• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Anak Berkebutuhan Khusus

Pengalaman yang paling berkesan dari kami adalah pengalaman berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus di sekolah. Mengajar mengajar anak berkebutuhan khusus bagi calon guru adalah passion yang luar biasa.

Pendidikan untuk Semua

Keberadaan siswa berkebutuhan khusus di sekolah umum atau di lingkungan pendidikan inklusif berarti memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi siswa berkebutuhan khusus untuk bersekolah di sekolah umum, mulai dari jenjang pendidikan pra sekolah, sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Keberadaan siswa berkebutuhan khusus di sekolah reguler atau di lingkungan pendidikan inklusi berarti memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi siswa berkebutuhan khusus.

Rasulullah Pembela Warga Berkebutuhan Khusus

Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassallam berusaha mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas dengan mengajarkan bahwa tidak boleh ada stigma atau sikap negatif terhadap mereka yang berkebutuhan khusus. Ia menegaskan, kecacatan tidak mempengaruhi kesempurnaan mereka di mata Allah selama mereka memiliki iman yang kuat. Mereka terpinggirkan, terabaikan dan sering dipandang sebagai kelompok masyarakat yang lemah dan tidak berdaya.Rasulullah telah menjadi sumber inspirasi bagi saya dan para penyandang disabilitas di seluruh dunia.

Perkembangan Pendidikan Khusus di Indonesia

Pasal 133 ayat 4 mengatur bahwa penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilakukan secara terpadu antar jenjang pendidikan dan/atau antar jenis kecacatan. Hingga Juni 2013, Pemerintah Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah dan DIY sepakat untuk mendirikan SDLB Negeri, SMPLB Negeri, dan SMALB Negeri yang masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.

KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN

Anak dengan Hambatan Penglihatan

Jadi, jika dinyatakan 20/200, maka berarti orang tersebut hanya dapat melihat pada jarak 20 kaki, sedangkan untuk ukuran/penglihatan mata normal dapat melihat pada jarak 200 kaki. Sedangkan tunanetra reversibel adalah “kurangnya penglihatan yang disebabkan oleh kekeruhan media visual, seperti kelainan kornea atau selaput bening dan lensa mata”19.

Pendengaran dan Bicara (Tunarungu-Wicara)

Pendidikan formal (sekolah) merupakan upaya yang dilakukan untuk membantu anak tunarungu. Mereka berada di ambang batas antara tuna rungu dan tuli. Orang-orang dalam kelompok ini tidak dapat belajar bahasa hanya dengan mengandalkan telinganya, sekalipun didukung oleh alat bantu dengar.

Anak dengan Hambatan Fisik (Tunadaksa)

Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan menurut: (a) tingkat kecacatan (b) topografi anggota tubuh yang cacat dan (c) sosiologi gangguan gerak. Terjadinya kerusakan otak, seperti halnya anak dengan cerebral palsy sering juga ditemukan yang menderita gangguan sensorik.

Anak dengan Hambatan Intelektual

Oleh karena itu, cukup sulit membedakan secara fisik antara anak tunagrahita ringan dengan anak normal. Untuk memahami anak tunagrahita atau tunagrahita, ada baiknya terlebih dahulu memahami konsep Mental Age (MA). Namun, semakin lama perbedaan pola perkembangan antara anak tunagrahita dan anak normal semakin terlihat.

Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku

Pembatasan mengenai anak yang mengalami gangguan perilaku atau lebih dikenal dengan retardasi mental. Subyek kajian dalam pembahasan ini adalah anak-anak yang mengalami gangguan perilaku berkebutuhan. Secara garis besar, anak tunagrahita dapat digolongkan mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial dan mengalami gangguan emosi.

Anak Berkesulitan Belajar

Kesulitan belajar dapat terjadi bersamaan dengan gangguan lain (misalnya gangguan sensorik, hambatan sosial dan emosional) dan pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses belajar yang tidak tepat). Oleh karena itu CALD mengajukan definisi sebagai berikut: Kesulitan belajar khusus dianggap sebagai kondisi kronis. Seperti disebutkan di atas, karakteristik anak dengan ketidakmampuan belajar tidak akan berlaku secara universal untuk semua anak tersebut karena setiap ketidakmampuan belajar tertentu memiliki gejala dan karakteristiknya sendiri.

Anak Autisme

Gangguan pada kelompok ini memiliki keterbatasan berat dalam berpikir, bahasa, keterampilan motorik atau keterampilan sosial. Anak-anak dengan kelainan yang tidak memenuhi kriteria lengkap DSM-IV atau ICD-10 disebut PDD-NOS (Pervasive Developmental Disorder-not Others Specific). Versi terbaru Childhood Autism Rating Scale (CARS, Schopler & Renner) di Berkell, mengemukakan bahwa ada 15 ciri autisme, yaitu: keterlambatan/gangguan dalam hubungan sosial, gangguan pada kemampuan meniru, gangguan pada respon emosi, ada adalah kebingungan dalam penggunaan anggota tubuh, penggunaan benda yang tidak tepat, kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan, respons visual yang tidak biasa, respons pendengaran yang tidak biasa, penggunaan respons pengecapan, penciuman dan sentuhan yang tidak biasa, ketakutan yang tidak biasa, keterlambatan dalam komunikasi verbal, keterlambatan dalam komunikasi nonverbal, aktivitas abnormal tingkat, gangguan fungsi intelektual, dan timbulnya gejala autis sebelum usia tiga puluh bulan.

Anak dengan Intelegensi Tinggi

  • Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian

Anak-anak ini membutuhkan program dan/atau layanan pendidikan yang berbeda di luar lingkup program sekolah reguler untuk mewujudkan kontribusi mereka kepada masyarakat dan diri mereka sendiri.”73. Seorang anak dengan ADHD biasanya hanya memiliki sedikit perhatian, sehingga mudah mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal lain. Biasanya, anak ADD mengalami kesulitan berkonsentrasi pada pelajaran di sekolah atau kegiatan di luar sekolah.

DAMPAK GANGGUAN PADA ANAK

Dampak Gangguan Penglihatan

Gangguan penglihatan mempengaruhi perilaku, seperti: sering membungkuk/tersandung saat berjalan, kesulitan mengambil benda kecil di dekat, membaca terlalu dekat, banyak melompat saat membaca, cepat lelah saat membaca/menulis, sering menggerakkan kepala saat membaca. matanya banjir ketika melihat tulisan-tulisan kafir, ia sering menyeka matanya, ia memiringkan kepala ketika melihat benda-benda yang jauh. Ciri-ciri lain dari anak tunanetra yang sering menimbulkan keluhan seperti: rasa pusing, sulit melihat dengan jelas dari jarak jauh, pandangan kabur saat membaca/menulis, benda tampak seperti dua bagian, mata sering terasa gatal. Guru harus mengenalinya agar anak tunanetra dapat terlayani secara optimal sejak dini, baik secara medis, sosial-psikologis, maupun pendidikan, sehingga tidak menimbulkan kesulitan belajar pada anak di kemudian hari.

Dampak Gangguan Pendengaran

Kelompok belajar kolaboratif didasarkan pada saling ketergantungan positif, yang mengharuskan setiap anggota kelompok saling membantu untuk berhasil. Kelompok belajar kooperatif terdiri dari anak-anak yang mampu atau memiliki karakteristik heterogen, sedangkan pada kelompok belajar tradisional anggotanya seringkali homogen. Anak-anak yang berpengalaman dalam pembelajaran kooperatif dapat dimasukkan dalam kelompok pembelajaran kooperatif berorientasi tugas.

Dampak Gangguan Intelektual

Dampak Gangguan Fungsi Otot & Alat Gerak

Guru harus memperhatikan hal-hal berikut saat memberikan layanan dan mengajar anak-anak dengan gangguan fungsi otot dan alat gerak. Apa postur tubuhnya Artinya bagaimana postur tubuh anak saat menggunakan alat bantu, postur duduk saat menerima pelajaran, waktu istirahat, waktu ke toilet, dan seterusnya.

Dampak Gangguan Emosi & Perilaku

Anak yang mengalami gangguan perilaku sering melawan, memukul, menyerang, marah, tidak patuh/melawan aturan, suka menyakiti diri sendiri dan orang lain, kasar, tidak sopan, menolak bekerja sama, memberontak, kurang memperhatikan orang lain, menyebalkan, berisik, mudah tersinggung , suka mendominasi orang lain, suka mengancam atau menggertak, cemburu, cemburu, suka bertengkar, tidak bertanggung jawab, ceroboh, mencuri, mengalihkan perhatian, menolak kesalahan dan menyalahkan orang lain, berubah-ubah, pendendam, egois. Mengingat banyak dari gangguan perilaku tersebut disebabkan oleh lingkungan, maka pengelolaan lingkungan merupakan pendekatan yang harus diperhatikan oleh guru. Gangguan perilaku dapat disebabkan oleh anak itu sendiri, dapat juga disebabkan oleh guru, atau dapat juga merupakan akibat interaksi antara guru dan anak.

Dampak Keberbakatan

Dengan melihat gejala dampak gangguan perilaku/emosional, guru dapat mengidentifikasi dan kemudian memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya agar tidak mengalami kesulitan belajar. Penilaian masalah perilaku, situasi masalah, lingkungan anak, harus dilakukan terlebih dahulu jika ingin mengatasi masalah gangguan perilaku. Kebutuhan belajar anak berbakat dan berbakat sesuai dengan yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dimana program pendidikan untuk anak berbakat dan berbakat dapat dikembangkan.

Anak Berkesulitan Belajar Spesifik

Dampak Gangguan Autisme

  • Dampak Gangguan Pemusatan Perhatian

Dalam kelompok belajar kooperatif, ketua kelompok dipilih secara demokratis, sedangkan dalam kelompok belajar tradisional, ketua kelompok sering ditentukan oleh guru. Dalam kelompok belajar kooperatif, guru memperhatikan keefektifan proses kelompok belajar, sedangkan dalam kelompok belajar tradisional, guru memperhatikan. Untuk anak-anak yang baru belajar kooperatif, yang terbaik adalah menempatkan mereka dalam kelompok pembelajaran kooperatif non-tugas terlebih dahulu.

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM

Batasan Tentang Belajar

Dia percaya bahwa belajar adalah proses di mana perilaku seseorang berubah sebagai hasil dari pengalaman dasar. Setidaknya ada tiga unsur: Pertama, ia memandang belajar sebagai suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang. Sogne berpendapat bahwa belajar adalah proses kognitif yang mengubah sifat rangsangan lingkungan, melalui pengolahan informasi menjadi kapasitas baru, berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

Ciri - ciri dari Belajar

Proses yang dialami oleh orang baru dikatakan memiliki arti belajar, tubuh menghasilkan perubahan pada orang tersebut, inti dari perubahan adalah hadirnya sesuatu yang baru. Berdasarkan unsur-unsur di atas, dapat dipahami bahwa belajar secara umum dirumuskan sebagai: Perubahan pada diri seseorang, yang dapat diekspresikan dengan menguasai pola penyambutan baru, berupa pemahaman, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari pengalaman yang dialami. Di luar itu, belajar juga tidak dapat diartikan sebagai perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari kematangan, pertumbuhan atau insting.

Unsur - unsur dalam Belajar

Mana yang harus diambil tentu saja berdasarkan interpretasi yang relevan dengan situasi yang dimaksud. Kemudian dari alternatif-alternatif yang ada, dipilih yang paling efektif dan efisien, yang kemudian diimplementasikan. Mungkin saja cara-cara yang disebutkan di atas tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Hakekat Pembelajaran

Oleh karena itu, sudah dapat ditentukan kemampuan dan keterampilan apa saja yang dibutuhkan dan harus dimiliki oleh anak. Apa yang akan terjadi dan bagaimana masyarakat akan berubah di masa depan sangat sulit diprediksi. Akibatnya, sangat sulit bagi kita untuk menentukan kemampuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan dimiliki oleh anak.

Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus

Implikasi dari prinsip motivasi ini adalah guru harus selalu memotivasi siswa untuk memelihara semangat dan gairah yang tinggi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Implikasi dari prinsip ini adalah guru dalam kegiatan belajar mengajar harus mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dan siswa atau komunikasi multi arah. Oleh karena itu, siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut melalui kegiatan belajar mengajar.

Strategi Pembelajaran ABK

Dalam pembelajaran kooperatif kelompok, setiap anggota kelompok harus memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok, karena nilai hasil belajar kelompok ditentukan oleh nilai rata-rata hasil belajar individu. Dalam pembelajaran kooperatif kelompok, penekanannya tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada upaya menjaga hubungan interpersonal antar anggota kelompok. Kebebasan memilih teman sering mengganggu – . mengakibatkan terbentuknya kelompok belajar yang homogen, yang dapat menggagalkan tujuan pembelajaran kooperatif.

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM

Identifikasi

Identifikasi bertujuan untuk menunjukkan pemahaman awal bahwa di antara siswa ada siswa yang mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh kelainan atau kecacatan. Bagi siswa dengan kesulitan belajar ringan (mild learning trouble) yang seringkali tidak teridentifikasi sebagai masalah. Bagi mahasiswa yang memiliki masalah serius, misalnya kelainan ganda, sebaiknya dirujuk (diserahkan) kepada pihak yang berwajib (profesional) untuk menangani masalah tersebut (misalnya pengobatan oleh dokter spesialis, psikiater, dll).

Penyaringan (Screening)

Asesmen (Assesment)

Kemampuan untuk memilih tes yang tepat berdasarkan reliabilitas sampel, validitas, dan standarisasi sama dengan hasil yang diharapkan. Catatan permanen seperti pendekatan pengajaran yang berhasil atau tidak berhasil dalam memberikan layanan kepada siswa, data motivasi, data sikap, laporan kesehatan dan hasil tes sebelumnya. Teknik informal meliputi berbagai metode pengumpulan data, skor bergulir, kuis berjangka waktu, daftar periksa, skala kelas, verbalisasi, dan berbagai observasi guru.

Pemenuhan Persyaratan (Eligibility)

Program Pendidikan Individual (PPI)

Penempatan (Placement)

Pembelajaran Berbasis Asesmen

Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Karakteristik Pekerja, Status Gizi Dan Kebiasaan Sarapan Dengan Produktivitas Kerja Pada Pengrajin Batu Bata Desa Bontobiraeng Kabupaten Gowa..

Pada Tabel 6 menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur dan lama kerja dan didapatkan hubungan yang kuat, dari hasil penelitian tersebut tampak sesuai