• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penegakan Hukum Tindak Pidana Lalu Lintas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penegakan Hukum Tindak Pidana Lalu Lintas"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Norma hukum dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Namun dalam konteks penegakan hukum di bidang lalu lintas pada umumnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam hal ini Polisi Lalu Lintas mempunyai peranan yang cukup besar dalam keberadaannya. Penegakan hukum dalam rangka meningkatkan keselamatan dan memastikan masyarakat menaati peraturan lalu lintas sebagai berikut.

Menjaga keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dengan memperhatikan standar dan nilai hukum yang berlaku. Meningkatnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap UU Lalu Lintas tercermin dari meningkatnya disiplin berlalu lintas. Polisi menggunakan tiga bentuk tindakan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dalam menegakkan hukum lalu lintas dan angkutan; tindakan preventif, tindakan preventif, dan tindakan represif.

Peran polisi dalam penegakan hukum lalu lintas dan angkutan jalan belum optimal karena kurangnya kapasitas. Selain itu juga melakukan sosialisasi dan sosialisasi pemberlakuan UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu UU No. Utamanya penegakan hukum lalu lintas secara preventif yang meliputi kegiatan pengaturan, pengawasan, pengawalan dan patroli.

Hukuman untuk tiket Berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Daftar pelanggaran, denda maksimum untuk pelanggaran berdasarkan.

Denda Tilang Menurut Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daftar pelanggaran denda maksimal untuk pelanggaran berdasarkan

Kendaraan bermotor TNKB tidak sah tidak dilengkapi dengan Rambu Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Polri, (Pasal 280 jo Pasal 68 ayat (1) denda Rp. Kendaraan bermotor di jalan dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengganggu keselamatan lalu lintas , antara lain: Klakson bemper dan lampu yang menyilaukan Cara memasang dan menempel pada kendaraan lain, bertentangan dengan aturan memasang dan menempel pada kendaraan lain (Pasal 287 ayat 6 juncto Pasal 106 ayat 4 huruf h, denda Rp.

Kecepatan maksimum dan minimum; Pelanggaran aturan batas kecepatan tertinggi atau terendah; (Pasal 287 ayat (5) juncto Pasal 106 ayat (4) huruf g atau Pasal 115 huruf a; Denda Rp. Berbelok atau mundur arah; Tidak memberi isyarat dengan lampu petunjuk arah atau isyarat tangan pada saat berbelok atau mundur arah (Pasal 294 ayat juncto Pasal 112 ayat (1; Denda Rp 250.000,-. Mengubah jalur atau bergerak menyamping: Tidak memberi isyarat pada saat berpindah jalur atau bergerak menyamping; (Pasal 295 juncto Pasal 112 ayat (2); Denda Rp. 250.000,-.

Pelanggaran terhadap tanda atau tanda; Pelanggaran perintah atau larangan yang ditunjukkan dengan rambu atau marka jalan (Pasal 287 alinea pertama jo Pasal 106 alinea keempat huruf b denda Rp. Pelanggaran peraturan (TL); Pelanggaran perintah atau larangan yang ditunjukkan dengan rambu lalu lintas perangkat (Pasal 287 ayat 2 juncto huruf c ayat empat Pasal 106, denda Rp Tidak memasang segitiga pengaman, lampu kedip pengaman atau rambu lainnya pada saat berhenti darurat atau parkir di jalan (Pasal 298 jo Pasal 121) ayat (1) Denda sebesar Rp.

Tidak mengutamakan kendaraan bermotor yang mempunyai hak jalan, menggunakan alat peringatan suara dan lampu dan/atau dikawal oleh aparat kepolisian negara. Hak pejalan kaki atau pengendara sepeda tidak mengutamakan pejalan kaki atau pengendara sepeda (Pasal 284 juncto Pasal 106(2); Denda Rp. Perlengkapan sepeda motor tidak dilengkapi dengan: segitiga pengaman ban serep, dongkrak, pembuka roda dan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (Pasal 278 Pasal 57 ayat 3); Denda Rp.

Buku uji kendaraan bermotor tidak dilengkapi surat keterangan uji berkala (Pasal 288 ayat (3) juncto Pasal 106 ayat (5) huruf c; denda Rp. Tidak ada izin untuk melakukan pengangkutan orang di jalan raya ; (Pasal 308 huruf a juncto Pasal 173 ayat (1) huruf a; Denda Rp. Izin menyimpang dari jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173; (Pasal 308 huruf atau tidak Pasal 173 ayat (1) huruf c; Denda Rp.

Pengemudi kendaraan bermotor bus tidak diberikan surat izin yang sah dan bukti lulus pemeriksaan berkala; (Pasal 288 ayat (3) juncto Pasal 106 ayat (5) huruf c; Denda Rp. Kegagalan memenuhi persyaratan keselamatan, penandaan barang, parkir, bongkar muat, jam operasional dan rekomendasi instansi terkait; (Pasal 305 jo Pasal 162 ayat (1) huruf a, b, c; Denda Rp.

Prosedur Penyelesaian Sisa Uang Titipan Denda Tilang

Anggapan negatif masyarakat adalah jika polisi mendapat denda dari tilang, maka aparat kepolisian di lapangan seolah-olah mendapat uang perdamaian dari pelanggar lalu lintas. Polisi lalu lintas adalah unsur penindakan yang bertugas melaksanakan tugas kepolisian yang meliputi penegakan hukum, penertiban, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas, dan penegakan hukum sektor lalu lintas, dalam rangka melaksanakan tugas kepolisian. menjaga keselamatan, ketertiban dan ketenangan lalu lintas. Pengabdian kepada masyarakat di bidang lalu lintas juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena dalam masyarakat modern lalu lintas merupakan faktor utama yang menunjang produktivitas.

Banyak permasalahan atau gangguan dalam lalu lintas yang dapat menghambat dan mematikan proses produktivitas masyarakat. Forum Keadilan "Metamorfosis Tiket" No. http://www.lantas.metro.polri.go.id.Chryshnanda DL, Pemolisian masa depan dari sudut pandang polisi lalu lintas. Perkara pelanggaran lalu lintas di pengadilan ditangani menurut acara yang dipercepat (Pasal 211 KUHP), ayat 1 Pasal 267 UU No.

Dalam putusan pengadilan, denda lebih kecil dan maksimal denda yang disetor dikembalikan kepada terdakwa oleh bank yang disepakati (BRI). Apabila sisa uang titipan itu telah diputuskan oleh pengadilan, maka setelah diberitahukan kepada tergugat, setelah lewat tenggang waktu satu tahun, uang itu disetorkan ke kas negara. Bahwa dari ketentuan Pasal 316 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009, terlihat jelas kaitannya dengan pasal-pasal yang mengatur tentang pelanggaran lalu lintas, ketentuan yang dimaksud dengan delik adalah sebagai berikut :.

Dalam prakteknya, ketentuan aturan mengenai uang denda yang harus disetor seringkali lebih kecil dari keputusan hakim, sehingga terdapat perbedaan. Karena berbagai alasan, baik waktu maupun biaya transportasi, mereka yang ditilang enggan menerima sisa denda. Sisa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum tertagih dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak putusan pengadilan dilimpahkan ke kas negara.

Berdasarkan Pasal 268 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, mekanisme pengembalian sisa uang tiket adalah jika dikenakan denda. Sisa uang yang disetor denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang tidak dipungut dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah putusan pengadilan diucapkan, disetorkan ke Kas Negara dan tata cara penyetoran dan pelunasannya. sisa uang yang disetor denda, telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 269 juga menegaskan bahwa uang denda lalu lintas disetor ke kas negara sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Polisi lalu lintas (Polantas) dalam memberikan tilang kepada pelanggar menggunakan slip kosong/biru dan pelanggar langsung membayar sesuai pasal yang dilanggarnya tanpa perlu polisi lalu lintas mendapatkan bukti fisik berupa kendaraan atau STNK, jadi. bahwa pelaku beranggapan telah membayar, blangko berwarna biru tersebut diambil dari polisi lalu lintas ke bank dan blangko tersebut akan dikembalikan oleh bank dan polisi lalu lintas pada hari keputusan yang telah ditentukan. Uang sisa pelanggaran lalu lintas dititipkan di bank karena bank dan Polisi Lalu Lintas tidak memberitahukan kepada pelanggar bahwa menurut keputusan hakim pelanggar akan membayar denda yang lebih kecil/kecil dari uang yang dititipkan di bank. Artinya, uang tilang tetap ada yang harus dikembalikan kepada pelaku, dan sesuai undang-undang, nomor telepon genggam pelaku harus dicantumkan pada formulir tilang, namun dalam praktek di lapangan berbeda karena petugas polisi lalu lintas tidak mencatat nomor ponsel pelanggar pada formulir tilang.

Referensi

Dokumen terkait

pneumoniae include admission to an intensive care unit ICU, urethral catheterization, arterial catheterization, prolonged hospitalization, and prolonged exposure to antibiotics