• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER ANAK - Digilib UIN SUKA"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Penguatan pendidikan karakter dalam konteks saat ini sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Dalam bidang pendidikan karakter anak, Thomas Lickona merupakan salah satu pemikir yang oleh Barat juga disebut sebagai bapak pendidikan karakter modern. Thomas Lickona dianggap sebagai pendiri istilah pendidikan karakter yang diperkenalkan pada tahun 1900. Berbicara mengenai implementasi pendidikan karakter dalam konteks Indonesia, tentunya tidak lepas dari agama; salah satunya adalah Islam.

Secara singkat kegunaan yang dijelaskan Thomas Lickona dan Abdullah Nasih Ulwan dalam pendidikan karakter anak sebenarnya tidak jauh berbeda, hanya saja yang digunakan Abdullah Nasih Ulwan mengutamakan penguatan keimanan anak, karena menurutnya akan terbentuk landasan baik yang kuat. karakter yang baik. Dan Thomas Lickona pun mencontohkan bagaimana sekolah harus bisa bekerja sama dengan orang tua sebagai kunci sukses dalam mengembangkan karakter anak.

Konsonan Tunggal Huruf

ﻦﻳﺪﻘﻌﺘﻣ

  • Ta’ Marbutah
    • Bila dimatikan ditulis h
    • Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t
  • Vocal Pendek
  • Vokak Panjang
  • Vocal Rangkap
  • Vocal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan Dengan Apostrof
  • Kata sandang alif + lam
    • Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat ضو 8 ا يوذ

Setelah melalui kurun waktu yang cukup lama dan usaha yang tidak sedikit, akhirnya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini hingga memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam. Penulis memahami bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Karwadi, M.Ag, selaku pembimbing skripsi yang telah mencurahkan ketekunan dan kesabarannya dalam meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca sangat berharga demi kesempurnaan skripsi ini pada akhirnya. Sebagai penutup, semoga disertasi ini dapat membawa manfaat, yaitu memberikan sumbangan pikiran dan berkah bagi penulis dan pembaca.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

3 Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), hal. Pendidikan karakter nampaknya mulai mendapat perhatian pemerintah untuk segera diterapkan di sekolah sebagai program inti. Implementasi pendidikan karakter memerlukan pemahaman yang jelas mengenai konsep pembentukan karakter dan pendidikan karakter itu sendiri.

Hakikat pendidikan karakter yang efektif terletak pada kerjasama yang kuat antara orang tua dan sekolah. Sedangkan menurut Thomas Lickona, pendidikan karakter adalah pendidikan karakter plus, yaitu pendidikan karakter yang mencakup aspek pengetahuan (kognitif), perasaan (arsip) dan tindakan (action).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Kajian Teori
  • Konsep Pendidikan Karakter Anak
  • Analisis Komparatif Pengertian Komparatif

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pendidikan karakter anak menurut pemikiran Abdullah Nashih Ulwan menjawab permasalahan masyarakat modern. Dikutip dalam buku Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Imajinasi dan Implikasinya pada Lembaga Pendidikan), (Jakarta: KENCANA, 2013), hal. Oleh karena itu, pendidikan karakter hendaknya memungkinkan siswa merasakan kualitas-kualitas tersebut secara langsung.

18 Raharjo, “Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Mewujudkan Akhlak Mulia”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional, Vol. Hakikat perbedaan tersebut adalah adanya wahyu Ilahi sebagai sumber dan pedoman karakter Pendidikan dalam Islam Konsekuensi dari hal ini adalah pendidikan karakter dalam Islam lebih sering dilakukan secara doktrinal dan dogmatis dibandingkan secara demokratis dan logis.

Pendekatan seperti ini menjadikan pendidikan karakter dalam Islam lebih cenderung mengajarkan yang benar dan yang salah. Dalam grand desain pendidikan karakter20 pendidikan karakter merupakan proses penanaman dan pemberdayaan nilai-nilai luhur dalam lingkungan satuan pendidikan (sekolah), lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Ketiga, fungsi penyaringan, pendidikan karakter berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

Jadi, pendidikan karakter adalah segala usaha guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Baginya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pendidikan karakter merupakan nilai-nilai asas yang mesti dihayati sekiranya sesebuah masyarakat itu ingin hidup dan bekerja dengan aman. Latar belakang menghangatkan isu pendidikan karakter adalah harapan pemenuhan sumber daya manusia yang berkualiti lahir daripada pendidikan.

Oleh karena itu, pendidikan karakter pada dasarnya adalah upaya dalam proses internalisasi, penyajian, penanaman dan pengembangan nilai-nilai baik pada diri peserta didik. Tujuan pendidikan karakter di sekolah yang kedua adalah memperbaiki perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah.

Metode Penelitian

Setelah dijelaskan, dianalisis kaitannya dengan persamaan dan perbedaan pemikiran serta implikasinya terhadap pendidikan karakter anak. Dari sumber primer yaitu dari karya Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan, seperti buku Educating for Character (Mendidik untuk Membentuk Karakter) karya Abdullah Nashih Ulwan, serta buku Educating for Character (Mendidik untuk Membentuk Karakter) karya Thomas Lickona, serta buku Pendidikan Anak dalam Islam karya Abdullah Nasih Ulwan .36 b. Makalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter anak dan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter.

36 Buku Mendidik Karakter karya Thomas Lickona yang terjemahannya terbit tahun 2013 diterjemahkan oleh Juma Abdu Wamaungo dengan judul Mendidik Membentuk Karakter. Serta buku Tarbiyatul Aula Fil Islam karya Adullah Nasih Ulwan yang terjemahannya terbit tahun 2007 diterjemahkan oleh Jamaludin Miri dengan judul Pendidikan Anak dalam Islam. Langkah ini diambil untuk menggambarkan sejarah hidup Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan serta sejarah perkembangan pemikiran mereka melalui latar belakang biografi, baik internal maupun eksternal.

Dengan mengetahui lingkungan sejarah Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan, peneliti dapat mendeskripsikan pola pikir Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan dalam kaitannya dengan pendidikan karakter anak, melalui lingkungan keluarga, pendidikan, kondisi sosial budaya dan intelektual yang mempengaruhi perkembangan tersebut. dari pemikiran mereka. Karena penelitian ini ingin membandingkan pemikiran dua tokoh Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan, maka digunakan metode deskriptif-komparatif untuk mengetahui pemikiran mereka tentang konsep pendidikan karakter anak. Berdasarkan sumber yang ada, penulis melakukan analisis dalam dua langkah, yaitu mendeskripsikan konsep pendidikan karakter.

Secara lebih rinci langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: pertama, penulis memaparkan pemikiran kedua tokoh tersebut tentang konsep pendidikan karakter anak. Kedua, langkah selanjutnya penulis mengelompokkan pemikiran keduanya tentang konsep pendidikan karakter anak ke dalam tiga bidang pembelajaran, yaitu bidang pendidikan kasual, pendidikan informal, dan pendidikan formal. Ketiga, langkah terakhir penulis adalah membandingkan atau mengontraskan pemikiran kedua tokoh tersebut mengenai pendidikan karakter anak dan mengkaji konsep tersebut dalam konteks permasalahan moral yang saat ini terjadi di Indonesia.

Sistematika Pembahasan

Maksud penulis adalah mengklasifikasikan konsep ini ke dalam tiga domain, melihat strategi yang ditawarkan oleh kedua tokoh tersebut. Ketiga, langkah terakhir penulis adalah membandingkan pemikiran kedua tokoh tersebut mengenai pembentukan karakter anak, dan mengkaji konsep tersebut dalam konteks permasalahan moral yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.. penelitian dari awal sampai akhir, meliputi jenis-jenis penelitian, metode pengumpulan data, pengolahan data.). Pada bab kedua, skripsi memuat biografi dan pemikiran tokoh-tokoh yang berkaitan dengan pembentukan karakter anak (studi banding pemikiran Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan).

Dalam bab ini peneliti menguraikan sejarah perkembangan pemikirannya melalui latar belakang biografi, internal dan eksternal. Kemudian pada bab ketiga yaitu Analisis Hasil Penelitian Konsep Pendidikan Karakter Anak (Studi Banding Pendapat Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan). Penelitian ini ingin mendeskripsikan dan membandingkan pemikiran dua tokoh Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan.

Pada bab keempat, skripsi ini memuat kesimpulan dan usulan mengenai konsep Pendidikan Karakter Anak (Studi Banding Pemikiran Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan).

PENUTUP

Kesimpulan

Thomas Lickona menjelaskan keterlibatan orang tua merupakan indikator utama keberhasilan sekolah, menurutnya tingkat pendapatan dan latar belakang pendidikan tidak terlalu berpengaruh terhadap keberhasilan anak dibandingkan perhatian dan dorongan orang tua. Dan ketika orang tua dan sekolah saling bersinergi untuk meningkatkan akhlak anak, maka keberhasilan pendidikan karakter dijamin akan tercapai. Karena kalaupun sekolah mampu meningkatkan pemahaman awal siswanya ketika berada di bangku sekolah, bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa sekolah mampu melakukan hal tersebut, tentu saja sikap-sikap baik yang dimiliki anak-anak tersebut perlahan-lahan akan hilang seiring dengan dipelajarinya nilai-nilai yang ada di sekolah. , tidak mendapat dukungan dari lingkungan rumah.

Untuk itu, Thomas Lickona berpendapat bahwa sekolah dan keluarga harus bekerja sama untuk menyikapi permasalahan moral yang muncul. Menurut Abdullah Nashih Ulwan pendidikan akhlak harus dipelajari sejak kecil, ia tumbuh dan berkembang berdasarkan landasan keimanan kepada Allah dan dididik untuk selalu bertakwa, mengingat, berserah diri, meminta pertolongan dan berserah diri kepada Allah maka ia akan memiliki kemampuan. dan ilmu untuk menerima segala keutamaan dan kehormatan, selain membiasakan sikap. Sebab pembelaan agama yang berakar pada batin, kebiasaan mengingat Allah yang telah terinternalisasi dalam dirinya, dan kesadaran diri yang mendominasi segala pikiran dan perasaan, telah memisahkan anak dari sifat-sifat buruk, kebiasaan maksiat dan adat istiadat yang korup. ketidaktahuan..

Abdullah Nashih Ulwan mengatakan bahwa pendidik bertugas mendidik anak sejak dini agar berperilaku baik, amanah, berintegritas, mengutamakan orang lain, membantu orang yang membutuhkan, menghormati orang tua, menghormati tamu, berbuat baik terhadap tetangga dan menyayangi orang lain. . Karena itulah Abdullah Nashih Ulwan begitu serius menekankan pentingnya tanggung jawab pendidikan agama dari pendidik (guru dan orang tua) kepada anak. Seperti yang telah dijelaskan di atas, pendidikan karakter Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan dapat dilihat dari.

Begitu pula dengan konsep Thomas Lickona dari sisi penerapannya yang menekankan pada kerjasama sekolah dan keluarga dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan karakter, karena menurutnya tidak akan ada hasil maksimal tanpa adanya kerjasama yang harmonis. Kemudian Abdullah Nashih Ulwan menambahkan, teladan yang baik bagi para pendidik (guru dan orang tua) juga harus diperhatikan. Secara singkat kegunaan yang dijelaskan oleh Thomas Lickona dan Abdullah Nashih Ulwan dalam pendidikan karakter anak sebenarnya tidak jauh berbeda, hanya saja yang digunakan oleh Abdullah Nashih Ulwan ini mengutamakan penguatan keimanan anak, karena menurutnya akan terbentuk landasan baik yang kuat. karakter yang baik.

Saran-Saran

Perhatian pemerintah yang lebih besar terhadap pendidikan karakter sebenarnya bukan hal baru, melainkan menempatkan pendidikan pada proporsi yang sebenarnya. Proses pendidikan karakter akan melibatkan berbagai aspek perkembangan siswa, seperti keutuhan kognitif, afektif dan psikomotorik (holistik) dalam konteks kehidupan budaya. Anwar, Oos M, “Televisi Mendidik Karakter Bangsa: Harapan dan Tantangan”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balitbang Kemendiknas, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010).

Budiastuti, Emi, “Strategi penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran praktik fesyen”, Jurnal PTBB, FT UNY 5 Desember 2010. Yogyakarta, UNY, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies UNY) Dupinah dan Ismu Tri Parmi, 2011, Modul Pengembangan Pendidikan dan. Judani, Sri, “Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar dengan Penguatan Implementasi Kurikulum”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balitbang Kemendiknas, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010).

Raharjo, “Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Mewujudkan Akhlak Mulia”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional, Vol. 2013, Pemikiran Islam Kontemporer, Yogyakarta: Jendela Samsuri, “Waarom (Perlu) Pendidikan Karakter? dalam www: //:staff.uny.ac.id. Wangid, Muahammad Nur, “Peran Konselor Sekolah dalam Pendidikan Karakter”, artikel Cakrawala Pendidikan, (Yogyakarta: UNY, Mei 2010, Th. XXIX, Spesial Dies Natalis UNY Uitgawe).

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan pernyataan tersebut, pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mendidik generasi muda menjadi warga Negara yang cerdas saja melainkan untuk menjadikan

Abstract – Guru yang profesional adalah memiliki tanggung jawab dalam membina, membimbing, mendidik, menilai dan mengevaluasi para peserta didiknya untuk dapat

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama,dalam membentuk jati diri para generasi muda, Anak sebagai generasi penerus harus memiliki jati diri

Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan juga memiliki tujuan dalam mempersiapkan generasi muda menjadi warga negara yang baik dan cerdas dalam menjalankan kehidupannya sebagai masyarakat

Dampak Terhadap Pendidikan Anak Pernikahan dini sangat berdampak pada pendidikan anak, apalagi anak yang masih memerlukan bimbingan dari orang tua terutama orang tua yang kurang dalam

baik sehingga akan membuahkan hasil generasi muda berkualitas yang bersedia mengabdi untuk bangsa dan negara.24 Generasi muda adalah aset yang akan menjadi pemimpin bangsa pada masa

Pendidikan pada dasarnya adalah ujung tombak pembangunan bangsa dan negara Nuryadi & Widiatmaka, 2022 Setiap negara di dunia sangat membutuhkan peran pendidikan untuk mzembangun sumber

MTs Negeri 2 Sleman merupakan salah satu sekolah yang menerapkan berbagai kegiatan positif dalam menanamkan pendidikan karakter di dalam jiwa peserta didik melalui implementasi