Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Makassar : 99 Halaman + 21 Tabel + 6 Foto + 28 Daftar Pustaka + Lampiran + Dibimbing oleh Dr. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Makassar. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu One Stop Kota Makassar Dinas (DPM-PTSP)”.
Terima kasih kepada staf Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Makassar yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pengelola DPMPTSP Kota Makassar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memerlukan kinerja pegawai yang maksimal, dan untuk mencapai hasil yang maksimal maka diperlukan motivasi kerja bagi pegawai DPMPTSP Kota Makassar. 5 Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, rendahnya motivasi kerja di DPMPTSP Kota Makassar mengakibatkan kinerja pegawai tidak maksimal dalam melayani masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Makassar”. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Makassar.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Pengertian Motivasi Kerja
9 Menurut Robbins, motivasi adalah suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan individu untuk mencapai tujuan. Menurut Afandi (2018:23), motivasi adalah suatu keinginan yang timbul dalam diri seseorang atau individu karena ia terinspirasi, terdorong dan terdorong untuk melakukan kegiatan dengan ikhlas, gembira dan ikhlas agar hasil dari kegiatan yang dilakukan menjadi baik dan baik. hasil yang berkualitas. Motivasi mengajarkan bagaimana merangsang semangat kerja bawahan agar mau bekerja lebih keras dengan menggunakan segala kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk maju dan mencapai tujuan perusahaan.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah berbagai upaya yang dilakukan manusia untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Namun, pemenuhan keinginan dan kebutuhan tidak mudah dicapai tanpa usaha yang maksimal. Segala sesuatu yang berupa barang, jasa, dan uang merupakan imbalan yang diterima pegawai karena jasanya yang terlibat dalam organisasi.
Keadaan atau kondisi lingkungan kerja suatu perusahaan yang menjadi tempat kerja bagi para pegawai yang bekerja pada lingkungan tersebut. Kondisi kerja yang baik adalah kondisi yang nyaman dan mendukung pekerja untuk melakukan aktivitasnya dengan baik. Segala sesuatu dalam organisasi yang menempati dan dinikmati para karyawannya, baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan maupun demi kelancaran arus kerja.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja
- Faktor yang berhubungan dengan keuangan
- Faktor non keuangan
- Kehidupan Pribadi
- Gaji
- Kondisi Kerja
- Keamanan Kerja
- Kebijakan dan Administrasi Instansi
- Faktor Intern
- Faktor Ekstern
Pernyataan yang diberikan atasan apakah pegawai tersebut telah melaksanakan motivasi yang diberikan kepadanya atau belum. Gaji adalah upah yang dibayarkan pada waktu tertentu, harga yang dibayarkan kepada orang yang memberikan jasa. Kondisi kerja adalah seperangkat kondisi atau keadaan lingkungan kerja suatu perusahaan yang menjadi tempat kerja bagi pegawai yang bekerja pada lingkungan tersebut.
Kondisi yang dimaksud adalah kondisi kerja yang baik, yaitu suasana nyaman yang membantu pekerja dalam melakukan aktivitasnya dengan baik. Hal ini mencakup segala sesuatu di lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja kerja serta keselamatan dan keamanan, suhu, kelembaban, ventilasi, pencahayaan, dan lain-lain. Keselamatan dalam bekerja merupakan unsur pendukung yang menunjang terciptanya suasana kerja yang aman, baik dalam bentuk material (pakaian kerja, sepatu, sarung tangan, kaca mata, helm, dan lain-lain) maupun dalam bentuk immaterial (buku petunjuk alat, rambu dan isyarat bahaya. , peringatan dari petugas keamanan).. 14 5) Hubungan dengan teman dan atasan.
Derajat kedekatan hubungan dengan teman dan atasan mempengaruhi kualitas dan intensitas interaksi yang terjadi dalam kelompok. Lingkungan kerja adalah keseluruhan ruang kerja dan prasarana yang ada di sekitar pekerja yang melakukan pekerjaan, yang dapat mempengaruhi prestasi kerja. Gaji yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong karyawannya melakukan pekerjaan dengan baik.
Fungsi pengawasan tempat kerja adalah membimbing, mengarahkan kerja para pegawai agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik tanpa adanya kesalahan. Siapapun akan rela bekerja keras dan mengorbankan apa yang dimilikinya untuk perusahaan jika yang bersangkutan merasa ada jaminan karir yang jelas dalam melakukan pekerjaan tersebut. Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan sistem dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan.
Sistem dan prosedur kerja tersebut disebut peraturan yang berlaku dan mengatur serta melindungi karyawan.
Kinerja Pegawai
Pengertian Kinerja Pegawai
17 Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, guna mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara sah, tanpa melanggar hukum dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. dengan moral dan etika. Sedangkan Hasibuan (2017:94) berpendapat bahwa kinerja pegawai adalah pelaksanaan kerja oleh pegawai atau anggota suatu organisasi, baik secara individu maupun kelompok. Pekerjaan ini tidak hanya berarti melihat atau menilai penampilan fisik saja, namun mencakup beberapa hal seperti; kemampuan kerja, disiplin, hubungan kerja, inisiatif, kepemimpinan, dan hal-hal lain yang khusus sesuai dengan bidang dan tingkat pekerjaan yang dipegang.
Selain itu menurut Mangkunegara (2017), kinerja pegawai adalah penyelesaian pekerjaan berdasarkan keterampilan, kemampuan, kreativitas dan inisiatif sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.Beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli dengan jelas menunjukkan bahwa pekerjaan dengan kinerja pegawai yang lebih tinggi akan lebih cepat selesai. , kerusakan bisa dikurangi, ketidakhadiran bisa dikurangi, artinya kita berharap tidak hanya kinerja yang bisa ditingkatkan, tapi kesalahan kerja juga bisa dikurangi. Dalam kajian manajemen kinerja pegawai atau pegawai, terdapat hal-hal yang memerlukan perhatian besar seperti kinerja individu seorang pegawai dalam suatu organisasi. Berhasil tidaknya kinerja pegawai yang dicapai organisasi akan dipengaruhi oleh tingkat kinerja pegawai secara individu maupun kelompok.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kinerja adalah kualitas dan kuantitas keluaran (output) individu atau kelompok dalam suatu kegiatan tertentu yang disebabkan oleh kemampuan atau kemampuan alamiah yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan dan motivasi untuk mencapainya.
2. 2 Indikator Kinerja Pegawai
Kuantitas merupakan ukuran banyaknya satuan hasil kerja dan banyaknya siklus kegiatan yang diselesaikan oleh pegawai sehingga kinerja pegawai dapat diukur dengan angka tersebut (satuan/siklus). Ketepatan waktu merupakan tingkat kegiatan yang selesai pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil keluaran dan waktu maksimal yang tersedia untuk kegiatan lainnya (Robbins. Kinerja pegawai juga dapat diukur dari ketepatan waktu pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. pekerjaan yang diberikan kepada mereka.
Efisiensi disini adalah tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi dan bahan baku) yang maksimal dengan tujuan meningkatkan hasil setiap unit dalam penggunaan sumber daya (Robbins. Hal ini dalam penggunaan sumber daya baik manusia maupun manusia). sumber daya itu sendiri dan sumber daya yang berupa teknologi, Kemandirian adalah tingkat seseorang yang kelak mampu menjalankan fungsi pekerjaannya tanpa mendapat bantuan, bimbingan atau atasan (Robbins.
Apabila kinerja seorang pegawai meningkat atau menurun, hal ini dapat dilihat dari kualitas kerja pegawai, kuantitas kerja pegawai, lama kerja pegawai dalam segala aspek, efektifitas dan kemandirian pegawai dalam bekerja. Selain pendapat para ahli, pemerintah mempunyai indikator kinerja pegawai, yakni pada Pasal 72 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kinerja Pegawai. Mengenai indikator yang dapat meningkatkan kinerja pegawai, menurut Wibowo (2014:85), perlu diketahui kemajuan pencapaian standar, tujuan dan waktu yang tersedia.
Terdapat tujuh indikator kinerja yaitu; tujuan, norma, umpan balik, alat atau sumber daya, kompetensi, motif dan peluang. Alat atau sumber daya adalah sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dengan sukses. Kompetensi merupakan kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.
Manajer memfasilitasi motivasi karyawan dengan insentif dalam bentuk uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan masa depan, menetapkan standar yang dapat dicapai, meminta umpan balik, memberikan kebebasan dalam melakukan pekerjaan, termasuk waktu untuk melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diproses dan menghilangkan tindakan, sehingga menimbulkan disinsentif.
2. 3 Faktor - faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawai
- Dasar- dasar Teori/Konjungsi
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Pikir
- Hipotesis
Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik terhadap pekerjaannya akan mencapai hasil kerja yang baik, begitu pula sebaliknya. Hakim (2006) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah faktor motivasi, dimana motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan atau mencapai hasil yang diinginkan. Terbentuknya motivasi yang kuat akan mendatangkan hasil atau kinerja yang baik, serta kualitas pekerjaan yang dilakukan.
Artinya setiap peningkatan motivasi yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya akan menjamin peningkatan kinerjanya. Oleh karena kedudukan dan hubungan tersebut, maka sangat strategis jika pengembangan kinerja individu pegawai dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Tugas manajemen adalah mendorong pegawai agar memiliki semangat dan semangat kerja yang tinggi serta gigih dalam bekerja.
Berdasarkan berbagai teori di atas dapat dikatakan bahwa motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan kinerja pegawai. Oleh karena itu, setiap perusahaan hendaknya mempunyai motivasi kerja yang sesuai untuk kelangsungan kerja karyawan dan meningkatkan kinerja karyawan. Indikator variabel motivasi kerja antara lain adalah gaji, suasana kerja, keamanan kerja dan hubungan interpersonal.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa motivasi kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai, dimana positif ditunjukkan dengan nilai 0,162 dan signifikan ditunjukkan dengan 0,000<. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan. Berikut teori yang dikemukakan Afandi (2018:23) mengenai motivasi kerja yaitu dengan indikator sebagai berikut. Kualitas kerja pegawai dapat diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas yang menyangkut keterampilan dan kemampuan pegawai tersebut (Robbins.
Mutu kerja dapat digambarkan dari baik buruknya hasil kerja pegawai pada akhir pekerjaan serta keterampilan dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Efektivitas disini adalah tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi dan bahan baku) yang maksimal guna meningkatkan hasil setiap unit dalam penggunaan sumber daya (Robbins. Dari teori inilah yang nantinya digunakan sebagai alat ukur alat atau indikator dalam menilai ada tidaknya pengaruh motivasi kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Makassar.