• Tidak ada hasil yang ditemukan

penambahan tepung bulu ayam fermentasi dalam pakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "penambahan tepung bulu ayam fermentasi dalam pakan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENAMBAHAN TEPUNG BULU AYAM FERMENTASI DALAM PAKAN BASAL TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN (PBB), KONSUMSI PAKAN DAN KONVERSI PAKAN AYAM BROILER

SKRIPSI

ARKADIUS PODE 45 13 035 009

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR

2018

(2)

PENAMBAHAN TEPUNG BULU AYAM FERMENTASI DALAM PAKAN BASAL TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN (PBB), KONSUMSI PAKAN DAN KONVERSI PAKAN AYAM BROILER

OLEH

ARKADIUS PODE 45 13 035 009

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Bosowa Makassar

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR

2018

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia, rahmat dan kasih setianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul PENAMBAHAN TEPUNG BULU AYAM FERMENTASI DALAM PAKAN BASAL TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN (PBB), KONSUMSI PAKAN DAN KONVERSI PAKAN AYAM BROILER yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan Di Fakultas Pertanian Universitas Bossowa Makassar.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa, penulis tidak dapat berjalan sendiri untuk merampungkan Skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Zakarias Sa dan Ibunda Veronika Ngodi yang telah melahirkan, membesarkan, serta memberi kasih sayang dan doa restu yang tak henti- hentinya.

Rasa Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada

1. Bapak Rektor Universitas Bosowa Makassar.

2. Bapak Dr. Ir. Syarifuddin. S.Pt, MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa Makassar.

(5)

3. Bapak Ir. Muhammad Idrus, MP selaku Ketua Jurusan Peternakan Universitas Bosowa Makassar, sekaligus pembimbing II

4. Ibu Dr. Ir. Asmawati Mudarsep, MP. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta dorongan sehingga penelitian dapat terselesaikan.

5. Sahabat, saudara dan semua pihak yang telah memberi dukungan dan dorongan baik moril maupun materi yang tak sempat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan Amal Ibadahnya dan semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Makassar, Agustus 2018

Penulis

(6)

ABSTRAK

Arkadius Pode (4513035009) Penambahan Tepung Bulu Ayam Fermentasi Dalam Pakan Basal Terhadap Pertambahan Berat Badan (PBB), Konsumsi Pakan Dan Konversi Pakn Ayam Broiler (Dibawah bimbingan Asmawati dan Muhammad Idrus)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung bulu ayam fermentasi dalam pakan basal terhadap pertambahan berat badan (PBB), konsumsi pakan dan konversi pakan ayam broiler.

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan DOC ayam pedaging sebanyak 96 ekor dan dipelihara selama 30 hari dengan petakan kandang sebanyak 16 petak dan masing- masing petak terdiri dari 6 ekor ayam broiler dengan perlakuan P0 : pakan basal 100%, P1 : pakan basal 98% + 2% tepung bulu ayam, P3 : pakan basal 96% + 4% tepung bulu ayam, P3 : pakan basal 94% + 6% tepung bulu ayam.

Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan dengan program SSPS 19.0

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata (P<0,05) penambahan tepung bulu ayam fermentasi dalam pakan basal terhadap pertambahan berat badan (PBB), konsumsi pakan dan konversi pakan ayam broiler.

Penggunaan tepung bulu ayam fermentasi hingga 2% dalam pakan basal disarankan untuk meningkatkan pertambahan berat badan (PBB), konversi pakan ayam broiler.

Kata Kunci : ayam broiler, pertambahan berat badan (PBB), konsumsi pakan dan konversi pakan

(7)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... I HALAMAN PENGAJUAN ... II HALAMAN PENGESAHAN ... III KATA PENGANTAR ... IV ABSTRAK ... VI DAFTAR ISI ... VII DAFTAR LAMPIRAN ... IX DAFTAR TABEL ... X BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Hipotesis ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Ayam Broiler ... 4

B. Pakan ... 6

C. Tepung Bulu Ayam ... 9

D. Pertambahan Berat Badan ... 10

E. Konsumsi Pakan ... 12

F. Konversi Pakan ... 13

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat ... 15

B. Materi Penelitian ... 15

C. Prosedur Penelitian ... 18

D. Perlakuan ... 19

E. Parameter Terukur Dan Analisa Data... 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(8)

A. Pertambahan Berat Badan ... 21 B. Konsumsi Pakan ... 22 C. Konversi Pakan ... 25 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 28 B. Saran ... 28 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Teks

1. Data Primer Hasil Penelitian ... 33 2. Analisa Of Varienance (Anova) Menggunakan Ssps Ver. 16 37

(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Tabel.1 Kebutuhan Nutrisi Pakan Ayam Broiler Pada

Periode Starter Dan Periode Finisher ... 8

2. Tabel.2 Kandungan Nutrisi Tepung Bulu Ayam Terolah ... 10

3. Tabel.3 Kandungan Nutrisi Pakan Butiran Bp 11 ... 15

4. Tabel.4 Kandungan Kosentrat Cab Parama ... 17

5. Tabel.5 Komposisi Bahan Pakan Campuran ... 17

6. Tabel.6 Perlakuan ... 17

7. Tabel.7 Rata-Rata Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler .... 21

8. Tabel.8 Rata-Rata Konsumsi Pakan ... 23

9. Tabel.9 Rata-Rata Konversi Pakan ... 26

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ayam ras pedaging disebut juga Broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam.

Ayam pedaging adalah jenis ternak bersayap dari kelas aves yang telah didomestikasikan dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk daging (Yuwanta, 2004).

Menurut Rasyaf (2006), ayam pedaging adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang berumur dibawah 6 minggu ketika dijual dengan bobot badan tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat, serta dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak.

Dalam pemeliharaan ayam broiler terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan dan laju pertumbuhan yang meliputi distribusi berat dan komposisi kimia komponen karkas yaitu faktor genetik dan lingkungan. Factor genetic mencakup produksi dan reproduksi yang diturunkan oleh tetuanya sedangkan faktor lingkungan diantaranya adalah kualitas dan kuantitas pakan.

Rasyaf (1994) menyatakan bahwa pakan merupakan sumber utama kebutuhan nutrien ayam broiler untuk keperluan hidup pokok dan produksinya karena tanpa pakan yang sesuai dengan yang dibutuhkan

(12)

menyebabkan produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Kartasudjana (2006), ayam mengkonsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan energinya, sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam diberi pakan dengan kandungan energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak.

Kualitas pakan yang baik sering kali peternak mengeluarkan biaya yang tinggi untuk menadapatkanya, oleh karena itu untuk meminimalkan biaya pakan maka dibutuhkan bahan pakan alternatif yang bersifat kontinyu, mudah didapat, murah, bergizi tinggi dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Bahan pakan yang dimaksud adalah tepung bulu ayam.

Tepung bulu ayam merupakan bahan pakan ternak hasil olahan dari limbah rumah potong ayam (RPA) yang mudah didapat dan murah yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternatif pengganti sumber protein hewani dalam formulasi ransum ayam (unggas). Bulu ayam memiliki kandungan protein cukup tinggi. (Murtidjo 1995), protein kasar tepung bulu ayam mencapai 86,5% dan energi metabolis 3.047 kcal/kg.

Hal tersebut memotivasi penulis untuk melakukan penelitian mengenai penambahan tepung bulu ayam terfermentasi dalam pakan basal terhadap pertambahan berat badan (PBB), konsumsi pakan dan konversi pakan pada ayam broiler.

(13)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung bulu ayam fermentasi dalam pakan basal terhadap pertambahan berat badan (PBB), konsumsi pakan dan konversi pakan ayam broiler.

C. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan referensi tentang penambahan tepung bulu ayam terfermentasi dalam pakan basal terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan dan konversi pakan ayam broiler bagi kalangan peneliti akademisi khususnya dibidang ilmu peternakan.

D. Hipotesis

Diduga bahwa dengan penambahan tepung bulu ayam terfermentasi dalam pakan basal berpengaruh terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan dan konversi pakan ayam broiler.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Ayam Broiler

Ayam ras pedaging disebut juga Broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. ayam pedaging adalah jenis ternak bersayap dari kelas aves yang telah didomestikasikan dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk daging (Yuwanta, 2004).

Menurut Rasyaf (2006), ayam pedaging adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang berumur dibawah 6 minggu ketika dijual dengan bobot badan tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat, serta dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak.

Broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan cirri khas yaitu pertambahan bobot badan yang cepat, konversi ransum yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif muda sehingga sirkulasi lebih

(15)

cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang berkualitas baik (Murtidjo, 1995).

Menurut Hardjoswaro dan Rukminasih (2000), ayam broiler dapat digolongkan ke dalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. Umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging.

Ayam pedaging mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sumber protein hewani. Menurut Amrullah (2004), ayam pedaging merupakan ayam yang mempunyai kemampuan menghasilkan daging yang banyak dengan kecepatan pertumbuhan yang sangat cepat dalam satuan waktu yang singkat untuk mencapai berat badan tertentu. Bagi konsumen, daging ayam pedaging telah menjadi makanan bergizi tinggi dan berperan penting sebagai sumber protein hewani bagi mayoritas penduduk Indonesia (Muladno, 2008). Kontribusi ayam pedagin dalam penyediaan daging di Indonesia berdasarkan angka-angka sebesar 60.75% (Balitbang, 2006).

Pertambahan berat badan ayam broiler saat ini, sudah tumbuh jauh lebih cepat dari nenek moyangnya. Jika sebelumnya ayam pedaging dipelihara selama 9 minggu untuk mendapatkan ayam berukuran besar, maka pada tahun 1999 hanya diperlukan waktu 8 minggu untuk mencapai bobot yang sama. Dalam kurun waktu 6-7 minggu ayam ini akan tumbuh

(16)

40-50 kali dari bobot awalnya, akhir-akhir ini pemeliharaan dalam waktu 35 hari dapat mencapai bobot panen 1980 gram/ekor (CISF, 2008).

B. Pakan

Pakan merupakan campuran dari berbagai macam bahan organik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan perkembangan dan reproduksi. Agar pertumbuhan dan produksi maksimal, jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus memadai (Suprijatna, 2008)

Menurut Rasyaf (2004) pakan merupakan sumber utama kebutuhan nutrien ayam broiler untuk keperluan hidup pokok dan produksinya karena tanpa pakan yang sesuai dengan yang dibutuhkan menyebabkan produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Kartasudjana (2006), ayam mengkonsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan energinya, sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam diberi pakan dengan kandungan energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak.

Pakan yang dikonsumsi sebagian dicerna dan diserap tubuh.

Sebagian yang tidak dicerna diekskresikan dalam bentuk feses. Zat-zat makanan (nutrien) dari pakan yang dicerna digunakan untuk sejumlah proses di dalam tubuh. Penggunaannya secara pasti bervariasi, tergantung spesies, umur, dan produktivitas unggas. Sebagian besar unggas menggunakan zat-zat makanan yang diserap untuk fungsi

(17)

esensial, seperti metabolisme tubuh, memelihara panas tubuh, serta mengganti dan memperbarui sel-sel tubuh dan jaringan. Penggunaan pakan untuk pertumbuhan, penggemukan, atau produksi telur dikenal sebagai kebutuhan produksi (Suprijatna, 2005).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pakan antara lain besar dan berat badan, kondisi fisiologis ternak serta gerak laju dari makanan tersebut di dalam alat pencernaan ternak. Laju makanan dalam alat pencernaan dapat mempengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi, yakni makin cepat aliran makanan dalam alat pencernaan makin banyak pula jumlah makanan yang dikonsumsi. Selain itu, faktor yang mempengaruhi konsumsi adalah palatabilitas dan selera. Palatabilitas dipengaruhi oleh bau, rasa, tekstur, dan suhu makanan yang diberikan.

Selera merupakan faktor internal yang merangsang rasa lapar. Faktor lain yang juga mempengaruhi konsumsi adalah ternak, lingkungan, dan stres karena penyakit (Wahju, 2004), selanjutnya untuk mendapatkan produksi yang maksimum, pemberian pakan dalam jumlah yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas perlu dilakukan. Pakan broiler harus seimbang antara kandungan protein dan energi dalam pakan di samping itu kebutuhan vitamin dan mineral juga harus diperhatikan.

Berdasarkan pada periode pemeliharaan, pakan ayam broiler terbagi menjadi dua jenis yaitu pakan untuk periode starter dan pakan untuk periode finisher (Murtidjo, 1992). Kebutuhan nutrisi pakan ayam

(18)

broiler untuk periode starter dan finisher dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Pakan Ayam Broiler pada Periode Starter dan Periode Finisher.

Nutrisi Periode ”Starter” Periode ”Finisher”

Protein (%) 23,00% 20,00%

Energi Metabolisme(kkal/ kg) 2800-3200 2900-3200

Kalsium (%) 1,00 0,90

Fosfor (%) 0,45 0,35

Sumber : NRC. Washingthon DC, 1994

Menurut Anggorodi (1995) sumber energi pakan dapat berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang dikonsumsi dari pakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kerja, mampu diubah menjadi energi panas, dan dapat disimpan sebagi lemak tubuh. Semakin tinggi energi pakan, semakin rendah konsumsi pakannya, karena ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Untuk keperluan hidupnya, ayam broiler memerlukan zat makanan seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, dan air. Karbohidrat disamping merupakan kebutuhan pokok untuk hidup, juga untuk pertumbuhan daging.

Mutu pakan ditentukan oleh protein dan energi. Protein ditentukan oleh susunan kandungan asam, amino esensialnya. Bila pakan defisiensi salah satu asam amino esensial maka pertumbuhan broiler lambat dan produksi akan terganggu. Unggas membutuhkan lebih dari 40 material kimiawi yang diklasifikasikan ke dalam enam kelas yakni karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air, semuanya harus ada dalam ransum yang dimakan (Rasyaf, 2000).

(19)

C. Tepung bulu ayam

Bulu ayam merupakan limbah peternakan yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternatif pengganti sumber protein hewani dalam formulasi ransum ayam (unggas). Sebagai hasil samping dari industri perunggasan, bulu ayam merupakan salah satu bahan pakan kaya protein yang sangat murah dan mudah didapat. Kandungan protein dalam bulu ayam dapat mencapai 90% dibandingkan dengan bungkil kacang kedelai 45% (Lin et al., 2001). Menurut Murtidjo (1995), protein kasar tepung bulu ayam mencapai 86,5% dan energi metabolis 3.047 kcal/kg. Demikian juga menurut Rasyaf (1993), bulu ayam mengandung protein kasar cukup tinggi, yakni 82 – 91 % , kadar protein jauh lebih tinggi dibanding tepung ikan.

Nilai biologis bulu ayam dapat ditingkatkan dengan pengolahan dan pemberian perlakuan yang benar. Namun pemanfaatan bulu ayam sebagai bahan pakan ternak belum maksimal, karena memiliki keterbatasan dalam penggunaannya akibat rendahnya kualitas nutrien limbah tersebut. Bulu ayam, meskipun kadar proteinnya mencapai 80-90%

akan tetapi protein tersebut tersusun dari protein keratin yang sulit dicerna oleh unggas (Kim dan Patterson 2000, Zerdani. 2004). Oleh karena itu untuk mengurangi kadar protein keratin, bulu ayam diolah dengan proses NaOH 6 % dan dikombinasikan dengan pemanasan tekanan memberikan nilai kecernaan 64,6 %. Lama pemanasan juga dapat meningkatkan kecernaan pepsin bulu ayam hingga 62,9 %. Namun, pemanasan yang

(20)

terlampau lama dapat merusak asam amino lisin, histidin dan sistin serta menyebabkan terjadinya reaksi kecoklatan (browning reaction).

Kandungan nutrisi tepung bulu terolah tertera pada Tabel 2 di bawah ini (Rasyaf,1990)

Tabel 2 : Kandungan Nutrisi Tepung Bulu Ayam Terolah

Sumber: Rasyaf, 1990

D. Pertambahan Berat Badan

Pertumbuhan murni menurut Rasyaf (1994) adalah pertambahan dalam bentuk dan berat jaringan-jaringan tubuh seperti urat daging, tulang, jantung, otak, dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali lemak).

Kemampuan ternak mengubah zat-zat nutrisi ditunjukkan dengan pertambahan berat badan. Pertambahan berat badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan.

Pertambahan berat badan diperoleh melalui pengukuran kenaikan berat badan dengan melakukan penimbangan berulang-ulang dalam waktu tiap hari, tiap minggu atau tiap bulan (Tillman, 1991). Kecepatan pertumbuhan mempunyai variasi yang cukup besar, keadaan ini bergantung pada tipe ayam, jenis kelamin, galur, tata laksana, temperatur

Nutrisi Kandungan

Protein Kasar Serat Kasar

Abu calium Phospor

Garam

85%

0,3 – 1,5%

3,0 – 3,5%

0,20 – 0,40%

0,20 – 0,65%

0,20%

(21)

lingkungan, tempat ayam tersebut dipelihara serta kualitas, dan kuantitas makanan (Anggorodi, 1994).

Pada masa pertumbuhan, ayam harus memperoleh makanan yang banyak mengandung protein, zat ini berfungsi sebagai pembangun, pengganti sel yang rusak dan berguna untuk pembentukan telur.

Kebutuhan protein perhari ayam sedang bertumbuh dibagi menjadi tiga bentuk kebutuhan yaitu protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan, protein untuk hidup pokok dan protein untuk pertumbuhan bulu (Wahju, 2004).

Keseimbangan zat-zat nutrisi, terutama imbangan energi dan protein penting karena nyata mempengaruhi pertumbuhan. Pada umumnya semua ternak unggas, khususnya ayam broiler termasuk golongan yang memiliki pertumbuhan cepat. Pertumbuhan ayam pedaging sangat cepat dan pertumbuhan dimulai sejak menetas sampai umur 8 minggu, setelah itu kecepatan pertumbuhan akan menurun (Murray,R.K. 2003.). Anggorodi (1995) menjelaskan bahwa pertumbuhan berlangsung secara perlahan-lahan pada awalnya, kemudian cepat dan pada tahap terakhir perlahan-lahan kembali dan kemudian berhenti sama sekali. Dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler antara lain faktor nutrisi yang meliputi energi, protein, vitamin, mineral dan kalsium. Pertumbuhan ayam broiler dipengaruhi oleh faktor genetik, dimana masing-masing ternak mempunyai kemampuan tumbuh yang berbeda-beda (Suprijatna, 2005).

(22)

Menurut Tillman, (1991) pertumbuhan dapat dilihat pada kenaikan berat badan yang diperoleh dengan cara menimbang ayam broiler secara harian, mingguan ataupun menurut periode waktu tertentu.

Pertumbuhan erat kaitannya dengan konsumsi pakan yang mencerminkan pula gizinya, sehingga untuk mencapai pertumbuhan yang optimal dibutuhkan sejumlah zat-zat makanan yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

E. Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan dalam jangka waktu tertentu. Pakan yang dikonsumsi ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat nutrisi lain. Konsumsi pakan tiap ekor ternak berbeda-beda. Konsumsi diperhitungkan sebagai jumah makanan yang dimakan oleh ternak dan bila diberikan ad libitum Zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan (Parakkasi, 1999).

Menurut Wahju (2004) bangsa ayam, temperatur lingkungan, tahap produksi dan energi dalam pakan dapat mempengaruhi konsumsi.

National Research Council (1994) berpendapat bahwa bobot badan ayam, jenis kelamin, aktivitas, suhu lingkungan dan kualitas pakan dapat mempengaruhi konsumsi. Saat cuaca panas, ayam berusaha mendinginkan tubuhnya dengan cara bernafas secara cepat (panting).

Tingkah laku ini dapat menyebabkan peredaran darah banyak menuju ke organ pernafasan, sedangkan peredaran darah pada organ pencernaan

(23)

mengalami penurunan sehingga bisa mengganggu pencernaan dan metabolisme. Pakan yang dikonsumsi tidak bisa dicerna dengan baik dan nutrien dalam pakan banyak yang dibuang dalam bentuk feses (Bell dan Weaver, 2002).

Tingkat energi menentukan jumlah pakan yang dikonsumsi. Ayam cenderung meningkatkan konsumsinya jika kandungan energi pakan rendah dan sebaliknya konsumsi akan menurun jika kandungan energi pakan meningkat (Darma, 1994)

F. Konversi Pakan

Konversi pakan (Ration Convertion) adalah perbandingan jumlah konsumsi pakan pada satu minggu dengan pertambahan bobot badan yang dicapai pada minggu itu, bila rasio kecil berarti pertambahan bobot badan ayam memuaskan atau ayam makan dengan efisien. Hal ini dipengaruhi oleh besar badan dan bangsa ayam, tahap produksi, kadar energi dalam pakan, dan temperatur lingkungan (Rasyaf, 2000).

Konversi pakan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi penggunaan dan kualitas pakan. Konversi pakan adalah perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan berat badan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu ukuran efisiensi adalah dengan membandingkan antara jumlah pakan yang diberikan (input) dengan hasil yang diperoleh baik itu daging atau telur (output) (Rasyaf, 1995).

(24)

Nilai suatu pakan selain ditentukan oleh nilai konsumsi pakan dan tingkat pertumbuhan berat badan juga ditentukan oleh tingkat konversi pakan, dimana konversi pakan menggambarkan banyaknya jumlah pakan yang digunakan untuk pertumbuhannya Semakin rendah angka konversi pakan berarti kualitas pakan semakin baik (Wiradisastra, D.H. 2001).

Menurut Anggorodi (1994) nilai konversi pakan dapat dipenuhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah suhu lingkungan, laju perjalanan pakan melalui alat pencernaan, bentuk fisik, dan konsumsi pakan.

Kemampuan ayam broiler mengubah pakan menjadi bobot hidup jauh lebih cepat dibandingkan dengan ayam kampung. Nilai konversi makanannya sewaktu dipanen sekarang ini sudah mencapai nilai dibawah dua (2). Nilai ini berarti bahwa jika mortalitas normal sekelompok ayam broiler hanya memerlukan pakan kurang dari 2 untuk menghasilkan 1 kg bobot hidup (Amrullah, 2003).

Nilai konversi pakan berhubungan dengan biaya produksi, khususnya biaya pakan, karena semakin tinggi konversi pakan maka biaya pakan akan meningkat karena jumlah pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan berat badan dalam jangka waktu tertentu semakin tinggi.

Nilai konversi pakan yang tinggi menunjukkan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan semakin meningkat dan efisiensi pakan semakin rendah (Card dan Nesheim, 1992).

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Maret sampai April 2017 di Kelurahan Paccerakang Kota Makassar.

B. Materi Penelitian

Penelitian ini menggunakan DOC ayam pedaging sebanyak 96 ekor dan dipelihara selama 30 hari dengan petakan kandang sebanyak 16 petak dan masing-masing petak terdiri dari 6 ekor ayam broiler. Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah Butiran BP 11, Konsentrat CAB PARAMA, Jagung, Dedak dan Tepung bulu ayam.

Kandungan nutrisi pakan butiran BP 11, CAB PARAMA, dan pakan campuran dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5:

Table 3. Kandungan Nutrisi Pakan Butiran BP11

Nutrisi Jumlah max/min Jumlah %

Kadar Air Max 13,0%

Protein 21,0-23,0%

Lemak Min 5,0%

Serat Max 5,0%

Abu Max 7,0%

Calcium Min 0,90%

Phosphor Min 0,60%

Sumber ; PT. Charoen Phokpand

(26)

Prosedur Pembuatan Tepung Bulu Ayam Fermentasi

1. Bulu ayam yang sudah terpisah dari ayam dicuci dan direbus dengan tekanan dan suhu 105°c Selama 8 jam

2. Bulu ayam yang sudah direbus kemudian dijemur hingga kering di bawah sinar matahari

3. Bulu ayam yang sudah kering digiling hingga menjadi tepung bulu ayam

4. Tepung bulu ayam dicampur dengan air yang diberi Nitrobakter Tj hingga merata dan membentuk adonan

5. Adonan tepung bulu ayam dimasukan kedalam ember sampai penuh dan padat kemudian ditutup rapat hingga anaerob dan disimpan selama empat hari

6. Adonan Tepung bulu ayam yang sudah difermentasi dikeluarkan dari dalam ember dengan cara digaruk-garuk sedikit demi sedikit agar tidak terjadi penggumpalan.

7. tepung bulu ayam yang sudah difermentasi dijemur hingga kering di bawah sinar matahari.

8. tepung bulu ayam fermentasi siap digunakan untuk pakan ternak.

(27)

Table 4. Kandungan Konsentrat CAB PARAMA

Nutrisi Jumlah max/min Jumlah %

Air Max 11%

Protein Kasar Min 39%

Lemak Kasar 3 7%

Serat Kasar Max 7%

Abu Max 15%

Kalsium 2,7 3%

Phosphor 1,2 1,7%

Coccidiostat +

Anti Biotik +

Sumber : PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

Tabel. 5 Komposisi Bahan Pakan Campuran

Bahan pakan

Jumlah bahan pakan (kg)

Kandunga n protein

Jumlah kandungan protein (kg)

Kandungan energy metabolism e

Jumlah kandungan energi metabolism e

Jagung**> 50 9 4,5 3258,3 1629,25

Konsentrat*> 35 39 13,65 2100 617,31

Dedak**> 15 12 1,8 4248 735

Jumlah 100 19,95 3001,5

*Sumber>: Kandungan bahan pakan yang diperoleh dari perusahaan PT.

Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

**Dihitung> : Berdasarkan Wahyu 2004.

Tabel 6. Perlakuan Perlakuan

Pakan campuran Tepung bulu ayam

(%) (g) (%) (g)

P0 100 1000 0 0

P1 98 980 2 20

P2 96 960 4 40

P3 94 840 6 60

Keterangan :jagung, konsentrat dan dedak (50:35:15) Peralatan yang digunakan :

1. Kandang dan Perlengkapan 2. Timbangan Digital skala 25 kg

(28)

3. Lampu pijar 4. Pisau potong C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan antara lain:

1. Melakukan desinfeksi kandang dengan cara menyalakan lampu selama 24 jam

2. Sebelum DOC dibagi kedalam petak kandang, ayam tersebut diberikan air gula untuk energi yang hilang selama tranportasi 3. Anak ayam ditimbang sebagai berat badan awal

4. Anak ayam ditempatkan dalam petak kandang sebanyak 16 petak kandang setiap kandang berisi 6 ekor ayam

5. Pakan campuran yang terdiri dari jagung, konsentrat CAB PARAMA dan dedak dicampurkan dengan perbandingan 50 : 35 : 15

6. Setelah pencampuran pakan kembali ditimbang lalu disubsitusikan dengan tepung Bulu ayam sesuai perlakuan

7. Pakan campuran yang telah disubsitusi tepung Bulu ayam ditimbang terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak

8. Penimbangan pakan sisa untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan

9. Penimbangan berat badan dilakukan pada akhir penelitian sebagai berat badan akhir

(29)

D. Perlakuan

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Rancangan yang digunakan adalah racangan acak lengkap (RAL). Adapun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut:

P0 : Pakan Basal 100%

P1 : Pakan Basal 98% + 2% Tepung bulu ayam P2 : Pakan Basal 96% + 4% Tepung bulu ayam P3 : Pakan Basal 94% + 6% Tepung bulu ayam E. Parameter Terukur Dan Analisa Data

1. Parameter terukur

a) Pertambahan berat badan (gram) dihitung dengan rumus sebagai berikut :

PBB Harian =

Berat Badan Akhir − Berat Badan Awal Lama Waktu Penelitian

b) Konsumsi Pakan

Konsumsi Pakan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Konsumsi ransum/hari=

pakan yang diberikan selama seminggu(gram) − pakan sisa(gram) 7 hari

c) Perhitungan konversi pakan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(30)

Jumlah Konsumsi Pakan (gram ) pertambahan berat badan (PBB )

2. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan Analisis Ragam (Anova) berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui perlakuan terhadap perubahan yang diukur (Gazpersz. 1991).

Jika perlakuan memperlihatkan pengaruh maka akan dilanjut dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan (Hanafiah, 2000).

Yij = μ + Τi + εij

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke i, ulangan ke j μ = nilai tengah umum

Τi = pengaruh perlakuan ke i

εij = pengaruh acak pada perlakuan ke i dan ulangan

(31)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pertambahan Berat Badan

Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang berkesinambungan dan dinamis yang memerlukan kerjasama berbagai fungsi fisiologis, yang dipengaruhi oleh faktor antara lain nutrisi dan efisiensi metabolisme. Rata-rata pertambahan berat badan ayam broiler yang diberi pakan basal ditambahkan dengan tepung bulu ayam fermentasi berpengaruh nyata (P<0.05). Hal ini dapat dilihat pada Table 7.

Sebagai berikut

Table 7. Rata-Rata Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler (Gram/Ekor/Hari)

Ulangan

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 1 38,39 37,38 34,38 28,55 2 35,63 37,67 30,94 33,00 3 32,82 34,58 32,84 29,78 4 37,07 35,92 33,91 28,19 Jumlah 143,91 145,55 132,07 119,53 Rata-rata 35,98 36,39 33,02 29,88 SD± ±1,33 ±2,73 ±1,53 ±2,19 Keterangan: Nilai Rata-rata Menunjukan berpengaruh Nyata (P<0.05)

Berdasarkan hasil analisis ragam memperlihatkan pemberian tepung bulu ayam berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat badan ayam broiler. Dari Tabel di atas menunjukan bahwa pertambahan berat

(32)

badan ayam broiler yang diberi pakan kontrol (P0) lebih rendah dari pakan yang ditambahkan tepung bulu ayam fermentasi P1. walaupun pada P2, Dan P3 pertambahan berat badan lebih rendah dibandingkan P0. Hal tersebut disebabkan karena tingginya kandungan protein yeng terdapat pada tepung bulu ayam meskipun setelah fermentasi kandungan serat kasarnya masih sangat tinggi. Sesuai dengan pendapat Kim dan Patterson (2000), Zerdanil. (2004) Bulu ayam, meskipun kadar proteinnya mencapai 80-90% akan tetapi protein tersebut tersusun dari protein keratin yang sulit dicerna oleh unggas. Dengan demikian, semakin tinggi taraf penggunaan tepung bulu ayam akan memperparah terjadinya defisiensi beberapa asam amino, terutama asam amino essensial.

Menurut Leeson dan Summer (1997), tepung bulu ayam merupakan sumber sistin dan protein kasar yang baik, namun penggunaannya harus dibatasi karena rendahnya kandungan metionin, lisin dan histidin. Defisiensi asam amino dalam skala ringan dapat merangsang konsumsi pakan, namun defisiensi pada tingkat parah dapat menyebabkan berkurangnya konsumsi pakan sehingga berdampak pada pertambahan berat badan (Abidin, Z. 2002).

B. Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan dalam jangka waktu tertentu. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian tepung bulu ayam terhadap jumlah konsumsi tidak berpengaruh nyata. Hal ini dapat kita lihat pada Tabel 8 :

(33)

Table 8: Rata-rata Konsumsi Pakan (gram/ekor/hari)

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 1 80,62 58,92 78,61 68,61 2 89,93 80,31 73,31 68,02 3 86,10 86,82 78,13 69,39 4 89,95 64,43 75,07 66,27 Jumlah 346,6 290,48 305,12 272,25 Rata-rata 86,65 72,62 76,28 68,062 Keterangan: Nilai Rata-rata Menunjukkan tidak Berpengaruh Nyata

(P>0.05)

Berdasarkan analisis Ragam, perlakuan pakan P1, P2, dan P3 yang di tambahkan tepung bulu ayam dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap rataan konsumsi pakan. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan tepung bulu ayam pada P0 lebih tinggi dibandingkan P1, P2, dan P3. Pada penelitian ini apabila semakin sedikit pemberian tepung bulu ayam dalam pakan maka semakin tinggi tingkat konsumsinya, ini di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yaitu palatabilitas atau cita rasa, warna, bentukan pakan. Campuran warna putih pada tepung bulu ayam dan kuning pada pakan basal mempengaruhi daya konsumsi pakan sehingga ayam cenderum memilih-milih untuk mengonsumsinya, bau yang kurang sedap pada tepung bulu ayam fermenasi dan bentukan pakan tepung bulu ayam lebih halus dibandingkan dengan pakan basal, ayam cenderum mengkonsumsi pakan yang bentuknya lebih kasar dibandingkan dengan yang halus. Sesuai dengan pendapat Wahju (1997) bahwa Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah palatabilitas

(34)

dan selera. Palatabilitas dipengaruhi oleh bau, rasa, tekstur, dan suhu dari ransum yang diberikan. Selera merupakan faktor internal yang merangsang rasa lapar. Apabila seekor ayam mengkonsumsi pakan yang banyak warna seperti tepung bulu ayam kemungkinan besar ayam akan cepat bosan, dan bau yang kurang sedap sehingga dapat mempengaruhi penurunan selera makan pada pakan yang tercampur dengan tepung bulu ayam tersebut tersebut Faktor lain yang juga mempengaruhi konsumsi adalah ternak, lingkungan, dan stres karena penyakit. Namun pada perlakuan P2 tingkat konsumsi pakan lebih tinggi dibandingkan P1, hal tersebut disebabkan oleh factor Selera yang merupakan faktor internal yang merangsang rasa lapar dan factor laju pakan dalam alat pencernaan yang dapat mempengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi, makin cepat aliran pakan dalam alat pencernaan maka makin banyak pula jumlah pakan yang dikonsumsi (Wahju ,1997).

Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi adalah ketidakseimbangan asam amino di dalam tepung bulu ayam. Menurut Leeson dan Summer (1997), bahwa penggunaan tepung bulu ayam dibatasi oleh rendahnya kandungan beberapa asam amino termasuk metionin, lisin dan histidin.

Menurut Zerdani, I., Faid M., Malki, A. (2004), ketidakseimbangan asam amino akan dirasakan oleh otak dengan efek utama feed intake.

Demikian pula menurut Resnawati (1998), bahwa ketidakseimbangan asam amino menyebabkan berkurangnya konsumsi pakan.

(35)

C. Konversi Pakan

Konversi pakan menunjukkan kemampuan ternak dalam mengubah pakan menjadi produk (daging dan telur). Rata-rata Konversi pakan per ekor per hari selama 4 minggu pengamatan dapat dilihat pada Table 9:

Table 9. Rata-Rata Konversi Pakan

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 1 2,10 1,58 2,29 2,40 2 2,52 2,13 2,37 2,06 3 2,62 2,51 2,38 2,33 4 2,43 1,79 2,21 2,35 Jumlah 9,67 8,01 9,25 9,14 Rata-rata 2,42 2,00 2,31 2,29

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh tepung bulu ayam fermentasi terhadap konversi pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Tidak berpengaruhnya tepung bulu ayam fermentasi terhadap konversi pakan sejalan dengan berpengaruhnya perlakuan tersebut terhadap pertambahan berat badan.

Nilai konversi pakan yang diperoleh pada penelitian ini P1, P2, P3 lebih rendah dibandingkan dengan konversi pakan komersil P0.

Rendahhnya nilai konversi pakan P1, P2, P3 pada penelitian ini menunjukan bahwa zat makanan yang dikonsumsi khususnya protein yang terdapat pada tepung bulu ayam fermentasi dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang pertumbuhan ternak.

Konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan berat badan, apabila nilai konversi

(36)

pakan rendah, berarti ayam efesien dalam penggunaan pakan. Hal ini berhubungan dengan biaya produksi, apabila semakin rendah nilai konversi pakan, berarti kita dapat meminimalisir biaya penggunaan pakan.

Wiradisastra, D.H. (2001) berpendapat bahwa Nilai suatu pakan selain ditentukan oleh nilai konsumsi pakan dan tingkat pertumbuhan berat badan juga ditentukan oleh tingkat konversi pakan, dimana konversi pakan menggambarkan banyaknya jumlah pakan yang digunakan untuk pertumbuhannya. Semakin rendah angka konversi pakan berarti kualitas pakan semakin baik.

Sesuai dengan pendapat Card dan Neshein (1997) bahwa nilai konversi pakan berhubungan dengan biaya produksi khususnya biaya pakan karena semakin tinggi konversi pakan maka biaya pakan akan meningkat karena jumlah pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan berat badan dalam jangka waktu tertentu semakin tinggi.

Nilai konversi pakan yang tinggi menunjukan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menaikan berat badan semakin meningkat dan efesiensi penggunaan pakan rendah.

Hasil penelitian ini terlihat nilai konversi pakan pada P2, P3 lebih tinggi dibandingkan P1. tingginya nilai konversi pakan P2, P3 dipengaruhi oleh faktor protein yang terdapat pada tepung bulu ayam yang merupakan protein keratin yang sulit dicernah oleh ternak unggas. Semakin tinggi penggunaan tepung bulu ayam akan memperparah ketidakseimbangan asam amino di dalam pakan, sehingga ternak yang mengkonsumsi pakan

(37)

tersebut akan mengalami defisiensi asam amino esensial, terutama lisin, metionin dan histidin sehingga ayam cenderum mengkonsumsi pakan yang tidak ada campuran tepung bulu ayam.

(38)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung bulu ayam fermentasi pada pakan basal dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler khususnya pertambahan berat badan (PBB) dan konversi pakan ayam broiler.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan bagi masyarakat khususnya bagi para peneliti selanjutnya bisa menggunakan tepung bulu ayam fermentasi sebagai sumber protein dalam pakan basal.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B., T. 1996. Kesehatan Sapi Kanisius, Yogyakarta

Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging.

Agromedia Pustaka. Jakarta.

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Seri Beternak Mandiri.

Lembaga Satu Gunungbudi, Bogor.

Amrullah, I. K. 2003. Manajemen ternak ayam broiler. Ipb-press, bogor.

Utama. Jakarta.

Anggorodi. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[Balitbang] Badan Litbang Pertanian. 2006. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Unggas. Badan Litbang Pertanian.

Jakarta: Departemen Pertanian

Bell, D. D &W.D. Weaver, Jr. 2002. Comercial Chicken Meat and Egg Production. 5th Edition. Springer Science and Business Medial Inc, New York.

Card, L. E and Nesheim. 1992. Poultry Production. Urbana: National Book Store Inc.

---,1997. Poultry Production. 11th Ed. Lea and Febiger. Philadelphia. California

Darma et al,. 1994. Upgrading the nutritional value ofcassava leaves through fungal biotechnology. Report to ANBAPH. BPT. Bogor.

Darmono. 1993. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius, Yogyakarta.

Ensminger, M.E., J. E. Oldfield and W. W. Heinemer. 1990. Feeds Nutrition.Co., California

(40)

Hardjoswaro dan Rukminasih .2000.peningkatan Produksi Ternak Unggas.Penebar Swadaya. Jakarta

Hartadi,H,S, Reksohardiprojo ada A .D . Tillman . 1997 . Tabel komposisi pakan untuk Indonesia . UniversitasGajah Mada.

Kastasudjana. 1994. Manajemen ternak unggas, swadaya, Jakarta:

Erlangga

---. 2006. Manajemen ternak unggas. Penebar swadaya jakarta

Kim, W. K and Patterson, P. H., 2000. Nutritional Value of Enzyme- or Sodium Hydroxide-Treated Feathers from Dead Hens. Poultry Science 79:528-534

Lin, X., Lee, C. G,. Casale, ES., Shih, JCH., 1992. Purification and characterization of a ase from a Bacilluslicheniformis strain. Appl Environ Microbiol 58: 3271-3275

Lubis. 1992. Meningkatkan Produksi Unggas. Perguruan Tinggi Universitas Gaja Mada.

Murtidjo, B. A. 1992. Pedoman beternak ayam broiler. Kanisius.

Yogyakarta.

---1995. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta:

Kanisius

---. 1995. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Muladno et al., 2008). Kontribusi ayam. [serial on line]

http://www.muladno.com/book-

Murray,R.K. dkk. 2003. BiokimiaKlinikEdisi4. Jakarta:EGC.

National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry Ninth Revised Edition National Academy Press. Washington DC.

(41)

North, M. O. and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Product Manual.

4h Ed. Van Nostrand Reinhold.New York

Parakkasi. A.1999. Ilmu nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press Jakarta

Rasyaf. 2004. Makanan ayam broiler. Jakarta. Penebar swadaya

---. 2006. Manajemen peternakan ayam. Jakarta penebar swadaya ---. 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius.

Jakarta.

---,1993. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

---, 1994. Makanan Broiler. Penerbit Kanisius, Yogyakarta ---, 1999. Beternak Ayam Pedaging.Cetakan ke-18. PT Penebar

Swadaya. Jakarta.

---. 2000. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya, Jakarta: Erlangga.

___________2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.

Santoso, U. 2002. Pengaruh tipe kandang dan pembatasan pakan dia walpertumbuhan terhadap performans dan penimbunan lem ak pada ayam pedanging unsexed. JITV 7(2): 84-89

Sudaro, Y. & A. Siriwa. 2007. Ransum Ayam dan Itik. Cetakan IX.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Suprijatna, E. U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu dasar ternak unggas. Penebar swadaya,jakarta.

(42)

---. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Suprijatna, E., W. Sarengat Dan S. Kismiati. 2005. Pertumbuhan organ reproduksi dan dampaknya terhadap performans produksi telur ayam buras yang memperoleh pakan dengan taraf protein berbeda saat periode pertumbuhan. Pros. Seminar Nasional Revitalisasi Bidang Kesehatan Hewan Dan Manajemen Peternakan Menuju Ekonomi Global. Dies Natalis XXXIII Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR. Surabaya. hlm. 45 – 54.

Suprijatna, E. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta: Penebar Swadaya

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo& S.

Lehdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas G adjah Mada Press, Yogyakarta.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo

& S.

Lehdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi Ke4. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta

Wiradisastra, D.H. 2001. Pengaruh Tingkat Metionin Dalam Ransum Terhadap Prestasi Ayam Broiler Umur 3 – 6 Minggu. Jurnal Bionatura. 3 (1). 27- 34.

Wahju. 2004, Ilmu nutrisi unggas. Cetakan III universitas press.

Yogyakarta.

Yuwantan, T 2004. Ilmu ternak unggas.kanisisus. yogyakarta

Zerdani I., Faid M., Malki A. 2004. Feather wastes digestion by new isolated strains Bacillus sp. in Morocco. African J Biotechnol 3 (1):

67-70

(43)

LAMPIRAN 1. Data primer hasil penelitian

Pertambahan Berat Badan ayam(PBB)

Rata Rata Berat Badan Ayam/Ekor (Penimbagan Awal

ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 186.17 179.5 188.5 184.83

2 174.5 188.33 172.33 187.5

3 173 185.83 181.33 189.67

4 177 183.17 184 186.83

jumlah 710,67 736,83 726,16 748,83

rata- rata 177,67 184,21 181,54 187,21

Rata- Rata Berat Badan Ayam/Ekor (Penimbangan Minggu Ke-II)

ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 381,67 385,33 365,17 346

2 365,5 397,67 343,17 366,17

3 353,67 393 363,67 352,33

4 390,17 391,33 378,33 341,33

jumlah 1491,01 1567,33 1450,34 1405,83

rata- rata 372,75 391,83 362,58 351,46

Rata-Rata Berat Badan Ayam/Ekor (Penimbangan Minggu Ke-III

ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 732.33 679.33 662.33 583.83

2 675.17 713.67 620 659

3 622.17 671.67 650.17 617.33

4 725 694.83 668.33 596.67

jumlah 2754.67 2759.5 2600.83 2456.83

rata-rata 688.67 689.88 650.21 614.21

Rata- Rata Berat Badan Ayam/Ekor (Penimbangan Terakhir

(44)

ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 1069.17 1039.17 979.17 841.5

2 994 1054.83 884 946.6

3 927.83 981.17 936.67 874.67

4 1029.5 1009.33 964 835.17

jumlah 4020.5 4084.5 3763.84 3497.94

rata- rata 1005.12 1021.12 940.96 874.485

Rekapitulasi Pertambahan Berat Badan (PBB)

ulangan perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 38.39 37.38 34.38 28.55

2 35.63 37.67 30.94 33.00

3 32.82 34.58 32.84 29.78

4 37.07 35.92 33.91 28.19

jumlah 143.91 145.55 132.07 119.53

rata- rata 35.98 36.39 33.02 29.88

(45)

Konsumsi Pakan

Komulatif Konsumsi Pakan

P0 P1 P2 P3

1

minggu I 54,26 48,55 62,31 53,07

minggu II 92 38,09 82,38 78,53

minggu III 95,61 90,13 91,15 74,24

jumlah 241,87 176,77 235,84 205,84

rata- rata 80,623 58,923 78,613 68,61

2

minggu I 90,47 55,38 50 45,93

minggu II 101 89,09 91,67 92,19

minggu III 78,33 96,46 78,26 65,94

jumlah 269,8 240,93 219,93 204,06

rata- rata 89,93 80,31 73,31 68,02

3

minggu I 67,73 57,69 60,45 50,88

minggu II 78,86 97,34 76,93 82,83

minggu III 111,72 105,42 97 74,35

jumlah 258,31 260,45 234,38 208,06

rata- rata 86,10 86,82 78,13 69,35

4

minggu I 67,07 67,09 64,97 48

minggu II 118,55 39,78 77,93 77,71

minggu III 78,24 91,42 82,31 73,11

jumlah 263,86 193,29 225,21 198,82

rata- rata 89,95 64,43 75,07 66,27

Rekapitulasi Konsumsi Pakan

ulangan P0 P1 P2 P3

1 80,62 58,92 78,61 68,61

2 89,93 80,31 73,31 68,02

3 86,10 86,82 78,13 69,35

4 89,95 64,43 75,07 66,27

Jumlah 346,6 290,48 705,12 272,25

Rata-rata 86,65 72,62 76,28 68,062

Konversi Pakan

(46)

Rekapitulasi Pertambahan Berat Badan (PBB)

ulangan perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 38.39 37.38 34.38 28.55

2 35.63 37.67 30.94 33.00

3 32.82 34.58 32.84 29.78

4 37.07 35.92 33.91 28.19

jumlah 143.91 145.55 132.07 119.53

rata- rata 35.98 36.39 33.02 29.88

Rekapitulasi Konsumsi Pakan

ulangan P0 P1 P2 P3

1 80,62 58,92 78,61 68,61

2 89,93 80,31 73,31 68,02

3 86,10 86,82 78,13 69,35

4 89,95 64,43 75,07 66,27

Jumlah 346,6 290,48 705,12 272,25

Rata-rata 86,65 72,62 76,28 68,062

Rekapitulasi Konversi Pakan/Hari

ulangan P0 P1 P2 P3

1 2 1.58 2.29 2.40

2 2.52 2.13 2.37 2.06

3 2.62 2.51 2.38 2.33

4 2.43 1.79 2.21 2.35

Jumlah 10 8.01 9.25 9.14

Rata-rata 2.42 2.00 2.31 2.29

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

RIWAYAT HIDUP

ARKADIUS PODE, lahir di Maunori, Desa Mbaenuamuri, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 12 Januari 1992, anak ke enam dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Zakarias Sa dan Ibu Veronika Ngodi.

Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Kotowuji tepatnya di Desa Kotowuji Timur, Kec Keo Tengah, Kab Nagekeo, Prov Nusa Tengara Timur (NTT) pada tahun 2004. Pada tahun itu juga Peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Setia Budi dan tamat pada tahun 2007, kemudian melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Jurusan Peternakan di SMKN.1 Aesesa, Kec Aesesa, Kab Nagekeo, Prop Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tamat pada tahun 2010. Setelah tamat Peneliti bekerja sebagai Paramedic Veteriner Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian Peternakan Kec Keo Tengah sampai pada tahun 2012. Pada tahun 2013 Peneliti melanjutkan Pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Bosowa Makassar, Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan, Program Studi Produksi ternak.

Gambar

Tabel  1.    Kebutuhan  Nutrisi  Pakan  Ayam  Broiler  pada  Periode  Starter  dan        Periode Finisher
Tabel 2 : Kandungan Nutrisi Tepung Bulu Ayam Terolah
Table 3. Kandungan Nutrisi Pakan Butiran BP11
Table 4. Kandungan Konsentrat CAB PARAMA
+4

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan lapaoran Tugas

Segala syukur dan puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan anugerahnya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang begitu besar akhirnya Penulis

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih, karunia, dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih-Nya sehingga skripsi tentang penambahan enzim papain pada pakan

v KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi

i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, tuntunan dan kasih karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan berkat-Nya yang berlimpah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap RAL dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan P0 pakan mengandung 0% tepung bulu ayam fermentasi, P1 pakan campuran mengandung 3% tepung