• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian membuktikan bahwa kulit buah rambutan efektif digunakan untuk menghambat anti jamur terhadap Candida albicans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hasil penelitian membuktikan bahwa kulit buah rambutan efektif digunakan untuk menghambat anti jamur terhadap Candida albicans"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana aktivitas antijamur ekstrak kulit rambutan terhadap jamur Candida albicans penyebab sariawan. Seberapa efektif ekstrak kulit batang rambutan dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans, jamur penyebab sariawan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Masyarakat
  • Bagi intitusi STIKes Perintis padang

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Adanya aktivitas antijamur ekstrak kulit rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap jamur penyebab sariawan Candida albicans. Setelah dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas antijamur ekstrak kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap jamur Candida albicans penyebab sariawan, diperoleh hasil sebagai berikut. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji aktivitas antijamur ekstrak kulit rambutan terhadap Candida albicans.

Penelitian diawali dengan pembuatan ekstrak kulit rambutan (Nephelium lappaceum L). Empat konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 10% (0,1 g ekstrak etanol), 20%. Dari hasil uji Oneway ANOVA dapat disimpulkan terdapat aktivitas antijamur pada ekstrak kulit rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap jamur Candida albicans penyebab sariawan.

Gambar 2.1. Morfologi Candida albicans  (Sumber: Roehl, 2016)
Gambar 2.1. Morfologi Candida albicans (Sumber: Roehl, 2016)

Perkembangan Jamur

Candida albicans

  • Definisi
  • Fisiologi
  • Klasifikasi
  • Dampak Candida albicans
  • Sifat-Sifat Candida albicans

Selain inang yang mengalami kondisi imunokompromais, Candida albicans mengandung faktor virulensi yang berkontribusi terhadap kemampuannya menyebabkan infeksi, sedangkan faktor virulensi yang paling penting meliputi molekul permukaan yang memungkinkan organisme menempel pada permukaan sel inang, protease asam, dan fosfolipase, yang terlibat dalam penetrasi dan kerusakan pada dinding sel. , serta kemampuan perubahan bentuk antara sel ragi dan sel hifa (Lestari, 2010). Beberapa temuan klinis yang berhubungan dengan infeksi Candida albicans antara lain: kandidiasis pseudomembran, kandidiasis eritematosa, leukoplakia kandida, stomatitis gigi tiruan, chelitis sudut, glositis rhomboid median, kandidiasis mulut yang berhubungan dengan HIV. Di dalam tubuh, C. albicans dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia seperti sariawan, lesi kulit, vaginitis vulva, kandiduria dan kandidiasis.

Gambaran Klinik

  • Kandidiasis genitalis
  • Vulvo Vaginatis
  • Balanitis
  • Uretritis

Sel apikal terus tumbuh dan akan membelah, sedangkan sub-apikal tetap berada dalam siklus sel hingga mampu meregenerasi sitoplasma yang cukup untuk sel, pembentukan pseudohifa pada Candida melibatkan pembelahan sel induk yang seimbang selama pertumbuhan tabung germinal C. . berair, namun kadang banyak dan berwarna putih, labia tampak bengkak dan merah, ditutupi lapisan putih yang menunjukkan maserasi (Irianto, 2013). Disebabkan oleh kandida, alat kelamin pada laki-laki secara klinis tampak balanoposthitis dengan rasa gatal dan perih pada glans penis dan kulup, pada pemeriksaan glans penis dan kulup terdapat eritematosa dan disertai vesikel (Irianto, 2013).

Tes Diagnostik Laboratorium

Bentuk lain dari jenis ini adalah uretritis subakut dengan gejala yang tidak terlalu jelas dan seringkali hanya keluar pada area pembukaannya (Irianto, 2013). Terkadang hasil positif juga didapat seiring dengan adanya saprofit kandida pada saluran pencernaan (Irianto, 2013). Pemeriksaan makroskopis: Media agar SDA (Saboraud dextrose Agar) juga dapat menumbuhkan koloni selain C.

Patogenesis dan Patologi

Hasil analisis kulit rambutan memberikan hasil positif kandungan terpenoid dan alkaloid (Wardhani & Supartono, 2015). Hasil perhitungan pada Tabel 4.1.3 menunjukkan bahwa uji aktivitas antijamur kulit rambutan (Nephelium lappaceum L) mempunyai hasil yang baik. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Rambutan ((Nephelium lappaceum L.) Terhadap Streptococcus Anaerococcus coli.tesis Universitas Syiahula.

Gambar 2.2 Rambutan rupiah  (Sumber Bahri, S 2013)
Gambar 2.2 Rambutan rupiah (Sumber Bahri, S 2013)

Faktor Prediposisi Yang Menyebabkan Terjadinya C. albicans

Taksonomi dan Morfologi Rambutan

Endokarp berwarna putih menutupi daging. Bagian buah yang dimakan yaitu daging buahnya sebenarnya merupakan kulit biji atau aril yang dapat menempel erat atau lepas dari kulit luar biji (rambutan ace atau ngelotok) (Sadino, 2017). Buah rambutan berbentuk lonjong, panjang 4-5 cm, duri keras melengkung, lemas hingga kaku. Jika pertumbuhannya bersifat musiman, maka buah akan masak pada bulan Desember hingga Maret yang dikenal dengan musim rambutan, yang biasanya bertepatan dengan buah musiman lainnya.

Jenis-Jenis buah rambutan

Rambutan cimacan, buah kurang lebat dengan hasil rata-rata 90.170 tandan per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar dan tipis, rasa manis, agak encer tetapi kurang tahan pengangkutan. Rambutan Binjai, merupakan salah satu rambutan terbaik di Indonesia, buahnya cukup besar, kulitnya berwarna merah darah sampai merah tua, bulu buahnya agak kasar dan jarang, rasanya manis sedikit asam, hasil buahnya tidak sekaya aceh lebak bulus, tapi dagingnya tebal. Rambutan Sinyonya, rambutan jenis ini buahnya lebat dan sangat digemari oleh orang Tionghoa, batangnya kuat cocok untuk okulasi, warna kulit buah merah tua sampai merah anggur, bulu halus dan rapat, rasa buah manis asam, banyak encer, lembut dan tidak lengket.

Buah Rambutan

  • Definisi
  • Kandungan Kulit Buah Rambutan

Bunga rambutan terdapat dalam rangkaian yang muncul pada ujung cabang (ujung pucuk lateral), disebut pseudoterminal dan terminal. Aktivitas menangkal radikal bebas ekstrak kulit rambutan memiliki kandungan total fenolik yang tinggi dan kapasitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan antioksidan alami lain yang telah diketahui. Dari ketiga senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan tinggi adalah geraniin (Permadani et al 2016).

Antimikroba

Kandungan Kimia Kulit Buah Rambutan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi aktivitas ekstrak kulit rambutan dengan variasi konsentrasi zona hambat sehingga menghasilkan pengelompokan potensi antijamur (Permadani dkk, 2016). Untuk melihat apakah ada pengaruh ekstrak kulit rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap jamur Candida albicans penyebab sariawan, peneliti menggunakan uji ANOVA satu arah, dan jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. . Penelitian untuk menguji aktivitas antijamur ekstrak kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap jamur penyebab sariawan Candida albicans telah dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2020 di laboratorium STIK Perintis Padang yang terdiri dari sampel kulit rambutan.

Mamfaat Rambutan

  • Daun Dan Batang
  • Kulit Rambutan

Sariawan

  • Gejala Dan Penyebabsariawan
  • Pengobatan Sariawan
  • Pencegahan Sariawan

Dalam pengobatan, sariawan yang sering digunakan adalah antihistamin, steroid, antijamur, antibakteri dan vitamin C. Sariawan, yang dalam istilah medis disebut stomatitis aphthous (aphthous stomatitis) atau sariawan, adalah luka di mulut. yang dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman.. Gejala sariawan yang muncul biasanya tidak parah dan dapat pulih tanpa pengobatan medis dalam waktu satu atau dua minggu (Qimindra dan Fajar Rudi, 2010).

Gambar 3.3 Sariawan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans  (Qimindra dan fajar Rudi, 2010)
Gambar 3.3 Sariawan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans (Qimindra dan fajar Rudi, 2010)

Ekstraksi

  • Cara panas

Refluks merupakan proses ekstraksi pelarut dengan suhu titik didih dalam waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya cairan pendingin. Soxhlection adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga ekstraksi berlangsung secara kontinyu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya cairan pendingin yang baik. Pencernaan merupakan maserasi kinetik (dengan pencampuran terus menerus) pada suhu lebih tinggi dari suhu ruangan, yaitu umumnya dilakukan pada suhu 40˚-50˚C.

Metode pengujian antimikroba

  • Metode difusi
  • Metode dilusi

Rebusan merupakan rebusan dengan waktu yang relatif lama (>30˚C) dan suhu sampai titik didih air (Ditjen, POM. 2000). Sejumlah zat antimikroba dimasukkan ke dalam media bakteriologis padat atau cair; biasanya pengenceran dua kali lipat dari zat antimikroba digunakan. Tujuan akhir dan metode pengenceran adalah untuk mengetahui berapa banyak zat antimikroba yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri yang diuji (Nuraina, 2015).

Hipotesis

Cakram kertas saring yang mengandung sejumlah obat ditempatkan pada media padat yang telah diinokulasi pada permukaan dengan organisme uji.

METODE PENELITIAN

Waktu Dan Tempat Penelitian

Populasi dan sampel …

  • Populasi
  • Sampel

Variabel Penelitian

  • Variabel independen
  • Variabel dependen

Definisi operasional

Alat dan Bahan

  • Alat
  • Bahan

Pengumpulan data dan analisis data

  • Pengumpulan data
  • Analisis data

Sampel atau ekstrak etanol kulit rambutan dimasukkan ke dalam labu alas bulat dengan volume 2/3 dari volume labu alas bulat yang digunakan. Hasil analisis statistik menggunakan uji one way ANOVA untuk melihat ada tidaknya pengaruh ekstrak kulit rambutan terhadap jamur Candida albicans. Ekstrak kulit rambutan memperoleh nilai signifikan P<0,05. Hal ini membuktikan terdapat perbedaan yang nyata (bermakna) terhadap diameter zona hambat pada perlakuan 80%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kulit rambutan dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans karena diyakini disebabkan oleh senyawa kimia yang terkandung di dalam kulit rambutan.

Bagi masyarakat dan tenaga kesehatan, diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan produk ekstrak kulit rambutan untuk mengatasi infeksi akibat jamur Candida albicans. Suparmi, dan Tamimy, A, S., 2016, Aktivitas antidioksan ekstrak etanol kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum, L.) terhadap penangkal radikal bebas DPPH, Jurnal Ilmiah Farmasi, Universitas Islam Indonesia, Vol.

Tabel 3.7.1 Kreteria kekuatan zona hambat
Tabel 3.7.1 Kreteria kekuatan zona hambat

Rancangan Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Rambutan
  • Cara Kerja Rotary
  • Isolasi Candida Dari Pasien Sariawan
  • Pemeriksaan Makroskopis
  • Pemiriksaan Mikroskopis
  • Uji Tabung Kecambah

Kemudian penangas air dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan.Setelah suhu tercapai, labu alas bulat yang berisi sampel atau cairan ekstrak etanol kulit rambutan dipasang pada ujung totor yang kemudian ditempelkan pada ujung totor. terhubung ke kondensor. Swab mukosa mulut dari media BHI digoreskan pada media antibiotik SDA, diharapkan akan tumbuh koloni Candida albicans (Tanjung, 2015). Uji tabung kuman dilakukan dengan cara mengambil koloni Candida albicans pada media SDA, diambil secara melingkar dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 0,5 ml serum, kemudian diinkubasi selama 1-2 jam dalam inkubator.

Pembuatan Media SDA

  • Media Dasar
  • Media Agar Miring
  • Pembuatan Larutan Kontrol Positif
  • Pembuatan Larutan Kontrol Negatif
  • Pembuatan Standar Kekeruhan
  • Pembuatan Suspensi Jamur Uji
  • Pengujian Aktivitas Jamur

Telah dilakukan penelitian dengan judul uji aktivitas antijamur ekstrak kulit rambutan terhadap jamur penyebab sariawan Candida albicans. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus 2020. Spesimen yang terkena penyakit aphthous ditanam pada media SDA, jumlah media yang digunakan untuk penelitian ini adalah 26 media dengan 4 perlakuan, 6 ulangan dengan konsentrasi berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit rambutan (Nephelium lappaceum L) mempunyai aktivitas antijamur terhadap jamur Candida albicans serta meningkatkan konsentrasi dan 80% ekstrak kulit rambutan. Nephelium lappaceum L) diikuti dengan penambahan diameter zona hambat pada setiap varians konsentrasi seperti terlihat pada Tabel 4.1.4 pada uji lanjutan Duncan, masing-masing konsentrasi pada subset kolom yang berbeda. Sedangkan uji kontrol negatif menggunakan karboksimetil selulosa (CMC) yang berperan sebagai pelarut ekstrak kulit rambutan yang sifatnya dapat meningkatkan zat tidak larut dalam air.

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan penelitian mengenai kulit rambutan sebagai antijamur terhadap jamur lain untuk menemukan senyawa aktif yang paling berperan aktif sebagai antijamur. Potensi Senyawa Antibakteri Kulit Buah dan Biji Rambutan yang Bersifat Patogen pada Ikan Jurnal Rekayasa dan Teknologi Akuakultur Vol 1(2).

Kriteria Kekuatan Zona Hambat

HASIL PENELITIAN

Kekuatan Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Rambutan Terhadap Jamur

PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

³8ML $NWLILWDV $QWL -DPXU (NVWUDN Etanol Kulit Batang Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Terhadap Candida albicans in vitro. Uji Khasiat Antijamur Ekstrak Etanol Kulit Batang Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Terhadap Candida albicans in vitro. 2019 Antijamur Uji Aktivitas Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) terhadap Jamur Candida albicans secara in vitro Analis Kesehatan Prodi div.

Surat izin penelitian dari STIKes perintis padang

Ekstrak kulit buah rambutan

Mikroskopis

Uji Tabung Kecambah

Penanaman Candida albicans pada media

Hasil pengamatan

Hasil pengukuran diameter zona hambat

Kontrol (+) dan Konrol (-) dan pengukuran diameter zona hambat

Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian dari UPT Laboratorium STIKes

Gambar

Gambar 2.1. Morfologi Candida albicans  (Sumber: Roehl, 2016)
Gambar 2.2 Rambutan rupiah  (Sumber Bahri, S 2013)
Tabel  2.10.1  Spesies  Mikroba  Yang  Pertumbuhannya  Dihambat  oleh  Ekstrak  Rambutan
Gambar 3.3 Sariawan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans  (Qimindra dan fajar Rudi, 2010)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[28] investigated the characteristics of concrete with chemically bonded used foundry sand in concrete with characteristic compressive strength of 20 MPa having natural river sand

22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Penelitian untuk mengetahui daya hambat dadih susu kerbau terhadap pertumbuhan Jamur Candida albicans, yang telah