• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendidikan inklusif - Repository UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pendidikan inklusif - Repository UIN Mataram"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Tema pendidikan inklusif kini banyak mendapatkan ruang diskusi dan karya ilmiah. Perdebatan panjang dan implementasinya mau tidak mau disajikan dalam buku ini dalam bentuk analisis kebijakan pendidikan inklusi.

Pengantar

Pendidikan inklusif merupakan agenda besar yang melibatkan banyak pihak yang terkait dengan anak itu sendiri hingga lingkungannya. Paradigma yang dimiliki pihak-pihak terkait pendidikan inklusi akan menjadi landasan yang kuat dan stabil pada tahap operasional.

Fleksibilitas dan Modifikasi Implementasi kurikulum Setiap kurikulum yang dikembangkan hendaknya

Pada hakekatnya segala sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik harus berdasarkan kurikulum yang telah direncanakan sebelumnya sehingga mencerminkan proses pendidikan yang mencakup aspek-aspek penting dalam lembaga pendidikan. Kesan yang tercipta selama proses pembelajaran sangat berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan tanpa mengabaikan kreativitas siswa, sehingga nuansa pembelajaran menjadi menyenangkan dan nyaman untuk dinikmati.

Kompetensi Tenaga Pendidik Ramah ABK

Sementara itu, guru berperan penting dalam menentukan metode yang tepat agar potensi siswa dapat berkembang dengan cepat. Guru yang memiliki pandangan ke depan akan sangat berpengaruh ketika anak didiknya mencapai prestasi belajar yang baik dalam dunia pendidikan. Faktor guru berdasarkan kompetensinya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan profesionalisme.

Dengan kompetensi yang dimiliki guru dapat merancang strategi pembelajaran yang tepat, metode yang digunakan, media serta evaluasinya. Selain itu, guru harus mampu menjalin kerjasama dengan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, mantap, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi sebagai bagian dari masyarakat dan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi sebagaimana yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

Input Peserta didik sebagai Basis Persiapan Pembelajaran Kemampuan awal dan karakteristik siswa menjadi acuan

Dalam pelaksanaan pembelajaran, peserta didik diatur agar dapat berpartisipasi dalam mewujudkan tujuan pendidikan pada zamannya. Dalam lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sekolah inklusi, semua peserta didik tanpa terkecuali harus terlibat aktif dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran agar tercipta kondisi lingkungan sekolah yang baik. Selain itu, siswa dengan potensi kecerdasan dan bakat istimewa juga memerlukan pendidikan khusus, antara lain 1) siswa dengan kecerdasan luar biasa, 2) siswa dengan kreativitas luar biasa, 3) siswa dengan bakat seni/atau atletik yang luar biasa, dan/atau 4) gabungan dari dua atau lebih jenis di atas.

Sekolah atau madrasah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi harus siap menerima peserta didik dengan kebutuhan jasmani, baik yang membutuhkan bantuan dalam segi kecerdasan, aspek mental maupun aspek fisik. Kemudian input siswa menjadi barometer bagi lembaga pelaksana untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang mengubah kurikulum dalam penyusunannya.

Lingkungan Penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Inklusif Dalam kaitan dengan sistem dukungan, terdapat peran

Rencana pembelajaran bagi anak difabel dibuat oleh guru khusus berdasarkan hasil penilaian dan dituangkan dalam format program pengajaran individual, kemudian digabungkan dengan rencana pembelajaran guru kelas. Guru pendamping yang notabene berlatar belakang pendidikan PLB ternyata belum berani bertindak sesuai konsep.

Kesiapan Sarana-Prasarana

Memperhatikan Evaluasi Pembelajaran

Hal ini dilakukan karena didasarkan pada anggapan bahwa siswa dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama atau hampir sama, sehingga perbedaan individu hampir tidak mendapat perhatian. Dalam pendidikan inklusif, melayani untuk mengajar siswa di mana perbedaan individu cukup besar, penilaian dengan sistem referensi kelompok kurang cocok, dan oleh karena itu sistem penelitian dengan referensi tolok ukur untuk setiap sisa lainnya akan lebih cocok.

Praktek Pendidikan Insklusif Di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak

Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak

Penyelenggaraan program pendidikan inklusi di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Paruh sudah menjadi komitmen bersama lembaga ini. Merupakan payung hukum penyelenggaraan program pendidikan inklusi yang disebut dan didukung penuh oleh Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Paruh. Adapun proses implementasi program pendidikan inklusi di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada secara skema dapat digambarkan seperti pada Tabel 5.1.

Penapisan dan identifikasi ABK dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada dengan mengumpulkan informasi dari pihak terdekat siswa misalnya orang tua atau. Dalam proses identifikasi, ketersediaan sumber daya di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Paruh Narmada seringkali menjadi kendala yang juga mempengaruhi tingkat keberhasilan proses identifikasi yang optimal. Prosedur identifikasi yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Paruh Narmada menekankan pada hasil wawancara dengan orang tua siswa, observasi gejala kelainan yang terlihat dan identifikasi.

Tahap kedua: Penilaian, penilaian di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Paruh Narmada merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil identifikasi awal. Sejauh ini, jumlah pelaksana Program Pendidikan Inklusif di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada tercatat hanya 6 orang yang terdiri dari 5 orang guru pembimbing khusus dan 1 orang psikolog yang berperan sebagai terapis. Layanan khusus lainnya yang diberikan di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Paruh Narmada adalah bimbingan dan konseling.

Tahap kelima, evaluasi: evaluasi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada dilaksanakan secara berkala.

Desain Pembelajaran Inklusif di Madrasah Ibtidayah NW Tanak Beak

Untuk itu, tujuan pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan siswa penyandang disabilitas sebagai bentuk komitmen dalam memberikan akses layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Selain itu, materi juga harus disesuaikan dengan tingkatan dan gaya belajar yang berbeda, terutama untuk anak-anak dengan kesulitan belajar. Perlu diketahui bahwa ketersediaan fasilitas penunjang atau fasilitas sekolah yang dapat diakses penyandang disabilitas belum mendapat perhatian serius dari pihak sekolah.

ABK, jalur yang dapat diakses oleh tunanetra, dan tangga yang dapat diakses oleh pengguna kursi roda tidak dapat disediakan oleh sekolah. Tanggung jawab penyediaan fasilitas yang aksesibel bagi penyandang disabilitas tentunya tidak bisa hanya dipikul oleh pihak sekolah saja, namun disinilah harus terjalin kerjasama antara pemerintah dan instansi terkait untuk memberikan dukungan bagi peningkatan program pendidikan inklusi ke depan. Pertama, kerjasama dalam pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus yang mendapat pendidikan di kelas reguler, proses pembelajarannya melibatkan teman sebayanya yang duduk berdekatan dengan anak normal sehingga prosesnya dapat dibantu oleh teman sebayanya.

Dalam hal kerjasama, peran guru tidak hanya membimbing saat pembelajaran, tetapi juga aktif menginformasikan kondisi perkembangan belajar anak terutama saat di rumah, hal ini akan sangat membantu pihak sekolah untuk mengevaluasi hasil belajar anak. Selanjutnya adalah penanggulangan hambatan belajar yaitu upaya pihak sekolah untuk mengurangi hambatan belajar yang menjadi faktor penghambat bagi anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh akses pendidikan yang layak Upaya yang dilakukan oleh Madrasah Ibtidayah NW Tanak Beak Narmada untuk mengatasi hambatan belajar bagi anak berkebutuhan khusus menghilangkan sikap negatif di lingkungan sekolah.

Jenis “ Support System ”

Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada sebenarnya mendapat banyak perhatian baik dari motivasi, dukungan orang tua, dukungan dana dari pemerintah dan bentuk dukungan lainnya. Selama ini bentuk dukungan pemerintah yang diberikan untuk pengembangan pendidikan inklusi di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada berupa bantuan fasilitas pendidikan khusus anak berkebutuhan khusus, pelatihan dan pembinaan. Selain dari pemerintah, dukungan lembaga lain untuk peningkatan program pendidikan inklusi di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada antara lain.

Dukungan Puskesmas Tanak Paruh dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma NTB, terkait tindakan medis dan asesmen. Fakta yang ditemukan di lapangan, keadaan Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada sebagai satu-satunya madrasah pelaksana program pendidikan inklusi di Kabupaten Lombok Barat masih sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Saat ini terapis yang memberikan pelayanan khusus kepada anak berkebutuhan khusus di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Beak Narmada hanya satu orang terapis kategori terapis yang juga seorang psikolog merangkap guru.

Dukungan masyarakat khususnya di Madrasah Ibtidayyah NW Tanak Paruh dan sekitarnya dalam pengembangan program pendidikan inklusi di Madrasah Ibtidaiyyah NW Tanak Paruh dinyatakan dalam. Indikasi yang ditunjukkan pihak sekolah untuk mendukung pelaksanaan program pendidikan inklusi di Madrasah Ibtidayah NW Tanak Paruh, misalnya: partisipasi dalam sosialisasi program pendidikan inklusi baik di masyarakat setempat, dalam pertemuan guru, pertemuan KKM atau pertemuan dengan orang tua siswa.

Layanan Pembelajaran Selama Masa Pandemi Covid 19 Selama masa pandemi covid 19 terhitung dari

Hal terpenting bagi orang tua adalah memahami bahwa mereka dapat memberikan layanan yang sama saat mendampingi anaknya di rumah. Dan guru juga sering mengajak anak-anak biasa untuk berkunjung ke panti anak berkebutuhan khusus untuk memberikan dukungan agar semangat belajar mereka tetap bersemangat dan senang. Hal ini mengingatkan pada tulisan Sapon-Shevin77 bahwa pendidikan inklusif berarti menciptakan dan memelihara komunitas kelas yang hangat, menerima keberagaman dan menghargai perbedaan.

Guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang dapat menampung semua anak secara penuh dengan menekankan suasana sosial dan perilaku yang menghargai perbedaan, antara lain perbedaan kemampuan, kondisi fisik, sosial ekonomi, suku, agama, dan sebagainya. Selain itu, pendidikan inklusif berarti penerapan kurikulum multi level dan multi modalitas, yang dapat dilaksanakan dengan mengadaptasi kurikulum dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

Penutup

Mudjito, Herizal, Elfindri, Pedoman pendidikan inklusi bagi guru, siswa dan orang tua anak berkebutuhan khusus dan layanan khusus, Jakarta: Baduose Media Jakarta, 2012. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009, tentang pendidikan inklusif bagi siswa penyandang disabilitas dan potensi kecerdasan bakat khusus, Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa dan Layanan Pendidikan Luar Biasa. Pada tahun 2014, ia melakukan perjalanan studi banding praktik pendidikan inklusif di Yayasan Pendidikan Koran untuk Anak Khusus FAQEH Selangor, Malaysia.

Konsentrasinya pada pendidikan inklusi membawanya menjadi konselor di Lembaga Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus “Roemah Pembangunan”. Saat ini beliau menekuni karir profesional utamanya sebagai Dosen Metode dan Praktik Pekerjaan Sosial di Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Mataram dan fasilitator aliansi di sejumlah lembaga kesejahteraan sosial seperti LPA NTB, MalFI, YPA dan Program Inovasi. Dalam membangun karir dan pelayanan kesejahteraan sosialnya, Muh memilih tiga jalur: pertama, menjadi narasumber pendukung LSM kesejahteraan sosial; kedua, mengkomunikasikan hasil penelitian terkait identitas lokal untuk kesejahteraan sosial di sejumlah forum akademik internasional seperti contoh terbaru presentasi pada International Symposium on Religious Life, ICRS UGM-LIPI-kemenag, 2-5 November 2020 dan ketiga, publikasi di jurnal ilmiah seperti contoh terbaru Ulumuna Number20 Internasional, Volume 20, Jurnal 20, Jurnal.

Sebagai pemerhati tumbuh kembang anak, penulis mengapresiasi ide cemerlang penerbitan buku pendidikan inklusi ini. Dengan adanya buku ini diharapkan dapat menjelaskan secara gamblang pandangan masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus, berbagai persoalan terkait pendidikan inklusi, orang tua sebagai lingkungan terpenting dan pertama dalam proses pendidikan awal, serta masyarakat sebagai lingkungan sosial yang menjadi tempat yang sangat baik untuk mendorong tumbuh kembang anak. Jurnal yang diterbitkan antara lain: “Pengawasan Hukum, Jurnal Fakultas UIN SUKA, Jurnal Tsamuh, Jurnal Masyarakat, dan jurnal Balai Penelitian Pembangunan dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta di bawah naungan Kementerian Sosial”.

Referensi

Dokumen terkait

Pesantren telah lama dikenal sebagai lembaga pendidikan yang inklusif, sedangkan lembaga pendidikan Islam transnasional cenderung eksklusif. Sikap inklusif pesantren