• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hukum Islam terhadap sistem bagi hasil pemeliharaan hewan ternak di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hukum Islam terhadap sistem bagi hasil pemeliharaan hewan ternak di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui syariat Islam terkait sistem bagi hasil peternakan sapi di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur. Bagi Hasil Peternakan (Studi Kasus Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur). Bagi Hasil Usaha Ternak Kambing Perah (Studi Kasus pada Kelompok Mandiri, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta)”, h. 8-9.

Penelitian kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem bagi hasil peternakan (studi kasus di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur). Pemeliharaan hewan ternak (sapi atau kambing) yang biasa dilakukan oleh masyarakat desa Sukadana Jaya dilakukan. Keuntungan dividen antara Pak Toha dan Pak Baedowi dalam pembagian ternak di divisi tersebut.

Kerjasama antara pemilik dan pengelola merasa diuntungkan dalam bentuk bagi hasil ternak. Faktor penghambat pembagian ternak (sapi atau kambing) adalah: adanya ketidakadilan. Tinjauan hukum ekonomi syariah tentang pembagian hewan ternak (sapi atau kambing) di Desa Sukadana Jaya masih belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip syariah.

Kajian Hukum Islam Sistem Bagi Hasil Peternakan (Studi Kasus Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur).

PENDAHULUAN

Latar Batasan Masalah

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORI

Pemeliharaan Hewan Ternak

  • Pengertian pemeliharaan
  • Dasar Hukum Pemeliharaan
  • Hak dan Kewajiban Masing-Masing Pihak
  • Kebutuhan Hewan

24 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 1 ayat rumah tangga dan kesehatan.

Sistem Bagi Hasil

  • Pengertian

Adapun sumber data primer yaitu masyarakat desa Sukadana Jaya yang sedang melaksanakan pengurusan perjanjian kerjasama hasil ternak sapi sebagai berikut. Sedangkan masyarakat desa Sukadana Jaya yang telah mengadakan kerjasama untuk hasil ternak kambing sebanyak 4 orang sebagai pengelola dan 4 orang sebagai pemilik adalah sebagai berikut. Pengamatan yang digunakan peneliti adalah kegiatan peternakan (sapi dan kambing) di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.

Sedangkan perjanjian bagi hasil tidak menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memelihara ternak 84 b. Sementara itu, pada awal perjanjian bagi hasil, tidak ada batasan waktu berapa lama ternak akan tumbuh. Tinjauan Hukum Islam Sistem Koperasi Peternakan (Studi Kasus Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian lapangan pada hakekatnya adalah suatu metode untuk menemukan secara konkret dan realistis apa yang terjadi pada waktu tertentu dalam masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung di lokasi penelitian dan terfokus pada objek yang diteliti. Lokasi penelitian ini adalah pemilik dan pengelola ternak di Masyarakat Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana.

Karena dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengumpulkan data dari fakta-fakta yang ada di lapangan dan memfokuskan upaya untuk mengungkapkan masalah dan situasi sebagaimana mestinya.

Sumber Data

Sumber data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel atau diagram. Dwi Utari Rahmiati, Eko Sungeng Probadi, “Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi Pemilik Hewan Peliharaan Ditinjau dari Pengetahuan dan Penerapan Kesejahteraan Hewan”, Bagian 15 No. Peternak Terhadap Pola Bagi Hasil Peternakan Sapi Perah (Studi Kasus pada Kelompok Mandiri, Desa Girikerto, Turi Kecamatan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta)".

Muhammad Noor Taufiq, Candra Dewi, Wayan Firdaus Mahmudy, "Optimasi Komposisi Pakan Untuk Penggemukan Sapi Potong Menggunakan Algoritma Genetika", vëll.

Tehnik Pengumpulan Data

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh informasi untuk kepentingan penelitian dan cara bertanya dan menjawab secara tatap muka antara pewawancara dengan informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat. dalam kehidupan sosial. relatif lama. 65. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang penerapan Sistem Bagi Hasil serta keuntungan dan kerugian penerapan Bagi Hasil Ternak (Sapi dan Kambing). Jika peneliti berhati-hati dan mencari bukti dari dasar atau ketentuan hukum dan peraturan, maka penggunaan metode dokumentasi menjadi tidak terhindarkan. 66.

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan dokumen berupa buku dan foto terkait sistem bagi hasil peternakan di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur. Observasi adalah kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan atau diagnosis. Pengamatan karenanya hanya dapat dilakukan pada perilaku / sesuatu yang terlihat. 68.

Tehnik Analisis Data

Dari data diatas peneliti menemukan bahwa 5 orang sebagai pengelola dan 4 orang sebagai pemilik melakukan perjanjian kerjasama hasil ternak sapi yaitu sebagai berikut. Dari data diatas peneliti menemukan bahwa 4 orang sebagai pengelola dan 4 orang sebagai pemilik melakukan perjanjian kerjasama produksi ternak kambing yaitu sebagai berikut. Tn. Baedowi bekerja dengan Mr. Toha dan Mr. Samidi dalam pengelolaan ternak.

Memelihara sapi tidak pernah menguntungkan, sehingga ketika pemilik ingin menjual hewannya, dia akan memisahkan kedua contoh tersebut. Pak Heri mengelola ternak milik Pak Bejo Junaidi untuk pemeliharaan kambing yang mulai diusahakannya dari awal. Pak Heri adalah pengelola ternak kambing milik Bpk. Bejo Junaidi dengan kesepakatan membagi keuntungan menjadi dua, yaitu karena kambing yang dikelola Pak Heri adalah babun (sudah melahirkan).

Kajian Syariat Islam Sistem Pembagian Sapi di Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana Desa Sukadana Jaya Kecamatan Sukadana. Dalam melakukan pembagian keuntungan ternak (sapi atau kambing) pemilik modal dan pengelola modal membuat suatu akad dan disepakati pada awal perjanjian, pemilik ternak memberikan modal berupa (sapi atau kambing) pengelola ternak untuk memelihara ternak dan keuntungan yang diperoleh akan dibagi dua masing-masing 50:50, tetapi dengan syarat ternak tersebut lahir.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Bagi Hasil Ternak Masyarakat di Desa

Sistem Bagi Hasil Hewan Ternak di Desa Sukadana Jaya

Mula-mula pemilik datang ke rumah pengelola untuk menawarkan kambingnya untuk dikelola, dan ketika pengelola menyetujui isi perjanjian yaitu ketika kambing betina dere85, jika lahir satu atau dua anak tidak ada pembagian yaitu semua . Pengelolaan ternak kambing dilakukan di tempat pengelola, tugas pengelola adalah menyediakan kandang, dan mencari rumput atau dedaunan untuk pakan kambing. Namun ada kalanya ternak dalam beternak masih dalam keadaan belum pernah melahirkan (dere), sehingga dalam hal ini diperoleh hasil yaitu anaknya, tidak ada bagi hasil bagi pemilik ternak. ternak yang 100% dimiliki oleh pengelola atau anak pertama bagi pengelola .93.

Pak Heri telah berkolaborasi dengan Pak. Dalam pembagian keuntungan tidak ada perhitungan terlebih dahulu kebutuhan atau biaya yang dikeluarkan oleh pengelola ternak khususnya sapi sebagai pakan tambahan (dedak, atau ampas singkong) jika dihitung setiap tahun menggunakan pakan tambahan sebagai dedak. Sapi dan kambing membagi keuntungannya, yaitu jika tidak pernah melahirkan, jika melahirkan langsung kepada pengelola tanpa pembagian, harus ada pembagian baik 70% kepada pengelola, 30% kepada pemilik atau lainnya.

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Pembagian Hewan

Jika kebutuhan atau makanan tambahan diperhitungkan terlebih dahulu, akan lebih baik sejauh menyangkut pembagian keuntungan antara kedua belah pihak. 109Riza Asti Octavira, Lilis Nurlina, Marina Sulistyati, “Tanggapan Petani Terhadap Pola Bagi Hasil Usaha Ternak Kambing (Studi Kasus Pada Kelompok Mandiri Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta)”, h. Ketika berpartisipasi dalam keuntungan yang diperoleh, tidak sesuai dengan Islam bahwa kontrak menjelaskan pemilik modal.

Adapun beberapa petunjuk yang harus diketahui oleh kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian bagi hasil, yaitu sebagai berikut; Pembagian keuntungan harus sesuai dengan ketentuan Islam agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan yaitu pembagian harus sesuai syariah yaitu tidak lebih dari 100 : 0. Riza Asti Octavira, Lilis Nurlina, Marina Sulistyati, “Tanggapan peternak terhadap model bagi hasil usaha ternak kambing perah (Studi kasus pada kelompok mandiri Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu: Pelaksanaan sistem bagi hasil ternak (sapi atau kambing) dengan menggunakan sistem nisbah bagi hasil dapat dibagi rata 50:50, apabila ternak sudah beranak. dan 100 : 0. Oleh karena itu, jika ada masalah pembagian keuntungan di kemudian hari, baik dari pihak pengelola maupun pemilik, tidak dapat ditanggapi dengan tegas, karena akadnya hanya berbentuk lisan. Sedangkan untuk bagi hasil ini harus ada potongan biaya yang dikeluarkan oleh pengelola, baik pakan maupun penambahan bahan makanan, agar pembagian hasil lebih menguntungkan kedua belah pihak.

Kemitraan bagi hasil yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sukadana Jaya sangat bermanfaat bagi perekonomian mereka yang melakukannya, baik pemilik maupun pengelola, terlihat perekonomian mereka semakin membaik. Dan dalam pemeliharaannya hanya bersifat tradisional karena tidak pernah mendapat tambahan nutrisi atau vitamin dan Dan juga pengelola sapi kesulitan mencari rumput sebagai pakan ternak atau kambing, pada musim kemarau maka pengelola biasanya memberikan suplemen berupa bekatul, oggok atau ampas tahu untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut. Selain itu, jika tidak ada keuntungan yang didapat dari pemeliharaannya dan dijual oleh pemiliknya, biasanya akan ada imbalan berupa uang (upah) sebagai imbalan pemeliharaannya, namun jumlah ini seharusnya sebesar awal, dinyatakan dalam kontrak.

Saran-saran

Siah Khosyi'ah, Perbandingan Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Edisi Revisi 2014, Jakarta: Penerbit Pusat. UU no. 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan. Juliansyah nor, Metodologi Penelitian: Tesis, Tesis, Disertasi dan Makalah Penelitian Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.

Sebagai pemilik hewan, apakah Anda merasa lebih diuntungkan atau dirugikan dalam kerjasama ini? Ketika Anda tidak mendapat untung, apakah ada gaji yang Anda simpan sebagai imbalan untuk merawat hewan tersebut. Jika tidak ada keuntungan dalam bertani, apakah pemilik hewan dibayar sebagai imbalan atas perawatan hewannya?

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembiayaan syariah dengan akad mudharabah yang digunakan adalah prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan barang