• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ATURAN 13 P2TL SAAT DINAS JAGA LAUT DI KM. BONNY STAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN ATURAN 13 P2TL SAAT DINAS JAGA LAUT DI KM. BONNY STAR "

Copied!
47
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Definisi Istilah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Berbagi ilmu dan wawasan khususnya bagi taruna Politeknik Perkapalan Surabaya sebagai calon perwira, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk menyajikan hasil penelitian yang lebih baik dan diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi calon perwira kapal tentang penerapan P2TL. - Aturan selama tugas penjaga laut. Sebagai masukan dan saran kepada perusahaan pelayaran/muallim dalam pelaksanaan pekerjaan tugas jaga agar dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Review Penelitian Sebelumnya

Landasan Teori

  • Dinas Jaga
  • Pengaturan Pencegahan Tubrukan Laut
  • Bahaya Tubrukan
  • Penerapan P2TL Saat Dinas Ja

Dalam Dinas Jaga, calon perwira memperoleh pemahaman tentang pengetahuan prosedural yang diperlukan untuk menjaga keselamatan navigasi ketika melakukan observasi di anjungan kapal. Oleh karena itu, penulis akan memberikan beberapa teori yang didalamnya terdapat wawasan mengenai penerapan aturan P2TL pada saat tugas jaga laut sebagai pencegahan tabrakan. Petugas jaga yang melaksanakan tugas jaga laut harus dalam keadaan sehat dan bugar. Oleh karena itu, STCW 1995 mengatur kebugaran sebagai berikut:

Tata cara tugas jaga di kapal juga diatur dalam STCW 1995 Bab VIII, agar petugas jaga melaksanakan tugas jaga dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip tugas jaga navigasi, yaitu: 1). Pada saat kapal sedang berlayar, perwira jaga juga harus mewaspadai lingkungan sekitar pelayarannya, karena urusan keamanan laut juga diatur dalam STCW 1995 Bab VIII sebagai berikut: 1) setiap anggota jaga harus memahami dan menjadi menyadari. Peraturan Pencegahan Tabrakan Laut (P2TL) yang menjadi pedoman awak kapal selama bertugas jaga agar tidak terjadi resiko tabrakan.

Petugas jaga yang bertugas harus mampu mengatur kecepatan kapal seaman mungkin. Dengan menganalisis dan mendeskripsikan penerapan aturan P2TL pada saat seakeeping untuk menghindari bahaya tabrakan. Data ini diperoleh taruna dengan membaca dokumen, buku, literatur yang berkaitan dengan penerapan aturan P2TL dan tugas di kapal.

Untuk memperoleh data otentik dalam pendataan dinas penjaga laut di kapal. Pada saat taruna berjaga di anjungan dengan perwira utama yang bertugas dan pada saat kapal dalam posisi mengejar dengan kapal lain pada tanggal 10 Januari 2018 pukul 10.30 waktu setempat. Dari hasil data yang penulis kumpulkan selama praktek maritim dapat disimpulkan bahwa penerapan aturan p2tl pada saat dinas jaga pada situasi selanjutnya belum optimal.

Saat bertugas jaga dengan Pilot 3, peneliti menanyakan apa yang dilakukan petugas jaga selama bertugas jaga laut. Selama bertugas jaga laut, petugas yang bertugas harus tetap mengamati kapal dengan menggunakan alat bantu navigasi yang tersedia di kapal sesuai dengan peraturan 5, karena peraturan 5 merupakan inti dari seluruh aturan untuk mencegah resiko tubrukan di laut. Dari jawaban Mualim III di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pentingnya observasi selama bertugas jaga laut.

Pada saat taruna sedang bertugas jaga malam, taruna Bpk. Agus didaulat sebagai second mate. Penulis akan membahas bagaimana menerapkan aturan P2TL saat bertugas jaga agar terhindar dari bahaya tabrakan.

Gambar 2.2 situasi menyusul  Sumber: calonrajakapal.blogspot.com
Gambar 2.2 situasi menyusul Sumber: calonrajakapal.blogspot.com

Kerangka Penilitian

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data
  • Teknik Analisis Data

Dapat dipahami bahwa analisis deskriptif kualitatif memberikan predikat terhadap variabel-variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi nyata (Koentjaraningrat, 1993:89). Untuk memperoleh data di lapangan yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, penulis menggunakan teknik sebagai berikut. Data yang akan dicari dapat berupa arsip tertulis, untuk mengetahui arahan sistem operasi yang terjadi.

Dalam pengolahan data penulis akan memahami dan menganalisis dengan deskriptif kualitatif yaitu memberikan predikat terhadap variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya, hasil tersebut diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara yang dianalisis dengan deskripsi dan penjelasan naratif. proses pengorganisasian urutan data, pengorganisasiannya ke dalam pola, kategori, dan deskripsi dasar. Tahapan analisis data yang digunakan penulis terdiri dari: a) pemilihan data, yaitu memilih data yang telah dikumpulkan, apakah masalah penelitian yang akan disajikan sudah terjawab atau belum b) membentuk kesimpulan, yaitu menarik kesimpulan dari data yang tercatat . . Berdasarkan keterangan di atas maka dilakukan setiap tahapan proses untuk memperoleh keabsahan data dengan cara mengkaji seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang diperoleh dari lapangan baik itu dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan lain-lain. didukung oleh studi dokumenter.

Dalam karya ilmiah terapan ini penulis akan memaparkan gambaran umum objek penelitian sesuai judul yaitu. Sehingga dengan adanya gambaran gambaran umum objek penelitian ini, pembaca dapat memahami dan merasakan apa yang terjadi pada saat penulis meneliti kapal KM. Berdasarkan hasil observasi yang penulis peroleh di atas kapal, penulis dapat mengkaji beberapa temuan penelitian terkait dengan kurangnya tindakan sesuai aturan P2TL di atas kapal KM.

Pengumpulan data yang dilakukan penulis di kapal menggunakan beberapa cara yaitu dengan melihat langsung objek penelitian yang ada di kapal, membaca data objek penelitian yang terdapat di kapal, dan melakukan wawancara kepada petugas yang bertugas di tempat penulis berada. dibawa dari latihannya. Peraturan tersebut menjelaskan bagaimana petugas yang bertugas harus bertindak sesuai aturan agar kapalnya tidak bertabrakan dengan kapal lain. Suatu kapal dinyatakan menyalip apabila kapal tersebut mendekati kapal lain dari arah lebih dari 22,5° ke arah belakang dari haluan melintangnya sesuai dengan Peraturan P2TL 14 yang memuat suatu kapal dianggap menyalip apabila mendekati kapal lain. dari jalur lebih dari 22,50 lebih ke arah belakang jalur melintang, yaitu sedemikian rupa sehingga hanya lampu samping kapal lain, tetapi tidak ada lampu samping, yang terlihat oleh kapal yang menyalip pada malam hari.

Lakukan observasi yang memadai, baik dengan penglihatan maupun pendengaran dan dengan segala cara yang tersedia sesuai dengan keadaan dan atmosfer, untuk menilai sepenuhnya situasi dan risiko tabrakan. Menggunakan segala cara yang ada, sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada, untuk menentukan ada tidaknya resiko tabrakan. Berikut ini penulis akan membahas rumusan masalah lainnya yaitu bagaimana prosedur aparat kepolisian yang bertugas memantau keadaan.

Jika sebuah kapal merasa ragu untuk menyalip kapal lain, kapal tersebut harus berasumsi bahwa kapal tersebut memang demikian dan mengambil tindakan yang sesuai. Apabila kapal-kapal itu saling berhadapan, kapal tenaga yang sedang berlayar, apabila berlayar sesuai dengan apa yang dipersyaratkan atau diperkenankan atau disyaratkan oleh aturan-aturan yang bersangkutan, harus memberi tanda bahwa olah raga itu dilakukan dengan peluit dan isyarat cahaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. aturan yang relevan.

Gambar

Gambar 2.2 situasi menyusul  Sumber: calonrajakapal.blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

v KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan yang berjudul