• Tidak ada hasil yang ditemukan

penegakan hukum terhadap kendaraan angkutan barang yang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penegakan hukum terhadap kendaraan angkutan barang yang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KENDARAAN ANGKUTAN BARANG YANG MELEBIHI DAYA ANGKUT

(Studi Di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari Malang)

Skripsi

Oleh Falsa Trisnadya

21701021025

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS HUKUM

MALANG 2021

(2)

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KENDARAAN ANGKUTAN BARANG YANG MELEBIHI DAYA ANGKUT

(Studi Di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari Malang)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum

Oleh Falsa Trisnadya

21701021025

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS HUKUM

MALANG 2021

(3)

RINGKASAN

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KENDARAAN ANGKUTAN BARANG YANG MELEBIHI DAYA ANGKUT

(Studi Di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari Malang)

Falsa Trisnadya

Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan pelanggaran terhadap kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut. Pilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai macam bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh kendaraan angkutan barang seperti kendaraan angkutan barang yang melanggar ketentuan daya angkut sehingga menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana jalan, kemacetan, dan kecelakaan lalu lintas

Berdasarkan latar belakang tersebut, karya tulis ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa faktor penyebab kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut 2.

bagaimana penegakan hukum di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut 3. Apa kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor terhadap kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis empiris atau sosiologi hukum dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Pengumpulan bahan hukum melalui bahan hukum primer dan bahan hukum sekunde. Selanjutnya bahan hukum dikaji dan dianalisis dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab isu hukum dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, faktor penyebab kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut yaitu ketidaktahuan pengusaha angkutan barang dan pengemudi kendaraan angkutan barang tentang tata cara muat kendaraan angkutan barang, dimensi kendaraan angkutan barang dan daya angkut kendaraan angkutan barang. Penegakan hukum di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor terhadap pengangkutan melebihi daya angkut dengan cara ditilang dan penurunan muatan. Kendala-kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Kendaraan bermotor Singosari terhadap kendaraan yang melebihi daya angkut kurang tegasnya aparat penegak hukum.

Kata Kunci : Penegakan Hukum, Pelanggaran Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Kendaraan Angkutan Barang.

SUMMARY

LAW ENFORCEMENT AGAINST TRANSPORTATION VEHICLES THAT EXCEED THE TRANSPORTATION

(Study in Singosari Malang Motor Vehicle Weighing Implementing Unit)

(4)

Falsa Trisnadya

Faculty of Law, Islamic University of Malang

In this thesis, the author raises the problem of violation of goods transport vehicles exceeding their carrying capacity. The choice of this theme is motivated by various forms of violations committed by goods transportation vehicles such as goods transportation vehicles that violate the provisions of the carrying capacity, causing damage to road facilities and infrastructure, congestion, and traffic accidents.

Based on this background, this paper raises the formulation of the problem as follows:

1. What are the factors that cause goods transportation vehicles to exceed their carrying capacity 2. how is law enforcement in the Singosari Motor Vehicle Weighing Implementation Unit against goods transport vehicles that exceed the carrying capacity 3. what are the obstacles? - obstacles faced by the Implementing Unit for Motor Vehicle Weighing on goods transporting vehicles exceeding their carrying capacity.

This research is an empirical juridical legal research or legal sociology using a sociological juridical approach. Collection of legal materials through primary legal materials and secondary legal materials. Furthermore, the legal material is studied and analyzed with the approaches used in research to answer legal issues in this study.

The results of this study indicate that the factors that cause goods transportation vehicles to exceed their carrying capacity are the ignorance of goods transportation entrepreneurs and goods transportation vehicle drivers regarding the loading procedures for goods transportation vehicles, dimensions of goods transportation vehicles and carrying capacity of goods transportation vehicles. Law enforcement in the Motor Vehicle Weighing Implementing Unit for transportation that exceeds the carrying capacity by means of a ticket and unloading. The obstacles faced by the Singosari Motorized Vehicle Implementing Unit for vehicles exceeding their carrying capacity are less strict about law enforcement officials.

Keywords: Law Enforcement, Traffic Violations and Road Transportation, Goods Transport Vehicles.

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum sesuai dengan yang di amanatkan pada Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3)1. Indonesia berkembang dalam bidang ekonomi, tetapi juga berkembang dalam bidang teknologi. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin pesat maka menimbulkan permasalahan dalam bidang teknologi yaitu dalam berlalu lintas. Berlalu lintas merupakan kebutuhan masyarakat untuk melakukan kegiatan sehari hari, maka dari itu dikeluarkan peraturan yang mengatur dalam berlalu lintas agar sesuai dengan harapan masyarakat.

Transportasi adalah pergerakan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain, dengan aman, nyaman, cepat, murah dan sesuai lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Lebih lanjut di tambahkan bahwa timbulnya transportasi berdasarkan persoalan2:

1. Kebutuhan manusia akan barang, jasa dan informasi dalam proses kehidupannya;

2. Barang, jasa dan informasi tidak berada dalam satu kesatuan dengan tempat tinggalnya

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam konsideran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 Ayat 3

2 Arif Budiarto dan Mahmudah, Rekayasa Lalu Lintas, (2007)Semarang: UNS Press hlm. 1.

(6)

2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Huruf A disebutkan bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah.3

Dengan demikian dapat di katakan bahwa permasalahan lalu lintas jalan raya terus berkembang. Akibatnya permasalahan-permasalahan yang muncul tidak hanya menyangkut satu segi saja, tetapi dalam hal ini juga membawa pengaruh terhadap segi sosial dan segi ekonomi, seperti pendapat Ramdlon naning yang menyatakan bahwa adanya pengaruh sosial dalam masyarakat yaitu:

 Di suatu pihak yakni:

1. Terhadap pertambahan penduduk

2. Kenaikan taraf hidup rakyat, bahwa dalam hal ini kemungkinan rakyat mampu untuk memiliki kendaraan-kendaraan bermotor pribadi atau pertambahan sarana angkutan umum akan membawa akibat meningkatnya pertambahan sarana angkutan umum, akan membawa akibat meningkatnya mobilitas manusia sehingga menimbulkan meningkatnya frekuensi dan volume lalu lintas di jalan raya.

 Di lain pihak yakni:

1. Masih adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta peralatan lalu lintas yang ada, dibandingkan dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.

Berbagai jenis kendaraan dan ukuran yang melintas di jalan, semua jenis kendaraan dan ukuran tentunya memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda. Di dalam masyarakat tentunya seringkali menemui dijalan kapasitas yang menjadi permasalahan.

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

(7)

Akibat dari ketimpangan dua hal tersebut di atas, akan menimbulkan permasalahan-permasalahan tersebut, juga di sebabkan oleh berbagai faktor yang terpenting adalah faktor manusia, baik sebagai pengemudi dan pemakai jalan lainnya.

Seringkali menjumpai di jalan raya kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut tanpa pengikat tali yang aman, maka timbulah permasalahan yang terjadi dijalan raya dikarenakan dapat membahayakan pengguna jalan lainnya. Maka sebagai penegemudi kendaraan angkutan barang harus memperhatikan batas maksimal suatu daya angkut kendaraan. Maka peran Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor sangat berfungsi untuk mengetahui muatan kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut, apabila melebihi batas maksimal daya angkut maka akan dikenakan sanksi peraturan yang berlaku.

Sebagai contoh kasus kendaraan angkutan barang diduga melebihi daya angkut di Dusun Kalilegi, Desa Banjarsari, Kecamatan Selorejo. Kendaraan angkutan tebu seberat 16 ton mengalami rem blong. Akibat kecelakaan itu, arus lalu lintas dari Blitar menuju Malang pun terhambat. Petugas laka lantas Polres Blitar Bapak Rudi Mengatakan “Ini sangat berbahaya. Selain bisa merusak mesin, juga mengganggu arus lalu lintas pengendara lain, faktor penyebab rem blong yaitu kondisi kendaraan yang tidak layak tetap dipaksakan untuk jalan dan faktor muatan kendaraan yang melebihi kapasitas” Bapak Rudi mengimbau kepada para pengemudi kendaraan angkutan tebu agar tidak mengangkut melebihi kapasitas dan meminta kepada pengelola pabrik tebu untuk memperhatikan kapasitas daya angkut kendaraan.4

4 https://www.google.co.id/amp/s/faktualnews.co/2020/08/20/rem-blong-truk-troton-bermuatan-tebu-di-blitar-

terguling/229736/amp/ (diakses pada 3 November 2020)

(8)

Maka dari contoh diatas dapat di simpulkan bahwa perusahaan angkutan barang dan pengemudi kendaraan angkutan barang harus lebih memperhatikan daya angkut kendaraan angkutan barang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan intergrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Undang- undang ini dibuat bertujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan keselamatan pengguna jalan dan diharapkan angka kecelakaan berkurang

2. Mempunyai etika dalam berlalu lintas

3. Menegakkan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat

Di dalam pasal 169 undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan menyatakan5 :

(1) Pengemudi dan/atau Perusahaan Angkutan Umum barang wajib mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi Kendaraan, dan kelas jalan.

(2) Untuk mengawasi pemenuhan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pengawasan muatan angkutan barang.

(3) Pengawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan menggunakan alat penimbangan.

(4) Alat penimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:

a. alat penimbangan yang dipasang secara tetap; atau b. alat penimbangan yang dapat dipindahkan.

5 Pasal 169 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan

(9)

Dan para pelanggarnya dapat dikenai sanksi seperti yang terdapat di Pasal 307 undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang menyatakan6:

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor Angkutan Umum Barang yang tidak mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”

Berdasarkan uraian diatas maka penyusun merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KENDARAAN ANGKUTAN BARANG YANG MELEBIHI DAYA ANGKUT (STUDI DI UNIT

PELAKSANA PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR SINGOSARI

MALANG)”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa faktor penyebab kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut?

2. Bagaimana penegakkan hukum terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari?

3. Apa kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor penyebab kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut

6 Pasal 307 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan

(10)

2. Untuk mengetahui penegakkan hukum terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan

Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pentingnya daya angkut kendaraan angkutan barang.

b. Hasil penelitian ini diharapkan jadi bahan referensi hukum bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah subtansi pandangan terhadap pentingnya daya angkut kendaraan angkutan barang

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil sumbangan pemikiran dan wawasan kepada pencari ilmu, akademisi dan masyarakat.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan representasi kepada para ahli hukum, praktisi, dan masyarakat khususnya tentang penegakan hukum terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan mengenai penegakan hukum terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut.

(11)

1.5 Orisinalitas Penelitian

Berkaitan dengan penelitian ini, sebelumnya telah dilakukan penelitian berkaitan dengan Kendaraan Angkutan Barang Yang Melebihi Daya Angkut dan atas penelitian tersebut terdapat persamaan, perbedaan, konstribusi dan nilai kebaharuan jika dibandingkan dengan eksistensi penelitian ini, yakni: Tugas akhir yang berbentuk Skripsi dengan judul “PERAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM PENGAWASAN KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI KOTA MEDAN” yang disusun oleh Fadhly Gifarhy Nasution Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, memiliki kesamaan dengan skripsi penulis, yakni sama-sama mengkaji dan menganalisis tentang pengaturan hukum kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut dan kendala yang terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut. Sedangkan perbedaanya terdapat pada faktor penyebab kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut, secara khusus lebih fokus pada peran Dinas Perhubungan dalam pengawasan kendaraan angkutan barang di Kota Medan, sedangkan pada penelitian penulis adalah tentang faktor penyebab kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut, penegakan hukum di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut dan kendala yang di hadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut,

Berdasarkan persamaan, perbedaan da konstribusi yang dimiliki oleh penelitian tersebut, terdapat kebaharuan atas penelitian ini, yakni:

Tabel 1.1 Kebaharuan Penelitian

(12)

No PROFIL JUDUL Fadlhy Gifarhy Nasution

SKRIPSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

PERAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM PENGAWASAN KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI KOTA MEDAN

ISU HUKUM

1. Bagaimana pengaturan hukum kendaraan angkutan barang di kota Medan?

2. Bagaimana peran dinas perhubungan dalam pengawasan kendaraan angkutan barang?

3. Bagaimana kendala dinas perhubungan dalam pengawasan kendaraan angkutan barang di kota Medan?

HASIL PENELITIAN

1. Aturan mengenai angkutan barang terdapat dalam bagian ketiga pasal 49 sampai dengan 56 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan artinya bahwa pengaturan tidak mencakup semua, maka pemerintah menerbitkan Permenhub Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Penguji Kendaraan Bermotor. Secara hirarki aturan mengenai angkutan barang awaslnya pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 kemudian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dan Permenhub Nomor 133 Tahun 2015 Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor.

2. Pengawasan yang dilakukan dinas perhubungan di kota Medan terhadap angkutan barang diatur dalam peraturan menteri perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 133 Tahun 2015 tentang pengujian berkala kendaraan bermotor.

3. Kendala dinas perhubungan dalam pengawasan kendaraan angkutan barang yaitu kurang kesadaran pengusaha terhadap angkutan barangnya terhadap kendaraan angkutan barang.

PERSAMAAN Sama-sama mengkaji dan menganilisi terhadap kendaraan angkutan barang PERBEDAAN Perbedaannya penegakan hukum

terhadap pelanggaran kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut

KONSTRIBUSI Konstribusi atas penelitian tersebut, berguna untuk dapat menjadi referensi hukum bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.

Sedangkan penelitian ini adalah:

PROFIL JUDUL

(13)

FALSA TRISNADYA SKRIPSI

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

PENEGAKKAN HUKUM TERHADAP KENDARAAN ANGKUTAN BARANG YANG

MELEBIHI DAYA ANGKUT ISU HUKUM

1. Apa sajakah faktor penyebab kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut?

2. Bagaimana penegakkan hukum terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari?

3. Apa sajakah kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut?

NILAI KEBAHARUAN

1. Penegakkan hukum terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut

2. Kendala terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut

1.6 Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini dikategorikan jenis penelitian yuridis empiris yang dengan kata lain dapat disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya di masyarakat7. Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaa nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada kesimpulan dari rumusan masalah8.

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian Empiris, karena ingin mengetahui faktor-faktor penyebab kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut, penegakan

7 Suharsimi Arikunto, (2012), Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 126.

8 Abdulkadir Muhammad, (2004), Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti. Hlm. 134.

(14)

hukum di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut dan kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut.

2. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan penyelesaian masalah dalam penulisan hukum ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis yang berdasarkan suatu norma atau kaidah serta melihat realita yang ada di masyarakat9. Pendekatan yuridis sosiologis menekankan penelitian yang bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara empiris dengan jalan terjun langsung ke obyeknya dalam hal ini yaitu untuk mengetahui faktor- faktor penyebab kendaraan angkutan barang melebihi daya angkut, penegakan hukum di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut dan kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut.

3. Sumber Data

Peneliti menggunakan dua sumber data, yakni:

a. Data Primer

Data Primer adalah suatu data yang didapatkan dari hasil penelitian lapangan yang diperoleh secara langsung dari responden/narasumber (field research).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah suatu data yang didapatkan dari hasil penelitian pustaka (library research)10

9 Suratman, Philips Dillah, (2015), Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, hlm 229.

10 Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, (1995), Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat , Jakarta:

Rajawali Press. hlm.27.

(15)

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan dengan teknik yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mengumpulkan data primer (field research), peneliti melakukannya dengan cara:

1. Observasi

Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dengan jalan mengadakan pengamatan yang disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran yang dilakukan secara langsung pada lokasi yang mejadi objek penelitian11.

Pengamatan yang dilakukan peneliti harus berpokok pada jalur tujuan peneliti yang dilakukan, serta dilakukan secara sistematis melalui perencanaan yang matang. Pengamatan dimungkinkan berfokus pada fenomena sosial ataupun perilaku-perilaku sosial, dengan ketentuan pengamatan itu harus tetap selaras dengan judul, tipe judul dan tujuan judul12.

Dari pengertian di atas metode observasi dapat dimaksudkan suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap situasi atau peristiwa yang ada dilapangan. Tenik ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kendaraan angkutan barang, penegakan hukum di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut dan kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Peimbangan Kendaraan Bermotor yang melebihi daya angkut.

2. Wawancara

11 Abdurahman Fatoni, (2011), Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.., hlm. 104

12 Bambang Waluyo, (2002), Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 67

(16)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang diwawancarai13. Dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini, penelitian menggunakan metode wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah pertanyaan-pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola pertanyaan yang dikemukakan. Jadi pewawancara sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang lengkap dan rinci terkait dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Peneliti melakukan Tanya jawab secara langsung dengan responden/narasumber yaitu Bapak Bambang Kartika N, ATD.MT selaku Kepala Pimpinan Unit Pelaksana Penimbangan Kendraaan Bermotor Singosari Malang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi: buku-buku yang rilevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter data yang rilevan penelitian14. Metode dokumen dalam penelitian yuridis empiris merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian kemudia ditelaah secara mendalam sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dalam penelitian ini, dokmentasi digunakan untuk merekam berbagai informasi kunci, sehingga dapat mempermudah penulis dalam memetakan fokus dalam penelitian ini.

13 Abdurahmat Fathoni, (2011), Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.., hlm. 105

14 Riduawan, (2006), Metode & Teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta, hlm. 105

(17)

b. Untuk mengumpulkan data sekunder (library research), peneliti melakukannya dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, hasil-hasil penelitian, hasil karya ilmiah para sarjana, kasus-kasus, ensiklopedi dan seterusnya, yang ada kaitannya dengan materi yang dibahas.

5. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data tersebut, peneliti mempergunakan analisis deskriptif kualitatif, yakni suatu analisis yang sifatnya menjelaskan atau menggambarkan mengenai peraturan-peraturan yang berlaku, kemudian dikaitkan dengan kenyataan dimasyarakat, dan akhirnya diambil kesimpulan.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan keguanaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab diuraikan mengenai kajian pustaka yang memuat tentang tinjauan tentang Tinjauan Pengertian Penegakan Hukum. Bagian kedua yaitu Tinjauan Pengertian Pengangkutan, Jenis Pengangkutan, Asas Pengangkutan, Hak Dan Kewajiban Pihak Dalam Pengangkutan Dan Tanggung Jawab Dalam Pengangkutan. Bagian ketiga yaitu Tinjauan Pengertian Kendaraan Angkutan Barang, Jenis Dan Daya Angkut Kendaraan Angkutan Barang dan Dampak Kendaraan Angkutan Barang Yang Melebihi Daya Angkut.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(18)

Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang didapatkan dari rumusan masalah yaitu terkait mekanisme faktor-faktor penyebab kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut, penegakan hukum di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut dan kendala yang di hadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor terhadap kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan penelitian dan saran sebagai sumbangan pemikiran dari penulis.

(19)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Faktor penyebab kendaraan angkutan barang yaitu ketidaktahuan pengusaha angkutan barang dan pengemudi kendaraan angkutan barang tentang tata cara muat kendaraan angkutan barang, dimensi kendaraan angkutan barang dan lemahnya pengawasan dari petugas yang berwenang sehingga pelanggar dengan leluasa memacu kendaraannya melebihi daya angkut.

2. Penegakan hukum yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari terhadap pelanggaran kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut berupa sanksi. Pemberian sanksi tersebut berupa peringatan, penilangan, penurunan muatan dan penundaan perjalanan.

3. Kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor yaitu kurangnya kesadaran pengusaha angkutan barang terhadap kendaraan angkutan barangnya terdiri dari tata cara muat, dimensi kendaraan dan daya angkut kendaraan.

Kemudian kurang maksimalnya pengawasan tentang muatan kendaraan angkutan barang sehingga banyak kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut.

4.2 Saran

1. Saran kepada pengusaha angkutan barang dan pengemudi angkutan sebaiknya mematuhi ketentuan perundang-undangan. Karena dapat membahayakan

(20)

keselamatan dan kemanan pengemudi kendaraan angkutan barang maupun pengguna jalan lainnya.

2. Saran kepada Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Singosari seharusnya menegakan hukum secara tegas dan disiplin terhadap pelanggaran kendaraan angkutan barang yang melebihi daya angkut.

3. Diharapkan sanksi yang lebih tegas terhadap para pengusaha angkutan barang dan pengemudi angkutan barang yang masih melanggar atau tidak peduli dengan daya angkut barang.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung Achmad Ali, 1998 Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, PT. Yarsif Watampone,

Jakarta.

Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.

Rahayu Hartini, 2007, Hukum Pengangkutan, UMM Press, Malang,

Ramdlon Naning, 1983 Mengarahkan Kesadaran Masyarakat dan Disiplin Penegak Hukum Dalam Lalu Lintas, PT. Bina Ilmu. Surabaya.

Ridwan Khairandy, 2013 pokok-pokok hukum dagang di Indonesia, Yogyakarta, FH UII Press.

Satjipto Raharjo, 2009, Penegakan Hukum Sebagai Tinjaun Sosiologis, Genta Publishing, Yogyakarta.

Soerjono Soekanto, 1983, Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, Raja Grafindo, Jakarta

Sudikno Mertokusumo, 1999, Mengenal Hukum, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto, 2012, Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Suratman, Philips Dillah, 2015, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

Peraturan Direkorat Jenderal Perhubungan Darat SK. 736/AJ.108/DRJD/2017

Peraturan Menteri Perhubugan Nomor PM 134 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor Di Jalan

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 60 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang Dengan Kendaraan Bermotor Di jalan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan Jurnal

(22)

Yogi Irawan, (2015), Penegakan Hukum Pasal 19 Ayat (1) Huruf C Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2011 Terkait Overcapacity Dalam Angkutan Kota (studi di Dinas Perhubungan Kota Malang), Malang, Universitas Brawijaya. 35411-ID- penegakan-hukum-pasal-19-ayat-1-huruf-c-peraturan-daerah-kota-malang-nomor-5- tah-pdf (diakses 3 November 2020)

Riesxo Nurrachmad, (2020), Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Yang Dilakukan Golongan Kendaraan Yang Melebihi Tonase Oleh Dinas Perhubungan (studi kasus di Sukoharjo), Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Naskah%20publikasi (diakses 2 desember 2020) Internet

Dishub Info Kom : Kewenangan Dinas Perhubungan, 13 Oktober 2020 https://dishubinfokom.globogan.go.id/artikel-perhubungan /94-uu-nomor-22-tahun- 2009-dan-kewenangan-petugas-dinas-perhubungan.html.

Fakta : Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu

Lintas Dan Angkutan Jalan, 7 Oktober 2020

http://www.fakta.or.id/index.php?option=com_cintent&view=article&id=81:rancanga n-uu-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan&catid=38:opini-jakarta&Itemid=95.

Faktual News : Rem Blong Akibat Melebihi Kapasitas , 24 Oktober 2020 https://www.google.co.id/amp/s/faktualnews.co/2020/08/20/rem-blong-truk-troton bermuatan-tebu-di-blitar-terguling/229736/amp

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja

Adalah benar- benar Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia yang telah melakukan Penulisan Karya Ilmiah (Tugas Akhir) berupa skripsi dengan judul: Analisa