• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP BERUPA LIMBAH MEDIS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 (STUDI PUTUSAN NO: 78/Pid.B/LH/2019/PN Mbo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP BERUPA LIMBAH MEDIS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 (STUDI PUTUSAN NO: 78/Pid.B/LH/2019/PN Mbo)"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

  • Rumusan Masalah
  • Faedah Penelitian

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup juga diatur agar pengelolaan lingkungan hidup tetap terjaga. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi penegakan hukum terhadap pencemaran lingkungan berupa limbah medis dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Tujuan Penelitian

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan masyarakat luas pada umumnya mengenai pencemaran lingkungan berupa limbah medis. Untuk mengetahui akibat hukum bagi pelaku pencemaran lingkungan hidup dalam putusan Pengadilan Negeri Meulaboh Nomor :.

Definisi Operasional

Pencemaran lingkungan hidup merupakan dampak perubahan tatanan lingkungan hidup akibat kegiatan manusia atau proses alam, sehingga mengakibatkan lingkungan hidup menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi. Pengelolaan Lingkungan Hidup bertujuan untuk melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Keaslian Penelitian

Hobby Sinaga, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Medan Tahun 2021 “Implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Ditinjau dari Siyasah Fiqih”. Yahar, Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar “Studi Pengelolaan Limbah Medis RSUD Kabupaten Barru”.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Alat Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Penelitian hukum ada dua jenis, yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang meneliti dan mengkaji bahan pustaka, data primer dan data sekunder 15 Pendekatan.

TINJAUAN PUSTAKA

Penegakan Hukum

Penegakan hukum preventif adalah memberikan pemahaman dan kesadaran bagi masyarakat dan pihak terkait. Penegakan hukum yang represif merupakan upaya untuk mencegah terjadinya pelanggaran, melainkan untuk mengatasi permasalahan hukum, apalagi jika terdapat pelanggaran.18. Penegakan hukum di masyarakat Indonesia harus diprioritaskan pada penegakan preventif, maksudnya penegakan hukum lingkungan hidup akan diuraikan pada bagian tersendiri.19.

Sudarto mengatakan bahwa “penegakan hukum merupakan suatu bidang yang sangat luas, yang tidak hanya mencakup tindakan ketika telah terjadi suatu kejahatan atau adanya dugaan telah terjadi suatu kejahatan, tetapi juga melindungi terhadap kemungkinan terjadinya suatu kejahatan. 18 Monalisa Tjhoeng, H Moch Ardi, Rosdiana, Penegakan Hukum Terhadap Ahli Waris yang Tidak Laporkan Pengangkutan Jenazah dengan Iring-iringan Mobil di Kota Balikpapan, Jurnal Lex Suprema, Volume 1, Nomor 2, 2019, Halaman 9. Menurut Satjipto Rahardjo, mengatakan bahwa 'hukum penegakan hukum adalah serangkaian proses untuk menggambarkan nilai-nilai, gagasan, dan cita-cita yang agak abstrak yang menjadi tujuan hukum.”21 Lebih lanjut Soerjono Soekanto mengatakan bahwa “penegakan hukum adalah kegiatan untuk menyelaraskan hubungan antar nilai. yang dijabarkan dalam kaidah-kaidah yang kokoh dan sikap tindakan sebagai rangkaian penjabaran nilai pada tahap akhir untuk menciptakan, melestarikan, dan mempertahankan kehidupan bermasyarakat yang damai.

Terpeliharanya hukum dan keadilan di tengah kehidupan masyarakat merupakan salah satu hakikat utama tugas penegakan hukum, tidak lain adalah terpeliharanya hukum dan keadilan.22 Hukum pidana adalah hukum yang mengatur mengenai pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum. , perbuatan yang diancam dengan hukuman, yang merupakan penderitaan atau penyiksaan.23 Hukum pidana telah memberikan hak dan kekuasaan yang sangat besar kepada negara agar negara dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya membela kepentingan hukum yang dilindungi. Penegakan hukum pada dasarnya diatur dalam UUD 1945, Pasal 27 ayat (1): “Segala warga negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

Pencemaran Lingkungan Hidup

Aparat penegak hukum diharapkan dapat menegakkan hukum seketat mungkin, meskipun di luar ketentuan pasal-pasal hukum pidana. Dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada ayat 1 angka 14 pasal: “Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, tenaga atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup melalui kegiatan manusia, sehingga melebihi baku mutu lingkungan hidup yang ditetapkan.” Pencemaran lingkungan yang terjadi tanpa disadari akan menimbulkan ketidakseimbangan pada lingkungan atau ekosistem yang ada.

Limbah Medis

Sampah plastik Sampah plastik adalah bahan plastik yang dibuang dari klinik, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya, seperti barang sekali pakai yang terbuat dari plastik dan juga pakaian untuk peralatan dan perbekalan kesehatan. Pengelolaan lingkungan rumah sakit saat ini tidak lagi bersifat parsial, memakan waktu, namun merupakan serangkaian siklus dan strategi manajemen rumah sakit untuk mengembangkan kapasitas pengelolaan lingkungan rumah sakit sehingga memberikan manfaat langsung dan tidak langsung bagi peningkatan mutu pelayanan. layanan rumah sakit. semua. 28. Kerusakan harta benda, seperti benda yang berkarat atau menimbulkan korosi pada benda akibat garam terlarut, air keruh yang berakibat pada menurunnya mutu bangunan rumah sakit.

Pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak tepat dapat menjadi sarang berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat dan tikus. Pengelolaan limbah medis merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pemisahan, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, dan pembuangan limbah medis. Beberapa bagian penting dalam pengelolaan limbah rumah sakit adalah pengurangan limbah, pelabelan dan pengemasan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan dan pembuangan limbah.

Penyimpanan limbah medis menurut kategori menggunakan wadah dengan simbol dan label sesuai dengan karakteristik limbah. Cara dan teknologi pengolahan atau pembuangan limbah padat medis disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah padat medis dengan cara dipanaskan dengan autoklaf atau dibakar dengan menggunakan incinerator.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosedur Pengelolaan Limbah Medis Yang Diatur Dalam Undang-

Dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif ini akan dilakukan penelitian kepustakaan guna mengetahui bagaimana penerapan undang-undang tersebut dan apa saja hambatan-hambatan dalam penerapan undang-undang tersebut terhadap tindak pidana pencemaran lingkungan berupa limbah medis berdasarkan UU No. . . 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Cit., halaman 21. dalam penelitian ini adalah : Kejahatan Lingkungan Hidup, Pencemaran Lingkungan Hidup, UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia memuat ketentuan terkait pengelolaan limbah medis sebagai bagian dari upaya perlindungan lingkungan hidup.

Pengelolaan Limbah Medis, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur tentang pengelolaan limbah medis, meliputi produksi, pengangkutan, penyimpanan, dan pembuangan limbah medis. Pembuangan Limbah Medis: Undang-undang ini mengatur pembuangan limbah medis di tempat pembuangan akhir yang sesuai dan diatur dengan baik untuk mencegah pencemaran lingkungan. Dengan pandangan ini, maka kejahatan lingkungan hidup tidak hanya sekedar ketentuan pidana yang dirumuskan dalam Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan.

Sistem ketatanegaraan, seperti pembentukan sistem informasi dan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Segala ketentuan pidana yang berkaitan dengan penanganan limbah bahan beracun berbahaya (B3) diatur dalam angka 32 Perlindungan Lingkungan Hidup. Ketentuan pidana tersebut diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut: Angka 32 Diatur tentang perlindungan lingkungan hidup.

Pencemaran lingkungan hidup dalam Pasal 1 ayat (14) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah masuk atau masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup melalui kegiatan manusia sehingga melebihi baku mutu lingkungan hidup. . yang dinyatakan. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan tugas dan wewenang pemerintah provinsi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berupa pidana penjara dan denda sebagaimana diatur dalam pasal 98 hingga pasal 115.

Akibat Hukum Terhadap Pelaku Pencemaran Lingkungan Hidup Dalam

Selain itu, petugas juga menyita barang bukti limbah B3 berupa 1 (satu) plastik kuning berisi 11 (sebelas) botol infus dan 10 (sepuluh) masker serta 1 (satu) plastik kuning berisi 10 (sepuluh) botol infus, 3 (tiga) buah botol infus. tiga) tabung infus dan 5 (lima) masker. Tindakan penyimpanan limbah B3 yang dilakukan tidak memerlukan izin pejabat yang berwenang sesuai tingkat kompetensinya. Perbuatan terdakwa dalam pengelolaan limbah B3 tersebut terjadi tanpa izin dari pejabat yang berwenang, dalam hal ini izin dari Bupati, sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

RS Cut Nyak Dhien Meulaboh juga memperpanjang perjanjian kerjasama pengangkutan limbah B3 dengan perusahaan angkutan PT. Berdasarkan fakta persidangan, tidak pernah ada permohonan izin penyimpanan limbah B3 di RS Cut Nyak Dhien Meulaboh sejak berdirinya rumah sakit tersebut. Perbuatan terdakwa berupa pengolahan limbah B3 tanpa izin pejabat yang berwenang, dalam hal ini izin yang dikeluarkan Bupati sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pengelolaan limbah B3 pada kegiatan penyimpanan limbah padat B3 yang dilakukan RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dilakukan tanpa izin dari pejabat yang berwenang. Yusufi dinyatakan secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “mengelola penyimpanan limbah B3 tanpa izin di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh”;

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tata cara pengelolaan limbah medis diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 yang mengatur tentang pengelolaan limbah medis yang meliputi produksi, pengangkutan, penyimpanan, dan pembuangan limbah medis, serta institusi medis dan pelanggan yang menghasilkan limbah medis harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Penerapan sanksi atau hukuman yang dikenakan terhadap pelanggaran penanganan limbah medis berupa teguran, denda administratif, penutupan sementara atau tetap, sanksi pidana, pencabutan izin, ganti rugi.

Saran

Akibat hukum bagi pelaku pencemaran lingkungan hidup dalam putusan Pengadilan Negeri Meulaboh Nomor: 78/Pid.B/LH/2019/PN Mbo menghukum terdakwa 3 (tiga) bulan penjara dan mengenakan denda sebesar 100 rubel kepada terdakwa. . Perlu ditetapkan pengaturan yang jelas mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban pidana pengurus dan badan usaha apabila terjadi tindak pidana khususnya tindak pidana lingkungan hidup. Disarankan agar hakim dalam pertimbangan hukum menjatuhkan pidana lingkungan hidup yang ditetapkan undang-undang tidak hanya melihat norma saja, tetapi juga sejarah perkaranya.

Oleh karena tidak jarang terdapat keadaan-keadaan kasuistis yang tidak sesuai dengan norma, dalam hal ini dengan peraturan perundang-undangan, maka hakim dengan keyakinan dan efek jeranya terhadap tindak pidana tersebut dapat mengambil putusan yang melampaui tuntutan pidana. penuntut umum tanpa melampaui pidana ancaman. Asas Hukum Lingkungan Hidup Berdasarkan Sistem Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia, Jala Permata Aksara: Jakarta. Anggreany Haryani Putri, “Efektivitas Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit Ditinjau dari Dampak Lingkungan”, Krtha Bhayangkara, Volume 12, No.

Egi Agfira Noor, “Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3)”, Jurnal Penegakan Hukum Indonesia (JPHI), Volume 1, Edisi 1 Oktober 2020. Monalisa Tjhoeng, H Moch Ardi, Rosdiana, Penegakan Hukum Terhadap Ahli Waris Yang Tidak Melapor pengangkutan jenazah yang dilakukan Kade Motor di Kota Balikpapan, Jurnal Lex Suprema, Volume 1, Nomor 2, 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penegakan hukum tindak pencemaran limbah ciu yang telah dilakukan tersebut, penegak hukum dan instansi hanya melakukan penegakan hukum yang bersifat preventif