• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Tauhid dalam Perspektif Ibn Taimiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pendidikan Tauhid dalam Perspektif Ibn Taimiyah"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap orang tua mendidik anak tauhid sejak dini. Bagi guru: sebagai bahan untuk menggali secara mendalam dalam menerapkan ajaran tauhid kepada siswanya dari sudut pandang Ibnu Taimiyah.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Saudara Idrus Hasbi, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Konsep Iman Menurut Ibnu Taimiyah. Setelah membaca hasil tesis Idrus Hasbi, dapat disimpulkan bahwa Idrus belum membahas persoalan tauhid Rubu>bijah, Ulu>hijah dan Esma'.

Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pendekatan Penelitian

Skripsi ini dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan menjelaskan bahwa keimanan bisa bertambah dan berkurang seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya “al-Ima>n”. Dijelaskan pula bahwa iman harus diucapkan dengan mulut, dibenarkan di dalam hati, dan diamalkan dengan perbuatan jasmani.

Sumber Data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis, dimana permasalahan diselesaikan melalui pemikiran yang mendalam dan sistematis. Metode dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan berbagai jenis bahan dari literatur (buku).17.

Analisis Data

Dalam metode deskriptif menguraikan ciri-ciri pemikiran Ibnu Taimiyah secara sistematis.23 Berkenaan dengan latar belakang kehidupan dan pemikirannya, digunakan juga pendapat para ahli terkait. Tahap berikutnya adalah penafsiran, yaitu memahami seluruh pemikiran Ibnu Taimiyah secara mendalam guna memperoleh kejelasan tentang pendidikan tauhid.

Sistematika Pembahasan

Selanjutnya tema selanjutnya akan membahas tentang konsep ajaran tauhid Ulu>hiyah dari sudut pandang Ibnu Taimiyah. Bab selanjutnya yaitu bab keempat akan membahas mengenai analisis penulis terhadap ajaran tauhid sudut pandang Ibnu Taimiyah yang meliputi tauhid Rubu>biyah, Ulu>hiyah, dan Asma>'was shifa>t.

Silsilah Ibn Taimiyah

Lahir dan Pertumbuhan Ibn Taimiyah

Di institusi pendidikan inilah Abd al-Halim, yang dikenali sebagai seorang pemidato, mendidik Ibn Taymiyah buat kali pertama. 28 Muhammad Sayyid Ahmadi dan Abdul Fattah, Tasawuf antara al-Ghazali dan Ibn Taymiyyah (Jakarta: Khalifa.

Murid-Murid Ibn Taimiyah

Al-Muhaddits al-Shaikh „Afifuddin Is'haq bin Yahjah al-Aamidi al-Hanafi, Shaykh Da>r al-Hadi>st Azh-Zha>hiriyah. Al-Syaikh Abdullah bin Musa al-Jaza>ri, salah seorang yang mengikutinya sejak sekian lama.

Karya Ilmiyah Ibn Tamiyah

Dari tulisannyalah dapat diketahui pemikiran-pemikiran Ibnu Taimiyah, termasuk pemikirannya dalam bidang pendidikan. Semua itu dilakukan agar kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bisa selamat dari murka penguasa dan orang-orang yang sependapat dengannya.

Karakteristik Ibn Taimiyah

Islam Ibn Taimiyah kemudian menjualnya kepada orang yang mempunyai pengaruh dan kuasa, hasilnya diserahkan sebagai upah menyalin buku dan kos pembelian kertas itu. Manakala sebab kedua ialah salah seorang yang berurusan dengan fatwa cuba menghalang al-Maktab al-Islami daripada mencetak kitab-kitab Syaikhul Islam dan ulama lain. Dia tidak pernah memakai pakaian yang cantik atau sangat hodoh, dan dia tidak pernah membebankan orang yang ditemuinya.

Orang-orang yang melihatnya sangat ridha terhadapnya, tergerak oleh kewibawaannya dan menghormatinya, kecuali mereka yang dengki terhadap para pendukung syahwat. Didukung oleh ketekunan dan kegigihannya dalam mengkaji ilmu, kecerdasan otak dan kepribadian yang baik, Ibnu Taimiyah yang terkenal dengan war'at, zuhud dan tawadhu' mampu menjadikan dirinya seorang ulama besar yang mempunyai banyak ilmu dan pengalaman. serta menjadi pejuang yang tangguh. Dari segi fisik, Al-Syaukani berkata: “Adz-Dzahabi berkata, “Ibnu Taymiyyah berkulit putih, berambut dan berjanggut hitam, serta sebagian berambut abu-abu.

Kewafatan Ibn Taimiyah

Pada saat itu tidak ada seorang pun yang menghadiri pemakaman, kecuali ada yang bisa hadir, dan para wanita juga datang untuk berduka, jumlahnya sekitar 15.000 orang, dan ini belum termasuk suara tangisan dan doa yang menggema di rumah-rumah sampai ke makam. , sedangkan laki-laki yang hadir diperkirakan berjumlah 60.000 bahkan sampai 100.000 pelayat menurut kesaksian Ibnu Katsir.46. Sungguh indah sekali kalimat terakhir yang diucapkan al-Ha>fizh adz-Dzahabi ketika membuat biografi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam bukunya yang berjudul Tadzkiratul Hulfa>zh (IV/1279) mengatakan: “dia dia mempunyai fatwa yang berbeda-beda. dari ulama lain yang karena menyalahgunakan kehormatannya. Semoga Allah memberinya rahmat dan pahala yang terbaik atas pengabdiannya kepada Islam dan umat Islam.

Pendidikan Tauhid Rububiyah

Namun, menurut beliau, orang-orang musyrik yang mendahulukan perkara-perkara ini di hadapan Allah tidak menjadikan mereka muslim yang sebenar. Alasan Ibnu Taimiyyah ialah mereka tetap menyembah berhala atau kubur orang-orang soleh dengan mengadakan penyembelihan di tempat tersebut dan meminta pertolongan kepada mereka dalam tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Supaya diketahui orang-orang kafir jahiliyyah telah lama menyembah dan menyembah Allah, sebab itulah Rasulullah dan para Sahabatnya dahulu masih berdakwah kepada orang-orang kafir. Kerana walaupun orang-orang kafir Jahiliah menyembah Tuhan, mereka tidak percaya kepada tauhid uluhiyah kepada Tuhan, iaitu tauhid yang hanya mengenal Tuhan dan inilah yang diperjuangkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya dahulu.

Adapun tauhid yang ditolak oleh orang musyrik menurut Ibnu Taimiyah, inilah tauhid menyembah Allah. Orang-orang musyrik pada zaman ini masih meyakini tauhid rububiyyah, maka mereka terus berdoa kepada Allah siang dan malam dengan penuh ketakutan dan pengharapan. Rasulullah membenci orang-orang yang melakukan perbuatan seperti itu, dan baginda mengajak mereka untuk menyucikan ibadat mereka kepada Allah sahaja.

Oleh itu, dalam pendidikan Rububiyya ini, Ibnu Taimiyyah lebih cenderung bukan sahaja untuk mendidik seseorang dari segi Rububiyya, kerana pada pendapatnya Rububiyya sudah tertanam dalam hati setiap orang, walaupun orang kafir, maka apabila tauhid diperkenalkan Rubibiy harus menjadi. disertai dengan memupuk dalam diri anak agar sentiasa beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

Pendidikan Tauhid Uluhiyah

Al-Nafyu (Pencabutan) “إا” membatalkan Syirik dalam segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala yang disembah selain Allah. Al-Itsbat (hukum) “ه اإ” mengatur bahwa tidak ada seorang pun yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan amalannya sesuai dengan akibat yang ditimbulkannya.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu." 81. Menerima isi dan akibat syahadat, sesiapa yang mengucapkannya, tetapi tidak menerima dan mentaati, maka dia adalah di antara orang-orang yang difirmankan Allah 34. Di antara manusia ada yang berkata: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian", padahal mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri dan tidak menyedarinya. Dan di antara manusia ada yang menyembah yang memusuhi selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Dalam hal ini, perhatikan bahawa bentuk syirik pada masa lalu adalah lebih ringan daripada syirik manusia hari ini.

Sedangkan orang musyrik pada zaman sekarang berdoa kepada Allah dan berdoa kepada orang yang paling jahat sekalipun.

Pendidikan Tauhid Asma’ Wa Shifat

Allah SWT berfirman yang artinya: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”109 Sifat-sifat Dzatiyah Allah diantaranya adalah al-Sam'u dan al-Bashar. Jadi Allah mempunyai sifat mendengar dan melihat, sesuai dengan keagungan-Nya, bukan sebagaimana makhluk-Nya mendengar dan melihat. Sesungguhnya pendengaran-Nya meliputi segala sesuatu yang didengar, dan Dia melihat serta menyaksikan segala sesuatu, sekalipun ada sesuatu yang tersembunyi baik lahiriah maupun batiniah.

Allah berfirman maksudnya: “Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berbuat baik.”110 Cinta Allah adalah sifat yang selaras dengan keagungan-Nya, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelum ini. Kerana Allah berfirman, "Dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang dengan cinta yang murni." 111 al-Wudd bermaksud cinta yang suci dan murni.

Sifat al- Ma’iyah (Kebersamaan) b agi Allah Ta’ala Allah berfirman yang artinya

Mereka menyucikan nama-nama Allah dengan musiabahah (peniruan) makhluk-Nya, dengan kaedah penyucian yang tanpa ta‟thil (penafian). 117. Demikian pendapat Ibnu Taimiyyah tentang pendidikan Tauhid Esma wa Shifat, iaitu usaha seorang pendidik untuk membiasakan anak-anak dengan nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang mulia. Dan ajarlah anak-anak bahawa dengan beriman kepada tauhid ini, mereka tidak boleh menyamakan Allah dengan makhluk-Nya dan tidak menafikan bahawa Allah mempunyai nama-nama yang mulia dan sifat-sifat yang mulia.

Analisis Pendidikan Tauhid Rubbiyah dalam Sudut Pandang Ibnu Taimiyah Banyak jenis ilmu yang dibutuhkan oleh orang tua atau pendidik dalam mendidik anak atau peserta didiknya. Jenis ilmu agama yang pertama dan utama yang harus diperoleh orang tua dan pendidik adalah tauhid yang sejati. Ilmu tauhid kemudian ditempatkan sebagai bidang kajian utama dalam sistem pendidikan Islam.

Untuk memahami sepenuhnya pendidikan tauhid ini, pembaca hendaklah terlebih dahulu memahami pembahagian tauhid iaitu tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, tauhid Asma‟ wa shifat.

يب ت ا

Analisa Pendidikan Tauhid Uluhiyah dalam Perspektif Ibnu Taimiyah Selanjutnya ketauhidan itu tidak hanya pengakuan bahwa Allah satu -

Tauhid ini adalah tauhid yang diserukan oleh para Rasul yang mulia agar manusia mentaati tauhid uluhiyah, dan tauhid inilah yang menjadi tujuan dakwah para Rasul. Pengertian Tauhid Uluhiyah ialah mengesakan Allah dalam ibadah 120. Kerana dengan Tauhid Uluhiyah manusia akan menumpukan perhatian kepada Allah melalui ibadah, dengan kata lain, supaya manusia tidak menyekutukan Allah dengan sesiapa pun sama ada dengan beribadah atau mendekatkan diri kepada-Nya sebagaimana adanya. .

Analisa Pendidikan Tauhid Asma Wa Shifat dalam Perpektif Ibn Taimiyah Pendidikan Tauhid asma‟ wa shifat adalah pendidikan yang berusaha

ف حم وا

Saran-saran

Pengajaran dan penanaman nilai-nilai pendidikan tauhid pada peserta didik khususnya tauhid uluhiyah harus terus dilakukan di tengah krisis aqidah dan akhlak yang sedang melanda negeri ini. Oleh karena itu, para ulama, pendidik dan orang tua hendaknya selalu menjamin pengajaran tauhid kepada anak didiknya sejak usia dini. Sehingga kelak ketika para santri sudah dewasa dan dibebani kewajiban untuk mengetahui sifat-sifat Allah subhanahu wata'ala, mereka tidak akan merasa terasing dari ilmu tersebut.

Pada hakekatnya, pendidikan tauhid tentang perintah hanya beribadah kepada Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan seluruh makhluk-Nya, dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah, dijelaskan dengan jelas oleh al-.

Referensi

Dokumen terkait

AN UNDERGRADUATE THESIS THE USE OF DIRECTED READING-THINKING ACTIVITY DR-TA STRATEGY TO IMPROVE READING COMPREHENSION ABILITY AT THE TENTH GRADERS OF SMK PGRI 1 PUNGGUR IN THE