• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Diera modern perusahaan harus mencermati dan menganalisis kinerja perusahaan agar dapat bertahan, salah satu cara untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan adalah dengan melihat laporan arus kas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENDAHULUAN Diera modern perusahaan harus mencermati dan menganalisis kinerja perusahaan agar dapat bertahan, salah satu cara untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan adalah dengan melihat laporan arus kas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

206 Jumiati Sarunda, Arszad Paweroi, Tamsil

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT BPR HASAMITRA DI MAKASSAR

Jumiati Sarunda 1, Arszad Paweroi 2, Tamsil3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

[email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT

This research aimed to analyze the report on cash flow to assess financial performance at PT. BPR Hasamitra. Technique of data collection was questioner and documents. Technique of data analysis was cooperative cash flow Ratio, Adequate cash flow ratio on fluent debt (CKLH), Ratio analysis on Nett Cash flow, analysis adequate cash flow on interest. Based on the fourth ratio of cash flow, it can be concluded that the four cash flow was bad as on the average standard 1 there were only several debts on consumers that increased annually. Therefore the company found difficulties to create cash flow. On the other hand the company increased debt control on consumers to make sure that they were able to pay debt.

Keywords: Report on cash flow, financial report.

PENDAHULUAN

Diera modern perusahaan harus mencermati dan menganalisis kinerja perusahaan agar dapat bertahan, salah satu cara untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan adalah dengan melihat laporan arus kas. Penilaian suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis dua aspek, yaitu kinerja finansial dan kinerja non finansial. Kinerja finansial dapat dilihat dari data-data laporan keuangan, sedangkan kinerja non finansial dapat dilihat dari aspek-aspek pemasaran, aspek teknologi, maupun aspek manajemen.

Pelaporan keuangan merupakan laporan keuangan yang ditambah dengan informasi- informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan, seperti informasi tentang sumber daya, dan informasi tentang prospek perusahaan yangmerupakan bagian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup. Secara umum, tujuan utama setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk mencapai laba yang maksimal.

Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila secara berkesinambungan dapat memenuhi kewajibannya dan meningkatkan kemampuan labanya.

Kinerja keuangan merupakan hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia. Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menilai kinerja keuangan baik atau tidak bisa menganalisis laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

Rumusan Masalah dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana mengetahui laporan arus kas untuk menilai kinerja keuangan pada PT BPR Hasamitra di Makassar?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laporan arus kas dalam menilai kinerja keuangan pada PT BPR Hasamitra.

TINJAUAN LITERATUR

Laporan keuangan adalah laporan bagian dari proses pelaporan keuangan yang

(2)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 206-212 lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu juga sigmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga

Menurut Munawir (2014), pada awalnya laporan keuangan pada suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersesbut. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan tanggung jawab manajer keuangan. Manajer keuangan bertugas dalam mencari dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang dipilih.

Menurut Oktavianus (2015), laporan keuangan berfungsi untuk mengetahui perkembangan keberhasilan perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan keuangan dapar bermanfaat kepada pihak- pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.

Hal ini dijadikan dasar bagi mereka untuk mengambil keputusan yang berkaitan hubungannya dengan keuangan perusahaan.

Menurut Kamsir (2017), dalam praktinya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar atau.

Menurut Tamsil (2013), kinerja keuangan, yaitu pengukuran kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal, efisiensi, reabilitas dan kegiatan perusahaan.

Adapun tujuan kinerja keuangan antara lain: 1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih; 2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, apabila

perusahaan tersebut dilikuiditas baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang; 3) Untuk mengetahui tingkat profibilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu; 4) Untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahannya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mrngalami hambatan.

Laporan keuangan yang lengkap Menurut standar akuntansi keuangan meliputi;

a. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode.

b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode.

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode.

d. Laporan arus kas selama periode Catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap menurut Standar Akuntansi Keuangan, meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan

Menurut Bahri (2016), catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan, penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.

Laporan arus kas adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode

Menurut Diana dkk (2017), salah satu tujuan dari laporan keuangan adalah membantu pengguna dalam memprediksi arus kas dimasa dating, khususnya waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Menurut Bahri (2016), laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan tujuan investasi dan lainnya. Pada umumnya investasi diklasifikasikan setara kas jika akan segerah jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan.

(3)

208 Jumiatai Sarunda, Arsyad Paweroi, Tamsil Analisis laporan arus kas merupakan analisis finansial yang sangat penting bagi seorang manajemen keuangan suatu perusahaan disamping alat-alat finansial lainnya. Dengan melakukan analisis laporan arus kas, manajer keuangan dapat melaksanakan salah satu fungsinya yaitu fungsi perencanaan.

Menurut (2015), salah satu analisis keuangan dengan menggunakan informasi laporan arus kas adalah analisis rasio laporan arus kas dan komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai informasi dala analisis rasio.

Menurut Martani (2014), laporan arus merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu. Melalui laporan arus kas, pengguna laporan keuangan inginmengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.

Menurut Santoso (2007), laporan arus kas didasarkan pada neraca dan daftar perhitungan laba-rugi perbandingan (neraca komporatif dan laporan laba rugi). Sekalipun demikian, hal ini tidak dimaksudkan untuk menjadi duplikasi atau pengganti laporan tersebut. Laporan arus kas ini dimaksudkan untuk membantu para investor, kreditur, dan pemakai eksternal lainnya agar dapat memahami dengan lebih baik tentang aktivitas pembayaran dan investasi suatu perusahaan untuk satu periode tertentu.

Menurut Ratmono (2015), laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas daerah selama periode tertentu

Menurut Samryn (2016), dalam perusahaan-perusahaan kecil, atau organisasi non komersial sering ditemui laporan arus kas dalam bentuk sederhana yang cukup menunjukkan informasi tentang saldo awal kas, penerimaan, pengeluaran, surplus/defisist kas, dan akhir kas. Jika dilihat dari persfektif sistem informasi, bentuk ini kurang memadai untuk menggambarkan hubungan arus kas dengan informasi akuntansi dalam laporan keuangan lain. Secara teoretis, jika dihubungkan denagn akuntansi accrual basis, bentuk laporan ini tidak cukup memadai untuk menggambarkan prinsip kelangsungan usaha.

Menuruta Sujarweni (2017), analisis laporan keuangan adalah sutau proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-

unsur yang bertujuan untuk mengaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.

Munawir (2010), analisis laporan keuangan adalah keuangan yang terdiri dari penelahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau melihat kepada suatu keadaan kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangutan.

Munawir (2010) menyatakan bahwa, teknik analisis laporan keuangan terdiri dari analisis perbandingan laporan keuangan;

metode dan teknik analisis dengan cara memperbanding laporan keuang untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan data absolut atau jumlah-jumlah, kenaikan atau penurunan dalam presentase, perbandingan yang dinyatakan dalam rasio, presentase dalam total.

Suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber data penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

Sumber metode analisis untuk mengahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah desain eksprimental lebih leluas untuk dilakukan.

Riset kuantitatif dapat digunakan untuk membandingkan kelompok yang diperlakukan sebagai subjek eksperimen dan kontrol.

Lokasi dan waktu penelitian yang menjadi objek penelitian penulis adalah pada perusahaan di PT BPR Hasamitra di Jl. Dr Wahidin Sudiro Husudo Makassar, sedangkan waktu penulisan dilakukan selama dua bulan.

Jenis data yang digunakan penulis adalah: 1) Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung seperti besarnya pajak penghasilan yang dikeluarkan oleh perusahaan serta data lainnya yang menunjang pembahasan penelitian proposal ini. 2) Data kualitatif, yaitu data yang bersifat informasi yang menyangkut masalah sejarah pendirian perusahaan dan uraian tugas masing- masing bagian dalam perusahaan.

(4)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 206-212 Sumber data yang digunakan penulis adalah: 1) Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian; 2) Data sekunder adalah data yang berupa data-data yang telah tersedia yang dapat diperoleh melalui jurnal dan informasi yang langsung diperoleh dari lokasi penelitian.

Teknik pengumpulan data metode pengumpulan data dilakukan dengan: 1) Observasi yaitu dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data khususnya masalah Perhitungan Pajak Penghasilan Badan; 2) Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data perusahaan seperti neraca, dan laporan laba/rugi.

Teknik analisis data penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan dan mengklasifikasikan data.

Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

1. Rasio arus kas operasi (AKO)

2. Rasio cakupan kas terhadap hutang lancar (CKHL)

3. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB).

Rasio kecukupan terhadap bunga (CKB) HASIL DAN PEMBAHASAN

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar.

Rasio Arus Kas Operasi (AKO) AKO=

2016= =0,44952

20I7= =0,I4822

20I8= =0,08689

Tabel 1. Rasio Arus Kas Operasi

Tahun Jumlah arus kas

Operasi

Kewajiban lancar Rasio arus kas

ako 2016 (732.79 ) 1.630.168.852.889 -0,44952 2017 (290. ) 1.962.448.642.759 -0,14822 201 190.713.533.50 2.194.745.655.89I -0,08689

Sumber: Data Diolah (2019)

Dari tabel diatas menunjukkan rasio arus kas operasi perusahaan belum baik, pada tahun 2016, rasio arus kas operasi PT BPR Hasamitra sebesar -0,44952. Berdasarkan rasio ditahun tersebut dapat diartikan bahwa rasio arus kas operasi perusahaan belum baik karena setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp.- 0,44952 arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Rasio arus kas operasi PT BPR Hasamitra ditahun 2017 mengalami penurunan menjadi –0,I4822. Berdasarkan rasio ditahun terseburt dapat diartikan bahwa rasio arus kas operasi perusahaan belum baik karena setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh -0,I4822 arus kas bersih dari aktivitas operasi.

CKHL

2016= = 248,804

2017= = 49,2725

201 =25,46767

Tabel 2. Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL) dalam Miliyaran

Rupiah Tahun Arus kas

operasi

Deviden kas

Hutang lancar

Cukupan kas terhadap hutang

lancar 2016 732.796 416.502 44.619 248,8 2017 290.879 1.500 5.933 49,2 2018 190.713 (1.539) 7.548 25,4

Sumber: Data Diolah (2019)

Berdasarkan rasio cakupan kas hutang lancar PT BPR Hasamitra 2016 rasio sebesar Rp.248,804 menunjukkan bahwa kemampuan arus kas operasi dalam membayar hutang lancar tahun 2016 sebesar 248,804 kali. Tahun 2017 rasio sebesar 49,2725 menunjukkan bahwa kemampuan arus kas operasi dalam membayar hutang lancar tahun 2017 sebesar 49,2725 kali. Tahun 201 rasio sebesar 25,46767 menunjukkan bahwa kemampuan arus kas operasi dalam membayar hutang lancar tahu 201 sebesar 25,46767 kali.

(5)

210 Jumiatai Sarunda, Arsyad Paweroi, Tamsil Rasio Arus Kas Bebas Bersih (AKBB)

Cara yang paling baik untuk memeriksa laporan arus kasperusahaan adalah dengan mengembangkan analisis laporan arus kas bebas. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan rasio arus kas bebas, karena lebih mudah untuk menganalisis kesehatan perusahan. Rasio arus kas bebas dikatakan baik apabila perbandingannya adalah 2:1, artinya setiap Rp 1 kewajibannya lancar dijamin oleh Rp 2 kas bersih dari aktivitas operasi setelah dikurang pembayaran deviden dan pengeluaran modal. Rumus rasio ini adalah

AKBB=

2016 =

= 0,I90436 2017 =

= -0,03I65 2018 =

= -0,0II73

Tabel 3. Rasio Arus Kas Bebas Bersih (AKBB) dalam Miliaran Rupiah

Tahun

Kas bersih dari aktivitas

operasi

Pembayara n deviden

Pengeluaran modal

Kewajiban lancar

Rasio Arus Kas Bebas Bersih

2016 0,I9

2017 (220.2II) I.962.448 -0,03

201 I90.7I3 (I.539) (215.230) 2.2I9.767 0,0I

Sumber: Data diolah (2019)

Dari perhitunga diatas dapat dilihat bagaimana rasio arus ks bebas PT BPR Hasamitra pada tahun 2016-2018. Pada tahun 2016 rasio arus kas abebas perusahaan hanya sebesar 0,190436. Rasio arus kas bebas ditahun 2016 bisa dikatakan tidak baik, karena Rp 1 kewajiban lancar tidak cukup dijamin hanya 0,190436 kas bersih dari aktivitas operasi setelah dikurangi pembayaran deviden dan pengeluaran modal.

Rasio arus kas bebas perusahaan ditahun 2017 mengalami penurunan sebesar -0,03165.

Pada tahun 2018 rasio arus kas bebas mengalami penurunan sebesar 0,01173.

Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi dibagi dengan hutang.

CKB=

2016= = 2,81584

2017= =1,23278

201 =0,72952

Tabel 4. Rasio cakupan kas terhadap Bunga (CKB) (Dalam Miliaran Rupiah)

Tahun Arus kas operasi

Bunga Rasio cakupan kas terhadap bunga 2016 (732.796) 260.240 2,81

2017 (290.879) 235.952 1,23 2018 190.713 261.420 0,72

Sumber: Data Diolah (2019)

Dari perhitungan diatas menunjukkan rasio cakupan kas terhadap bunga perusahaan sudah baik. Pada tahun 2016, rasio cakupan kas terhadap bunga PT BPR Hasamitra sebesar 2,81584 Berdasarkan rasio ditahun tersebut dapat diartiksn bahwa rasio cakupan kas terhadap bunga perusahaan sudah baik karena setiap Rp 1 kewajiban bunga dijamin oleh Rp 2,81584 arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Rasio cakupan kas terhadap bunga pada PT BPR Hasamitra ditahun 2017 mengalami penurunan menjadi 1,23278

Rasio cakupan kas terhadap bunga ditahun 2018 mengalami penurunan menjad 0,72952. Berdasarkan rasio ditahun tersebut dapat diartikan bahwa rasio arus kas operasi perusahaan belum baik karena setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 0,72952 arus kas bersih dari aktiva operasi.

Rasio cakupan terhadap bunga dibawah 1 merupakan gejala awal penyebab kegagalan perusahaan, artinya perusahaan memiliki ketidak mampuan dalam memenuhi pembayaran bunga pada saat jatuh tempo dengan menggunakan arus kas masuk datri aktivitas operasinya. Jika hal ini terjadi, maka akan berdampak buruk bagi kelancaran dan kelangsungan hidup perusahaan dan membiayai pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

(6)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.02, Juni 2020, pp 206-212 PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Dari hasil analisis arus kas yang diukur dengan rasio arus kas operasi (AKO), kinerja PT BPR Hasamitra karena nilainya dibawah standar, yang artinya nilainya memiliki ketidakmampuan dalam memenuhi pembayaran hutang lancer pada saat jatuh tempo dengan menggunakan arus kas masuk dari aktivitas operasinya. 2) Dari hasil analisis arus kas yang diukur dengan rasio cakupan kas pada hutang lancer (CKHL), kinerja PT BPR Hasamitra pada tahun 2016 nilainya mencapai standar. Tetapi ditahun 2017-2018 buruk karena nilainya belum mencapai standar dikarenakan kenaikan hutang lancer pada kas operasinya mengalami penurunan setiap tahunnya. 3) Dari hasil analisis rasio arus kas kas bersih bebas (AKBB), kinerja PT BPR Hasamitra belum mencapai standar karena belum dapat membayar utang perusahaan. 4) Dari analisis arus kas yang diukur dengan rasio kecukupan arus kas (KAK), kinerja PT BPR Hasamitra nilainya menurun, berarti perusahaan tidak dapat membayar utang perusahaan.

Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja PT BPR Hasamitra buruk karena tidak dapat dapat mengelola arus kas yang ada untuk dapat menganalisis kas lebih banyak, sehingga memiliki rasio yang sangat kecil. Sedangakan kinerja PT BPR Hasamitra baik karena sudah mencapai standar, dikatakan kinerja yang baik karena arus kas operasi yang dimiliki dapat memenuhi kewajiban lancer, pembayaran bunga dan pajak pada periode yang ditentukan.

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan yaitu: 1) Perusahaan ini memiliki rasio arus kas operasi yang buruk, karena piutang kepada nasaba yang setiap tahunnya menurun yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam menghasilkan arus kas yang dihasilkan. Sebaiknya perusahaan meningkatkan pengendalian piutang dalam penagihan kepada nasaba dengan melihat apakah nasaba. 2) Perusahan memiliki rasio arus kas yang buruk, karena tidak dapat memenuhi kewajibanya, sebaiknya perusahaan mempercepat periode perputaran pesediaan untuk meningkatkan arus kas masuk perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful. (2016). Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP DAN IFRS.

Yogyakarta: CV. Andi Offet

Diana, (2017). Akuntansi Keuangan Daerah.

Yogyakarta: Penerbit: CV ANDI OFFSET Faud, Ramli, M, (2015). Pengantar Akuntansi

Keuangan Daerah. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Harrison T. (2015) Akuntansi Keuangan Internal Finansial Reporting Standars- IFRS. Penerbit: Erlangga

Herry. (2015), Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Consumer Goods Industry Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal.

Ismail, (2018). Akuntansi Bank. Palembang:

Prenadamedia Grup.

Kamsir. (2017) Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Martani, Dwi. (2014). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta Selatan:

Salemba Empat.

Mannaga, Idham. (2015). Pengantar Akuntansi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Lemabaga Ladang Kata.

Munawir. (2014). Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Penrbit Erlangga.

Oktovianus. (2015). Analisis Laporan Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Ratmono, Dwi. (2015). Akuntansi Keuangan

Daerah Berbasis Akrual. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Samrin, L. M, (2016). Pengantar Akuntansi Buku 2 Metode Akuntansi Untuk Elemen Laporan Keuangan. Jakarta: Perpustakan Nasional.

Sutrisno. (2013) Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPKM) Provinsi Sulawesi Selatan.

Sujarweni, V, Wiratna. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Santosos. Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Consumer Goods Industry Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal.

Sofyan, Syafri. (2014). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.

Tamsil. (2013). Analisis Rasio Likuiditaskeuangan Pada Perusahaan

(7)

212 Jumiatai Sarunda, Arsyad Paweroi, Tamsil Perum Perumnas Wilaya VII Makassar Sebagai Alat Pengembalian Keputusan.

Jurnal Ilmiah Akmen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nobel Indonesia Graha Multi Niaga.

Utari, Dewi. (2016). Akuntansi Manajemen (Pendekatan Praktis). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil evaluasi yang dilakukan, ternyata komposisi