• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh: Ketuhanan dan Keimanan

N/A
N/A
Dede Irvan

Academic year: 2025

Membagikan "Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh: Ketuhanan dan Keimanan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All

Modul 1

Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan

MKDU4221

Lukmanul Hakim, M.Pd.I

www.lukman.my.id

(2)

Pendahuluan

Tuhan Yang Maha Esa dan

Ketuhanan

Tuhan Yang Maha Esa

Keimanan

Ketakwaan

Ketuhanan

Filsafat

Ketuhanan

(3)

Indikator

1. Apa Arti keimanan dan Ketaqwaan?

2. Apa yang dimaksud dengan Filsafat ketuhanan?

(4)

Kegiatan Belajar (KB)

(5)

Kompetensi

1. Dapat menjelaskan Arti keimanan dan Ketaqwaan.

2. Dapat menjelaskan Filsafat ketuhanan.

(6)

CONTINUE… TO KB1

(7)

KEIMANAN DAN KETAQWAAN

Kegiatan Belajar 1

(8)

Keimanan -> “Iman”.

Kata iman berasal dari Bahasa Arab yaitu

bentuk/kata dasar (masdar) dari kata kerja (fi’il):

اناميا - نمؤي -نما yang mengandung beberapa arti yaitu:

percaya, tunduk, tentram dan tenang.

A. KEIMANAN

(9)

مْهُنوبُّحِي ادًادَنأَ هِلَّلا نِودً نم ذُخِتَّي نم سِانَّلا نمو نيذُلاو هِلَّلا $بِّحِكَ ۖ اونَّمآ

نيذُلا ىرَي ولو هِلَّل ا*بُّحُ دَشَأَ ۗ

هِلَّلا نِأَو اعًيمجَ هِلَّل ةَوقُلا نِأَ بَاذُعًلا نِورَي ذْإِ اوملَّظَ

بَاذُعًلا دَيدَشَ

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;

mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang

beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Al-Baqarah: 165)

A. KEIMANAN

(10)

هاور( نِاكَرلااب لمعو نِاسلَّلاب رارَقإِو بِّلَّقُلاب دَقُع نِاميلاا )هِجَام نبا

“Iman itu ialah keyakinan yang tersimpan kuat di dalam hati dan dikuatkan dengan lidah lalu diamalkan oleh anggota badan” (H.R. Ibnu Majah)

مْ هُ لَ ۖ سِ مْ سِ مْ الَ نِّ سِ مْ ا لَ سِ ارً يسِ لَ لَ لَ لَ لَ سِ الَ امْلَ لَ !مْ"لَلَ لَ

#بٌو&هُ'هُ

(لَ هُ )سِ*مْ+هُ لَ بٌ يهُ,مْالَ مْ هُ لَ لَ الَ -سِ (لَوهُ "لَ.مْ+لَ لَ

(لَو&هُ/سِا0لَمْ ا هُ 1هُ 2لَ3سِلَلَٰ اهُ ۚ6هُ7لَالَ مْ 1هُ 6مْ-لَ 8سِا9لَمْلَ مْالَ 2لَ3سِلَلَٰ اهُ ۚالَ -سِ (لَو9هُ:لَ;مْ+لَ لَ (بٌا لَاآ مْ هُ لَ لَ الَ -سِ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan

manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda- tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

(Al-A’raf Ayat 179)

A. KEIMANAN

(11)

Tiga aspek struktur/rukun Iman:

1. Kalbu.

2. Lisan

3. Perbuatan

Kata Iman dalam al-Quran umumnya dirangkai dengan kata lain.

Kata rangkaian itulah yang memberikan nilai.

Jika dirangkainkan dengan kata yang negatif, iman akan memiliki nilai negatif.

Dalam al-Qur’an, istilah iman yang negatif disebut kufur, dan pelakunya disebut kafir.

ابُّيصِن اوتُوأَ نيذُلا ىلإِ رَتُ مْلأَ

تِبُّجِلاب نِونَّمؤي بَاتَّكِلا نم نيذُلَّل نِولوقُيو تِوغُاطَّلاو نيذُلا نم Iىدَهْأَ ءِلاؤIهْ اورَفَكَ

لًايبُّسَ اونَّمآ

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. (An-Nisa' Ayat 51)

A. KEIMANAN

(12)

ةًمحُرَل كَلIذْ يفِ نِإِ مْهُيلَّع Iىلَّتَّي بَاتَّكِلا كَيلَّع انَّلزَنأَ انأَ مْهُفَكِي مْلوأَ ۚ نِونَّمؤي Tمٍوقُل Iىرَكَذْو

Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

(QS. Al-Ankabut: 51)

مْهْ ةَرَخِلْآابو كَلَّبُّق نم لَزَنأَ امو كَيلإِ لَزَنأَ امب نِونَّمؤي نيذُلاو نِونَّقوي

dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Al-Baqarah: 4)

A. KEIMANAN

(13)

هِلَّلاب نمآ Yلكَ نِونَّمؤملاو هِ$بر نم هِيلإِ لَزَنأَ امب لَوسَرَلا نمآ ۚ انَّعًمسَ اولاقو هِلَّسَر نم Tدَحُأَ نيب قُ$رَفَن لا هِلَّسَرو هِبُّتَّكَو هِتَّكِئِلًامو ۚ رَيصِملا كَيلإِو انَّبر كَنارَفَغُ انَّعًطَأَو ۖ

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:

"Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (Al-Baqarah: 285)

A. KEIMANAN

(14)

1. Tawakal

Tawakkal, yaitu senantiasa hanya mengabdi (hidup) menurut apa yang diperintahkan oleh Allah.

نِإِ هِلَّل اورَكِشَاو مْكَانَّقزَر ام تِابُّ$يطَ نم اولَّكَ اونَّمآ نيذُلا اهُيأَ اي نِودَبُّعًتُ هايإِ مْتَّنَّكَ

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (Al-Baqarah: 172)

2. Mawas Diri dan Bersikap Ilmiah

Pengertian mawas diri disini dimaksudkan agar seseorang tidak terpengaruh oleh berbagai kasus dari manapun datangnya, baik dari kalangan jin dan manusia, bahkan mungkin datang dari diri sendiri.

) سِانَّلا $بَرَب ذْوعأَ لق ١

) سِانَّلا كَلَّم ( ٢

) سِانَّلا هِلإِ ( ٣

(

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara) manusia(1), Yang Menguasai manusia(2), Tuhan bagi manusia(3)

B. IMPLIKASI KEIMANAN

(15)

بَاتَّكِلا مٍأَ نهْ aتِامكِحِم aتِايآ هِنَّم بَاتَّكِلا كَيلَّع لَزَنأَ يذُلا وهْ

هِنَّم هِباشَتُ ام نِوعًبُّتَّيفِ aغٌيزَ مْهُبولَّق يفِ نيذُلا امأَفِ aتِاهُباشَتَّم رَخِأَو ۖ يفِ نِوخِسَارَلاو هِلَّلا لاإِ هِلَّيوأَتُ مْلَّعًي امو هِلَّيوأَتُ ءِاغَتَّباو ةًنَّتَّفَلا ءِاغَتَّبا ۗ ۗ بَابُّللْأَا ولوأَ لاإِ رَكَذُي امو انَّ$بر دَنَّع نم Yلكَ هِب انَّمآ نِولوقُي مْلَّعًلا ۗ

Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.

Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil

pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Ali 'Imran: 7)

كَئِIلوأَ لكَ دًاؤفَلاو رَصِبُّلاو عَمسلا نِإِ aمْلَّعهِب كَل سَيل ام فُقُتُ لاو ۚ لاوئِسم هِنَّع نِاكَ

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al-Isra' Ayat 36)

B. IMPLIKASI KEIMANAN

(16)

3. Optimis dalam Menghadapi Masa Depan

ارَسي رَسعًلا عَم نِإِفِ

( 5

ارَسي رَسعًلا عَم نِإِ ) (

6 )

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).

هِلَّلا حِور نم اوسَأَيتُ لاو هِيخِأَو فُسَوي نم اوسسحِتَّفِ اوبُّهْذْا ينَّب اي ۖ نِورَفِاكِلا مٍوقُلا لاإِ هِلَّلا حِور نم سِأَيي لا هِنإِ

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Yusuf: 87)

B. IMPLIKASI KEIMANAN

(17)

4. Konsisten dan Menepati Janji

ام لاإِ مٍاعًنلْأَا ةًميهُب مْكِل تِلَّحُأَ دًوقُعًلاب اوفِوأَ اونَّمآ نيذُلا اهُيأَ اي ۚ دَيرَي ام مْكِحِي هِلَّلا نِإِ aمٍرَحُ مْتَّنأَو دَيصِلا ي$لَّحِم رَيغُ مْكِيلَّع Iىلَّتَّي ۗ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (Al-Ma'idah: 1)

5. Tidak Sombong

بِّحِي لا هِلَّلا نِإِ احُرَم ضِرلْأَا يفِ شِمتُ لاو سِانَّلَّل كَدَخِ رَ$عًصِتُ لاو ۖ Tروخِفِ Tلَاتَّخِم لكَ

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Luqman: 18)

B. IMPLIKASI KEIMANAN

(18)

Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bana, yang berarti membangun, sedangkan kata binaan berarti pembangunan.

1. Membina dari awal.

2. Merenovasi.

3. Mengembangkan.

Pembinaan Iman, berarti membina manusia seutuhnya.

Iman terbentuk melalui proses. Mengenal, Mencintai dan Meyakini.

وأَ هِناس$جِمي وأَ هِنادً$وهُي هاوبأَفِ ،ةَرَطَّفَلا ىلَّع دَلوي Tدًولوم لكَ

هِنارَ$صِنَّي

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”(al-Baihaqi dan ath-Thabarani)

Fitrah Ilahiyah yang dibawa dari lahir, perlu pemupukan yang berkesinambungan.

Pengaruh; Keluarga, Penunjang kearah Positif atau Negatif

C. PEMBINAAN IMAN

(19)

Proses Pembentukan Iman; Perkenalan, Latihan Pengamalan, kemudian Senang.

Kenal ajaran Islam tidak menjamin pasti beriman:

مْهُنَّم اقُيرَفِ نِإِو مْهْءِانَّبأَ نِوفِرَعًي امكَ هِنوفِرَعًي بَاتَّكِلا مْهْانَّيتُآ نيذُلا ۖ نِوملَّعًي مْهْو قَّحِلا نِومتَّكِيل

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya

sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (Al- Baqarah: 146)

Perkenalkan anak sedini mungkin. Proses Pengenalan dan Pembiasaan.

Selama hidup manusia, kemungkinan menerima berbagai pengaruh tetap terbuka, positif maupun negatif. Pergolakan antara yang baik dan yang buruk.

Apabila keimanan telah menghunjam kukuh, maka akan dapat menghalau segala tantangan.

Mengenal ajaran Allah, secara tepat dan Benar menjadi kunci.

C. PEMBINAAN IMAN

(20)

D. KETAKWAAN

(21)

Pendahuluan

1. Mengunggah Sumber Belajar dalam bentuk Video

2. Mengunggah Sumber Belajar dalam bentuk Audio

3. Mengunggah Sumber Belajar dalam bentuk Link

Referensi

Dokumen terkait

Borang Akreditasi Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (APTTJJ) diisi dengan merujuk kepada Statuta, RIP atau Renstra, program kerja, hasil evaluasi diri, dan

Strategi yang perlu dikembangkan untuk peningkatan kompetensi penyuluh melalui pendidikan jarak jauh UT dapat difokuskan pada : 1 peningkatan pengetahuan pada aspek pelaksanaan

Pada dasarnya baik mahasiswa UT, yang belajar dalam sistem pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) maupun siswa SMA, yang merupakan calon potensial mahasiswa PTJJ sudah

24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

menetapkan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), serta pemerintah secara langsung mengimplementasi kebijakan pendidikan tentang pendidikan tinggi jarak jauh, seperti:

Borang Akreditasi Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (APTTJJ) diisi dengan merujuk kepada Statuta, RIP atau Renstra, program kerja, hasil evaluasi diri, dan

Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan rambu-rambu bagi BAN-PT, asesor dan perguruan tinggi terbuka jarak jauh dalam rangka pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan

24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,