibnu Arabi dan Biografi Tafsir
Mengenal sekilas tentang Ibnu Arabi. Biografi Ibnu Arabi, kemudian sejarah singkat tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah, sumber, metode, corak, karakteristik dan sistematika penulisannya.
Bab IV Analisis Penafsiran Asmaul Husna dalam tafsir Al-Futtuhat Al- Makkiyah
Membahas penafsiran Asmaul Husna pada ayat Al-A’raf 180 dan Al- Isra 110,Asmaul Husna menurut Ibnu Arabi, kemudian pembagian Asmaul Husna menurut Ibnu Arabi, dan tiga tingkatan Asmaul Husan menurut Ibnu Arabi.
BAB V Penutup
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan mendasar dari semua penelitian dan saran-saran.
113 BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dipaparkan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
Pertama, di antara Asmaul Husna Allah ada yang berupa isim ma’rufah dan isim mudmarot .
Kedua, dari hadroh Asmaul Husna Ibnu Arabi meringkasnya menjadi 100 dan kemudian Ibnu Arabi memberikan pasal- pasal/cabang-cabang dari Asma tersebut.
Ketiga, semua macam Asma al-Illahiyyah terbatasi/tercakup dalam satu. Sebagaimana ungkapan barangsiapa yang mengenal Allah, maka ia akan mengenal segala sesuatu. Seseorang tidak akan bisa mengenal Allah apabila dia tidak mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan mumkinat (kemungkinan-kemungkinan).
Dalam dilalah ilmu Allah, hukum mengetahui suatu perkara sebanding dengan mengetahui semua perkara.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai tingkat kesempurnaan yang sebenarnya, bahkan masih perlu kontribusi yang positif agar mampu menyuguhkan temuan yang lebih baik. Semoga dengan skripsi yang sederhana ini bisa berguna bagi diri penulis sendiri maupun pembaca. Penilitian yang dilakukan oleh penulis merupakan sebuah upaya untuk mengetahui penafsiran dan pendekatan yang digunakan Ibnu Arabi dalam tafsirnya pada Asmaul Husna
114
Demikian ini, penulis memandang perlu untuk menyampaikan saran yang memungkinkan untuk dijadikan pertimbangan dalam penelitian baru yang bersangkutan dengan penafsiran Ibnu Arabi dalam
menafsirkan Asmaul Husna
1. Perlunya meneliti dan menelusuri pemikiran dan beberapa teori lain tentang penafsiran Ibnu Arabi yang berhubungan dengan Asmaul Husna
2. Membandingkan penafsiran Ibnu Arabi tentang Asmaul Husna dengan tokoh sufi atau tokoh tafsir yang lain.
115
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Muhammad, Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Kairo: Dar al-Manar, 1947 M/1366 H
Adam, Nadiatul Habibah, Makna Asmaul Husna Pada Akhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi, Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2018 Addas, Claude, Quest for The Red Sulphu: Life of Ibn ‘Arabi, terj. Peter Kingsley,
Cambridge: The Islamic Texs Society, 1993
Adz-Dzahabi, Muhammad Husain, al-Tafsir Wa al-Mufassirun, Kairo: Mu’assasah al-Tarikh al-‘arabiyah, 1396 H/1976 M
‘Afifi, Abu ‘Ala, Filsafat Mistis Ibn ‘Arabi, terj. Syahriri Mawi dan Nandi Rahman, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1995
‘Afifi, A.E. Filsafat Mistis Ibn ‘Arabi, judul asli
Anwar, Rosihon , Menelusuri Ruang Batin Al-Qur’an: Belajar Tafsir Batini Pada
‘Allamah Thabathaba’i, Jakarta: Erlangga, 2010
‘Arabi, Ibnu , The Bezels of wisdom: Fushush Al-Hikam, Terj. M. Sabrur Ali, Yogyakarta: DIVA Press, 2018
Al-‘Ak, Khalid Abdurrahman, Ushul at-Tafsir wa Qawaiduhu, Beirut: Dar an- Nafais, 1986 M
Al-Alamah ibn Manzhur, Lisan al-Arab, Dar al-Hadits, 2003 Al-Ashfahani, Ali ar-Ridha’I, Manahij Tafsir wa Ittijatuhu
Ali, Atabik dan A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia,Multi Karya Grafika: Yogyakarta, 2007
Al-Damawy, Ust. Saifuddin, Mukjizat Asmaul Uzma: Rahasia, Keajaiban,Keistimewaan, Kekuatan dan Khasiat Nama Allah Teragung, Jakarta: Pustaka Al-Mawardi, 2007
Al-Sya’rani, al-Kibrital-Ahmar, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005), Al-Barsani, Noer Iskandar, Tasawuf, Tarekat Para Sufi
Al-Ghazali, Al-Asma’ Al-Husna: Rahasia Nama-Nama Indah Allah Swt, terj. David B. Burell, dkk, Bandung: Mizan, 1995
Al-Ghazali, Abi Hamid Muhammad bin Muhammad , Ihya ‘Ulul Al-Din, Beirut;Dar Ihya Turas Al-‘Arabi
116
Al-Hasan, Thalal, Manahij Tafsir Al-Qur’an: min Abhats Tsamahah al-Marja’ ad- Dini as-Sayyid Kamal al-Haidar
Al-Muhsin, Abdurrazaq bin ‘Abd , Fiqh al-Asma al-Husna, al-Madinah al- Munawwaroh: Maktabah Malik al-Wathaniyyah, 2008
Al-Mushtafawi, Tahqiq fi Kalimat Al-Qur’an, J.6,
Al-Nabhani, Yusuf , Jami’ Karamat al-Awliya’, Beirut: Dar al-Fikr, 2005)
al-Tilmisani, Ibn al-Maqarri, anNafh al-Tib mim Ghisn al-Andalus al-Tayyib, Beirut: Dar Sader, 1997
Al-Qusyayri, al-Risalah al-Qusyayri, terj. Hani al-Hajj, Kairo: al-Tawfiqiyyah, Al-Qurthubi, Imam, Tafsir Al-Qurthubi, terj. Sudi Rosadi, dkk, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2008
‘Arabi, Ibn , Fusus al-Hikam: Mutiara Hikmah 27 Nabi, Yogyakarta: Islamika, 2004
Arabi, Muhyiddin Ibnu, Tafsir Al-Futtuhat Al-Makkiyah, Beirut: Dar Al-Fikr, 2010 Arabi, Ibnu, Rahasia Asmaul Husna, terj. Zainul Maarif, Lc., M.hum, Jakarta:
Turos Khazanah Pustaka Islam, 2017
Arabi, Ibn, Ruh al-Quds, Damaskus: al-Mu’assasah al-‘ilm, 1964
Ayu, “Bawa Miras, Belasan Pelajar Diamankan”, Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, 24 Oktober, 2016
Az-Zarqani, Manahilul ‘Irrfan fi Ulum Al-Qur’an, Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1995 M/1415 H
Bahjat, Ahmad, Mengenal Tuhan, Bandung: Pustaka Hidayah, 1998
Behesti, Sayyid Muhammad Husayni, Tuhan Menurut Al-Qur’an: Sebuah Kajian Metafisika, Jakarta: Al-Huda, 2003
Bisyuni, Ibrahim, “Muqaddimah Tafsir Lathaif al-Isyarat” dalam al-Qusyairi, Lathaif al-Isyarat, Mesir: al-Haiah al-Mishriah al-Ammah lil al-Kitab Corbin, Henry, Imajinasi Kreatif Sufisme Ibn ‘Arabi, Yogyakarta: Lkis, 2002 Chodkiewicz, Michel, Konsep Ibn ‘Arabi Tentang Kenabian dan Aulia, terj. Dwi
Surya Atmaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999
DR. Kerwanto, Metode Tafsir Esoeklektik, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2018 Daudy, Dr. Ahmad, M.A, Allah dan Manusia: Dalam konsep Syehkh Nuruddin ar-
Raniry
117
Gandadiputra, Prof. Dr. H. Mulyono, Al-Asmaul Husna, Jakarta: Yayasan Masagung
Goldziher, Ignaz, Madzahib at-Tafsir, terj.Abdul Halim al-Najar, (Dar Iqra’, Beirut, 1983
Hadi Ma’rifah, at-Tamhid fi Ulum Al-Qur’an
Hamka, Prof. Dr, Tasawuf Modern, Jakarta: Republika Penerbit, 2015
Hamka, Prof. Dr, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983
Hasymi, Ali, Syi’ah Ahlu Sunnah, Surabaya, Bina Ilmu, 1983
Hirtensein, Stephen Dari Keragaman ke Kesatuan Wujud, Ajaran dan Spiritual Syaikh al-Akbar Ibn ‘Arabi, terj.Tri wibowo, Jakarta: Murai Kencana, 2001 Jahja, M. Zurkani, 99 Jalan Mengenal Tuhan, Pustaka Pesantren: Ygyakarta, 2010 Kamilah, Wasilah Nur, Tawadhu dalam perspektif Tafsir Al-Jailani Karya Syekh
Abdul Qadir Al-Jailani, Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2017 Katsir, Ibn, al-Bidayah wa al-Nihayah, Kairo:Dar Ibn al-Haytsam, 2006
Kusuma, Farida Ratna, Asmaul Husna Bentuk Padanan, Pengertian, dan deskripdi:
Dalam Ar-Risalah, Quantum Asmaul Husna, dan menyingkap Tabir Illahi Asmaul Husna dalam perspektif Al-Qur’an, Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011
Louis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughati wa Al-A’lam, Beirut: Dar al-Misriq, 1986 Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Kasir bin Galib al-Amali, Abu Ja’far al-Tabari,
Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an, Saudi Arabia: Mua’assasah al- Risalah, 2000
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 2002 Nia, Muhammad Reza Irsyadi, Antara Filsafat & Penafsiran Teks-teks Agama:
Pengaruh dan Relasinya dalam pemikiran Imam Khomeni, Jakarta: Sadra Press, 2012
Nisak, Fitrotu Khoirin, Pengaruh Kebiasaan Membaca Asmaul Husna Terhadap Karakter Siswa MTs Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta, Skripsi: UIN Sunan Kalijaga yogyakarta, 2017
Nizar, Muhammad, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an, Tesis: Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010
Noer, Kautsar Azhari Ibn ‘Arabi: Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan, Jakarta:
Paramadina, 1995
118
Rizadi, Rifki “Epistemologi Tuhan Menurut Ibnu Arabi”, http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34727/3/RIF QI%20RIZALDY-FU.pdf
Salim, Muhammad Ibrahim Muhammad, Ta’yid al-Sufiyyah fi Majmu’ah al- Hatimiyah, Beirut: Matba’ah al-Haditsah, 1997
Salim, Abdul Maqshud Muhammad, Asmaul Husna Rahasia, Makna, dan Khasiat, terj. Yusni Amru Ghozaly
Sya’rawi, Syekh Muhammad Mutawalli, Tafsir Sya’rawi, Medan: Duta Azhar, 2006
Septiana, Randi, “ Tasawuf dan Fakta Kehidupan Dunia”, https://santrinews.com/Opini/4014/Tasawuf-dan-Fakta-Kehidupan-Dunia Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009
Sholeh, A, Khudori, Wacana Baru Filsafat Islam
Sujak, Abu, “Metode dan Corak Tafsir Al-Quran Al-Karim Karya Muhyiddin Ibnu Arabi”
Supartinah, Titin, Rahasia Kedahsyatan Asmaul Husna, (Tangerang: lembar Pustaka Indonesia, 2014),
Thabathaba’i, al-Mizan fi Tafsir Al-Qur’an
Umar, M.Ali Husain, Khasiat dan Fadhilah Asmaul Husna, Semarang: Kaifa Toha Putra, 1979
Wahana, Nurul, Penafsiran Sufistik Terhadap Ayat Saintifik (Studi kitab Tafsir Ruh Al-Ma’ani, Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2016
Zaini, M. Fudoli, Sepintas Sastra Sufi Tokoh dan Pemikirannya, Surabaya: Risalah Gusti, 2000
Zed, Mestika, Metode Penelitian kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008
Zuhaili, Wahbah, at-Tafsir al-Wasith, terj. Muhtadi, dkk, Jakarta: Gema Insani, 2012
CV PENULIS
Dini Rizkiani, mahasiswi berdarah asli Betawi. Pada tanggal 12 Juni 1997. Penulis adalah anak pertama dari pasangan suami istri bapak Ahmad Dahlan dan ibu Ratna Ruwaida. Penulis saat ini bertempat tinggal di Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Penulis menempuh jenjang Pendidikan formal MIN 15 BINTARO, MTs PON-PES DARUNNAJAH 2 CIPINING, dan MA PON-PES DARUNNAJAH 2 CIPINING, sampai tahun 2015. Dilanjutkan pada jenjang pendidikan berikutnya pada pertengahan 2015 pada Pendidikan Strata satu (S1) di Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta. Penulis merupakan mahasiswi aktif di IIQ Jakarta angkatan 2015 Fakultas Ushuluddin Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir.
Penulis pernah aktif dibeberapa organisasi, yaitu ketua bagian bahasa di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Penulis aktif di KMB (Keluarga Mahasiswa Betawi) cabang maupun pusat hingga sekarang
Akhir kata penulis mengungkapkan rasa syukur atas terselesaikannya skripsi dengan judul “Penafsiran Sufistik Terhadap Asmaul Husna Dalam Kitab Tafsir Al-Futtuhat Al- Makkiyah (Studi Analisis Surat Al-A’raf ayat 180 dan Al-Isra ayat 110), tulisan ilmiah ini merupakan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).