• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam dokumen PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Halaman 164-169)

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM

E. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus

E. Pembelajaran Anak Berkebutuhan

kuat untuk belajar, harus terus dibina dan dikembangkan, misalnya dengan cara menggairahkan perasaan ingin tahu, keinginan untuk mencoba, ingin maju, dan sebagainya.

Sebaliknya bagi siswa yang kurang memiliki motivasi dari dalam untuk belajar, guru perlu berusaha untuk membangkitkan motivasi tersebut dengan sebaik-baiknya.

Implikasi dari prinsip motivasi ini adalah, bahwa guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar tetap memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2. Prinsip Latar atau Konteks

Setiap kegiatan belajar mengajar, secara langsung atau tidak sebenarnya mempunyai kaftan dengan kegiatan belajarmengajar sebelumnya. Dengan kata lain, siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar, bukanlah siswa yang kosong sama sekali dari pengetahuan yang akan diajarkan oleh guru. Karena itu para guru perlu menyelidiki apa kira-kira pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya. Perolehan ini perlu dihubungkan dengan bahan pelajaran bam yang akan diajarkan oleh guru atau akan dipelajari oleh siswa.

Implikasi dari prinsip ini adalah guru perlu mengenal siswa secara mendalam. Guru perlu banyak menggunakan contoh clan atau memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, dan guru semaksimal mungkin menghindari pengulangan materi pengajaran yang sebenarnya sudah tidak terlalu perlu bagi siswa.

3. Prinsip Keterarahan

Prinsip keterarahan dimaksudkan sebagai upaya agar setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai titik pusat tujuan yang hendak dicapai. Dengan adanya titik pusat tujuan berarti kegiatan pembelajaran menjadi terarah, pusat perhatian siswa menjadi jelas, jalan pikiran siswa dapat dikembangkan secara runtut, dan pengukuran hasil belajar juga mudah. Implikasi dari prinsip ini adalah setiap akan melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menyiapkan bahan dan alat yang sesuai, serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat.

4. Prinsip Hubungan Sosial

Dalam belajar para siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan rekan-rekan sebayanya. Ada kegiatan belajar tertentu yang akan lebih berhasil jika dikerjakan secara bersama-sama atau berkelompok, daripada jika dikerjakan sendirian oleh masing-masing siswa. Interaksi antara siswa dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran, perlu dikembangkan oleh guru sehingga proses penemuan dan pemecahan suatu masalah dapat terjacli secara baik dalam arti keterlibatan seluruh siswa dalam proses belajar mengajar dapat optimal. Implikasi dari prinsip ini adalah, bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dan siswa atau komunikasi banyak arah.

5. Prinsip belajar sambil bekerja,

Setiap siswa pada hekakatnya belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas. Bekerja adalah tuntutan pernyataan diri anak. Karena itu mereka perlu diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkan fisik dan pikirannya dalam aktivitas belajar mengajar. Dengan banyak mengalami, mencari dan atau menemukan sendiri, biasanya tak akan mudah dilupakan.

Implikasi dari prinsip ini adalah, bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru harus banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek, atau percobaan atau menemukan sesuatu melalui pengamatan, penelitian dan sebagainya.

6. Prinsip Individualisasi

Prinsip individualisasi atau perbedaan perorangan berpandangan bahwa setiap siswa memiliki perbedaan- perbedaan tertentu, misalnya dalam kadar kecerdasan, kegemaran, bakat, latar belakang keluarga, sifat dan kebiasaan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar guru seyogyanya tidak memperlakukan anak-anak seolah- olah semua siswa itu sama. Jika perbedaan perorangan dipelajari dan dimanfaatkan dengan tepat, maka kecepatan dan keberhasilan belajar masing-masing anak dapat ditumbuhkembangkan secara optimal. Implikasi dari prinsip ini adalah perlunya guru mengenal karakteristik atau ciri-ciri siswa secara mendalam, baik dari segi

kemampuan maupun ketidak mampuannya, kecepatan maupun kelam¬batannya dalam belajar, sehingga setiap kegiatan pembelajaran setiap siswa mendapatkan perhatian dan perlakuan yang sesuai.

7. Prinsip Menemukan

Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi untuk menemukan, mencari dan mengembangkan sendiri terhadap informasi. Karena itu kepada siswa perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut melalui kegiatan belajar mengajar. Guru tidak perlu menjejalkan semua pengetahuan kepada siswa. Informasi yang disampaikan guru hendaknya hanya dibatasi pada informasi yang benar-benar mendasar dan “memancing”

siswa untuk mencari informasi selanjutnya. Siswa harus didorong untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban atau kesimpulan dari suatu permasalahan tertentu. Guru lebih berperan dalam hal memberikan jalan bagaimana masalah tersebut dapat dipecahkan. Dengan demikian keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, tidak hanya secara kognitif, tetapi juga secara afektif, psikomotorik dan fisik. Implikasi dari prinsip ini dalam proses pembelajaran guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu memancing siswa untuk aktif secara fisik dan mental dalam kadar yang cukup tinggi.

8. Prinsip Pemecahan Masalah

Tolok ukur kepandaian siswa banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam memecahkan masalah. Karena itu dalam proses belajar mengajar perlu diciptakan situasi bermasalah yang menuntut pemecahan tertentu sehingga siswa menjadi peka terhadap masalah. Guru hendaknya lebih sering memancing siswa dengan cara mengajukan berbagai persoalan/ problem yang ada di sekitarnya.

Siswa dilatih untuk merumuskan, mencari fakta/data, menganalisis data dan atau memecahkannya sesuai dengan kemampuannya.

Di samping prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan bagi siswa tiap-tiap jenis ada lagi prinsip-prinsip khusus yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab tersendiri; bab 5 tentang pembelajaran anak dengan gongguan penglihatan, bab 6 tentang pernbelajaran anak autisme, dan bab 7 tentang pembelajaran anak berkesulitan belajar.

Dalam dokumen PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Halaman 164-169)