• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendekatan psha (probabilistic seismic hazard analysis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pendekatan psha (probabilistic seismic hazard analysis)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tanggal 29 Juli 2018 terjadi aktivitas gempa bumi di Pulau Lombok berkekuatan magnet 6,4 SR yang berasal dari daerah Sambalia. Bahaya gempa bumi juga telah dijelaskan dalam Al-Quran surat Az-zalzalah ayat 1-2. Dari kutipan surah di atas dapat dijelaskan bahwa fenomena gempa bumi telah terjadi sejak lama dan dialami oleh manusia pada masa lampau dengan keadaan yang berbeda-beda yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an.

4 Mufidatul Khoiroh Sulastri dan Bambang Sunardi Nurdianasari Latuconsina, “Analisis Bahaya Gempa Bumi di Kabupaten Garut dengan Percepatan Tanah Maksimum Menggunakan Metode Probabilistik. Gempa bumi juga dijelaskan dalam Al-Qur'an dengan berbagai hikmahnya, salah satunya sebagai peringatan bagi umat manusia untuk selalu waspada berbakti kepada Allah SWT 8 Pambayun Purbandini, Bagus Jaya Santosa, dan Bambang Sunardi, “Analisis Bahaya Gempa Bumi di Wilayah Malang dengan Pendekatan Probabilistik”, Sy Science and Arts Journal Vol.

Gempa Pulau Lombok” dengan mengacu pada penelitian terdahulu dan referensi jurnal terkait serta kejadian gempa yang terjadi pada tahun 2018 tepatnya pada bulan Juli hingga Agustus.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Batasan Masalah

Data gempa sekunder yang digunakan adalah data gempa tahun 1979 hingga tahun 2018 (Juli – September). Sumber gempa subduksi adalah zona subduksi, atau lokasi tumbukan dua lempeng tektonik aktif. Nilai percepatan tanah akibat gempa merupakan gaya inersia yang bekerja pada massa struktur.

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah data sekunder kejadian gempa signifikan pada tahun 1979 hingga 2018 (Juli – September) di Pulau Lombok. Sebab saat ini banyak terjadi gempa bumi yang melanda Pulau Lombok dengan magnitudo dan nilai Peak Ground Acceleration yang berbeda-beda yang telah dianalisis dengan metode PSHA (Probabilistic). Kurniawan, Miftahul, “Pemetaan Tingkat Risiko Kerusakan Gempa Bumi di Wilayah Jawa Barat Berdasarkan Model Percepatan Tanah Maksimum Menggunakan Metode Mc.Guirre.R.K (Studi Kasus Data Gempa Bumi Antar Tahun dalam Skripsi (Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2016), Hal.

Data gempa dari Stasiun Geofisika (BMKG) Selaparang Kota Mataram tahun 2018 (Juli – September) disaring.

Definisi Operasional

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

Gempa bumi juga dapat diartikan sebagai getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat energi yang dilepaskan dan dihasilkan oleh lempeng tektonik yang bergerak bersama. Gelombang gempa yang terjadi di permukaan tanah dapat menimbulkan kerusakan bangunan atau gelombang tsunami.17. Pelepasan energi menurut teori rekahan menyatakan bahwa pada saat terjadi gempa bumi, sejumlah energi akan dilepaskan.

Gempa bumi juga sering menimbulkan kerugian dan korban jiwa, yaitu gempa yang disebabkan oleh gempa tektonik. Gempa bumi juga dibedakan menjadi tiga menurut penyebabnya, yaitu gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa puing-puing. Sedangkan gempa puing terjadi akibat runtuhnya suatu bangunan atau gedung pencakar langit yang menyebabkan permukaan bumi berguncang.19.

Gempa bumi ini erat kaitannya dengan aktivitas lempeng tektonik, baik secara regional maupun global. Perhitungan empiris berdasarkan informasi sumber gempa dan kondisi geologi lokal dapat dilakukan dengan pendekatan probabilistik PSHA (Probabilistic Seismic Hazard Analysis). Sebelum melakukan perhitungan atau penginputan data dengan metode PSHA, terlebih dahulu kita harus menentukan jenis sumber gempa.

Sumber gempa dibedakan menjadi 3 sumber gempa, yaitu sumber gempa sesar, subduksi, dan sumber gempa latar. Sumber gempa sesar adalah sesar/sesar atau busur belakang yang mengarah ke atas yang terjadi pada lempeng benua. Pelepasan energi akibat pergerakan lempeng tektonik merambat dalam bentuk gelombang yang di beberapa tempat menimbulkan gempa bumi.

Sesar-sesar yang ada di permukaan maupun di bawah permukaan bumi, apabila bergerak akan menimbulkan gempa bumi. Peluang terjadinya gempa bumi juga diartikan sebagai peluang terjadinya gempa bumi yang merusak di suatu wilayah atau wilayah dalam kurun waktu tertentu. Percepatan maksimum gerakan tanah atau Peak Ground Acceleration (PGA) merupakan nilai percepatan maksimum gerakan tanah sebagai indikator yang digunakan untuk mempelajari tingkat kerusakan tanah akibat getaran gempa bumi.

PGA biasanya dihitung dari besaran dan kedalaman gempa dengan menggunakan rumus empiris.

Gambar 2.1  Peta Tektonik Kepulauan Indonesia dan sekitarnya
Gambar 2.1 Peta Tektonik Kepulauan Indonesia dan sekitarnya

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

METODELOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Data Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

Variabel Penelitian

Desain Penelitian

Karakterisasi dan pemodelan zona sumber gempa dilakukan dengan interpretasi kondisi geologi, geografis, dan seismotektonik berdasarkan data sekunder gempa bumi di Pulau Lombok pada tahun 1979 hingga tahun 2018, yang diperoleh dari data observasi lembaga observasi nasional berupa Badan Meteorologi, Klimatologi. dan katalog Badan Geofisika (BMKG) maupun internasional berupa katalog USGS dan data langsung dari Stasiun Geofisika BMKG Selaparang Kota Mataram. Karakterisasi dan pemodelan zona sumber gempa akan memberikan gambaran kejadian gempa atau sejarah gempa, frekuensi gempa dan pergeseran lempeng relatif (kecepatan slip). Zona sumber gempa diklasifikasikan menjadi 3, yaitu sumber gempa garis patahan, sumber gempa subduksi, dan sumber gempa latar.

Untuk memodelkan sumber gempa itu sendiri digunakan model perulangan Gutenberg-Richter dengan memberikan bobot pada masing-masing model. Dalam hal penelitian bahaya seismik dengan metode perhitungan PSHA, karakterisasi dan pemodelan sumber gempa yang sering digunakan adalah model recurrence. Logic tree ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan bobot setiap parameter gempa dengan menggunakan analisis seismic hazard dan menggambarkan tingkat kepercayaan dari parameter yang digunakan.

Logic tree ini juga dimaksudkan untuk melakukan pembobotan sumber gempa sesar, sumber gempa subduksi, dan sumber gempa latar dengan menentukan fungsi redamannya. Dalam analisis bahaya seismik digunakan teori probabilitas total atau probabilitas ketidakpastian total bahaya seismik dengan asumsi besaran sumber gempa (M) dan jarak hiposenter (R).

Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian

Prosedur Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

  • Teknik Analisis Data

Data kejadian gempa bumi di Pulau Lombok periode 39 tahun 1979 sampai dengan tahun 2018 (Juli – September) diperoleh dari Stasiun Geofisika BMKG Selaparang Kota Mataram dan katalog USGS dengan batas wilayah serta koordinat LS dan BT Pulau Lombok, diperoleh data lebih lanjut tentang gempa bumi 2.595 data kejadian gempa dengan magnitudo 3 SR hingga 7 SR. 41Ilman Luthfi Hilmi, Sutrisno dan Dede Sunarya, “Analisis kegempaan berdasarkan data periode gempa dengan menggunakan nilai b di wilayah selatan Jawa Barat dan hubungan frekuensi-magnitudo Banten”, Al-Fiziya, II. Probabilistik adalah kemungkinan terjadinya gempa bumi yang merusak suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan konstruksi bangunan tahan gempa.44 Menggunakan metode PSHA (Probabilistic Seismic Hazard Analysis) untuk menentukan risiko terjadinya gempa bumi di Pulau Lombok dengan memperhatikan faktor – faktor ketidakpastian dalam analisa hasil Peak Ground Acceleration (PGA) yang meliputi lokasi gempa, besaran gempa dan frekuensi gempa. kejadian, sehingga faktor ketidakpastian tersebut dapat dihitung dan dianalisis untuk memperoleh hasil yang jauh lebih akurat dan tepat mengenai kejadian gempa bumi.45 Dengan langkah-langkah yang meliputi pengumpulan data, data diperoleh dari katalog USGS (United State Geological Survey) dan stasiun geofisika BMKG Selaparang, Mataram kota, data kejadian gempa bumi di Pulau Lombok dalam kurun waktu 39 tahun dari tahun 1979 hingga 1979. Pada tahun 2018 diperoleh 2.595 data gempa bumi berkekuatan 3 SR hingga 7 SR dengan titik koordinat di wilayah LS dan BT.

43Siti Azizah Sutisna, Mimin Iryanti dan Judhistira Aria Utama, “Penentuan Kegempaan Gempa Berdasarkan Hubungan Intensitas Gempa dan Kekuatan Gempa di Wilayah Provinsi Jawa Barat”, Seminar Nasional Pendidikan Fisika (SINAFI. 47Linda Dan Madlazim Royani, “Stu Royani, Estimasi Awal Gempa Bumi Menggunakan Metode B-Value dan Z-Value', Jurnal Inovasi Fisika Indonesia.48 Linda, Nasrul Ihsan dan Pariabti Palloan, 'Analisis Sebaran Spasial dan Temporal Seismotektonik Berdasarkan Analisis B-Value-values sebaran seismotektonik spasial dan temporal berdasarkan nilai B menggunakan metode probabilitas pada Pengantar Gempa Bumi yang Sering Melanda Indonesia', Jurnal Pendidikan Sains dan Fisika (Jspf), 15 April.

Dimana lokasi atau luas Pulau Lombok, dari data gempa tahun 1979 sampai dengan tahun 2018, dilakukan perhitungan dan analisa data dengan bantuan software Matlab-Zmap, nilai probabilitas terulangnya periode kejadian gempa dengan nilai probabilitas sebesar 10% atau satu dari sepuluh gempa berkekuatan 4,5 SR hingga 7,0 SR diperoleh dalam kurun waktu 50 tahun. Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa Pulau Lombok mempunyai tingkat risiko seismik yang sangat serius, oleh karena itu perlu adanya manajemen dan mitigasi bencana untuk mengurangi dampak bencana gempa bumi. 56Muhammad Syifa'uddin, 'Pemetaan Tingkat Resiko Kerusakan Gempa Bumi Di Sekitar Celah Palu Koro Berdasarkan Model Percepatan Tanah Maksimum Menggunakan Metode Mc.Guirre.R.K', dalam Skripsi (Malang: Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar, 2017), Hal. 1–73.

57 Miftahul Kurniawan, “Pemetaan tingkat risiko kerusakan akibat gempa bumi di wilayah Jawa Barat berdasarkan pola percepatan tanah maksimum dengan metode Mc.Guirre.R.K (Studi kasus data gempa antar tahun dalam skripsi (Malang: . Maulana Malik Ibrahim ) Universitas Islam Negeri Malang , 2016) Berdasarkan data gempa periode dengan menggunakan nilai B pada hubungan besaran frekuensi wilayah selatan Jawa Barat dan Banten', Al-Fiziya, Ii.

Linda, Nasrul Ihsan dan Pariabti Palloan, 'Analisis sebaran seismotektonik spasial dan temporal berdasarkan nilai B menggunakan Analisis sebaran seismotektonik spasial dan temporal berdasarkan nilai B menggunakan metode probabilitas di Pulau Jawa Pendahuluan Gempa bumi sering terjadi Indonesia', Jurnal Pendidikan Sains dan Fisika (Jspf), 15 April. Royani, Linda dan Madlazim, 'Studi estimasi awal gempa dengan metode B-value dan Z-value', Jurnal Inovasi Fisika Indonesia. Sutisna, Siti Azizah, Mimin Iryanti dan Judhistira Aria Utama, 'Penentuan kegempaan gempa berdasarkan hubungan intensitas gempa dan magnitudo gempa di Provinsi Jawa Barat', Seminar Nasional Pendidikan Fisika (Sinafi.

Syifa'uddin, Muhammad, 'Pemetaan tingkat risiko kerusakan akibat gempa bumi di sekitar sesar Palu Koro berdasarkan pola percepatan tanah maksimum dengan metode Mc.Guirre.R.K', dalam skripsi (Malang: Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar, 2017) , Hal.

Tabel 4.1 Hasil Penyortiran dan Konversi Magnitude Momen (Mw) ≥ 5 dari  Data Gempa
Tabel 4.1 Hasil Penyortiran dan Konversi Magnitude Momen (Mw) ≥ 5 dari Data Gempa

Gambar

Tabel 4.2  Perbandingan  Nilai  PGA,  Kejadian  Per  Tahun  dan  Kala  Ulang  Kejadian Gempa, 47
Lampiran 3  Foto saat Penelitian untuk Pengambilan Data di  Stasiun Geofisika  (BMKG) Selaparang Kota Mataram
Gambar 2.1  Peta Tektonik Kepulauan Indonesia dan sekitarnya
Gambar 2.2  Peta bethymetri dari Jawa dan Nusa Tenggara
+7

Referensi

Dokumen terkait

In the year 2003, Delone and Mclean developed the theory about the success of information systems by adding the service quality and combine the impact individual and organizational