Pendekatan-Pendekatan Konseling Bagi ABK Secara Komprehensif Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik
penelitian bimbingan konseling ABK
Dosen Pengampu: Zainudin S. Sos. M.A.
Disusun Oleh Kelompok 4 : Zulham (2115061) Sarmila (2115058) Arike Sintia (2115076)
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH
ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
2023
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas semua kehendak yang telah memberikan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusunmakalah ini dengan baik. Kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepatwaktu yang berjudul “Pendekatan-Pendekatan Konseling Bagi ABK Secara Komprehensif”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum bimbingan dan konseling kelompok dengan dosen pengampu Bapak Zainudin S. Sos. M.A.
Penyusunan makalah ditulis berdasarkan buku-buku dan jurnal referensi yang berkaitan dengan produk-produk bank syariah. Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang dibuat masih jauh dari kata sempurna dan memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan makalah ini.
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan... 2
BAB II ... 3
A. Pengertian ABK ... 3
B. Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bagi Anak ABK ... 4
C. Pendekatan Konseling Bagi ABK ... 5
D. Tantangan Dalam Konseling ABK ... 12
BAB III ... 15
Simpulan ... 15
DAFTAR PUSTAKA... 16
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang menghadapi berbagai tantangan fisik, emosional, atau intelektual yang memerlukan perhatian khusus. Mereka dapat memiliki spektrum kondisi yang beragam, termasuk terapi tidak terbatas pada gangguan perkembangan, gangguan neurologis, cacat fisik, dan masalah kesejahteraan mental. Konseling bagi ABK menjadi penting dalam membantu mereka mengatasi tantangan mereka, memaksimalkan potensi, dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Dalam konteks ini, diperlukan pendekatan konseling yang komprehensif yang memperhitungkan kebutuhan dan karakteristik unik dari setiap individu ABK.
Makalah ini akan membahas beberapa pendekatan konseling yang dapat diterapkan secara komprehensif dalam membantu ABK. Pendekatan- pendekatan ini mencakup pendekatan psikodinamik, pendekatan perilaku, pendekatan humanistik, pendekatan kognitif, dan pendekatan holistik. Setiap pendekatan akan dianalisis secara mendalam untuk menggambarkan bagaimana mereka dapat diterapkan dalam konteks ABK. Selain itu, makalah ini juga akan membahas tantangan khusus yang dihadapi oleh konselor dalam bekerja dengan ABK dan memberikan panduan praktis bagi para profesional konseling.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian ABK?
2. Bagaimana bimbingan dan konseling komprehensif bagi anak ABK?
3. Apa saja pendekatan konseling bagi ABK?
4. Apa saja tantangan dalam konseling ABK?
2 C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada makalah ini, maka dapat disimpulkan penelitian ini memiliki tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian ABK.
2. Untuk mengetahui bimbingan dan konseling komprehensif bagi anak ABK 3. Untuk mengetahui pendekatan konseling bagi ABK.
4. Untuk mengetahui tantangan dalam konseling ABK.
3 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ABK
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan yang berbeda atau spesifik dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Kebutuhan ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti pendidikan, kesehatan, fisik, emosional, atau sosial. Istilah "ABK" digunakan sebagai istilah yang inklusif untuk mencakup berbagai kondisi dan tantangan yang dapat dihadapi oleh anak-anak dalam kelompok ini.1
Pengertian ABK adalah untuk mengakui bahwa setiap anak memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan ini dapat timbul karena berbagai alasan, seperti gangguan perkembangan, gangguan kesehatan fisik, gangguan neurologis, gangguan kesejahteraan mental, atau kebutuhan khusus lainnya. Pengertian ini mencerminkan keragaman anak-anak dalam kelompok ABK dan menunjukkan bahwa setiap anak harus mendapatkan perhatian dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengertian ABK juga melibatkan pemahaman bahwa anak-anak dalam kelompok ini mungkin memerlukan pendekatan pendidikan, kesehatan, atau sosial yang berbeda untuk memastikan mereka dapat berkembang dan mencapai potensi maksimal mereka. Hal ini dapat melibatkan pengaturan pendidikan yang disesuaikan, dukungan terapi, pengaturan kelas inklusif, atau akses ke layanan kesehatan khusus, tergantung pada kebutuhan individu setiap anak.2
Penting untuk memahami bahwa pengertian ABK bersifat inklusif dan tidak mengabaikan kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh anak-anak dalam kelompok ini. Sebaliknya, pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada anak diperlukan untuk membantu mereka meraih kesuksesan dan kesejahteraan
1 Endang Widyorini, Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, (Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata, 2014), hal. 7
2 Nunung Nuryati, Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Unisa Press,
2022), hal. 1
4
dalam kehidupan mereka, menghargai keunikan setiap individu, dan memahami bahwa keberhasilan dapat dicapai oleh semua anak, terlepas dari kebutuhan khusus yang mereka miliki.
B. Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bagi Anak BK
Bimbingan dan konseling komprehensif dirancang untuk merespon berbagai persoalan yang dihadapi oleh sebagai titik tolak untuk mengembangkan program dan mengelola bimbingan dan konseling di sekolah.
Menegaskan istilah Comprehensive school guidance and counseling ada 5 yaitu:3
1. Bimbingan dan konseling adalah sebuah program. Karakteristiknya yang mirip dengan program lain di bidang pendidikan
2. Program bimbingan dan konseling adalah perkembangan dan komprehensif disediakan.
3. Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team- building approach).
4. Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi dan keberlanjutan.
5. Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh.
Mengenyam pendidikan di sekolah bagi anak berkebutuhan khusus diharapkan akan mendapatkan berbagai manfaat dalam pelayanan Pendidikan di Antaranya pertama anak berkebutuhan khusus mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik reguler lainnya di kelas, mempersiapkan pendidikan inklusi secara matang dan komprehensif, baik dari aspek sosialisasi, penyiapan sumber daya, maupun uji coba metode pembelajaran, sehingga hanya terkesan program eksperimental.
3 Bhakti, Caraka Putra. "Bimbingan Dan Konseling Komprehensif: Dari Paradigma Menuju Aksi." Jurnal Fokus Konseling 1.2 (2015). Hlm 97-100
5
Pendekatan konprehensif dalam bimbingan dan konseling untuk anak berkebeutuhan khusus berbagai strategi yang diajukan untuk mendukung perkembangan bagi anak ABK secara menyeluruh. Beberapa aspek penting dari pendekatan yaitu:4
1. Evaluasi kebutuhan individu
Melakukan evaluasi menyeluruh kebutuhan akademik, sosial, emosioanal dan fisik anak ABk
2. Kemitraan dengan orang tua dan guru
Membangun kemitraan erat dengan orang tua dan guru untuk memahmai lingkungan sosial dan pendidikan anak
3. Pendidikan inklusif
Memastikan bahwa anak-anak ABK terlibat dalam lingkungan pendidikan insklusif sebanyak mungkin
4. Mengemabnagkan keterampilan sosial
Keterampilan sosial mendorong kemandirian dan partisipasi dalam aktivitas sehari-hari
5. Pelibatan terapi atau layanan khusus
Menyediakan akses ke layanan khusus seperti terapi fisik, terapi wicara, atau dukungan psikologi sesuai kebutuhan Pendekatan komprehensif dalam bk untuk ABK bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, mengakui potensi anak, dan memfasilitasi pengembangan mereka sesuai dengan kemampuan individu.
C. Pendekatan Konseling Bagi ABK
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah kelompok yang memerlukan perhatian khusus dalam pendidikan dan perkembangan mereka.
Kebutuhan ABK dapat beragam, termasuk gangguan perkembangan seperti autisme, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau gangguan fisik dan mental lainnya. Pendekatan konseling yang komprehensif diperlukan
4 Marannu, Baso. "DINAMIKA SEKOLAH INKLUSI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS." MIMIKRI 8.2 (2022): 375-399.
6
untuk membantu ABK mengatasi tantangan mereka dan mencapai potensi terbaik mereka, berikut beberapa pendekatan yang dilakukan untuk membantu ABK dalam mengatasi masalah mereka.5
1. Pendekatan Psikodinamik
Pendekatan Psikodinamik adalah salah satu teori dan pendekatan dalam psikologi yang fokus pada pemahaman aspek-aspek psikologis individu yang bersifat tidak sadar dan berusaha untuk menggali konflik, motivasi, dan dinamika internal yang memengaruhi perilaku dan pengalaman manusia. Pendekatan ini pertama kali dikembangkan oleh Sigmund Freud, seorang psikoanalisis terkenal. Pendekatan Psikodinamik mengasumsikan bahwa banyak dari proses mental individu tidak terlihat secara langsung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tersembunyi dalam alam bawah sadar. Beberapa konsep utama dalam pendekatan psikodinamik meliputi:6
a. Alam Bawah Sadar: Teori psikodinamik menekankan pentingnya alam bawah sadar dalam memahami perilaku manusia. Alam bawah sadar berisi pikiran, perasaan, dan dorongan yang tidak selalu dapat diakses dengan mudah oleh individu.
b. Struktur Mental: Freud mengembangkan model struktur mental yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu id, ego, dan superego. Setiap komponen ini memiliki peran yang berbeda dalam mengendalikan perilaku dan pemikiran individu.
c. Id: Bagian tidak sadar yang mengandung dorongan-dorongan dasar seperti nafsu dan insting. Id berusaha untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan tanpa memperhatikan norma sosial atau moral.
d. Ego: Ego berada di antara id dan superego dan berfungsi sebagai mediasi antara keinginan tidak sadar dan norma-norma sosial. Ego bekerja untuk mencapai keseimbangan antara id dan superego.
5 Aldjon Nixon Dapa dan Meisie Lenny Mangantes, Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Deepublish, 2021), hal. 10-11
6 Nur Fatwikiningsih, Teori Psikologi Kepribadian Manusia, (Yogyakarta: Anggota IKAPI, 2020), hal. 18
7
e. Superego: Superego mencakup aturan-aturan dan nilai-nilai moral yang diajarkan oleh masyarakat dan orang tua. Superego berfungsi untuk mengendalikan perilaku dengan mengimbangi dorongan- dorongan id dengan norma-norma moral.
f. Konflik Bawah Sadar: Pendekatan psikodinamik menganggap bahwa konflik bawah sadar antara id, ego, dan superego dapat memengaruhi perilaku dan pengalaman individu. Konflik ini sering kali tidak disadari oleh individu dan dapat menghasilkan gejala-gejala psikologis.
g. Perkembangan Tahapan: Freud juga mengembangkan teori perkembangan tahapan yang mengidentifikasi tahap-tahap perkembangan psikoseksual, seperti tahap oral, tahap anal, tahap falik, dan tahap genital. Menurut Freud, pengalaman dan konflik di tahap- tahap ini dapat membentuk kepribadian individu.7
h. Terapi Psikodinamik: Terapi psikodinamik, juga dikenal sebagai psikoanalisis, adalah pendekatan terapeutik yang menggunakan metode seperti asosiasi bebas, analisis mimpi, dan interpretasi untuk membantu pasien menjelajahi alam bawah sadarnya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi konflik-konflik yang mungkin memengaruhi masalah psikologis dan membantu pasien memahami dan mengatasi masalah tersebut.
Pendekatan Psikodinamik telah menjadi salah satu landasan utama dalam perkembangan teori dan terapi psikologis, meskipun telah mengalami banyak perkembangan dan perubahan sejak Freud memperkenalkannya. Meskipun kritik dan kontroversi, pendekatan ini tetap memainkan peran penting dalam pemahaman tentang aspek-aspek psikologis individu yang tidak selalu terlihat secara jelas.
2. Pendekatan Perilaku
7 Hamzah B. Uno, Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2023), hal 123
8
Pendekatan perilaku adalah salah satu pendekatan dalam ilmu psikologi yang menekankan pentingnya perilaku yang dapat diamati dan diukur dalam memahami individu. Pendekatan ini berfokus pada studi terhadap perilaku manusia yang dapat diamati secara eksternal, daripada menganalisis proses mental internal yang tidak terlihat. Berikut adalah beberapa karakteristik utama pendekatan perilaku:8
a. Perilaku sebagai Fokus Utama: Dalam pendekatan perilaku, perilaku individu dianggap sebagai objek utama studi. Perilaku tersebut dapat berupa tindakan, reaksi, atau respon terhadap situasi dan stimulus tertentu.
b. Stimulus dan Respon: Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh stimulus eksternal. Stimulus ini dapat berupa apa pun dari lingkungan fisik, situasi, atau pengalaman sehari- hari. Perilaku yang muncul sebagai respons terhadap stimulus ini menjadi fokus analisis.
c. Belajar dan Pengalaman: Teori perilaku menekankan peran pengalaman dalam pembentukan perilaku. Proses belajar, termasuk penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment), dianggap sebagai faktor penting dalam membentuk dan memodifikasi perilaku individu.
d. Objektif dan Observasi: Pendekatan ini cenderung menggunakan metode ilmiah dan observasi objektif untuk memahami perilaku manusia. Data yang diperoleh harus dapat diukur dan diamati secara sistematis.
e. Perubahan Perilaku: Terapi perilaku bertujuan untuk mengubah atau memodifikasi perilaku yang tidak diinginkan atau maladaptif.
Pendekatan ini lebih berorientasi pada solusi daripada pengungkapan perasaan atau pemahaman mendalam tentang masalah psikologis.
8 Haryanti Jaya Harjani, Ely Yuliati, and Laila Maharani, Layanan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus, (Jawa Timur: AE Publishing, 2023), hal. 13
9
f. Teori Kondisioning: Teori kondisioning, seperti kondisioning klasik (Pavlovian) dan kondisioning operan (Skinnerian), merupakan dasar dalam pendekatan perilaku. Kondisioning klasik berkaitan dengan asosiasi antara stimulus dan respons, sementara kondisioning operan berfokus pada hubungan antara perilaku dan konsekuensinya.
g. Generalisasi dan Diskriminasi: Dalam pendekatan perilaku, ada penekanan pada konsep generalisasi (mengenai bagaimana perilaku dapat diterapkan pada berbagai situasi serupa) dan diskriminasi (mengenai bagaimana individu dapat membedakan antara situasi yang berbeda dan meresponsnya dengan tepat).9
Pendekatan perilaku telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, terapi perilaku, manajemen, dan psikologi olahraga. Terutama dalam konteks terapi perilaku, teknik seperti terapi perilaku kognitif telah menjadi salah satu pendekatan terapeutik yang paling umum digunakan untuk mengatasi masalah psikologis dan gangguan mental.
3. Pendekatan Humanistik
Pendekatan Humanistik adalah salah satu aliran atau pendekatan dalam psikologi yang menekankan pada kepercayaan pada potensi individu untuk tumbuh dan berkembang secara positif. Pendekatan ini lebih berfokus pada aspek-aspek positif dari manusia, seperti kebebasan, kreativitas, pertumbuhan pribadi, dan pencarian makna dalam hidup.
Pendekatan Humanistik menyoroti aspek subjektif pengalaman manusia dan menekankan peran individu dalam membentuk diri mereka sendiri.
Beberapa konsep utama dalam Pendekatan Humanistik meliputi:10
a. Self-Actualization (Aktualisasi Diri): Konsep ini mengacu pada proses di mana individu berusaha untuk mencapai potensi maksimal mereka
9 Chairul Anwar, Buku Terlengkap: Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2017), hal 17
10 Budi Agus Sumantri dan Nurul Ahmad, "Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam," Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, 2019, hal. 8
10
dan menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Self-actualization melibatkan pertumbuhan pribadi, pemenuhan potensi, dan pencapaian tujuan hidup yang bermakna.
b. Self-Concept (Konsep Diri): Pendekatan Humanistik menekankan pentingnya konsep diri individu. Konsep diri adalah cara individu melihat dan mendefinisikan diri mereka sendiri, termasuk nilai-nilai, keyakinan, dan gambaran tentang siapa diri mereka.
c. Kebebasan dan Otonomi: Pendekatan Humanistik menyoroti kebebasan individu untuk membuat pilihan, mengendalikan hidup mereka sendiri, dan mengejar tujuan mereka sendiri. Kebebasan ini dilihat sebagai faktor yang memungkinkan pertumbuhan pribadi dan aktualisasi diri.
d. Empati dan Penerimaan: Terapis yang menerapkan pendekatan humanistik berusaha untuk memberikan dukungan dan empati kepada klien mereka. Mereka menciptakan lingkungan yang mendukung dan penerimaan, di mana klien merasa didengar dan diterima sepenuhnya.
e. Hakikat Hidup (Existentialism): Pendekatan Humanistik terkadang terkait dengan aliran eksistensialisme, yang mengeksplorasi makna hidup, kebebasan, dan eksistensi manusia. Eksistensialisme menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan harus menghadapi pertanyaan eksistensial, seperti tujuan hidup dan makna eksistensi.
f. Pengalaman Pengalaman Pribadi: Pendekatan ini mengakui pentingnya pengalaman subjektif individu dan betapa pentingnya pengalaman pribadi dalam membentuk pemahaman seseorang tentang dunia dan diri mereka sendiri.
g. Pendekatan Terapi Humanistik: Terapi Humanistik, seperti Terapi Klien-Tentu (Client-Centered Therapy) yang dikembangkan oleh Carl Rogers, adalah salah satu aplikasi praktis dari Pendekatan Humanistik. Terapi ini berfokus pada hubungan terapeutik yang penuh empati dan penerimaan antara terapis dan klien. Terapis membantu
11
klien untuk menjelajahi pemikiran, perasaan, dan pengalaman mereka sendiri tanpa penilaian atau interpretasi.
Pendekatan Humanistik menggambarkan pandangan positif tentang manusia dan membantu individu merasa dihargai, didengar, dan diberdayakan dalam perjalanan pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Ini bertentangan dengan beberapa aliran psikologi lain yang lebih menekankan pada penyakit mental dan aspek-aspek negatif dari psikologi manusia. Pendekatan Humanistik telah memiliki dampak signifikan dalam bidang psikologi, terutama dalam pemahaman tentang kesehatan mental, perkembangan pribadi, dan hubungan antarpribadi.
4. Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif adalah pendekatan dalam psikologi yang fokus pada pemahaman, analisis, dan perubahan pemikiran dan proses kognitif individu sebagai faktor utama yang memengaruhi perilaku, emosi, dan pengalaman seseorang. Pemikiran dan proses kognitif melibatkan berbagai aspek seperti persepsi, pemrosesan informasi, penilaian, ingatan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Pendekatan kognitif berpendapat bahwa pemikiran individu, termasuk keyakinan, asumsi, dan sikap, memiliki dampak signifikan terhadap bagaimana individu merespons dan berinteraksi dengan lingkungan mereka. Dengan kata lain, cara seseorang memahami dan menginterpretasikan dunia sekitarnya memengaruhi perilaku dan emosi mereka.11
Pendekatan ini sering digunakan dalam berbagai bidang, termasuk psikologi klinis, psikologi pendidikan, dan psikologi kognitif.
Dalam konteks terapi dan konseling, pendekatan kognitif digunakan untuk membantu individu mengidentifikasi pemikiran yang tidak sehat atau negatif yang mungkin menghambat perkembangan mereka, serta untuk menggantinya dengan pola pikir yang lebih adaptif dan positif. Dengan menggunakan teknik dan strategi tertentu, seperti restrukturisasi kognitif
11 Tia Rahmania, Psikologi perkembangan, (Banten: Sada Kurnia Pustaka, 2023), hal. 5
12
dan pengendalian diri, pendekatan kognitif bertujuan untuk membantu individu merespons situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif, mengurangi gejala psikologis seperti kecemasan atau depresi, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
5. Pendekatan Holistik
Pendekatan holistik adalah suatu pendekatan atau perspektif dalam berpikir atau memahami suatu fenomena atau sistem dengan melihatnya sebagai kesatuan yang utuh, di mana komponen-komponennya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Pendekatan ini berusaha untuk memahami sesuatu secara komprehensif, dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang berperan dalam fenomena tersebut, tanpa memisahkan mereka menjadi bagian-bagian yang terisolasi.
D. Tantangan Dalam Konseling ABK
Bekerja sebagai konselor dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah tugas yang memiliki sejumlah tantangan khusus. Beberapa tantangan utama dalam konseling ABK meliputi:12
1. Keterbatasan Komunikasi: Banyak ABK memiliki keterbatasan komunikasi, yang dapat membuat sulit untuk berkomunikasi secara verbal.
Tantangan ini dapat membuat konselor harus mencari metode komunikasi alternatif, seperti bahasa isyarat atau teknologi bantu komunikasi.
2. Keterbatasan Fisik: Beberapa ABK mungkin memiliki keterbatasan fisik yang signifikan, seperti mobilitas yang terbatas. Ini bisa menjadi tantangan dalam mengatur tempat pertemuan yang sesuai atau mengakses bahan- bahan terapi yang diperlukan.
3. Penyandang Disabilitas Dual: Beberapa ABK juga mungkin memiliki disabilitas ganda, misalnya, gangguan perkembangan bersama dengan gangguan mental. Konselor harus dapat mengidentifikasi dan mengatasi tantangan ini dengan bijaksana.
12 A. Hari Witono, "Peran bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif," Progres Pendidikan, Vol. 1, No. 3, 2020, hal. 12-13
13
4. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Tim Multidisiplin: Terlibat dalam perawatan ABK seringkali melibatkan kerja sama dengan orang tua, guru, terapis fisik, terapis okupasi, dan profesional kesehatan lainnya.
Kolaborasi yang efektif memerlukan komunikasi yang baik dan koordinasi antara semua pihak yang terlibat.
5. Keterbatasan Sumber Daya: Terkadang, terapis dan konselor yang bekerja dengan ABK menghadapi keterbatasan sumber daya, seperti fasilitas terbatas atau akses terbatas terhadap program pendidikan dan perawatan kesehatan.
6. Dukungan Emosional: ABK sering menghadapi tantangan emosional yang unik, dan konselor harus bisa memberikan dukungan emosional yang sesuai. Ini bisa melibatkan membantu mereka mengatasi rasa takut, frustrasi, atau perasaan isolasi.13
7. Hak dan Perlindungan Hukum: Konselor harus memahami hak dan perlindungan hukum yang berkaitan dengan ABK, seperti Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas di Indonesia.
Mereka juga harus memastikan bahwa hak-hak individu tersebut dihormati dan dilindungi.
8. Pemahaman yang Mendalam: Konselor perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai gangguan dan kondisi yang mungkin dihadapi oleh ABK. Hal ini memerlukan pelatihan dan pendidikan khusus dalam psikologi dan konseling anak dengan kebutuhan khusus.
9. Pendekatan Individu: Setiap ABK adalah individu yang unik, sehingga pendekatan yang efektif mungkin berbeda-beda. Konselor perlu mengadopsi pendekatan yang bersifat individualistik dan merespons kebutuhan dan karakteristik unik setiap klien.
Meskipun konseling ABK dapat memiliki tantangan-tantangan ini, pekerjaan ini juga dapat memberikan banyak kepuasan dan memungkinkan individu dengan kebutuhan khusus untuk mencapai potensi maksimal mereka.
13 Nur Eva, Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, (Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi Univeritas Negeri Malang, 2015), hal. 23
14
Dengan pelatihan, dukungan, dan pemahaman yang tepat, konselor dapat memainkan peran penting dalam membantu ABK dan keluarga mereka.
15 BAB III PENUTUP
Simpulan
Konseling bagi ABK memerlukan pendekatan yang komprehensif yang memperhitungkan kebutuhan dan karakteristik unik mereka. Pendekatan konseling yang mencakup pendekatan psikodinamik, pendekatan perilaku, pendekatan humanistik, pendekatan kognitif, dan pendekatan holistik dapat digunakan untuk membantu ABK mencapai potensi maksimal mereka. Dengan pendekatan yang tepat, konseling dapat menjadi alat yang kuat untuk membantu ABK mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Pendekatan ini memungkinkan konselor untuk memahami secara mendalam kebutuhan dan karakteristik individu anak dengan kebutuhan khusus. Terapi perilaku membantu anak-anak dalam mengubah perilaku yang tidak diinginkan dan mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka. Pendekatan humanistik menekankan pada penghargaan terhadap individu dan memberikan ruang bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk mengungkapkan diri dan mengembangkan potensi mereka.
Pendekatan kognitif membantu anak-anak dalam mengubah pola pikir yang negatif dan mengembangkan pola pikir yang lebih positif dan adaptif.
Pendekatan holistik mengakui bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus adalah individu yang kompleks dan membutuhkan perhatian yang menyeluruh terhadap aspek fisik, emosional, sosial, dan spiritual. Namun, dalam menerapkan pendekatan konseling untuk ABK, konselor juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Keterbatasan komunikasi dapat membuat sulit bagi konselor untuk memahami kebutuhan dan perasaan anak dengan kebutuhan khusus. Keterbatasan fisik dapat mempengaruhi aksesibilitas dan mobilitas anak-anak dalam mendapatkan layanan konseling. Penyandang disabilitas ganda memerlukan pendekatan yang lebih kompleks dan terintegrasi dalam konseling.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sumantri, Budi, dan Nurul Ahmad. "Teori Belajar humanistik dan Implikasinya terhadap pembelajaran pendidikan agama islam." Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, 2019
Bhakti, Caraka Putra. "Bimbingan Dan Konseling Komprehensif: Dari Paradigma Menuju Aksi." Jurnal Fokus Konseling 1.2 (2015). Hlm 97-100
Eva, Nur. 2015. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. (Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi Univeritas Negeri Malang
Fatwikiningsih, Nur. 2020. Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Yogyakarta:
Anggota IKAPI, 2020
Hari Witono, A. "Peran bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif." Progres Pendidikan, Vol. 1, No. 3, 2020
Jaya Harjani, Haryanti, Ely Yuliati, and Laila Maharani. 2023. Layanan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus. Jawa Timur: AE Publishing
Marannu, Baso. "DINAMIKA SEKOLAH INKLUSI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS." MIMIKRI 8.2 (2022): 375-399.
Nixon Dapa, Aldjon, dan Meisie Lenny Mangantes. 2021. Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Deepublish
Nuryati, Nunung. 2022. Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Unisa Press
Widyorini, Endang. 2014. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata
Rahmania, Tia. 2023. Psikologi perkembangan. Banten: Sada Kurnia Pustaka Anwar, Chairul. 2017. Buku Terlengkap: Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga
Kontemporer. Yogyakarta: IRCiSoD
Uno, Hamzah B. 2023. Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara