• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah adalah suatu pelaksanaan prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi Pemerintahan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah adalah suatu pelaksanaan prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi Pemerintahan Daerah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Menurut Mahmudi dalam Dina (2021) Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan rangkaian prosedur manual dan terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan dan penyusunan data hingga pelaporan status keuangan dan operasional keuangan pemerintah daerah. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi Pemerintahan Daerah (PP Nomor 12 tahun 2019).

Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah adalah suatu pelaksanaan prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi Pemerintahan Daerah. Pada Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAPD berbasis akrual dijelaskan bahwa SAPD berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan oleh SAP dan kebijakan akuntansi menjadi serangkaian prosedur pencatatan. Permendagri 64 tahun 2013 menjadi dasar sekaligus menjadi pedoman dari penerapan SAPD di lingkungan OPD pemerintah daerah,

Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa melakukan apa sekaligus menegaskan transaksi apa dicatat bagaimana. Pedoman ini dapatdiuraikan dalam sebuah penjelasan langkah demi langkah yang dijelaskan melalui sebuah gambaran deskriptif atau bagan alir. Intinya SAPD sebagai suatu pedoman dapat dipahami dan dilaksanakan oleh para petugas khususnya fungsi akuntansi. (Permendagri 64 tahun 2013).

Pada Permendagri Nomor 77 tahun 2020, SAPD dikelompokkan ke dalam dua sub sistem pokok berikut:

(2)

1. Sistem Akuntansi SKPD (SA-SKPD)

Sistem Akuntansi SKPD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian, koreksi dan penyusunan laporan keuangan SKPD.

2. Sistem Akuntansi SKPKD (SA-SKPKD)

Sistem Akuntansi SKPKD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi, penyusunan laporan keuangan SKPKD serta penyusunan penyusunan laporan keuangan konsolidasian pemerintah daerah.

Dari beberapa pengertian yang ada, dapat dikatakan bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah adalah suatu proses identifikasi, pengukuran, dan pelaporan dari beberapa transaksi-transaksi suatu daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota) yang dijadikan sebagai informasi atau acuan untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam hal pembuatan pelaporan keuangan oleh pihak-pihak intansi lainnya atau pemerintah daerah setempat.

2.1.2 Kebijakan Akuntansi

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 pada PSAP Nomor 10: “Kebijakan akuntansi adalah prinsip–prinsip, dasar–dasar, konvensi–konvensi, aturan–aturan, dan praktik–praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan”. Kebijakan Akuntansi merupakan pedoman penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah untuk tujuan umum (general purpose financial statement) yang dapat memenuhi kepentingan sebagian besar pengguna Laporan Keuangan (stakeholders) dalam rangka meningkatkan keterbandingan Laporan Keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas.

Menurut Pratiwi dan Pamungkas (2013) kebijakan akuntansi merupakan dasar pengakuan, pengukuran, dan pelaporan atas aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan. Tujuan kebijakan

(3)

akuntansi adalah mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran dan antar periode.

2.1.2.1 Kebijakan Akuntansi Daerah

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik spesifik yang dipilih oleh Pemerintah Daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas (PP Nomor 12/2019)

Kebijakan akuntansi pemerintah daerah berisi unsur-unsur pokok dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang dijabarkan dalam pemilihan suatu metode akuntansi, baik dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi merupakan suatu pedoman operasional akuntansi bagi fungsi-fungsi akuntansi di setiap organisasi perangkat daerah (Mulyani &

Suryawati dalam Suryanto, 2019).

2.1.2.2 Tujuan Kebijakan Akuntansi

Tujuan Kebijakan Akuntansi diantaranya dibagi menjadi dua jenis yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, seperti yang diuraikan dibawah ini:

1. Tujuan umum kebijakan akuntansi adalah mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran dan antar periode.

2. Tujuan khusus kebijakan akuntansi adalah memberikan acuan bagi:

a. Penyusun laporan keuangan dalam menyelesaikan permasalahan akuntansi yang belum diatur dalam standar;

b. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;

c. Pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi.

(4)

Faktor-faktor lainnya yang harus dipertimbangkan dalam bentuk kerangka kebijakan akuntansi hanyalah salah satu informasi keuangan bagi individu.

Keputusan mengenai kebijakan akuntansi harus mempertimbangkan sumber- sumber alternatif diluar akuntansi yang menyajikan informasi yang tersedia secara lebih efisien dan dengan biaya yang lebih rendah bagi perusahaan dan investor.

Secara singkat tujuan kebijakan akuntansi berfokus pada para pemakai informasi keuangan.

2.1.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi

Teknologi merupakan sebuah sarana untuk mencapai tujuan secara praktis.

Menurut Ade (2019) Teknologi berfungsi untuk menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan menyampaikan keluaran, serta mengendalikan seluruh sistem. Teknologi informasi terdiri dari tiga komponen yaitu komputer, penyimpan data diluar (auxiliary storage), telekomunikasi, dan perangkat lunak (software).

Pemanfaatan teknologi informasi termasuk didalamnya pengolah data, pengolahan informasi, serta proses kerja secara elektronik dengan komputer sebagai salah satu alat dalam penggunaan teknologi informasi, dengan maksud agar dapat memberikan pelayanan kepada publik dengan adanya kemudahan dan kemurahan untuk mengakses informasi keuangan, serta memudahkan pengerjaan tugas yang dilakukan sumber daya manusia agar lebih efektif dan efisien.

Menurut Dicky (2015) Pemanfaatan Teknologi informasi merupakan pengguanaan secara optimal komputer (mainframe, mini, micro), perangkat lunak (software), database, jaringan (internet, intranet), electronic commerce, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan teknologi. Teknologi informasi selain sebagai teknologi komputer (hardware dan software) untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga berfungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi.

Dalam Peraturan Pemerintah 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah dijelaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah

(5)

berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik. Pemerintah perlu mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit kerja.

2.1.4 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Menurut Keputusan Badan Kepegawaian Negara No. 46A tahun 2003 Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keahlian dan sikap (perilaku) yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Kompetensi SDM merupakan karakteristik pengetahuan, keahlian, dan perilaku untuk melakukan suatu pekerjaan atau melakukan tugas dan fungsi secara efektif.

Karyawan yang memiliki kompetensi tinggi sangat berpengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah. Kemampuan pada dasarnya mengacu pada keterampilan dalam mengkoordinasikan sumber daya dan menggunakannya secara produktif.

Kompetensi dan kinerja SDM menyangkut kewenangan setiap pegawai untuk melaksanakan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi, yang sesuai dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya (Torang 2014). Undang-undang nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan agar dapat mengelola kinerja yang efektif, sangat penting mengklarifikasi apa yang dimaksud dengan kinerja pegawai. Kinerja pegawai mencerminkan perilaku pegawai di tempat kerja sebagai penerapan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang memberikan kontribusi atau nilai terhadap tujuan organisasi (Kaswan, 2015:152)

(6)

Kompetensi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. Menurut Ermaya dalam Danial (2017) Sumber Daya Manusia adalah faktor utama dan pertama dalam setiap proses pembangunan. Sumber daya manusia di dalam pembangunan memiliki peran ganda yaitu menjadi subjek dan objek dari aktivitas pembangunan yang dijalankan. Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.

Karakteristik kompetensi menurut Spencer and Spencer dalam Sutrisno (2009:

225), meliputi motif, watak, konsep diri, pengetahuan dan keterampilan. Salah satu faktor dalam yang membuat penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah itu berhasil adalah sumber daya manusia (SDM).

Menurut Hutapea dan Thoha (2008) terdapat tiga komponen utama pembentukan kompetensi yang dimiliki seseorang, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang digelutinya (tertentu). Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya, karyawan yang mempunyai pengetahuan yang cukup akan meningkatkan efisiensi perusahaan. Namun bagi karyawan yang belum mempunyai pengetahuan cukup, maka akan bekerja tersendat-sendat.

2. Keterampilan (Skill) merupakan suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seorang karyawan dengan baik dan maksimal.

3. Tanggungjawab, merupakan kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap suatu perbuatan atau tugas yang diemban dan kesanggupan untuk memikul resiko dari suatu perbuatan yang dilakukan.

Ketiga komponen tersebut perlu dikembangkan terus menerus demi menunjang terciptanya pegawai yang kompeten dan tentunya dapat menyesuaikan

(7)

dengan sistem yang ada. Pelatihan merupakan salah satu cara yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan tanggungjawab pegawai.

Pelatihan merupakan proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkatian dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaanya

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu sebelumnya berkaitan dengan kebijakan akuntanasi manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengaruh kompetensi sumber daya terhadap penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah Kota Palembang akan diuraikan dalam tabel 2.1.

(8)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian dan Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian

1

Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi

dan Sistem Pengendalian Intern

Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan (Studi Kasus SKPD Provinsi DKI Jakarta) Siti, dkk (2018)

Independen:

X1 : Pemanfaatan Teknologi Informasi X2 : Sistem

Pengendalian Intern

Dependen:

Y : Kualitas Laporan Keuangan

Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan daerah, sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Variabel Independen

X1: Teknologi Informasi Variabel Independen

X2: Sistem Pengendalian Intern

Variabel Dependen

Y: Kualitas Laporan Keuangan

2

Sistem Akuntansi, Teknologi Informasi, Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Galuh Eka Agustin (Jurnal Vol. 9, No. 8, Agustus 2020)

Independen:

X1 : Sistem Akuntansi Keuangan Daerah X2 : Pemanfaatan

Teknologi Informasi X3 : Kompetensi

Sumber Daya Manusia

Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan daerah.

Sedangkan, pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Variabel Independen

X2: Pemanfaatan Teknologi Informasi

X3:Kompetensi Sumber Daya Manusia

Variabel Independen

X1: Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Variabel Dependen

Y: Kualitas Laporan Keuangan

(9)

Y: Kualitas Laporan Keuangan Daerah

3

Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia

Pemanfaatan

Teknologi Informasi Danpenerapan

Kebijakan Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan

Keuanganpemerintah Kota Banda Aceh Firdaus, dkk (2015)

Independen

X1 : Sumber Daya Manusia

X2 : Pemanfaatan Teknologi Informasi X3 : Kebijakan

Akuntansi Dependen

Y: Kualitas Laporan Keuangan

Variabel x1, x2, dan x3 berpengaruh secara Bersama- sama terhadap y. artinya SDM, pemanfaatan teknologi informasi, dan kebijakan akuntansi dapat membantu menghasilkan kualitas laporan keuangan yang menggambarkan seluruh informasi keuangan pemerintah daerah.

Independen

X1: Sumber Daya Manusia X2: Pemanfaatan Teknologi

Informasi

X3: Kebijakan Akuntansi

Dependen

Y: Kualitas Laporan Keuangan

4

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Pemahaman

Akuntansi, Dan Ketaatan Pada Peraturan Perundangan Terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah

Independen

X1 : Penerapan SAPD X2 : Pemahaman

Akuntansi

X3 : Ketaatan pada peraturan

perundang- undangan Dependen

Y: Akuntanbilitas Kinerja Instansi

Penerapan SAPD dan Pemahaman akuntansi berpengaruh positif secara

parsial terhadap akuntanbilitas kinerja instansi, sedangkan Ketaatan

pada peraturan perundang- undangan tidak berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi

Independen

X1: Penerapan SAPD Independen

X2: Pemahaman akuntansi X3: Kinerja Instansi Pemerintah

Dependen

Y: Akuntabilitas Kinerja Instansi

(10)

Dina, dkk (2021)

5

Pengaruh Pemahaman

Akuntansi, Tingkat Pendidikan, dan Lama Masa Kerja Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Bagas (2016)

Independen X1 : Pemahaman

Akuntansi X2 : Tingkat

Pendidikan

X3 : Lama masa kerja staf keuangan Dependen

Y : Penerapan SAPD

Pengaruh pemahaman akuntansi, tingkat pendidikan, dan lama masa kerja terhadap penerapan SAPD di Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Pacitan dengan kesimpulan bahwa pemahaman akuntansi staf keuangan pemerintah daerah berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan SAPD di Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Pacitan

Dependen

Y: Penerapan SAPD Independen

X1: Pemahaman akuntansi X2: Tingkat Pendidikan X3: Lama masa kerja

Sumber: Data diolah penulis, 2021

(11)

2.3 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2016), “Kerangka Penelitian merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah teridentifikasi sebagai masalah yang penting”.

Peranan kerangka pemikiran dalam penelitian sangat penting untuk menggambarkan secara tepat objek yang akan diteliti dan untuk memberikan suatu gambaran yang jelas dan sistematis. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas yaitu kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan kebijakan akuntasi mempengaruhi penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah pada OPD pemerintah kota Palembang sebagai variabel dependen. Hubungan antara variabel independent dan dependen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Data diolah penulis, 2021

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran Kebijakan

Akuntansi (X1)

Pemanfataan Teknologi Informasi

(X2)

Penerapan Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah (Y) H1

H2

H4

Kompetensi Sumber Daya Manusia

(X3)

H3

(12)

Keterangan Gambar:

: Pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variable dependen

: Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variable dependen

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016).

2.4.1. Pengaruh Kebijakan Akuntansi terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Menurut Pratiwi dan Pamungkas (2013) Kebijakan akuntansi merupakan dasar pengakuan, pengukuran, dan pelaporan atas aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan. Tujuan kebijakan akuntansi adalah mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran dan antarperiode.

Penelitian Suryanto (2020) tentang kebijakan akuntansi pemerintah daerah menghasilkan simpulan terdapat kaitan antara kebijakan akuntansi dan penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah, Pada saat menyusun dan menyajikan laporan keuangan, pemerintah daerah harus selalu berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah. SAP memberi peluang untuk memilih prinsip-prinsip akuntansi yang akan digunakan pada proses akuntansi dimasing-masing pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:

H1: Kebijakan Akuntansi berpengaruh terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah pada OPD Pemerintah Kota Palembang.

(13)

2.4.2. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap PenerapanSistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Pada Peraturan Pemerintah 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah menjelaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik. Pemerintah perlu mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit kerja.

Dalam penelitian Cornelia (2018) yang dilakukan di OPD-OPD Kabupaten Minahasa Selatan menghasilkan bahwa penggunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan, informasi akuntansi dalam definisinya merupakan output yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi sehingga masih memiliki kaitan dalam penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:

H2: Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah pada OPD Pemerintah Kota Palembang.

2.4.3. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Kompetensi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. Menurut Ermaya dalam Danial (2017) Sumber Daya Manusia, yaitu “Sumber daya manusia adalah faktor utama dan pertama dalam setiap proses pembangunan. Sumber daya manusia di dalam pembangunan memiliki peran ganda yaitu menjadi subjek dan objek dari aktivitas

(14)

pembangunan yang dijalankan”. Semakin baik kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki OPD, maka akan baik pula penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut:

H3: Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah pada OPD Pemerintah Kota Palembang.

2.4.4. Pengaruh Kebijakan Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Hipotesis ini digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan variabel indpenden berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Priyatno, 2012).

Dalam hal ini menunjukkan apakah variabel kebijakan akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi, dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis keempat sebagai berikut:

H4: Kebijakan Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Kompetensi Sumber Daya Manusia secara simultan berpengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah pada OPD Pemerintah Kota Palembang.

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Apakah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, pemahaman Akuntansi, Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kualitas