Penanganan benih kentang dan strawberry dan pendistribusiannya Benih merupakan salah satu faktor penting dalam pertanian modern, dimana salah satu masalah benih yang masih dimiliki pertanian Indonesia adalah sedikitnya benih berkualitas dan adanya ketergantungan impor benih.
Penanganan benih kentang
Latar belakang pentingnya penanganan dan pendistribusian benih kentang adalah besarnya kebutuhan kentang di dalam negeri. Hal ini didukung dengan meningkatnya prefensi konsumen terhadap fast food yang sering kali disajikan berdampingan dengan kentang. Dalam produksi benih kentang, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, seperti tissue culture (2 bulan), aklimatisasi (1 bulan), produksi G0 (3 bulan), storage/dorman periode (3-5 bulan), produksi G1 (3 bulan), dan produksi G2-G4 (3-12 bulan).
Kemudian, sebelum benih kentang di distribusikan, terdapat beberapa tahap penanganan yang harus dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut.
• Pencucian, bertujuan untuk menghilangkan kotoran atau kontaminasi.
• Penyortiran dan pengkelasan, tedapat beberapa kriteria ukuran, seperti S (<5 gr), M (50-80 gr), L (80-120 gr), XL (120-200 gr)
• Pengemasan, bertujuan untuk melindungi adanya kerusakan secara mekanis, fisiologis, kimiawi, dan biologis. Media yang digunakan adalah krat atau keranjang
• Penyimpanan, dilakukan pada ruangan bersuhu rendah guna memperpanjang umur simpan dan menyediakan pasokan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Nama : Rianne Safitri NPM : 150510210162 Kelas : D
Dosen Pengampu : Erni Suminar, SP., MSi.
Penanganan benih strawberry
Penanganan benih strawberry dimulai dengan menentukan benih dari tanaman induk yang akan dipanen. Panen tersebut dilakukan dengan cara memotong sulur anakan yang dipilih, lalu dipindahkan ke area penyeleksian benih.
Kemudian, penyeleksian tersebut dapat dilihat dari benih yang sehat dan memiliki vigor yang baik. Pada umumnya umur benih yang siap salur berusia 1-2 bulan dari awal tanam stolon.
Selanjutnya, benih yang sudah diseleksi akan dikemas untuk didistribusikan. Untuk jarak yang tidak terlalu jauh, benih akan dikirimkan bersama dengan media tanamnya. Sementara untuk jarak jauh, benih yang akan dikirim berbentuk akar. Pengiriman benih dengan akar harus dilakukan dengan pembungkusan koran dan tanpa pencucian, supaya benih tidak dalam keadaan lembab berlebih
Ecofarming
Ecofarming merupakan bentuk budidaya pertanian yang mengusahakan sedapat mungkin tercapainya keharmonisan dengan lingkungan. Salah satu penerapan ecofarming yang dilakukan bumi agro adalah penggunaan media tanam berupa cocopeat dan pupuk kandang. Pemilihan cocopeat didasarkan pada karakteristiknya yang mudah diurai oleh mikroorganisme sehingga porositas dapat meningkat dan simpanan air dapat bertahan lebih lama. Disisi lain, pemilihan pupuk kandang didasarkan pada sifatnya yang dapat menambah unsur hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.