• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Mandiri Oleh: Dr. H.M. ACHMAD SUBING,SE.,MSi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian Mandiri Oleh: Dr. H.M. ACHMAD SUBING,SE.,MSi"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambil kebijakan, khususnya pemerintah daerah Provinsi Lampung, untuk merumuskan kebijakan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan struktur ekonomi terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di Provinsi Lampung. Salah satu indikator ekonomi yang biasa digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung adalah statistik pendapatan daerah atau lebih dikenal dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Lampung.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan di atas, maka penting untuk mengkaji pengaruh pengeluaran agregat yang menyebabkan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung dan pengaruh pertumbuhan sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier terhadap pengangguran dan kemiskinan. di Provinsi Lampung. Rata-rata kontribusi PMTDB terhadap PDB selama periode 2004-2008 sebesar 17,29 persen dan kontribusi terhadap PDB tahun 2008 sebesar 18,19 persen.

Batasan Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tinjauan Teori

Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh konsumsi, perubahan investasi dan perubahan pengeluaran pemerintah (investasi oleh pemerintah). Hanya ketika pertumbuhan ekonomi penuh dapat menjelaskan apa yang terjadi pada PDB total dan apa yang terjadi pada populasi. Dalam ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan PDB (Produk Domestik Bruto), yang berarti peningkatan Pendapatan Nasional (PN).

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Dalam model Neo-Klasik Solow-Swan, digunakan fungsi produksi yang lebih umum, yang dapat menampung berbagai kemungkinan substitusi antara Kapital (K) dan tenaga kerja (L). Aspek penggunaan penuh ini membedakan model Neo-Klasik dari model Keynesian (Harrod-Domar) dan Klasik. Proses pertumbuhan dalam model Neo-Klasik selalu memenuhi laju pertumbuhan yang dibenarkan, karena S selalu dianggap sama dengan I.

Konsumsi

Investasi pada aset keuangan dilakukan di pasar uang, misalnya dalam bentuk sertifikat deposito, surat berharga, surat berharga pasar uang dan lain-lain. Proses investasi menunjukkan bagaimana seorang investor harus membuat keputusan tentang berinvestasi pada sekuritas yang masuk akal. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membeli barang modal dan peralatan produksi guna meningkatkan kemampuan memproduksi barang dan jasa.

Sebagian belanja negara ditujukan untuk membiayai penyelenggaraan negara, sedangkan sebagian lagi untuk membiayai kegiatan pembangunan. Besarnya pengeluaran pemerintah yang akan dikeluarkan dalam suatu periode tertentu tergantung pada banyak faktor antara lain besarnya pajak yang akan diterima, tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari kegiatan ekonomi, serta aspek politik dan keamanan. Dalam bentuk atau sistem ekonomi apapun, pemerintah memegang peranan penting, terutama dalam menyediakan barang publik, mengalokasikan barang produksi dan konsumsi, memperbaiki distribusi pendapatan, menjaga stabilitas nasional, termasuk stabilitas ekonomi, dan mendorong pertumbuhan.

Peran pemerintah dinilai sangat penting karena keberadaan barang publik, ketidaksempurnaan pasar, masalah distribusi pendapatan, dan upaya menjaga alokasi barang secara efisien dan adil. Berdasarkan penelitiannya di berbagai negara maju, pada abad ke-19 ditemukan bahwa pengeluaran pemerintah selalu meningkat dari tahun ke tahun, baik secara moneter secara riil maupun secara absolut atau relatif terhadap pendapatan nasional (GNP). Bersifat exhaustive, artinya adalah pembelian barang dan jasa dalam perekonomian yang dapat dikonsumsi secara langsung atau untuk menghasilkan barang lain.

Perusahaan yang memproduksi barang untuk pasar lokal, kegiatan ekspor merupakan upaya untuk mempercepat perkembangan perusahaan dan meningkatkan keuntungan.

Impor

42 Impor peralatan dan bahan baku merupakan bobot yang signifikan dalam total impor yang dilakukan oleh negara-negara berkembang. Kebijakan impor menurut Tulus Tambunan (2000, p. 158), bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Artinya, kebijakan impor yang bersifat proteksionis, yang bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas, pada akhirnya akan merugikan kedua belah pihak.

Hasil penelitian Hamaroon (2005, p. 114) menunjukkan bahwa konsumsi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan MPC Indonesia sebesar 0.74089 yang menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1 USD maka akan menyebabkan peningkatan konsumsi sebesar 0.741 USD. Purbadharmaja, dkk (2006) melakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi PDRB di Provinsi Bali dan menginterpretasikan implikasi variabel-variabel ekonomi yang memberikan kontribusi utama terhadap PDRB Provinsi Bali.

Data time series diuji stasioneritasnya menggunakan metode autocorrelation fractional correlogram, kemudian dilakukan uji analisis faktor dengan metode principal component analysis (PCA). Setelah meninjau metode PCA dan MWD, diperoleh model linier dengan hasil yang menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap BRDP adalah variabel pengeluaran dengan nilai t-statistik sebesar 19,79 (karakteristik), sedangkan variabel yang tidak signifikan mempengaruhi PDRB adalah variabel pengeluaran. variabel investasi dengan nilai t-statistic sebesar 0,75 (tidak signifikan). Variabel investasi tidak relevan dengan BRDP karena investasi tidak efisien di Bali.

Interpretasi implikasi variabel ekonomi dalam model menunjukkan bahwa variabel ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Provinsi Bali adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Kerangka Pemikiran

Selanjutnya Yuyun Wirasasmita (2010) Fungsi Permintaan Agregat yang terdiri dari perubahan pengeluaran konsumsi, investasi swasta, pengeluaran pemerintah dan ekspor neto dapat meningkatkan pendapatan nasional. Pendekatan Pengeluaran, Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran atas barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. 2). Pendekatan pendapatan, pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.

Perhitungan pendapatan nasional dan pendapatan daerah (Produk Domestik Regional Bruto) menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dengan pendekatan/metode produksi adalah pendapatan nasional dan daerah pada sisi penawaran. Sedangkan perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan/metode pengeluaran adalah pendapatan nasional dan daerah pada sisi permintaan. Hasil perhitungan pendapatan nasional memberikan nilai/angka PDB yang sama dengan perhitungan berdasarkan pendapatan atau output/nilai surplus (Yuyun Wirasasmita, 2010).

Pembentukan modal sektor swasta, sering dinyatakan sebagai investasi (I), pada dasarnya berarti pengeluaran untuk pembelian barang modal yang dapat meningkatkan produksi barang dan jasa di masa depan. Pembelian barang dan jasa pemerintah dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama: pengeluaran untuk penggunaan pemerintah atau konsumsi pemerintah, dan investasi pemerintah. Kategori pertama (konsumsi pemerintah) meliputi pembelian barang dan jasa untuk dikonsumsi, seperti membayar gaji guru sekolah, membeli peralatan kantor untuk digunakan, dan membeli bensin untuk kendaraan pemerintah.

Dikurangi nilai pengeluaran atas impor barang dan jasa termasuk teknologi yang diimpor atau dibeli dari negara lain.

PENGELUARAN AGREGAT

Berdasarkan teori dan fenomena yang berkembang serta temuan penelitian yang relevan, skema paradigma penelitian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Variabel pengeluaran agregat seperti pertumbuhan konsumsi rumah tangga (C), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor neto (X-M) secara simultan dan parsial menentukan perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung. Total pertumbuhan belanja yang terdiri dari; Pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), net ekspor (X-M) berpengaruh terhadap pertumbuhan PDRB provinsi Lampung.

Pertumbuhan PDRB

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian direncanakan selama 1 bulan yang meliputi proses perencanaan; terdiri dari tahap persiapan, tahap penilaian, tahap penyusunan proposal penelitian dan seminar proposal penelitian. Lokasi penelitian adalah Provinsi Lampung yang terdiri dari 10 kabupaten dan kota antara lain Kota Bandar Lampung, kata Metro, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Way . Benar. Data pertumbuhan ekonomi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), perwakilan Bank Indonesia Lampung, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPEDA) Provinsi Lampung.

Populasi, Sampel dan Sampling

Metode Penelitian

Operasionalisasi Variabel

Seluruh pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga ditujukan untuk pembelian barang dan jasa serta pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba. Perubahan nilai barang dan jasa yang diekspor ke luar negeri, setelah dikurangi perubahan nilai pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa dari luar negeri.

Desain Penelitian

Dengan membandingkan unsur antar periode laporan keuangan, dapat diketahui dan dianalisis faktor dominan pengeluaran agregat yang mempengaruhi pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Lampung.

Teknik Analisis

Formulasi Model Penelitian

Persamaan regresi pada masing-masing model (Model 1, 4 dan 5) di atas diuji dengan uji signifikansi koefisien regresi linier berganda, baik secara simultan maupun parsial dengan menggunakan uji signifikansi koefisien regresi linier sederhana.

Rencana Pengujian Koefisien Regresi

  • Rencana Pengujian Hipotesis Statistik
    • Pengujian Hipotesis
    • Rekapitulasi Hasil Pengukuran

Koefisien regresi βi(1-4) sama dengan nol atau total kontribusi pengeluaran, yaitu; pertumbuhan konsumsi (X1), investasi (X2), pengeluaran pemerintah (X3), ekspor neto (X4) ke-i tidak berpengaruh positif secara parsial terhadap pertumbuhan PDB (Yd). Koefisien regresi βi(1-4) tidak sama dengan nol atau total kontribusi pengeluaran, yaitu; pertumbuhan konsumsi (X1), investasi (X2), pengeluaran pemerintah (X3),. Akibat dampak krisis ekonomi tahun 1998, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kembali melambat selama periode 2003-2007 menjadi hanya rata-rata 9,82 persen per tahun.

Membaiknya perekonomian Provinsi Lampung pada tahun 2007 menyebabkan pertumbuhan PDRB sebesar 5,81 persen dan pada triwulan IV tahun 2009 tumbuh sebesar 6,02 persen (Bank Indonesia Triwulan IV tahun 2009) juga berdampak pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang pada tahun 2008- Periode 2012 rata-rata 18,98 persen per tahun. Dengan demikian, selama periode 1983-2012 konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi rata-rata sebesar 17,98 persen terhadap PDRB Provinsi Lampung. Tingginya pertumbuhan investasi tidak terlepas dari perkembangan ekonomi Lampung yang tumbuh rata-rata 11,66 persen per tahun (PDRB menurut pengguna berdasarkan harga berlaku 1985-1989).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kontribusi pertumbuhan konsumsi rumah tangga, investasi dan belanja pemerintah berpengaruh positif secara parsial terhadap pertumbuhan PDRB dengan tingkat kesalahan 5%. Dengan demikian Ho ditolak dan hipotesis penelitian mengenai pengaruh positif kontribusi pertumbuhan belanja konsumen, investasi dan belanja pemerintah terhadap pertumbuhan PDRB dapat diterima secara parsial. 75 Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan pada tabel di atas, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta serta belanja pemerintah masih mendominasi penyumbang pertumbuhan PDRB Provinsi Lampung.

Konsumsi pemerintah memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan produk domestik daerah Lampung yaitu 1.561 unit, diikuti oleh konsumsi rumah tangga dan investasi swasta masing-masing 1.089 unit dan 0.609 unit. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi, konsumsi pemerintah sebesar 1.561 yang berarti jika konsumsi pemerintah meningkat sebesar 1 unit sedangkan konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor neto dianggap konstan, maka akan meningkatkan pertumbuhan PDRB Lampung (Yd) sebesar 1.561 unit. Berdasarkan perhitungan koefisien regresi, berarti belanja pemerintah memberikan kontribusi terhadap peningkatan BRDP.

Kesimpulan

82 barang konsumsi bukan merupakan impor bahan baku penolong, bahan baku yang diolah untuk industri guna meningkatkan produksi di sektor pertanian, industri pengolahan, pertambangan, dan penggalian. Jadi Biaya Agregat; Konsumsi rumah tangga, investasi swasta, pengeluaran pemerintah, net ekspor secara keseluruhan (simultan) berpengaruh terhadap pertumbuhan PDRB Provinsi Lampung. Pengaruh pengeluaran agregat; Konsumsi rumah tangga, investasi dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif secara parsial dan signifikan terhadap pertumbuhan/pertumbuhan PDB.

Saran

Khususnya, investasi swasta yang ditujukan untuk penyediaan lapangan kerja, pertumbuhan belanja pemerintah yang mendorong peningkatan pembangunan infrastruktur, serta mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Hermanto, S dan Dwi W., 2006, Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Menurunnya Penduduk Miskin di Indonesia: Pemerataan dan Proses Pemiskinan, Direktur Studi Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Implikasi Variabel Pengeluaran dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali, Buletin Kajian Ekonomi Volume 11 No. 1 tahun 2006.

Memperbaiki Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong Investasi dan Menciptakan Lapangan Kerja, Jurnal Ekonomi Politik dan Keuangan, INDEF, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.9  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait