• Tidak ada hasil yang ditemukan

penentuan tarif tetap dan tarif variabel studi kasus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penentuan tarif tetap dan tarif variabel studi kasus"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

313 Mu’alimah, Ibrahim H. Ahmad & Syarifuddin

PENENTUAN TARIF TETAP DAN TARIF VARIABEL STUDI KASUS PADA KEPELABUHAN STRATEGIC BUSINESSUNIT

PELINDO IV MARINE SERVICE Mu’alimah1, Ibrahim H. Ahmad2, Syarifuddin3

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

ABSTRACT

The study aims to analyze the establishment of fixed and variable tariffs for port services at the Pelindo IV Marine Service Strategic Business Unit. The study was conducted at the Pelindo IV Marine Service SBU in Makassar, which is engaged in scouting and ship delay services. which is located at JL. H. A.

Saleh Daeng Tompo No. 11 Makassar. The time of this research was carried out for 1 (one) month starting from July 6 until August 22 in 2019. The results showed that the scout service tariff was obtained with a relatively large amount of acquisition with variable rates and fixed tariffs where these rates is the tariff that is in effect now and for delayed services, it is obtained with a variable rate and a fixed rate that is greater than the scout service tariff. So that in terms of the mechanism is in accordance with the standards applied both research standards, government and SBU Pelindo IV Marine Service. For the Makassar port party, it can increase the tariff for tugboat services and tugboat service tariffs by adding and increasing services to service users and it should be conducted prior research on the feasibility of procurement of scout and tug service at the Makassar port.

Keywords : Shipboard Service Rates Of Guide And Delay

PENDAHULUAN

Latar Belakang PT Pelindo IV Indonesia (persero) sebagai salah satu pusat pelabuhan di kawasan Indonesia timur yang membawahi beberapa cabang dengan kantor pusat yang berada di Makassar. PT Pelabuhan IV Indonesia (Persero) Makassar merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan, dalam rangka menunjang arus untuk kelancaran kapal.

PT Pelindo IV Indonesia (persero) membentuk SBU yang bergerak dibidang pemanduan dan penundaan kapal. Pelabuhan memiliki peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga

pelayanan pelabuhan menjadi lancar dengan biaya yang terjangkau.

Pelayanan jasa pelabuhan Makassar terdiri dari sumber daya dan pemberian pelayanan jasa dibidang perkapalan, bidang perkapalan itu sendiri dibagi dua bidang, yaitu bidang pemanduan dan penundaan kapal, jasa kepelabuhanan memiliki peran masing-masing dan memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya demi menunjang kelancaran aktifitas kapal dalam kegiatannya mendistribusikan barang. Tarif pelayanan adalah sebagian atau seluruh biaya untuk proses penyelenggara kegiatan pelayanan jasa pandu dan tunda kapal dipelabuhan yang akan dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan atas pelayanan jasa yang diterima. Dalam keadaan normal tarif harus menutup biaya penuh yang terkait dengan biaya operasional harian persentase keinginan laba yang diinginkan. Salah satu sumber pendapatan SBU Pelindo IV MarineService adalah tarif bulanan. Penentuan tarif bulanan merupakan

(2)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 313-320 314 keputusan yang sangat penting karena dapat mempengaruhi kinerja perusahaan secara jangka panjang.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan tersebut dengan judul Penentuan Tarif Tetap Dan Tarif Variabel Studi Kasus Pada KepelabuhaStrategic Business Unit Pelindo Iv Marine Service.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana penetapan tarif tetap dan tarif variabel padaKepelabuhan yang berlaku pada Strategic Business Unit (SBU) Pelindo IV MarineService Makassar.?

Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis penetapan tarif tetap dan tarif variabel jasa kepelabuhan pada Strategic Business Unit (SBU) Pelindo IV Marine Service.

TINJAUAN LITERATUR

Pengertian Tarif merupakan jumlah uang dan aspek lain yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu uang. Utilitas merupakan atribut atau faktor-faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu.Menurut Tjiptono (2004) tarif merupakan satu-satunya unsur baurasa pemasaran yang diberikan pendapatan bagi organisasi.Sedangkan menurut Basu Swastha (2007) tarif adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Metode Penentuan Biaya Pokok Merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi untuk memperoleh suatu produk.Menurut Bustami dan Nurlela (2010) merupakan kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Sedangkan menurut Harnanto (2017:216) harga pokok produk merupakan hasil bagi total biaya produksi dengan jum lah unit produk yang dihasilkan dalam suatu periode proses produksi.

Tarif Jasa Pelabuhan Harga jasa dari setiap jenis pelayanan yang terdapat pada pelabuhan (port pricing).Tarif jasa kepelabuhanan terjadi karena adanya pihak yang memberikan atau menyadiakan pelayanan (oleh penyelenggara pelabuhan).Oleh sebab itu tarif harus jelas besarnya, jenis pelayanan yang diberikan, dan bagaimana pemberlakuannya.

Adapun mekanisme penetapan tarif pelayanan jasa kepelabuhanan berdasarkan PM 72 tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Pasal 16 yaitu: 1) Penetapan besarnya tarif jasa kepelabuhanan pada terminal yang pelayanan jasanya diberikan oleh otoritas pelabuhan ditetapkan dengan peraturan pemerintah dengan tetap berpedoman pada jenis, struktur, dan golongan tarif yang ditetapkan dalam peraturan menteri ini. 2) Penetapan besaran tarif jasa kepelabuhanan pada pelabuhan yang diselenggarakan oleh unit penyelenggara pelabuhan yang dibentuk oleh pemerintah ditetapkan dengan peraturan pemerintah dengan tetap berpedoman pada jenis, struktur dan golongan tarif yang ditetapkan dalam peraturan menteri ini. 3) Penetapan besaran tarif jasa kepelabuhanan pada pelabuhan yang diselenggarakan oleh unit penyelenggara pelabuhan yang dibentuk oleh pemerintah provinsi dengan tetap berpedoman pada jenis, struktur, dan golongan tarif yang ditetapkan dalam peraturan menteri ini. 4) Penetapan besaran tarif jasa kepelabuhan pada pelabuhan yang diselenggarakan oleh unit penyelenggara pelabuhan yang dibentuk oleh pemerintah kabupaten atau kota ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten atau kota dengan tetap berpedoman pada jenis, struktu dan golongan tarif yang ditetapkan dalam peraturan menteri ini. 5) Penetapan tarif besaran tarif pelayanan jasa kepelabuhanan padaa terminal yang pelayananan jasanya kepelabuhan pada terminal yang pelayanan jasanya diusahakan oleh BUP ditetapkan oleh BUP berdasarkan jenis, struktur, dan golongan tarif yang ditetapkan dalam peraturan menteri ini.

Pasal 17 yaitu: 1) Penetapan besaran tarif jasa kepelabuhan oleh BUP sebagai dimaksud dalam pasal 16 ayat 5 bagi terminal sejenisnya yang pengusahaan jasa kepelabuhanannya dilakukan oleh satu BUP dalam 1 pelabuhan,

sebelum ditetapkan oleh BUP

(3)

315 Mu’alimah, Ibrahim H. Ahmad & Syarifuddin harusdikonsultasikan kepeda menteri. 2) Besarnya tarif jasa kepelabuhanan sebagai mana dimaksud ayat 1 : a) Tarif pelayanan jasa pemanduan b) Tarif pelayanan jasa penundaan

Tarif pelayanan jasa kapal, Adapun ketentuan tarif pelayanan jasa kapal pada SBU Pelindo 4 Marine Service, yaitu: 1) Tarif pelayanan jasa kapal yang melakukan kegiatan angkutan laut luar negeri dikenakan tarif jasa kepelabuhan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (US $) dengan pembayaran menggunakan mata Rupiah (Rp), kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang- undangan kurs dalam pembayaran US $ sesuai ketentuan yang berlaku. 2) Tarif pelayanan jasa kapal yang melakukan kegiatan angkutan laut dalam negeri dikenakan tarif jasa kepelabuhanan dalam mata uang Rupiah (Rp). 3) Tarif pelayanan jasa labuh dikenakan oleh BUP kepada kapal yang berlabuh pada kolam pelabuhan yang dibangun dan atau dipelihara oleh BUP. 4) Tarif pelayanan jasa penggunaan alur pelayaran dikenakan oleh BUP kepada kapal yang menggunakan alur pelayaran yang dibangun dan atau dipelihara serta dioperasikan oleh BUP. 5) Tarif jasa labuh dan jasa penggunaan alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada pasal 3 dan 4 diatas, dituangkan dalam perjanjian konsesi, kecuali pelaksanaan pemeliharaan kolam pelabuhan dan alur pelayaran berasal dari penyelenggara pelabuhan.

6) Kapal angkutan laut berbendera Indonesia yang melakukan kegiatan angkutan laut dalam negeri yang mengangkut barang ekspor atau impor dengan kegiatan alih muat (transhipment) dipelabuhan dalam negeri dikenakan tarif pelayanan jasa kapal dalam negeri. 7) Kapal angkutan laut berbendera Indonesia. 8) Kapal asing yang melakukan kegiatan angkutan laut luar negeri ditetapkan tarif pelayanan jasa kapelabuhan dalam tarif jasa kapal angkutan laut luar negeri. 9) Kapal asing yang melakukan kegiatan lain yang tidak termaksud kegiatan mengangkut penumpang dan atau barang dalam kegiatan angkutan laut luar negeri. 10) Pelayanan jasa kepil (mooring service), dihitung berdasarkan satuan pergerakan. 11) Pelayanan terhadap kapal rusak harus menggunakan jasa penundaan dengan satuan jam yang dilengkapi izin oleh gerak khusus dari syahbandar dan dikenakan tarif 10 kali lipat dari tarif jasa. 12)

Pelayanan kapal untuk kegiatan selvage harus memperoleh izin dan memenuhi persyaratan teknis keselamatan dan keamanan pelayaran dari regulator dan dikenakan tarif kesepakatan.

Definisi Biaya Biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu: aktiva atau asset dan beban atau expense. Biaya akan ditacatat sebagai aktiva atau asset apabila memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Sedangkan biaya akan dikategorikan sebagai beban atau exspense jika memberikan manfaat pada periode akuntansi berjalan. Aktiva atau asset juga dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu: aktiva atau asset dan beban atau expense. Jika aktiva atau asset tersebut belum terpakai, maka tetap dicatat sebagai aktiva atau asset. Sedangkan apabila aktiva atau asset tersebut telah digunakan, maka akan dicatat sebagai beban.

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:9) biaya mempunyai dua pengertian, yaitu: “Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi atau yang baru direncanakan. Biaya dalam arti sempitnya adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva”.

Klasifikasi biaya diperluhkan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Klasifikasi biaya adalah proses pengelompokan atas keseluruhan elemem- elemen biaya secara sistematis kedalam golongan-golongan tertentu untuk dapat memberikan informasi biaya yang lengkap bagi pimpinan perusahaan dalam mengelola dan menyajikan fungsinnya.

Definisi Jasa. Jasa sering disebut sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti dari mulai pelayanan (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran yang telah berusaha mendefinisikan pengertian jasa. Menurut Rangkuti (2015) jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana intraksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.

(4)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 313-320 316 Penelitian ini termotivasi pada penelitian sebelumnya yaitu pengamatan terhadap pengguna simbol nilai-nilai korporasi untuk mendorog efisiensi dan evektivitas dalam pengelolaan organisasi Syarifuddin et al (2015).

Hasil pengamatan tersebut mendorong penulisan membangun lebih lanjut kerangka konseptual dari strategic cost reducation yang lebih komprehensif.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif karena sesuai dengan sifat masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh.

Tujuan desain penelitian ini untuk melakukan pengamatan mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai subjek yang diteliti. Penelitian mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data.

Lokasi dan Waktu Penelitian penelitian dilaksanakan di SBU Pelindo IV Marine Service Makassar yang bergerak dibidang jasa pemanduan dan penundaan kapal. yang terletak di JL.H.I.A Saleh Daeng Tompo No. 11 Makassar. Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama 1 (satu) bulan lebih dimulai dari tanggal 6 Juli samapi dengan tanggal 22 Agustus tahun 2019.

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah : 1) Data kualitatif, adalah yang diperoleh dari perusahaan yang berbentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan seperti: sejarah singkat berdirinya perusahaan, pembagian tugas perusahaan dan struktur organisasi perusahaan. 2) Data kuantitatif, adalah data yang berupa catatan, doumentasi, laporan keuangan dalam instansi perusahaan, serta berupa biaya besaran tarif pelayanan jasa kepelabuhan.

Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah: 1) Data primer, adalah data yang diperoleh langsung melalui penelitian lapangan, observasi, dokumentasi dan wawancara langsung dengan staf pelaksana perusahaan. 2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan, seperti: neraca, laporan laba rugi dan laporan

arus kas. Dalam peraturan diksi dan peraturan menteri.

Tehnik Pengumpulan Data dalam memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah: 1) Pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri fenomena yang terjadi pada saat penelitian, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. 2) Wawancara wawancara adaalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikanjawaban atas pertanyaan yang telah diberikan. 3) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari pihak perusahaan.

Tehnik Analisis Data dalam penelitian ini adalah data hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Adapun tehnik analisis adalah sebagai berikut: 1) Menghitung pelayanan kapalpandu dengan menggunakan hasil pengamatan biaya operasional pelayanan pandu serta jumlah GT kapal yang dilayani dan hasil wawancara yang keutungannya tiap produksi. 2) Menghitung tarif pelayanan kapal dengan menggunakan hasil wawancara yaitu waktu pelayanan kapal dan hasil pengamatan langsung dengan pihak operasional. 3) Menghitung tarif pelayanan tunda dengan menggunakan hasil analisis data biaya operasional pelayanan tunda serta jumlah GT kapal yang dilayani, dan hasil wawancara dan dokumentasi adalah keuntungan tiap produksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Besaran tarif pelayanan jasa kepelabuhan jasa pandu dan tunda SBU Pelindo IV Marine Service. Adapun mekanisme perhitungan pelayanan jasa pandu dan tunda, yaitu:

Jasa pemanduan

Tabel 4.1 Tarif jasa pandu Tarif pelayanan jasa kepelabuhan

No. Uraian Tarif Keterangan

(5)

317 Mu’alimah, Ibrahim H. Ahmad & Syarifuddin

Dalam Negeri (Rp)

Luar Negeri

(Rp) Jasa

pemanduan

1 Tarif tetap 157.861 170,32 perkapal/gerakan 2

Tarif

variable 79,77 0,092

per GT kapal / gerak

Sumber : SBU Pelindo IV Marine Service Formulasi pandu:

Pandu = ((GT x TV) + TT) x 2 Kali Gerakan : Pelayanan pandu masuk / keluar

Adapun hasil perhitungan tarif pelayanan jasa pemanduan adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan tarif pelayanan jasa pemanduan:

Kapal 103,764 GT

= ((103.764 x 79,77) + 157,861) x 2 jam

= Rp. 16.870.230,56

Pada jasa pandu tarif yang digunakan pada perhitungan pelayanan jasa pemanduan yaitu: dengan rumus yaitu menggunakan kapal

= 103.764 GT dengan menggunakasn tarif variabel 79,77 dan tarif tetapnya 157.861 di kali rata-rata per gerakan kapal yaitu 2 kali gerakan sehingga yang diperoleh adalah sebesar Rp.

16.870.230,56

Jasa pemanduan Tabel 4.2 Tarif Jasa Tunda

Tarif pelayanan jasa kepelabuhan

No. Uraian

Tarif

Keterangan Dalam

Negeri (RP)

Luar negeri

(RP) . Jasa

penundaan

1 kapal s.d

3.500 GT

Tarif Tetap 1.812.500 183,08 per unit kapal tunda / jam

Tarif

Variabel 2,72 0,0050

per GT

kapal yang dibutuhkan / unit kapal tunda / jam 2.

Kapal 3.501 GT S.D 8.000

GT

Tarif Tetap 1.812.500 473.48 per unit kapal tunda / jam

Tarif

Variabel 2,72 0,0050

per GT

kapal yang dibutuhkan / unit kapal tunda / jam 3.

Kapal 8.001 GT s.d 14.000

GT

Tarif Tetap 1.812.500 719,70 per unit kapal tunda / jam

Tarif

Variabel 2,72 0,0050

per GT

kapal yang dibutuhkan / unit kapal tunda / jam 4

Kapal 14.001 GT s.d 18.000

GT

Tarif Tetap 1.812.50 972,22 per unit kapal tunda / jam

Tarif

Variabel 2,72 0,0050

per GT

kapal yang dibutuhkan / unit kapal tunda / jam 5.

Kapal 18.001 GT s.d 40.000

GT

Tarif Tetap 1.812.500 1.540,41 per unit kapal tunda / jam

Tarif

Variabel 2,72 0,0050

per GT

kapal yang dibutuhkan / unit kapal tunda / jam 6.

Kapal 40.001 GT s.d 70.000

GT

Tarif Tetap 1.812.500 1.641,42

per unit kapal tunda / jam

Tarif

Variabel 2,72 0,0050

per GT

kapal yang dibutuhkan / unit kapal tunda / jam 7. Kapal

Diatas

70.000 GT

(6)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 313-320 318

Tarif Tetap 1.838.500 2.146,48 per unit kapal tunda / jam

Tarif

Variabel 2,72 0,0050

per GT

kapal yang dibutuhkan / unit kapal tunda / jam

Sumber : SBU Pelindo IV Marine Service Formulasi tunda:

Tunda = ((GT x TV) + TT) x jam x unit tunda : pelayanan tunda masuk / keluar

Adapun hasil perhitungan tarif pelayanan jasa pemanduan adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan tarif pelayanan jasa tunda: 1) Kapal s.d 3.500 GT= ((3.500 x 2,72) + 1.812.500) x 3 jam x 2 per gerakan pandu= Rp.

10.932.120. 2) Kapal 3.201 GT s.d 8.000 GTRata-rata tunda = 4.799 GT= ((4.799 x 2,72) + 1.812.500 ) x 3 jam x 2 per gerakan pandu=

Rp. 10.953.319,68. 3) Kapal 8.000 GT s.d 14.000 GTRata-rata tunda = 5.999 GT= ((5.999 x 2,72) + 1.812.500) x 3 jam x 2 per gerakan pandu= Rp. 10.972.903,68. 4) Kapal 14.001 GT s.d 18.000Rata-rata tunda = 3.999 GT= ((3.999 x 2,72) + 1.812.500) x 3 jam x 2 per gerakan pandu= Rp. 10.940.263,68. 5) Kapal 18.001 GT s.d 40.000 GTRata-rata tunda = 21.999 GT=

((21.999 x 2,72) + 1.812.500) x 3 jam x 2 per gerakan pandu= Rp. 11.234.023,68. 6) Kapal 40.001 GT s.d 70.000 GTRata-rata tunda = 29.999 GT= ((29.999 x 2,72) + 1.812.500) x 3 jam x 2 per gerakan pandu= Rp. 11.364.583,68.

7) Kapal 70.000 GT= ((70.000 x 2,72) + 1.812.500) x 3 jam x 2 per gerakan pandu= Rp.

12.017.400.

Berdasarkan data yang diperoleh diatas mengenai pandu dan tunda adalah sebagai berikut:Kapal tunda 1) Pada jasa tunda mulai dari pelayanan jasa tunda yang paling rendah yaitu kapal 3.500 GT dengan per unit kapal tarif variabel dengan jumlah 2,72 dan tarif tetap Rp.

1.812.500; dikali rata-rata 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, dengan hasil perhitungannya adalah sebesar Rp.

10.932.120. 2) Pada jasa tunda mulai dari pelayanan jasa kapal 3.001 GT s.d 8.000 GT maka rata-rata tunda yang digunakan adalah kapal 4.799 GT dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetap Rp. 1.812.500; dikali 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, maka hasil perhitungan tarifnya adalah sebesar

Rp 10.953.319,68. 3) Pada jasa kapal tunda mulai dari pelayanan jasa kapal 8.001 GT s.d dengan 14.000 GT maka rata-rata tunda kapal 5.999 GT dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetap Rp. 1.812.500; dikali 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, maka hasil perhitungan tarifnya adalah sebesar Rp. 10.972.903,68. 4) Pada kapal tunda mulai dari pelayanan jasa kapal 14.001 GT s.d dengan 18.000 GT maka rata-rata tunda kapal 3.999 GT dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetap Rp.

1.812.500; dikali 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, maka hasil perhitungan tarifnya adalah sebesar Rp.

10.940.263,68. 5) Pada kapal tunda mulai dari pelayanan jasa kapal 18.001 GT s.d dengan 40.000 GT maka rata-rata tunda kapal 21.999 GT dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetap Rp.

1.812.500; dikali 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, maka hasil perhitungan tarifnya adalah sebesar Rp.

11.234.023,68. 6) Pada kapal tunda mulai dari pelayanan jasa kapal 40.001 GT s.d dengan 70.000 GT maka rata-rata tunda kapal 29.999 GT dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetap Rp.

1.812.500; dikali 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, maka hasil perhitungan tarifnya adalah sebesar Rp.

11.364.583,68. 7) Terakhir kapal tunda pelayanan jasa kapal 70.000 GT dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetap Rp. 1.812.500;

dikali 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, maka hasil perhitungan tarifnya adalah Rp. 12.017.400.

Dari hasil diatas perhitungan tarif pelayanan jasa pemanduan maka jumlahnya sebasar Rp. 16.870.230,56. Dan tarif pelayanan jasa tunda adalah sebesar Rp. 78.414.994,4.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari pembahasan penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif.Dari analisis pemanduan jasa Pelindo IV pada pasal 6 tertera bahwa kapal yang berukuran tonase kotor GT 500 menggunakan jasa pemanduan pada saat berlayar di perairan wajib pandu. Pada pemaparan hasil analisis data peneliti menggunakan perhitungan tarif sebesar 5.000 GT oleh karena itu kapal dikenakan jasa

(7)

319 Mu’alimah, Ibrahim H. Ahmad & Syarifuddin pemanduan sesuai dengan ketentuan biaya per GT kapal atau gerakan kapal.

Pengenaan tarif pelayanan jasa penundaan kapal perairan wajib pandu maupun perairan pandu luar biasa, ditetapkan sebagai berikut:1)Pemakaian kapal tunda dikenakan tarif pelayanan jasa penundaan sebesar tarif jasa.a.)Jam pemakaian kapal tunda sebagaimana dimaksud ayat 4 pasal ini adalah selama waktu menunda kapal, yang dihitung sejak kapal tunda tiba dilokasi kapal yang ditunda sampai dengan selesai menunda ditambah jumlah jam keberangkatan dari dan kembali kepangkal.b) Penundaan kapal yang dilayani secara bersama- sama oleh kapal tunda milik perseroan.2)Berdasarkan pasal 9 SBU Pelindo IV Marine Service tarif dasar pelayanan jasa penundaan adalah penjumlahan tetap per kapal yang di tunda per jam dengan tarif ((GT x tarif variabel ) + tarif tetap ) x jam.a) Jasa tunda mulai dari pelayanan jasa tunda yang paling rendah yaitu kapal 3.500 GT dengan per unit kapal tarif variabel dengan jumlah 2,72 dan tarif tetap Rp. 1.812.500; dikali rata-rata 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, dengan hasil perhitungannya adalah sebesar Rp. 10.932.120;b) Jasa kapal tunda mulai dari pelayanan jasa kapal 14.001 GT s.d dengan 18.000 GT maka rata-rata tunda kapal 3.999 GT dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetap Rp. 1.812.500; dikali 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, maka hasil perhitungan tarifnya adalah sebesar Rp. 10.940.263,68;c) Terakhir kapal tunda pelayanan jasa kapal 70.000 GT dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetap Rp. 1.812.500;

dikali 3 jam dan dikali 2 kali gerakan masuk dan keluar kapal pandu, maka hasil perhitungan tarifnya adalah Rp. 12.017.400;3)Tarif pelayanan pandudihitung dengan membagi antara jumlah biaya operasional pelayanan pandu yang ditambahkan tingkat keuntungan dengan total tonase kapal yang dilayani pandu dalam sebulan. Hasil perhitungan tarif tetap dan tarif variabel pelayanan pandu berdasarkan GT kapal yang masuk ke pelabuhan dapat dilihat bahwa tarif variabel pelayanan pandu pada frekuensi pelayanan 100% yaitu untuk tarif variabel sebesar 79,77 per GT kapal / gerakan dan tarif tetap sebesar 157.861 per kapal / gerakan. 4)Tarif pelayanan tundadihitung

dengan membagi antara jumlah tarif tetap dan tarif variabel dengan operasional pelayanan tunda per gerakan kapal yang ditambahkan tingkat keuntungan dengan total tonase kapal yang dilayani tunda dalam sebulan. Tarif variabel pelayanan tunda pada frekuensi pelayanan 100% sebesar 2,72 per GT kapal yang ditunda / untuk kapal tunda / jam sedangkan untuk tarif tetap Rp. 1.812.500 per unit kapal tunda / jam

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebulumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1) Tarif pelayanan jasa pandu diperoleh dengan jumlah sebesar Rp. 16.870.230,56 perolehan ini terbilang cukup besar dengan tarif variabel 79,77 dan tarif tetap 157,861 dimana tarif ini adalah tarif yang berlaku sekarang. 2) Tarif pelayanan tunda diperoleh dengan jumlah sebesar Rp. 78.414.994,4 dengan tarif variabel 2,72 dan tarif tetapnnya adalah Rp. 1.812.500.

Jumlah ini lebih besar dibandingkan tarif jasa pandu.Sehingga dari segi mekanismenya sudah sesuai dengan standar yang diterapkan baik standar penelitian, pemerintah maupun SBU Pelindo IV Marine Service.

Berdasarkan kesimpulan data yang diolah diatas, maka peneliti dapat memberikan saran, yaitu sebagai berikut: 1) Untuk pihak pelabuhan Makassar dapat menaikkan tarif pelayanan kapal pandu dan tarif pelayanan kapal tunda dengan menambah dan meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa. 2) Seharusnya dilakukan penelitian terlebih dahulu tentang kelayakan pengadaan tentang pelayanan pandu dan tunda di pelabuhan Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Adur. 2018. Akuntansi Biaya. Analisisis Perhitungan Harga pokok kamar dengan metode activity based costing system pada hotel crown INN Di Makassar. Pedoman Skripsi. Makassar: Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP).

Bustami,& Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya.

Yogyakarta; Graha Ilmu.

(8)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 313-320 320 Cahyani. 2015. Full Costing. Analisis

Perhitungan Harga Pokok Produksi.

MetodeFull Costing. Pedoman Skripsi.

Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Dunia,& abdullah. Penerapan Activity Based Costing System Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secan. Skripsi, Y ogyakarta.Universitas Negeri Yogyakarta.

Edi S. 2017. Analisis Perhitungan Harga pokok Produksi Dalam Penentuan Harga Jual Produk Tahu Pada UKM Gudange Tahu Dakwa. Skripsi, Skripsi. Simki-Economic Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN: BBBB- BBBB. Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Firmansyah. 2014. Analisisi Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Dengan Menggunakan Metode Full Costing Dan Variable Costing Pada Tahu Mang Ujang Pekaan Baru. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia.

Harnanto. 2017. Akuntansi Biaya. Metode Penentuan Harga Pokok Produk. Edisi Pertama. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada

iKamaruddin. 2013. Akuntansi Manajemen.

Mekanisme Penetapan Activity Based Costing. Edisi Revisi. Cetakan Kedelapan.

Raja Grafindo. Jakarta.

Kautsar.& Farid. 2016. Akuntansi Manajemen.

Jakarta: PT Indeks.

Kotler,& Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. EdisisiKeduabelas, Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

Kotler. 2007. Manajemen Pemasaran.

Pengertian Jasa. Jilid 1. Edisi Ke 12. PT.

Indeks, Jakarta.

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Edisi Ke 5.

Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5.

Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Presiden Republik Indonesia. 2008. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia.

Purnama 2017. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga Jual Melalui Metode Sost Plus Pricing Dengan Pendekatan Full Costing.

Skripsi.Makassar.Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Rachmina,& Sari. 2017. Akuntansi Manajemen.

Metode Pendekatan Full Costing dan Metode Pendekatan Variable Costing.

Cetakan Keempat. Jakarta Selatan.

Rangkuti. 2015. Riset Pemasaran. Pengertian Jasa. Jakarta: PT. Gramedia. Pustaka Utama.

Republik Indonesia.2019. Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 72 Tahun 2019 Tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.

Riwayadi.2014. Akuntansi Biaya, Pendekatanan Tradisional Dan Konteporer. Jakarta:

Salemba Empat.

Syarifuddin. 2015. Stategi Holistik Cost Reduction Memadukan Pendekatan Mekanis Dan Sistem. Sekolak tinggi ilmu ekonomi (STIE).

Sujarwani, V. Wiratna. 2015. Sistem Akuntansi.

Yogyakarta: UPT Perpustakaan Universitas.

Swastha B. 2007. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty Offset, Yogyakarta Tjiptono. 2004. Manajemen jasa, Malang: Bayu

Media

Referensi

Dokumen terkait

v Mainstreaming of School-Based Management at Elementary School Teacher Education Studies Program MBS-PGSD Open University Suhartono, Evan Sukardi, and Ngadi Marsinah 99