• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRIMER KOPERASI KARTIKA HASANUDDINN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PRIMER KOPERASI KARTIKA HASANUDDINN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PRIMER KOPERASI KARTIKA HASANUDDIN DENMADAM XIV/HSN DI MAKASSAR

Sri Reski Musdalipa, Arsyad Paweroi, Tamsil Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

srireskimusdalifah@gmail.com, apaweroi@gmail.com, Tamsilpattalolo@gmail.com

ABSTRACT

The aimed of this research is to find out whether of application of accounting accounts receivable treatment at the Primary Cooperative Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar is accordance with accounting standards. The method used was a qualitative descriptive method. Data were collected by interview,

doucumentation, and discussion. The conclusionot this research was 1) Recognition of receivables was based on a nominal value that should be according to the standard mrasure of fair value, 2) did not recognize any allowance for uncollectible receivables that the accounting rules apply to the measurement uncollectible receivales, 3) Presentation of receivables has been presented based on their respective postings that were in accordance with generally accepted accounting standards.

Kata-kata kunci : Analysis, Accounting Treatment, Accounts Receivable.

PENDAHULUAN

Perusahaan dalam menjalankan usahanya melalui transaksi penjualan barang atau jasa setiap harinya. Penjualan inilah yang menyebabkan pendapatan bagi perusahaan. Oleh karenanya, penjualan yang lancar akan mengakibatkan lancarnya arus kas bagi perusahaan. Dalam melakukan penjualan, terdapat dua jenis transaksi yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Dimana resiko yang terjadi pada penjualan kredit akan menyebabkan tingginya risiko pembayaran bagi perusahaan.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan . Koperasi juga dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat 1

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Prinsip–

prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat.

Prinsip–prinsip tersebut adalah : kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing – masing

anggotanya, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi

Menurut UU No 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi terbagi menjadi 5 jenis yaitu koperasi konsumen, koperasi pemasaran, koperasi jasa keuangan, koperasi produsen dan koperasi serba usaha.

Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam di Makassar adalah satu usaha yang berbadan hukum koperasi dimana kegiatan utamanya memberikan jasa simpan pinjam dan pemberian dana secara kredit dengan jangka waktu tertentu disamping melakukan penjualan barang secara tunai maupun kredit. Maka dalam kesehariannya banyak melakukan transaksi secara kredit sehingga diperlukan pengelolaan yang baik sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

Usaha koperasi disusun oleh anggota dan untuk anggota. Pimpinan dalam koperasi disebut pengurus yang dipilih oleh anggota dalam masa jabatan tertentu. Koperasi tumbuh dari anggota lemah, bersatu guna memenuhi kebutuhan bersama. Pada umumnya usaha koperasi lebih

(2)

banyak bersifat sosial menolong anggota tetapi saat ini motif koperasi sudah mulai bergeser dari usaha-usaha yang mementingkan sosial belaka menjadi koperasi sebagai unit ekonomi yang harus memperhitungkan rugi dan laba. Koperasi sebagai salah satu bentuk usaha harus bisa mendapatkan laba. Tanpa laba maka koperasi tidak akan pernah maju. Dalam usahanya, koperasi akan lebih banyak menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, dalam koperasi anggota bertindak sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa dan usaha koperasi yang bersangkutan. Dengan kata lain, koperasi merupakan badan usaha yang didirikan, dikelola, dimiliki, diawasi, dan dimanfaatkan oleh anggotanya.

Kegiatan simpan pinjam merupakan aktivitas pokok Primer Koperasi Kartika Hasanuddin XIV/HSN Makassar yang merupakan sumber bagi koperasi untuk mendapatkan profit yang memadai. Penerimaan piutang merupakan sumber bagi tersedianya modal kerja dan merupakan unsur yang paling penting dalam pengoperasian koperasi.

Kelancaran penerimaan piutang merupakan hal yang sangat penting dan sangat mempengaruhi kegiatan usaha suatu koperasi. Apabila pengelolaan kurang baik, maka koperasi akan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya, oleh karena itu koperasi memerlukan penanganan yang lebih baik terhadap piutang.

Mengingat piutang merupakan modal kerja yang diharapkan dapat memperoleh tambahan penghasilan dan laba, maka kehadiran piutang memerlukan analisis yang cukup mendalam karena dimungkinkan perkiraan piutang membutuhkan investasi yang cukup besar dan mengandung resiko yang cukup besar dan dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen piutang memiliki peranan yang sangat penting di dalam koperasi dalam kaitannya terhadap penilaian piutang, pencatatan piutang dan prosedur piutang sehingga dapat memberikan gambaran tentang untung ruginya dilaksanakan penjualan usaha secara piutang.

Efektivitas pengelolaan piutang diperlukan pada perusahaan yang tercermin dari jumlah piutang dan tingkat perputaran piutang yang dapat mengantisipasi, memperkecil bahkan

menghilangkan resiko yang mungkin akan terjadi dari piutang.

Pengawasan piutang merupakan faktor penentu dalam keberlangsungan usaha secara kredit. Koperasi haruslah melakukan pengawasan kredit yang tepat agar piutang usaha dapat segera menjadi kas. Estimasi mengenai besarnya perputaran piutang dan pengumpulan piutang dibutuhkan agar dapat meminimalisir investasi dalam bentuk piutang yang dapat menghambat berjalannya kegiatan koperasi.

Tabel 1. Laporan Piutang

Sumber: Data diolah (2019)

Data di atas mengalami peningkatan dan penurunan piutang pada Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar disebabkan terjadinya pembayaran yang melewati jangka waktu yang telah ditetapkan sehingga terjadi penumpukan piutang yang berisiko pada kerugian piutang tak tertagih dan menjadi ancaman bagi koperasi yang akan berakibat mengganggu kinerja Koperasi.

Atas dasar uraian diatas tersebut maka penulis tertarik untuk menganalisa piutang usaha dengan judul “Penerapan Akuntansi Piutang Usaha Pada Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana perlakuan akuntansi piutang usaha pada Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar ?.

Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penerapan perlakkuan akuntansi piutang usaha pada Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar telah sesuai dengan standar akuntansi.

AKTIVA LANCAR 31-Des-18 31-Des-17 31-Des-16 Piutang Usipa Rp 1.114.758.731 Rp 1.195.504.229 Rp 1.217.795.030 Piutang Toko Rp 890.405.500 Rp 867.011.050 Rp 831.070.000

PRIMER KOPERASI KARTIKA HASANUDDINN

DETASEMEN MARKAS KODAM XIV/HASANUDDIN

(3)

TINJAUAN LITERATUR Pengertian akuntansi menurut Rahman Pura (2013:4) adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan dalam penyediaan jasa, yang berupa informasi keuangan dari suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan itu sendiri dibuat dengan tujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut (SAK ETAP, 2009:2).

Sedangkan Menurut Syarifuddin (2019) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Pengertian piutang menurut Hery (2015:29) mendefinisikan istilah piutang adalah

“mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit”.

Sedangkan menurut Martani (2014:193) pengertian piutang dijabarkan oleh beberapa pakar akuntansi, yang “mendefinisikan piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain”. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan hak atau klaim perusahaan terhadap klien atau pelanggan atas barang atau jasa yang telah diberikan atau tagihan atas segala sesuatu hak perusahaan baik berupa uang, barang maupun jasa atas pihak ketiga setelah melaksanakan kewajibannya, sedangkan secara sempit piutang diartikan sebagai tagihan yang hanya dapat diselesaikan dengan diterimanya uang di masa yang akan

datang, yang prosesnya dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan kredit kepada pelanggan.

Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa

“Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

1. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli

2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual

3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal

4. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas

5. Biaya yg terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur dengan andal

Runtu & Elim (2016) mengklasifikasikan piutang dalam tiga bagian, yaitu piutang usaha, wesel tagih, dan piutang lain-lain.

1. Piutang Usaha

Pengertian piutang usaha adalah piutang usaha timbul karena suatu perusahaan menjual barangnya secara kredit kepada pembeli sehingga perusahaan tersebut akan menerima kasnya di masa mendatang dengan cara pembeli tersebut membayar anggusan sesuai perjanjian yang telah di tentukan sebelumnya secara bertahap hingga lunas (Supriyati, 2014:32).

2. Wesel Tagih

Wesel Tagih (Notes Receivable) yaitu tagihan perusahaan kepada pembuat wesel.

Pihak yang berhutang berjanji kepada perusahaan untuk membayar sejumlah uang tertentu beserta bunganya dalam kurun waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau promes (promis sory note) dan piutang wesel mengharuskan debitur untuk membayar bunga. Piutang Wesel diklasifikasikan dalam neraca sebagai aset lancar atau tidak lancar (Hery, 2015:30).

3. Piutang Lain-Lain

Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini

(4)

diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Piutang lain-lain (other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. Piutang lain-lain ini timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan (Supriyati, 2014:33).

Pengukuran piutang pada saat perolehan, entitas seharusnya mengukur piutang sebesar nilai kini dari kas yang akan diterima di masa depan (present value/discounted of future cash flow). Untuk pengukuran piutang dagang dan piutang usaha, jarang sekali memperhitungkan komponen bunga dari piutang tersebut. Dalam praktiknya, piutang dagang atau piutang usaha jarang mempunyai bunga menurut (Dwi Martani, 2014:207). Pengukuran ditujukan untuk menyajikan jumlah yang harus dicatat sebagai piutang.

Hery (2013:187) di dalam Tjodi et al (2017) menyatakan bahwa terdapat dua metode akuntansi untuk mencatat piutang yang di perkirakan tidak akan tertagih, yaitu metode penyisihan akuntansi (allowance method) dan metode penghapusan langsung (direct write-off method).

1. Metode Cadangan (Allowance Method) Sepanjang periode dimana penjualan kredit terjadi, estimasi mengenai besarnya piutang usaha yang tidak dapat ditagih dibuat. Pada titik ini (dalam periode penjualan), karena perusahaan belum dapat mengetahui mana dari pelangganya yang tidak bisa membayar maka perusahaan tidak akan mengkredit (menghapus) piutang usahanya secara langsung.

2. Metode Penghapusan Langsung (Direct Methode)

Metode ini kerap digunakan terutama oleh perusahaan yang memiliki bidang usaha restoran, hotel, rumah sakit, kantor pengacara, kantor akuntan publik, dan toko eceran dengan skala bisnis yang relatif kecil (Hery, 2015:43).

Dalam membuat estimasi piutang tak tertagih, ada 2 pendekatan:

1. Pendekatan Rugi Laba (Income Statement Approach)

Taksiran piutang usaha tak tertagih yang dihitung berdasarkan presentase tertentu

dari total penjualan kredit pada suatu periode.

2. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach)

Ada 2 jenis estimasi piutang tak tertagih dengan pendekatan ini yaitu:

a. Taksiran piutang usaha tak tertagih berdasarkan saldo piutang usaha

b. Taksiran piutang usaha tak tertagih berdasarkan analisis umur piutang

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini digunakan metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang mempunyai karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif serta makna merupakan hal yang esensial. Terdapat 6 macam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yakni: etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, partisipatories, serta penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini penelitian yang digunakan yakni penelitian analisis konsep yakni penelitian yang memfokuskan pada suatu konsep yang sudah ada sebelumnya, supaya dapat difahami, digambarkan, dijelaskan serta implementasinya di lapangan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.

Penelitian ini dilaksanakan di Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar yang bergerak di bidang penjualan dan simpan pinjam. Adapun waktu penelitian yang direncanakan dilaksanakan kurang lebih 45 hari yang dimulai sejak tanggal 20 Juli 2019 hingga pada tanggal 02 September 2019.

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, dengan melakukan kegiatan penelitian lapangan (field research). Penelitian kualitatif merupakan metode dengan beraneka segi fokus yang meliputi suatu interpretif, konstruktif, pendekatan naturalistik pada subjeknya.

penelitian kualitatif ialah data yang berupa pendapat (pernyataan) atau judgment sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata-kata atau kalimat. Data kualitatif diperoleh dari

(5)

berbagai teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi atau observasi lapangan yang telah dituangkan dalam bentuk transkip.

Data Penelitian ini menggunakan 1) Data Primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara kepada manajer, bagian keuangan, dan pihak yang terkait dengan penelitian ini. 2) Data Sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Dalam penelitian ini data sekunder yang diperlukan antara lain gambaran umum mengenai Primer Koperasi Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar, serta data-data lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu 1) wawancara, 2) observasi, 3) Study Kepustakaan, 4) Dokumentasi.

Analisis data merupakan tahapan penting dalam penelitian kualitatif. Analisis data merupakan suatu proses sistematis pencarian dan pengaturan transkip wawancara, obsevasi, catatan lapangan dokumen, foto, dan material lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah dikumpulkan, sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat di sajikan dan di informasikan kepada orang lain. Yang bertujuan untuk menggambarkan dan menerangkan fenomena atau situasi sosial yang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Piutang Koperasi

Piutang Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar adalah hak tagih koperasi yang mewajibkan penanggung hutang untuk melunasi kewajiban atas tagihan Koperasi yang ada. Piutang pada Koperasi ini pada dasarnya timbul dari dua jenis transaksi yaitu, yang pertama timbul dari penjualan kredit sedangkan yang kedua

pinjam. Usaha penjualan kredit dan simpan pinjam di koperasi diadakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota khususnya.

Pegawai yang diberi wewenang dalam Koperasi anggota Kartika Hasanuddin Makassar harus menilai mana yang perlu diberikan fasilitas piutang dagang dan simpan pinjam. Hal ini dikarenakan Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Makassar memiliki pencatatan piutang yang dapat dipertanggung jawabkan serta saling bekerja sama dan selalu memiliki komunikasi yang baik untuk menilai anggota mana yang perlu diberikan fasilitas piutang dagang seperti membeli secara kredit bahan makanan di koperasi ataupun fasilitas simpan pinjam.

2. Penggolongan Piutang

Piutang Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN Makassar terdiri dari:

a. Piutang USIPA (Unit Simpan Pinjam)

Usaha simpan pinjam (USIPA) salah satu unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pemberian kredit atau pinjaman bagi anggota koperasi dengan mudah dan bunga ringan. Dalam pemberian pinjaman, ada prosedur yang harus dipatuhi oleh anggota yang ingin mengajukan pinjaman. Unit simpan pinjam Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam Makassar yaitu transaksi yang memungut dana dalam bentuk pinjaman dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota yang membutuhkan. Piutang simpan pinjam ini pada saat telah jatuh tempo, maka koperasi menerima sejumlah nilai nominal dan ditambah dengan bunga pinjaman sebesar 0,9%

untuk berapapun nilai pinjaman yang diberikan.

Adapun rincian prosedur pengambilan kredit ialah sebagai berikut:

i. Peminjam harus merupakan anggota Koperasi Primer Kartika Hasanuddin Denma

ii. Anggota mengisi formulir pengajuan kredit dan direkap oleh bendahara

(6)

Koperasi atau pengelola unit simpan pinjam (USIPA)

iii. Anggota Koperasi melengkapi

berkas-berkas seperti KTP, surat gaji dan berkas lainnya yang dibutuhkan iv. Koperasi memverifiksdi calon

peminjam dan mereview penghasilan;

v. Dalam hal review kewajiban, Koperasi meminta bantuan pihak juru bayar satuan Denmadam XIV/Hsn untuk memotong tagihan pinjaman dari anggota setiap bulannya

vi. Koperasi memutus (pengurus koperasi yang terdiri dari Ketua Koperasi, dan bendahara Koperasi) dengan dasar berkas yang telah diterima;

vii. Untuk persetujuan pemberian kredit telah diatur sebagaimana dalam Anggaran Dasar koperasi yang ditanda tangani sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) orang pengurus dan pengelolah. Dalam hal ini, telah berjalan yang diputus oleh Ketua Koperasi, dibidang keuangan dan bendahara

viii. Untuk anggota yang mutasi keluar wilayah Kodam XIV/Hsn, anggota harus menyelesaikan atau melunasi pinjaman yang ada di Koperasi Denmadam XIV/Hsn;

ix. Untuk angota yang pensiun, koperasi akan memotong dana simpanan wajib Koperasi anggota tersebut, untuk melunasi seluruh kewajiban anggota kepada Koperasi;

x. Anggota Koperasi menyerahan surat kuasa pemotongan gaji

xi. Peminjam akan di cover asuransi jiawa, cacat tetap dan kredit macet.

xii. Untuk mengantisipasi kemungkinan terdapatnya debitur yang macet, kepada debitur akan disyaratkan untuk menyerahkan surat pernyataan terkait pemberian peminjaman (buyback guarantee) kepada Koperasi Primer Kartika Hasanuddin Denmadam.

b. Piutang Toko

Primer Koperasi Kartika Hasanuddin

Denmadam XIV/HSN Makassar memiliki unit usaha toko. Dalam unit usaha toko, koperasi menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh anggotanya. Koperasi ini menyediakan barang-barang primer dan barang-barang sekunder yang diperlukan anggota.

Barang primer adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti: makanan, minuman dan bahan-bahan sembako.

Sedangkan barang sekunder adalah jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Dalam memberikan pemenuhan kebutuhan sekunder kepada anggotanya yang membutuhkan ialah dengan cara pemesanan ke Koperasi terlebih dahulu karena toko tidak menyediakan stock barang seperti handphone, kulkas, tv, mesin cuci dan yang semisal dengannya kecuali jika ada yang memesan barulah di sediakan barang tersebut. Adapun jika anggota mengambil barang di toko dalam bentuk kredit, tidak dikenakan bunga.

Artinya pengambilan barang secara tunai maupun kredit memiliki nilai yang sama kecuali jika ada anggota yang menginginkan barang tapi tidak tersedia di toko maka barulah akan dikenakan bunga dari permintaan barang yang diinginkan oleh anggota tersebut.

3. Pengakuan Piutang

Primer Koperasi Kartika Hasanuddin menggunakan metode pencatatan komputerisasi dan dengan pembukuan manual. Dalam sistem pembukuan manual terdapat 2 buku yang digunakan yaitu buku pencatatan penjualan tunai dan buku piutang anggota perorangan. Kemudian dalam pencatatan komputerisasi, penginputan dilakukan biasanya di akhir bulan dan di awal bulan untuk penerimaan dari pembayaran angsuran anggota.

Piutang anggota diakui pada saat piutang telah diterima atau dinikmati oleh anggota Koperasi tersebut. Nilai yang disepakati ialah nilai pinjaman ditambah bunga dari total pinjaman sebesar 0.9% yang akan diakui dalam piutang usipa di aktiva lancar.

Adapun piutang toko diakui sebesar nilai

(7)

total pinjaman tanpa bunga. Pengakuan dan pelaporan piutang Koperasi merupakan bagian dari aktiva lancar yang menunjukkan bahwa pendapatan belum terealisasi pada saat sekarang, namun diakui pada masa mendatang. Adapun dalam mencatatnya ke dalam jurnal tidak seperti sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku melainkan dicatat ke dalam buku sebagai dokumentasi/arsip untuk melakukan penagihan di angsuran berikutnya.

4. Penilaian Piutang Karyawan

Piutang karyawan termasuk dalam komponen aktiva lancar. Penilaian piutang anggota primer koperasi di neraca berdasarkan pengukuran nilai realisasi.

Penilaian piurang usaha meliputi tentang penilaian piutang usaha tak tertagih yang merupakan kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-ragu atau beban piutang tak tertagih.

Ada dua prosedur untuk mencatat piutang tak tertagih yaitu metode penghapusan langsung dan metode penghapusan tidak langsung (cadangan).

Namun dalam praktiknya yang terjadi di Primer Koperasi Kartika Hasanuddin ialah segala piutang tidak terjadi yang namanya piutang macet atau tidak tertagih karena segala jenis penerimaan dari pembayaran piutang melalui pemotongan gaji atau penerimaan langsung jika ingin membayar tanpa dipotong dari gaji anggota.

Namun terkait dalam kebijakan kredit, ada satu hal dalam koperasi mengakui adanya piutang tak tertagih jika berada pada kondisi dimana anggota tersebut meninggal, sementara masih mempunyai piutang ke koperasi. Maka dalam hal ini pihak koperasi menyatakan menghapus sisa piutang tersebut setelah dikurangkan dengan hak- hak yang dimiliki oleh anggota yang meninggal tersebut. Maka metode yang digunakan jika mendapati kasus seperti ialah metode penghapusan langsung.

Menurut penulis, metode yang digunakan perusahaan telah sesuai dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) karena menurut PSAK salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengakui kerugian piutang adalah dengan metode langsung (direct method).

5. Sumber Dana Koperasi

Untuk menjaga agar koperasi ini terus berjalan dengan baik dan teratur, maka perlu adanya pencatatan dan juga pelayanan yang mampu membantu pihak yang membutuhkan tanpa diberikan beban yang berat. Maka dalam hal ini primer koperasi memberikan fasilitas simpan pinjam untuk anggota.

Pinjaman yang diberikan kepada anggota dengan bunga 0.9% untuk peminjaman dengan nilai maksimal 20 juta rupiah dengan angsuran paling lama 20 kali dengan cara pemotongan gaji setiap bulannya yang berarti tidak akan terjadi keterlambatan untuk pembayaran pinjaman. Adapun fasilitas pinjaman atas pengambilan barang di toko tanpa batasan selama gaji masih mencukupi untuk dilakukan pemotongan. Adapun Sumber dana kredit anggota simpan pinjam Koperasi Kartika Hasanuddin berasal dari:

Simpanan Wajib Anggota

a. Yaitu simpanan yang harus dibayar anggota setiap bulannya yang terdaftar menjadi anggota koperasi yang besarnya untuk semua golongan adalah Rp 100.000 untuk satu kali penyetoran.

b. Wajib Belanja Yaitu setiap anggota koperasi wajib belanja di toko koperasi minimal Rp50.000 setiap bulan atau jika tidak ingin belanja di toko maka cukup dengan menyimpan di koperasi dan baru dapat diambil jika cukup 1 tahun

simpanan.

c. Pinjaman Bank Adapun pinjaman yang dilakukan oleh koperasi berdasarkan kebutuhan. Berdasarkan dari pengamatan dan wawancara, biasanya pihak koperasi melakukan pinjaman di bank untuk pembelian asset, perbaikan gedung, dan sebagai penambah modal.

6. Kebijakan Akuntansi Koperasi

Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh

(8)

Primer Koperasi Kartika Hasanuddin disajikan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku untuk koperasi dan pengungkapan yang di syaratkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan di muka.

Berikut dijelaskan ringkasan kebijakan akuntansi yang dijalankan:

a. Piutang

Dalam penyajiannya, piutang disajikan sebesar nilai nominalnya yang tertera, karena pengurus berkeyakinan bahwa semua piutang tersebut dapat tertagih dengan berlandaskan pada jaminan pemotongan gaji.

b. Persediaan

Seluruh persediaan barang dagang dinilai berdasarkan harga bali faktur atau invoice pembelian terakhir dalam periode tahun buku yang bersangkutan.

Sedangkan metode penilaian persediaan yang disajikan adalah first in first out (FIFO)

c. Aktiva Tetap

Seluruh aktiva tetap dinilai berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan semua aktiva tetap disusutkan selama taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus (straigh line methode). Namun pada pratiknya ternyata aset tidak disusutkan selama beberapa tahun belakangan.

d. Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahunan Sisa hasil usaha tahunan dibagi pada akhir tahun atau awal tahun berikutnya dengan rincian sebagai berikut:

Dana Cadangan 30%

Dana Jasa Simpanan 20%

Dana Jasa Belanja 25%

Dana Pengurus/Karyawan 15%

Dana Sosial 4%

Dana Pendidikan 3%

Dana PDK 3%

7. Penyajian Piutang Koperasi

Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Makassar menyajikan aset lancar terpisah dari aset tetap. Semua piutang yang diperkirakan akan terealisasi menjadi kas dalam setahun disajikan pada aktiva lancar di neraca. Piutang disajikan sebesar nilai riilnya. Pengurus Koperasi berkeyakinan bahwa semua piutang tersebut dapat ditagih atau terealisasikan, sehingga tidak melakukan adanya penjurnalan terhadap kerugian piutang dan di dalam neraca tidak adanya akun cadangan kerugian piutang. Sehingga dalam hal ini masih belum sesuai dengan standar akuntansi.

(9)

Tabel 2.Penyajian Neraca Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/HSN

Makassar

Sumber: Koperasi Kartika Hasanuddin Makassar Pembahasan

Berikut ini hasil olah data peneliti atas data yang sudah diambil berdasakan metode wawancara dan dokumentasi yaitu dari 3 indikator yang diukur terdapat beberapa evaluasi yang menjadi kesimpulan, sebagai berikut:

1. Pengakuan piutang yang dilakukan koperasi berdasarkan nilai nominal karena mereka berkeyakinan seluruh piutang dapat tertagih, dan juga nilai piutang tidak dipengaruhi oleh penurunan atau kenaikan nilai mata uang.

Sedangkan aturan standar mengukur sebesar nilai wajar pada bunganya sehingga biasanya terdapat biaya amortisasi.

2. Pengukuran setelah pengakuan awal dalam standar akuntansi adalah mengakui adanya cadangan piutang tak tertagih sebagai pengurang. Sementara itu, koperasi tidak menerapkannya, sehingga tidak ada kegiatan pengukuran atau estimasi piutang tak tertagih.

3. Penyajian piutang berdasarkan pos masing- masing. Penyajian piutang tertuang pada pelaporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Hanya saja yang membedakan ialah pada standar akuntansi langsung mengurangi dengan piutang tak tertagih.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Primer Koperasi Kartika Hasanuddin Denmadam XIV/Hsn menerapkan 4 aspek piutang yang menyangkut setiap elemen laporan keuangan yaitu, penggolongan piutang, pengakuan piutang, penilaian piutang dan penyajian piutang yang pada dasarnya telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No 1), perbedaannya hanya pada nama rekening yang digunakan. 2) Koperasi menyajikan aset lancar terpisah dari aset tetap pada neraca dan aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas, yang pada dasarnya telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi keuangan. 3) Piutang di neraca disajikan sebesar nilai nominalnya, bukan jumlah bruto, karena pengakuan kerugian piutang terhadap piutang yang tidak tertagih belum diterapkan.

Sebagai penutup akhir dari penyusunan tugas akhir ini, maka penulis menyampaikan saran sebagai masukan kepada Koperasi yaitu:

1) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah diterapkan dengan baik oleh Koperasi terkait dengan neraca atau laporan keuangan sebaiknya dipertahankan, mengingat Koperasi merupakan koperasi sebagai badan hukum dan mempunyai transaksi yang sangat besar. 2) Sebaiknya Koperasi menggunakan akun cadangan kerugian piutang atas piutang yang tak tertagih dalam neraca guna untuk

AKTIVA LANCAR 31 Maret 2019 HUTANG JANGKA PENDEK 31 Maret 2019 Kas Toko / Bendahara / Usipa 45.000.000 Hutang Usaha 220.178.090

Dana Sosial 48.191.247

Dana Pendidikan 52.908.862

Dana PDK 22.599.646

BRI 15.000.000

Piutang Usipa 1.087.526.257 Jasa Belanja / Simpanan

Piutang Toko 933.849.900 Pajak

Belanja Terbaik

Jumlah Hutang Jangka Pendek 343.877.845 Hutang Jangka Panjang

Stok Toko 744.567.300 Dana Kasad 6.405.000 Jumlah Aktiva Lancar 2.790.905.979 Dana Pangdam 30.000.000 Dana Puskopad 391.058 Penyertaan Di Puskop 32.988.401 Dana Cadangan 65.971.565 Aktiva Tetap Jumlah Hut. Jangka Panjang 102.767.623 jasa anggota 98.437.998 Harga Perolehan 513.455.055 Simpanan Pokok 18.900.000 Akumulasi Penyusutan (27.549.711) Simpanan Wajib 2.717.983.472 Jumlah Nilai Buku Aktiva Tetap 485.905.344 Cadangan Tujuan Resiko 57.690.000 Nilai Tambah Dana Kasad 3.790.459 Nilai Tambah Dana Pangdam 5.973.118 SHU ( Rugi 2010 ) (60.662.933) Pendapatan Lain-Lain 20.000.000

SHU Tahun 2018

SHU TW 1 2019 76.079.620 Jumlah Kekayaan Bersih

TOTAL AKTIVA 3.364.837.202 TOTAL PASSIVA 3.364.837.202 DETASEMEN MARKAS KODAM XIV/HASANUDDIN

PRIMER KOPERASI KARTIKA HASANUDDIN PER 31 MARET 2019 NERACA GABUNGAN

AKTIVA PASSIVA

(10)

akan tidak tertagih dan penyajian piutang dalam neraca harus tetap menyajikan jumlah bruto piutang karena piutang yang tak dapat direalisasikan hanya berdasarkan taksiran dan harus dipisahkan secara jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen.

Jakarta: Grasindo

Hery. (2015). Pengantar Akuntansi Comprehensive Edition. Jakarta:

Grasindo

Martani, D., dkk. (2014). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:

Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Pura, R. (2013). Pengantar Akuntansi 1.

Makassar: Erlangga

Ramayani, F. (2012). Perlakuan Akuntansi Dan Penyajian Piutang Pada Koperasi Karyawan Pt Epson Batam. Batam:

Polteknik Negeri Batam

Rudianto. (2012). Akuntansi Manajemen.

Jakarta: Erlangga

Runtu, R.D., Elim, I. (2016). Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT. Bussan Auto Finance (BAF) Manado. Manado: Jurnal EMBA. Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal. 536-545

Siregar, S. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenamedia Group Supriyati. (2016). Audit Laporan Keuangan

Usaha Kecil & Menengah Berbasis Akuntansi dan Perpajakan. Yoogyakarta:

CV. Andi Offset

Syarifuddin, (2019). Analisis Rasio Laporan Arus Kas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Karya Mandiri Surya Sejahtera Makassar: Jurnal Akmen. https://e-jurnal.stienobel- indonesia.ac.id/index.php/akmen/article /view/668

Tjodi, A.M., Saerang, D.P.E., & Kalato, M.Y.B. (2017). Analisis Sistem

Pengendalian Internal Piutang Usaha Pada PT. Bank Sulutgo KCP Ranotana.

Manado: Jurnal EMBA. Vol.5 No.2 Juni 2017, Hal. 857- 866

Yulianto, H. (2019). Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung pandang.

Sugiyono, (2016). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Jakarta: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Halaman | 22 Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 2, kemampuan siswa dalam melakukan passing atas bola voli mengalami peningkatan dari siklus 1 yaitu dari rata-rata nilai 64,5