Muhammad Syafik, 2022: Dampak biaya bahan bakar, frekuensi melaut dan biaya konsumsi terhadap pendapatan buruh nelayan di kecamatan Dompak kecamatan Bukit Bestari Tanjungpinang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengaruh muatan minyak, frekuensi melaut dan biaya konsumsi terhadap pendapatan nelayan yang bekerja di Desa Dompak, Kecamatan Bukit Bestari, Tanjungpinang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa muatan minyak, frekuensi berlayar dan biaya konsumsi berpengaruh secara parsial atau simultan terhadap pendapatan nelayan bekerja.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Beban Bahan Bakar, Frekuensi Berlayar dan Biaya Konsumsi Terhadap Pendapatan Nelayan Tenaga Kerja di Desa Dompak Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang”. Apakah muatan minyak mempengaruhi pendapatan nelayan yang bekerja di Desa Dompak, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjung Pinang? Apakah muatan minyak, frekuensi berlayar dan biaya konsumsi secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan yang bekerja di Desa Dompak, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjung Pinang?
Untuk mengetahui pengaruh muatan bahan bakar minyak terhadap pendapatan nelayan bekerja di Desa Dompak Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang. Untuk mengetahui pengaruh kuantitas bahan bakar minyak, frekuensi melaut dan biaya konsumsi secara simultan terhadap pendapatan nelayan bekerja di Desa Dompak Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penelitian
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
- Kajian Pustaka
- Review Penelitin Terdahulu
- Kerangka Pemikiran
- Pengembangan Hipotes
- Hipotesis
Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah biaya bahan bakar yang timbul dari kegiatan nelayan menangkap ikan/hasil laut. Beban bahan bakar minyak dihitung berdasarkan berapa liter bahan bakar minyak yang digunakan nelayan dalam jangka waktu tertentu atau per bulan dikalikan dengan harga bahan bakar minyak tersebut. Menurut Ulfa (2020), untuk mendapatkan hasil tangkapan yang besar diperlukan pula input atau biaya yang besar seperti bahan bakar kapal motor, es hasil tangkapan dan biaya konsumsi nelayan sendiri di laut.
Variabel biaya pemeliharaan berpengaruh terhadap pendapatan pemilik kartu di Desa Piabung Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Retribusi laut dan bahan bakar minyak terhadap pendapatan di Desa Resang Kecamatan Singkep Selatan Kabupaten Lingga. Pengaruh alat tangkap, perahu dan biaya bahan bakar terhadap pendapatan nelayan Sebauk Desa Senggarang kecamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peralatan penangkapan ikan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan, kapal tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan, biaya bahan bakar berpengaruh terhadap pendapatan nelayan, dan biaya peralatan penangkapan ikan, kapal dan bahan bakar secara simultan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel pendapatan hasil tangkapan laut dan variabel muatan bahan bakar minyak, dan variabel terikatnya adalah pendapatan nelayan. Beban bahan bakar minyak seharusnya tidak membebani nelayan jika sebanding dengan hasil yang dicapai nelayan.
Sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu, menurut penelitian (Grelin Riedel Dady, 2016) faktor modal kerja (beban bahan bakar) berpengaruh terhadap gaji/tingkat pendapatan nelayan bottom fishing di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Menurut penelitian Syafri Antoni (2021), biaya konsumsi adalah biaya yang dikeluarkan ketika nelayan melaut dalam suatu operasi penangkapan ikan untuk bertahan hidup selama berada di laut. Biaya konsumsi menjadi salah satu faktor yang membuat nelayan bisa bertahan lama karena nelayan mempunyai persediaan yang cukup.
Menurut penelitian Supiani (2021), minyak, biaya konsumsi, dan biaya pemeliharaan secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. H4 : Diduga biaya bahan bakar, frekuensi melaut dan biaya konsumsi secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan bekerja. H4 : Beban bahan bakar, frekuensi pelayaran dan biaya konsumsi diduga berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan nelayan bekerja.
METODE PENELITIAN
- Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Operasional Data Penelitian
- Metode Penentuan Populasi dan Sampel
- Metode Analisis
Jika probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan yang berarti terdapat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi (R2) yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat lemah. Uji simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Variabel bebas ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel biaya konsumsi yang mempunyai nilai minimum sebesar 156.000,00 yang berarti biaya konsumsi terendah sebesar 156.000,00 untuk nelayan yang menggunakan sampan, nilai maksimum sebesar 385.000,00 yang berarti biaya konsumsi tertinggi. adalah 385.000 untuk nelayan yang menggunakan pompong dan nilai mean dengan standar deviasi.
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Sumber : Data diolah dengan SPSS 26). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel terikat yaitu variabel pendapatan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel biaya bahan bakar, frekuensi melaut. Jadi H3 dapat diterima dan H0 ditolak yang berarti variabel biaya bahan bakar, frekuensi berlayar dan biaya konsumsi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan regresi linier berganda dan pengujian hipotesis menggunakan uji t yang membuktikan bahwa biaya bahan bakar berpengaruh terhadap pendapatan nelayan bekerja.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan regresi linier berganda dan pengujian hipotesis menggunakan uji F membuktikan bahwa biaya bahan bakar, frekuensi melaut dan biaya konsumsi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan nelayan bekerja.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Uraian mengenai data minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Artinya nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi, sehingga tidak terdapat kesenjangan yang cukup besar antara nilai pendapatan terendah dan tertinggi. Variabel bebas pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bahan bakar minyak yang mempunyai nilai minimum sebesar 1.470.000 yang berarti biaya minimum bahan bakar minyak sebesar 1.470.000 untuk nelayan yang menggunakan sampan, nilai maksimum yang berarti merupakan bahan bakar yang paling tinggi. biaya bahan bakar minyak 1.470.000 5.040.000 untuk nelayan yang menggunakan perahu dan merupakan nilai mean dengan standar deviasi yang artinya nilai mean lebih besar dari standar deviasi sehingga tidak terjadi kesenjangan yang cukup besar antara nilai bahan bakar minyak terendah dan tertinggi .
Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel frekuensi penangkapan ikan yang mempunyai nilai minimum sebesar 6,00 yang berarti frekuensi penangkapan ikan terendah adalah 6 untuk nelayan yang menggunakan sampan, dan nilai maksimum sebesar 11,00 yang berarti. Frekuensi melaut tertinggi adalah 11 pada nelayan pengguna pompon dan nilai meannya adalah 8,2115 dengan standar deviasi 1,28224. Artinya nilai mean lebih besar dari standar deviasi sehingga tidak terdapat kesenjangan yang cukup besar antara nilai frekuensi penangkapan terendah dan tertinggi. Artinya nilai meannya lebih besar dari standar deviasinya, sehingga tidak terjadi kesenjangan yang cukup besar antara nilai biaya konsumsi terendah dan tertinggi.
Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini data berdistribusi normal dan dapat dilanjutkan pada pengujian selanjutnya. Nilai d berdasarkan hasil data yang diolah dengan SPSS yaitu 1,409 berada di antara -2 dan 2, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala autokorelasi dan dapat dilakukan analisis pengujian lebih lanjut. Berdasarkan hasil data output diatas menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak mengandung gejala heteroskedastisitas karena nilai signifikansi masing-masing variabel independen lebih besar dari 5% atau 0,05.
Nilai konstanta sama dengan 0, maka nilai pendapatan adalah Rp. Nilai negatif (β1) menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 unit pada variabel biaya bahan bakar maka pendapatan meningkat sebesar Rp. Nilai β3 yang negatif berarti setiap kenaikan 1 satuan pada variabel biaya konsumsi maka pendapatan berkurang sebesar Rp.
Dengan demikian dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti variabel biaya bahan bakar mempengaruhi pendapatan dengan nilai probabilitas signifikan kurang dari 0,05.
Pembahasan
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Supiani (2021) yang mengatakan bahwa biaya konsumsi berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Hal ini sejalan dengan Rahimah (2020) yang menunjukkan bahwa alat tangkap berpengaruh terhadap pendapatan nelayan, kapal tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan, biaya bahan bakar berpengaruh terhadap pendapatan nelayan dan alat tangkap, kapal dan biaya bahan bakar secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan regresi linier berganda dan pengujian hipotesis menggunakan uji t yang membuktikan bahwa frekuensi penangkapan ikan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan bekerja.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan regresi linier berganda dan pengujian hipotesis menggunakan uji t yang membuktikan bahwa biaya konsumsi tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan bekerja. Peneliti selanjutnya mungkin dapat menambahkan variabel baru atau mengganti variabel independen lain yang mungkin mempengaruhi pendapatan nelayan. Pengaruh Nilai Peralatan Perahu dan Alat Penangkap Ikan Terhadap Pendapatan Nelayan di Desa Sei Enam Kabupaten Bintan.
Dampak Biaya Alat Penangkap Ikan, Perahu dan Bahan Bakar Terhadap Pendapatan Nelayan Sebauk Desa Senggarang Kecamatan Kota Tanjungpinang. Aspek tindakan dan perilaku dalam kemiskinan: Studi pada masyarakat nelayan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Peran Tenaga Kerja, Modal dan Teknologi Dalam Meningkatkan Pendapatan Nelayan di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Pengaruh modal, umur, biaya tetap dan biaya variabel terhadap pendapatan nelayan di Kelurahan Kampung Bugi Kota Tanjungpinang. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Penggarap Jagung di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Pengaruh Beban Bahan Bakar Minyak dan Beban Kerja Terhadap Sistem Bagi Hasil Nelayan di Desa Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.
Pengaruh modal kerja, tenaga kerja, jam kerja terhadap pendapatan nelayan tradisional di Nagari Koto Taratak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Analisis Pendapatan dan Biaya Nelayan yang Bekerja di Kapal Motor 5 GT di Desa Tebing Tinggi Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Analisis Kebijakan Menggunakan Pemodelan Matematis Perikanan Tangkap Terhadap Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional di Kota Sibolga.