sebagai tokoh yang berko latar Cognitive Therapies. Teori dan terapi Konsuae pada upaya membantu konseli untuk merekonstruksi belakang kehidupannya dengan cara yang lebih adaptif dan penuh kebahagiaan.
Penekanan ini menuntut konselor berinteraksi dengan konseli yang berfokus pada kondisi saat ini dan masa depan dalam proses konseling (Dobson &
Dobson, 2018; Sommers-Flanagan &Sommers-Flanagan, 2018; Meichenbaum, 2017).
B. Konsep Dasar Teori Konseling Kognitif Perilaku 1. Pemahaman Makna Konseling Kognitif Perilaku
Beck & Beck (2011) menyatakan Aaron Beck adalah seorang psikolog yang terkenal dengan sebutan “The Father of Cognitive Behavior Therapy"
mendefinisikan konseling kognitif perilaku adalah pendekatan konseling berbasis psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah kognitif atau persepsi konseli terhadap dirinya dalam rangka melakukan perubahan emosi, perilaku dan reaksi fisiologis konseli.
Menurut Joyce-Beaulieu & Sulkowski (2015) konseling kognitif perilaku adalah bentuk konseling berbasis psikoterapi yang menekankan proses berpikir tentang bagaimana individu merasakan dan melakukan. Konseling Kognitif Perilaku, merupakan bentuk konseling yang efektif dan efisien untuk menangani berbagai permasalahan yang spesifik, pada beragam populasi konseli
(Turwer,dk 2010: Beck & Beck, 2011;Cooper, 2012).vang mengandalkan konsep validasi empiris dan teknik-teknik
Beck (1991) mendefinisikan cognitive behavior therapy sebagai pendekatan konseling yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada saat ini
dengan cara melakukan kognitt perilaku didasarkan pada formulasi kogniul, keyakinan dan pada konseptualisasi atau pemnahaman konseli atas keyakinan perilaku yaitu munculnya restrukturisasi kognitif yang menyimpang dan sistem kepercayaan untuk membawa perubahan pikiran dan perilaku.
Para ahli yang tergabung dalam National Association of Cognitive-Behavioral Therapists (NACBT, 2017), mendefenisikan konseling kognitif perilaku sebagai suatu pendekatan konseling yang menekankan peran penting pikiran, bagaimana kita merasakan dan apa yang kita lakukan. Menurut King, Heyne & Ollendick (2005)mendefinisikan Konseling kognitif perilaku sebagai pendekatan dengan sejumlah prosedur yang secara spesifik menggunakan kognisi sebagai bagian utama konseling.
Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa konseling kognitif perilaku ialah suatu pendekatan konseling yang berfokus pada keadaan konseli melalui restrukturisasi kognitif dan perilaku dengan menggunakan prosedur pengubahan kognitif dan perilaku.
2. Prinsip Dasar Konseling Kognitif Perilaku
(2010),pada intinya konseling Konseling Kognitif Perilaku memiliki prinsip dasar yaitur
a. Prinsip Kogntif
Gagasan utama pendekatan kognitif adalah permasalahan emosi dan pemikiran, keyakinan, dan interpretasi mengenai diri atau situasi yang dialami individu, sebagai makna yang diberikan
cara seseorang memaknai segala kejadian dalam hidup,yang yang berbeda-beda terhadap peristiwa yang dialami.
Dapat disimpulakan bahwa pendekatan kognitif dapat membantu individu
yang mengalami masalah dengan mengubah kognisinya mengenai apa yang ia
rasakan (change their cognition change the way they feel). Secara visual prinsip dasar kognitf, bahwa kognisi yang berbeda akan menghasilkan emosi dan perilaku yang berbeda pula, diilustrasikan dalam gambar berikut:
Gambar 7.1. Prinsip Dasar Kognitif
Konseling Kognitif Perilaku mengemukakan, prinsip kognitif merupakan interpretasi individu terhadap suatu peristiwa atau situasi. Jika ada dua individu, yang memberikan reaksi berbeda terhadap sebuah peristiwa karena mereka memandang sebuah peristiwa dengan cara berbeda, namun jika individu bereaksi tidak biasa, ini dikarenakan individu memiliki automatic thoughts (pikiran-pikiran otomatis) atau keyakinan mengenai peristiwa tersebut. Konselor kognitif perilaku,membantu individu,memahami bagaimana ia bisa membentuk sebuah distorsi kognitif dengan memfokuskan pada bukti-bukti tertentu.
b. Prinsip Perilaku
Menurut Konseling Kognitif Perilaku, perilaku merupakan aspek yang dipengaruhi oleh kognisi dan emosi,
misalnya individu mempunyai pemikiran negatif, menduung Perilaku, membantu individu
untuk belajar perilaku baru dan cara baru untuk menghadapi situasi-situasi, termasuk belajar keterampilan-keterampilan khusus, contohnya keterampilan sosial.
c. Prinsip Kontinum
Menurut Konseling Kognitif Perilaku, permasalahan mental muncul dari proses mental normal yang berlebihan dibandingkan sebagai kondisi patologis. Dapat disimpulkan bahwa masalah psikologis berada pada ujung kontinum dan bukan dalam dimensi yang berbeda. Keyakinan ini berhubungan dengan ide bahwa masalah-masalah psikologis terjadi pada siapa saja.
d. Prinsip Here and Now
Menurut Konseling Kognitif Perilaku, berfokus pada gejala yang muncul pada masa kini dan tidak banyak menekankan pada masa lampau. Hlal tersebut sesuai dengan prinsip konseling behavior yaitu memperhatikan permasalahan di masa kini dan menekankan proses yang terjadi dalam menangani masalah yang terjadi.
e. Prinsip Interaksi Antar Sistem
Permasalahan muncul dari interaksi antara beberapa sistem, sekaligus dalam diri dan juga lingkungan, dalam Konseling Kognitif Perilaku terdapat empat sistem yaitu kognisi,emosi, perilaku dan reaksi fisiologis. Sistem-sistem ini saling berinteraksi dalam sebuah proses kompleks dan juga berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik,dan ekonomi.Secara visual prinsip interaksi antar sistem dilusrasikan dalan gambar berikut:
-年Perilaku
Panoramia 1con Leori Konseting M以事他建体行基地最大1的十M10Nshhnntmn All Habsy,M.Pd.
Gambar 7.2. Prinsip Interaksi Antar Sistem f. Prisip Empiris
Mengevaluasi teori dan teknik konseling yang digunakan secara empiris, hal inilah yang membuat Konseling Kognitif Perilaku sebagai pendekatan konseling yangscientific, etis, dan juga ekonomis dengan berbagai bukti yang memadai. Dapat disimpulakan bahwa Konseling Kognitif Perilaku menekankan pada hubungan antara pikiran dan perilaku serta pentingnya sistem kerja kognitif dan peristiwa pribadi sebagai mediator perubahan.
Asumsi Konseling Kognitif Perilaku adalah proses kognisi merupakan mediasi untuk perilaku, pengalaman dan perubahan perilaku yang diharapkan dapat dicapai dari perubahan kognisi.
3. Karakteristik Konseling Kognitif Perilaku
Karakteristik Konseling Kognitif Perilaku tidak hanya menekankan pada perubahan pemahaman konseli dari sisi kognitf saja,akan tetapi pada pengubahan perilaku. Secara umum Konseling Kognitif Perilaku memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan konseling lain, namun memiliki hal lain yang
menjadikannya berbeda. Menurut, para ahli yang tergabung dalam mengidentifikasi karakteristik Konseling Kognitf Perilaku sebagai berikut:
Perilaku berpndangan bahwa kognisi menyebabkan timbulnya perasaan dan tindakan tertentu bukan karena peristiwa eksternal.Individu dapat mengubah cara berpikir untuk menghasilkan perilaku yang lebih baik, meskipun situasi tidak berubah.
b. Briefer and time-limited. Konseling Kognitif Perilaku dapat dipandang sebagai pendekatan yang singkat menampakan hasil, rata-rata jumlah sesi untuk berbagai intervensi konseling sebanyak 16 sesi, tergantung dari beban masalah yang dialami oleh konseli.
Tabel 7.1. Intervensi Konseling
Tipe Masalah Jumlah sesi
Masalah ringan (mind)
6 Sesi
Masalah ringan menuju sedang (mind to moderate)
6-12 sesi
Masalah sedang menuju berat (moderate to severe)
1-16 Sesi
Masalah berat dengan gangguan kepribadian 16 Sesi
c. Tidak mengandalkan hubungan positif konselor-konseli.Konseling Kognitif Perilaku memandang bahwa hubungan positif memang penting, tetapi tidak cukup memadai bagi pengubahan masalah konseli, namun pengubahan masalah konseli terjadi ketika konseli berpikir realistis.
d. Upaya kolaboratif antara konselor dengan konseli. Peran konselor adalah
mendengarkan, melakukan konseling dan konseli mengekspresikan diri, belajar dan mengimplementasikan hasil belajar.
e. Filosofi Stoic. Konseling Kognitif Perilaku mengajarkan bagaimana konseli bersikap tenang ketika dikonfrontasi oleh peristiwa yang tidak diinginkan.
In:Bakhr Bakhrudin Habsy,P'd Panorama Teori Teon Konseling Modern dban Post Modern
f.Mengunakan metade Secraic Konselor Komelmng Kognet tentang masalahi konseli, teknik yang sering digunakan adalah sendiri.
g.ifattersrukturdan direktif.Fokus dari Konseling Kogntf direncanakan sebelumnya dan tidak bermaksud memberi tahu apa yang semestinya dilakukan oleh konseli, melainkan mengajarkan bagaimana semestinya konseli melakukan sesuatu.Konselor Konseling Kognitif Perilaku memiliki agenda khusus untuk setiap sesi pertemuan dengan menggunakan teknik yang spesifik.
h. Berdasarkan model pendidikan. Model pendidikan Konseling Kognitif Perilaku memiliki dampak yang mengarah pada hasil jangka panjang, tujuan konseling adalah membantu konseli belajar bereaksi dengan cara baru. Ketika konseli memahami bagaimana dan mengapa melakukan sesuatu yang terbaik,maka konseli akan melanjutkan sesuatu yang terbaik untuk diri sendiri.
i. Teori dan teknik konseling kognitif perilaku berdasarkan pada metode induktif.
Aspek utama pikiran realistis adalah berdasarkan pada fakta bukan hanya asumsi
sederhana.Metode induktif mendorong konseli untuk melihat kognitif dalam
konteks hipotesis yang setiap saat dapat dapat di uji dan dipertanyakan, apabila konseli menemukan hipotesis yang salah, maka ia dapat mengubah pikiran agar sejalan dengan realitas.
j. Homework. Konselor Konseling Kognitif Perilaku menugaskan yang diperoleh selama sesi konseling dalam kehidupan sehari-hari.
169