• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGAKAN HUKUM PERKAWINAN (STUDY KASUS DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN PELAIHARI)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENEGAKAN HUKUM PERKAWINAN (STUDY KASUS DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN PELAIHARI) "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENEGAKAN HUKUM PERKAWINAN (STUDY KASUS DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN PELAIHARI)

Muhamad Zakaria1, Drs. H. Hanafi Arief, S.H., MH., Ph. D 2, Dr. Indah Dewi Megasari, S. HI., M. HI.3

1Prodi Ilmu Hukum, 74201, Fakultas Hukum, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, NPM178101415

2Prodi Ilmu Hukum, 74201, Fakultas Hukum, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, NIDN0004085801

3Prodi Ilmu Hukum, 74201, Fakultas Hukum, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al banjari, NIDN1101108203 Email : [email protected]

ABSTRACT

The number of cases that occurred regarding the refusal or delay of marriage registration at the Pelaihari District Religious Affairs Office. These cases are often related to the administrative data collection of personal documents.

This study focuses on two problem formulations, namely how the marriage requirements according to the law in the Pelaihari District KUA and how invalid marriage records are in the Pelaihari District KUA.

This research is an empirical sociological research, which is qualitative in nature.

The research population is all commissioners, staff and officers of the Pelaihari District Office of Religious Affairs. The sampling technique used is purposive sampling. Data collection techniques using observation, interview, and documentation techniques, which are then processed by editing, clarifying and interpreting data techniques. The data obtained in this study were analyzed by inductive qualitative descriptive method.

From this study, it was found that the registration of marriages at the Office of Religious Affairs in Pelaihari District must be valid data, the recording at the District KUA is very disciplined with regulations regarding administration, and the factors that hinder the registration of marriages at the Pelaihari District KUA are invalid data factors, deficiency factors the required data, and the lack of knowledge factor, then the solution to these various obstacles is to correct or correct invalid data for the data to be valid.

Keywords: freedom of speech, social media, human rights, electronic transaction information

ABSTRAK

Banyaknya kasus yang terjadi tentang penolakan atau tertundanya pencatatan perkawinan dikantor Urusan Agama Kecamatan Pelaihari. Kasus-kasus tersebut sering berhubungan dengan pendataan administrasi dokumen pribadi.

Penelitian ini berfokus kepada dua rumusan masalah, yaitu bagaimana syarat perkawinan menurut undang-undang di KUA Kecamatan Pelaihari dan bagaimana pencatatan perkawinan yang tidak valid di KUA Kecamatan Pelaihari.

Penelitian ini merupakan penelitian sosiologis empiris, yang bersifat bersifat kualitatif.

Populasi penelitian adalah seluruh komisioner, staf dan petugas Kantor Urusan Agama Kecamatan Pelaihari. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik

(2)

a. Jika ditemukan data yang tidak valid maka Penghulu/Petugas PPN memberikan arahan untuk Calon Pengantin untuk membetulkan data yang belum valid kepada Instansi yang berwenang membetulkan data yang belum valid tersebut.

b. Jika Calon Pengantin memaksa untuk mencatatkan Perkawinannya sedangkan datanya tidak valid,untuk tidak mencatatkan perkawinan tersebut.

c. Jika ada Catin yang emosi sebab penolakan maka petugas KUA agar sabar dan membacakan undang-undang atau peraturan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdurrahman dan Riduan Syahrani, 1986, Masalah-masalah Hukum Perkawinan di Indonesia, Alumni, Bandung.

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia. (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000) hal. 76

Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundang-Undangan, Hukum Adat, Hukum Agama. (Bandung: Mandar Maju, 1990) hal. 34

S Munir. Fiqh Syari’ah. (Solo: Amanda, 2007) hal. 34

Soemiyati. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan. (Yogyakarta: Liberti, 1982) hal. 44

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta, UI-Press, 1984., hlm.54 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum. Jakarta:Sinar Grafika., hlm.31

B. Perundang-Undangan

Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974) tentang Perkawinan. Sumber google pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pencatatan Perkawinan.

Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pencatatan Perkawinan.

Perdirjen Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 713 2018 tentang penetapan formulir dan laporan pencatatan perkawinan atau rujuk.

(3)

C. Jurnal

Chatib Rasyid, “Anak Lahir Di Luar Nikah (Secara Hukum) Berbeda Dengan Anak Hasil Zina- Kajian Yuridis Terhadap Putusan MK No.46/ PUU-VII/2012”, Jurnal Mimbar Hukum Dan Peradilan. Nomor 75, (Jakarta: 2012) hal.184

D. Website

Ferry Koto, Pengantar Kuliah Metode Penelitian Sosio-Legal. http://ferrykoto- pasca15.web.unair.ac.id Diakses pada tanggal 11 Desember 2020.

Mardani, Hukum Islam Kumpulan Peraturan tentang Hukum Islam di Indonesia hlm.68http://kua-gedebage.blogspot.com/2011/09/simkah-solusi-pemodernan-

pencatatan.html diakses tanggal 20 Januari 2015

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Peraturan Hukum Perkawinan ; Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Hukum Perkawinn;

Peraturan Mentri Agama Nomor 20 Tahun 2019 tentang Pencatatan Perkawinan;

Referensi

Dokumen terkait

Pencatatan Perkawinan Beda Agama menurut hukum positif di Indonesia Menurut Pasal 2 UU Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Melalui penelitian ini dapat diketahui persentase maggot yang dihasilkan dari bungkil inti sawit menggunakan teknologi kandang tertutup dan teknologi terbuka, layak tidaknya sisa media