KARYA ILMIAH TERAPAN
OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC BEARING LINE DAN VARIABLE RANGE MARKER PADA RADAR DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT
DI KAPAL MT. PELITA LAUT
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran
MOH. BEDI BIMANTARA NIT. 02.14.054.1.41/N AHLI NAUTIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019
i
OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC BEARING LINE DAN VARIABLE RANGE MARKER PADA RADAR DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT
DI KAPAL MT. PELITA LAUT
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran
MOH. BEDI BIMANTARA NIT. 02.14.054.1.41/N AHLI NAUTIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : MOH. BEDI BIMANTARA
NIT : 02.14.054.1.41/N
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :
OPTIMALISASI PENGGUNAAN EBL ( ELECTRONIK BEARING LINE ) DAN VRM ( VARIABLE RANGE MARKER ) PADA RADAR DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
Surabaya,………...
MOH. BEDI BIMANTARA NIT. 02.14.054.1.41/N
iii
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN
Judul : OPTIMALISASI PENGGUNAAN EBL
( ELECTRONIK BEARING LINE ) DAN VRM ( VARIABLE RANGE MARKER ) PADA RADAR DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT Nama Taruna : MOH. BEDI BIMANTARA
NIT : 02.14.054.1.41/N
Jurusan : Nautika
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan
Surabaya,... 2019 Menyetujui :
Pembimbing I
Manungku Trinata Pramudhita Penata (III/c)
NIP. 197703232 01012 1 001
Pembimbing II
Dyah Ratnaningsih, S.S, M.Pd Penata Tk. I (III/d) NIP. 198003022 00502 2 001 Mengetahui :
Ketua Jurusan Nautika
Capt. Damoyanto Purba, S.SiT, M.Pd Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001
iii
PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN
Judul : OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC
BEARING LINE DAN VARIABLE RANGE MARKER PADA RADAR DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT
Nama Taruna : MOH. BEDI BIMANTARA
NIT : 02.14.054.1.41
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di seminarkan
SURABAYA, ………..…………...
Menyetujui:
Pembimbing I
Manungku Trinarta Pramudhita Penata (III/c)
NIP. 19770323 201012 1 001
Pembimbing II
Dyah Ratnaningsih, S.S, M.Pd Penata Tk. I (III/d) NIP. 19800302 200502 2 001
Mengetahui Ketua Jurusan Nautika
Capt. Damoyanto Purba,S.SiT, M.Pd Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001
HALAMAN PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN
OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC BEARING LINE DAN VARIABLE RANGE MARKER PADA RADAR DALAM ALUR
PELAYARAN SEMPIT Disusun dan Diajukan Oleh:
MOH. BEDI BIMANTARA NIT. 02.14.054.1.41 Ahli Nautika Tingkat III
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Pada Tanggal………. 2019
Menyetujui : Penguji I
Capt. Hadi Setiawan, M.T., M.Mar.
Pembina (IV/a)
NIP. 19751224 199808 1 001
Penguji II
Manungku Trinarta Pramudhita Penata (III/c)
NIP. 19770323 201012 1 001
Penguji III
Dyah Ratnaningsih Penata Tk. I (III/d) NIP. 19800302 200502 2 001
Mengetahui : Ketua Jurusan Nautika
Capt. Damoyanto Purba, S.SiT., M.Pd.
Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan yang berjudul “OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC BEARING LINE DAN VARIABLE RANGE MARKER PADA RADAR
DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT DI BELAWAN” dengan tepat waktu tanpa adanya hal-hal yang tidak di inginkan.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian proposal penelitian ini.
Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Bapak Capt. Heru Susanto, M. M 2. Ketua Jurusan Nautika Bapak Capt. Damoyanto Purba,S.SiT, M.Pd 3. Pembimbing I Bapak Manungku Trinata Pramudhita
4. Pembimbing II Ibu Dyah Ratnaningsih, S.S, M.Pd
5. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.
6. Kedua orang tua saya atas segala dukungannya dan doanya.
7. Beserta rekan – rekan kelas Nautika B Diploma III yang telah membantu dalam proses penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.
vi
Semoga kelak penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi pengembangan pengetahuan taruna – taruni Politeknik Pelayaran Surabaya, serta bermanfaat bagi dunia pelayaran pada umumnya
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Terapan ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun teknik penulisan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangan.
Surabaya, ……..………….. 2019 Penulis
MOH. BEDI BIMANTARA NIT. 02.14.054.1.41
vii
ABSTRAK
MOH. BEDI BIMANTARA, “Optimalisasi Penggunaan Electronic Bearing Line Dan Variable Range Marker Pada Radar Dalam Alur Pelayaran Sempit”.
Dibimbing oleh Manungku Trinarta Pramudhita dan Dyah Ratnaningsih.
Salah satu penyebab kecelakaan kapal di alur pelayaran sempit adalah kurang maksimalnya penggunaan alat navigasi elektronik sehingga kesulitan dalam menentukan posisi kapal dengan tepat, akibatnya dapat menyebabkan kecelakaan kapal.
Seperti yang telah diketahui radar adalah alat navigasi elektronik yang dapat mendeteksi posisi dan obyek disekitar kapal. Sedemikian pentingnya penggunaan radar untuk mengetahui posisi kapal dan obyek disekitar kapal, maka dari itu setiap Mualim jaga harus dibekali dengan bagaimana cara menggunakan radar untuk mengetahui posisi kapal dengan EBL (electronic bearing line) dan VRM (variable range marker) pada saat memasuki alur pelayaran sempit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan EBL (electronic bearing line) dan VRM (variable range marker) ketika berlayar pada alur pelayaran sempit.
Penelitian ini dilaksanakan pada saat praktek laut (prala) diatas kapal oleh penulis untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan dengan metode penelitian analisis deskriftif, maka penulis akan menggunakan teknik observasi, kuesioner dan dokumentasi. Setelah melakukan penelitian dengan hasil bahwa mualim jaga di “MT.
Pelita Laut” menggunakan metode EBL ( Electronic Bearing Line ) dan VRM ( Variable Range Marker ) dengan pengaruh 86,25% terhadap keselamatan pelayaran.
Kata kunci : Electronic Bearing Line, Variable Range Marker, RADAR
viii
ABSTRACT
MOH. BEDI BIMANTARA, “Optimalisasi Penggunaan Electronic Bearing Line and Variable Range Marker Pada Radar Dalam Alur Pelayaran Sempit”.
Guided by Mr. Manungku Trinarta Pramudhita dan Ms. Dyah Ratnaningsih.
One of the causes of ship accidents in narrow shipping lanes is the lack of maximum use of electronic navigation equipment so that it is difficult to determine the position of the ship properly, consequently can cause a ship accident. As we know, radar is an electronic navigation tool that can detect positions and objects around the ship. So important is the use of radar to find out the position of ships and objects around the ship, so every guardian must be equipped with how to use radar to determine the position of ships with EBL (electronic bearing line) and VRM (variable range markers) when entering a narrow shipping channel . The purpose of this study was to determine the effect of using EBL (electronic bearing line) and VRM (variable range markers) when sailing on narrow cruise lines.
This research was carried out during sea practice (prala) on board by the author to obtain primary data through field research with descriptive analytical research methods, so the writer will use observation techniques, questionnaires and documentation. After conducting research with the results that the guardians guard in MT. Pelita Laut uses EBL (Electronic Bearing Line) and VRM (Variable Range Marker) methods with an influence of 86.25% on shipping safety.
Keywords : Electronic Bearing Line, Variable Range Marker, RADAR
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN KEASLIAN ii
PERSETUJUAN SEMINAR iii
PENGESAHAN PROPOSAL iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Landasan Teori 5
B. Kerangka Penelitian 15
BAB III METODE PENELITIAN 15
A. Metodologi Penelitian 15
B. Spesifikasi Penelitian 17
C. Sumber Data 17
x
D. Metode Pengumpulan Data 18
E. Sumber Penelitian 19
F. Metode Analisa Data 20
G. Metode Penulisan 22
H. Prosedur Penelitian 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 24
B. Hasil Penelitian 28
C. Pembahasan 29
BAB V PENUTUP 33
A. Kesimpulan 33
B. Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Alat Navigasi Radar 6
2.2. Alur Pelayaran Sempit 7
2.3. Tampilan VRM Pada Radar 10
2.4. Tampilan EBL Pada Radar 11
2.5. Tampilan EBL Dan VRM Pada Radar 12
2.6 Tampilan Parallel Indeks 13
4.1 MT. PELITA LAUT 26
4.2 Radar FURUNO 26
4.3 Tabel Pasang Surut 27
4.4 Tampilan VRM dan EBL pada Radar 29
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1. Kerangka Pemikiran 14
4.1 Kuesioner 30
4.2. Hasil Kuesioner 31
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayaran merupakan bagian dari sarana transportasi laut yang vital untuk menunjang tujuan persatuan dan kesatuan nasional. Pelayaran atau angkutan laut merupakan bagian dari transportasi yang tidak dapat dipisahkan dengan dari sarana transportasi lainnya, dengan kemampuan untuk menghadapi perubahan ke depan, karena mampu melakukan pengangkutan secara massal.
Dapat menghubungkan dan menjangkau wilayah satu dengan yang lainnya melalui perairan, sehingga mempunyai potensi kuat untuk dikembangkan dan peranannya baik nasional maupun internasional sehingga mampu mendorong dan menunjang pembangunan nasional demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan mandat Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.
Perairan yang sangat luas menjadikan para pelaut di tuntut harus cakap dan ahli dalam bernavigasi, karena tanpa navigasi kapal tidak akan bisa mengantarkan muatan sampai tujuan. Alur pelayaran bagi kapal-kapal yang melintasi beberapa perairan dari suatu tempat ke tempat lain menjadi suatu hal yang penting untuk direncanakan dengan matang. Begitu pula jika suatu kapal akan memasuki pelabuhan atau area lego jangkar akan mempertimbangkan banyak hal untuk direncanakan dengan matang.
2
Menurut SOLAS (safety of life at sea) chapter V regulasi 19 ( all ships of 3000 gross tonnage and upwards shall, in addition to meeting the requirements of paragraph 2.5, have a 3 GHz radar or where considered appropriate by the administration a second 9 GHz radar, or other means to determine and display the range and bearing of other surface craft, obstruction, buoys, shorelines and navigational marks to assist in navigational and in collision avoidance ). Kurang maksimalnya para pelaut menggunakan alat navigasi mengakibatkan banyaknya kecelakaan, contohnya kejadian kecelakaan KM. Mulya Sejati ditabrak kapal MV.
Thayson 4.
Salah satu metode yang diterapkan pada saat berlayar memasuki pelabuhan dan alur pelayaran sempit adalah dengan menggunakan electronic bearing line (EBL) dan variable range marker (VRM) pada radar yang sangat membantu para Mualim jaga dalam mengetahui bahaya navigasi. Karena dengan menerapkan EBL dan VRM pada radar seorang mualim jaga akan dapat mengetahui secepat mungkin apakah kapal mendekati bahaya navigasi atau tidak. Dengan demikian Mualim jaga dapat segera mungkin mengambil tindakan agar kapal tidak mengalami tabrakan terhadap kapal lain dan kandas karena pulau kecil.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat sebuah judul :
“OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELECTRONIC BEARING LINE DAN VARIABLE RANGE MARKER PADA RADAR DALAM ALUR PELAYARAN SEMPIT DI BELAWAN”.
3
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
Apa pengaruh penerapan electronic bearing line (EBL) dan variable range marker (VRM) ketika berlayar pada alur pelayaran sempit terhadap keselamatan pelayaran di Belawan.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan EBL dan VRM ketika berlayar pada alur pelayaran sempit terhadap keselamatan pelayaran.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan diadakannya penelitian dan penulisan proposal ini, diharapkan tercapainya beberapa manfaat yang dapat dicapai, antara lain : 1 Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu pelayaran tentang penggunaan EBL dan VRM ketika berlayar pada alur pelayaran sempit.
4
2 Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan serta tambahan pengetahuan tentang penggunaan EBL dan VRM untuk bernavigasi ketika berlayar pada alur pelayaran sempit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Optimalisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995:628) berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi, sedangkan optimalisasi berarti suatu proses meninggikan atau mengingatkan. Sedangkan dalam Kamus Oxford (2008:358),
“Optimization is the process of finding the best solution to some problem where “best” accords to prestated criteria”. Jadi, Optimalisasi adalah sebuah proses, cara dan perbuatan (aktivitas/kegiatan) untuk mencari solusi terbaik dalam beberapa masalah, dimana yang terbaik sesuai dengan kriteria tertentu.
Menurut Winardi (1999:363) Optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan sedangkan jika dipandang dari sudut usaha, Optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan atau dikehendaki. Dalam landasan teori ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu nama pencetus teori, tahun dan tempat pertama kali, uraian ilmiah teori, dan relevansi teori tersebut dengan upaya penelti untuk mencapai tujuan atau target penelitian (Hadi Sabari Yunus 2010:226).
6
1. Pengertian Radar
Gambar 2.1 Alat navigasi RADAR
Sumber: Wikipedia: 2017
RADAR (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan). (id.wikipedia.org/wiki/Radar)
Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari Milimeter hingga Meter. Gelombang radio atau sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya.
Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah atau kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima RADAR.
7
2. Pengertian Alur Pelayaran Sempit
Gambar 2.2 Alur pelayaran sempit
Menurut Koestowo (1984: 121) alur pelayaran sempit adalah suatu daerah yang dekat di sekelilingnya terdapat bahaya navigasi.
Memasuki alur pelayaran sempit / Narrow Chanel memang membutuhkan ke ekstra hati-hatian didalamnya dikarenakan jika melakukan sedikit saja kesalahan maka keselamatan kapal bahkan crew dapat terancam. Pada daerah tersebut diperluakan kesiagaan bernavigasi yang tinggi, walaupun telah disediakan tanda navigasi secara jelas.
beberapa hal penting yang harus dilakukan ketika memasuki alur pelayaran sempit :
a. Mengetahui rambu-rambu perairan setempat
Di alur pelayaran sempit kepadatan lalu lintas kapal akan jauh lebih ramai dibandingkan di laut terbuka. Dengan ruang yang
Sumber: Cruising Under Sail: 2017
8
terbatas dan kapal kapal besar yang melintasi menyebabkan resiko tubrukan akan jauh lebih tinggi.
b. Menghubungi VTS
Salah satu langkah terbaik untuk menghidari kecelakaan saat berada di alur pelayaran sempit adalah berkomunikasi dengan VTS (Vessel Trafic Services). Mereka memiliki informasi yang jelas serta sistem yang terintegrasi dalam memantau pergerakan kapal.
c. Komunikasi kapal ke kapal
Saluran VHF menjadi bagian penting dalam berkomunikasi agar dapat berkomunikasi Bridge to Bridge saluran International sudah ditetapkan di Channel 16.
d. Arus
Kondisi arus harus selalu diperhitungkan ketika memasuki alur sempit sehingga dapat menghindari posisi yang tidak tepat.
e. Selalu mengeplot posisi kapal di peta
Semua alat navigasi bantu seperti ECDIS, RADAR, AIS dan lain-lain tidak akan berguna jika tidak dimaksimalkan dengan tepat.
f. Kecepatan
Harus selalu menjaga kecepatan yang aman ketika memasuki alur pelayaran sempit.
Adapun peraturan saat kapal memasuki alur pelayaran sempit yang telah diatur pada P2TL aturan 9 adalah :
a. Setiap kapal yang sedang berlayar mengikuti air pelayaran sempit atau alur pelayaran harus mempertahankan jarak sedekat mungkin
9
dengan batas luar alur pelayaran atau air pelayaran sempit yang berada dilambung kanannya, selama masih aman dan dapat dilaksanakan.
b. Sebuah kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter atau kapal layar tidak boleh merintangi jalannya kapal lain yang dapat berlayar dengan aman di dalam alur pelayaran sempit atau air pelayaran sempit.
c. Kapal yang sedang menangkap ikan tidak boleh merintangi jalannya setiap kapal lain yang sedang berlayar di alur pelayaran atau air pelayaran sempit.
d. Kapal tidak boleh memotong alur pelayaran atau air pelayaran sempit, jika pemotongan yang demikian itu menghalangi jalannya kapal yang hanya dapat berlayar dengan aman di dalam alur pelayaran atau alur pelayaran sempit.
3. Cara Membuat Dan Mengukur Jarak Dengan Variable Range Marker
Variable Range Marker (VRM) menampilkan satu cincin jarak yang dapat dirubah-rubah, dengan VRM dapat ditentukan secara tepat dengan melihat penunjuk angka digit pada tepi layar monitor. Ada 2 VRM yaitu VRM 1 dan VRM 2, biasanya untuk VRM 2 digunakan sebagai batas aman sedangkan VRM 1 digunakan sebagagai pengukur jarak dengan target. Langkah – langkahnya sebagai berikut :
10
a. Tekan tombol VRM untuk menampilkan VRM pada display.
b. Tarik kearah dengan menggukan kursor kearah target yang akan di di cari jaraknya.
c. Tekan enter untuk menempatkan garis VRM.
d. Utuk menghapus VRM tekan tombol VRM lalu tekan CANCEL/HL OFF.
4. Cara Membuat Baringan Dengan Elctronic Bearing Line
Electronic Bearing Line (EBL) untuk mengukur baringan target dengan garis radial yang berputar pada layar radar,dapat mengatur posisi garis hingga tepat pada target dan membaca baringan. EBL adalah alat Target Cursor +
VRM 2 VRM 1
Cursor Range dan Baringan
Gambar 2.3 Tampilan VRM pada Radar
Sumber: Wikipedia: 2017
11
kerja utama pada radar untuk menentukan posisi dan menghindari tabrakan. EBL pada sebuah RADAR ada 2 yaitu EBL 1 dan EBL 2.
Langkah – langkahnya sebagai berikut :
a. Tekan tombol EBL untuk mnampilkan pada display radar.
b. Gunakan cursor untuk mengarahkan EBL pada center target. Lihat hasil baringan pada tampilah radar bagian bawah kiri.
c. Tekan enter untuk menempatkan EBL.
d. Untuk menghapus EBL, tekan tombol EBL lalu tekan tombol CALCEL/HL OFF.
EBL 2 Cursor +
Target
EBL 1
EBL Bearing
Gambar 2.4 Tampilan EBL pada RADAR
Sumber: Wikipedia: 2017
12
5. Penerapan EBL Dan VRM Pada Alur Pelayaran Sempit
Ketika Electronic Bearing Line (EBL) dan Variable Range Marker (VRM) sudah didapat hasilnya, maka tinggal dikombinasikan dan akan menghasilkan data yang dibutuhkan. Setelah itu posisi kapal dapat diketahui dimana posisi kapal serta mengetahui berapa jarak dan haluan kapal dari bahaya navigasi pada saat berlayar di alur pelayaran sempit.
6. Pararel Index
Parallel indeks adalah Salah satu menu dalam radar, parallel indek merupakan garis untuk membikin jarak aman terhadap bahaya navigasi.
Gambar 2.5 Tampilan EBL dan VRM pada RADAR
Sumber: Wikipedia: 2017
13
Kombinasi Variable Range Merker (VRM) dan Electronic Bearing Line (EBL) juga dapat mengasilkan parallel indeks, yang mana perpotongan
antara VRM dan EBL di tarik lurus sejajar dengan haluan kapal.
Gambar 2.6 Tampilan EBL dan VRM pada RADAR
Sumber: Wikipedia: 2017
14
B. KERANGKA PIKIR
Kerangka dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kerangka pemikiran
Penggunaan Electronic Bearing Line dan Variable Range Marker pada Radar dalam Pada alur pelayaran sempit
Pengamatan terhadap Mualim jaga yang bertanggung jawab
terhadap Navigasi
Mualim jaga menggunakan EBL dan
VRM
Mualim jaga tidak menggunakan EBL
dan VRM
Tercapainya keselamatan pelayaran selama bernavigasi di alur
pelayaran sempit
Dapat menghindari situasi bahaya navigasi dan memberi peningkatan sebesar 86,25% terhadap keselamatan pelayaran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang dilaksanakan oleh penulis dalam penelitian ini merupakan studi penelitian bersifat kuantitatif dengan pendekatan masalah observasi analisis, dimana dilakukan observasi yang terjadi selama kegiatan operasional kapal yang menjadi objek penelitian. Pendekatan ini dimulai dengan mengadakan analisa terhadap Mualim jaga dalam mengoperasikan sistem navigasi Radar serta penggunaan VRM dan EBL, di kapal tempat penulis melaksanakan praktek laut.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang
16
atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.
Sebagai contoh : 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih, pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.
Tujuan dari metode penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan data apa adanya. Penelitian ini menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif)
17
B. SPESIFIKASI PENELITIAN
Berdasarkan jenis penelitian tersebut di atas, maka jenis penelitian ini digolongkan kedalam penelitian deskriptif. Dimana tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah menggambarkan secara sistematis atau suatu kenyataan dalam proses penggunaan VRM dan EBL ketika berlayar pada alur pelayaran sempit.
Dengan permasalahan-permasalahan yang ditemui, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif supaya mempunyai makna yang sama dan alami seperti data yang diteliti.
C. SUMBER DATA
Menurut Zulkiffi (2014) data merupakan suatu keterangan mengenai kenyataan yang belum diolah dan masih berdiri sendiri juga belum terorganisasi. Berdasarkan cara memperolehnya, data yang diperoleh selama penelitian sebagai pendukung tersusunnya penulisan karya ilmiah ini.
(http://www.duniapelajar.com/2014/07/13/pengertian-data-menurut-para-ahli/) 1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden atau objek penelitian, yaitu hasil observasi langsung terhadap kegiatan operasional kapal, terutama pada saat Perwira jaga melakukan dinas jaga laut di anjungan kapal. Juga dilaksanakan wawancara dimana pertanyaan dilengkapi dengan bentuk variasi dan disesuaikan dengan situasi saat pengamatan dan kondisi yang ada.
18
2. Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh penulis melalui hasil-hasil survei yang dilakukan selama melaksanakan praktek laut dan analisa lanjutan yang dapat menghasilkan sesuatu yang amat berguna.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Menurut Sugiyono (2015) teknik pengumpulan data adalah merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh data-data tersebut, antara lain observasi dan kepustakaan.
Masing-masing data memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri- sendiri.(http://rayendar.blogspot.co.id/2015/06/metode-penelitian-menurut- sugiyono-2013.html)
Karena itu lebih baik mempergunakan suatu pengumpulan data lebih dari satu, sehingga dapat saling melengkapi satu sama lain untuk menuju kesempurnaan karya ilmiah terapan. Didalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain.
1. Observasi Objek
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan observasi langsung diobjek penelitian yaitu dengan melaksanakan praktek laut selama 12 bulan di atas kapal, sehingga data-data yang dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada pada saat penelitian berlangsung.
19
Menurut Sutrisno (2015), obervasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang terjadi di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil. Teknik observasi digunakan dengan maksud untuk mendapatkan atau mengumpulkan data secara langsung selama melaksanakan praktek laut di atas kapal.
2. Studi Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum dan lain lain yang berhubungan masalah penelitian.
E. SUMBER PENELITIAN
Dalam penulisan karya ilmiah terapan ini, penulis mengambil objek penelitian dari Mualim jaga. Mualim jaga adalah Perwira di atas kapal pada umumnya bertugas mengoperasikan alat navigasi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan alat navigasi adalah tanggung jawab dari Mualim Jaga.
20
F. METODE ANALISA DATA
Menurut Sugiyono (2013 : 402) analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, data setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kuantitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing / verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan sebagai berikut :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu untuk di catat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
21
sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan ”the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kuantitatif adalah dengan hasil kuesioner dan presentase.
3. Conclusion Drawing / Verification
Kesimpulan dalam penelitian kuantitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
3. Skala Likert
menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.
Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932.
Untuk menganalisa data penulis melakukan survei dengan membuat angket kuesioner kepada perwira jaga tentang penggunaan EBL (Electronic Bearing Line) dan VRM (Variable Range Marker) saat memasuki alur pelayaran sempit. Guna mengetahui berapa besar pengaruh
22
penerapan EBL (Electronic Bearing Line) dan VRM (Variable Range Marker) saat memasuki alur pelayaran sempit pada keselamatan pelayaran.
G. METODE PENULISAN
Penyajian laporan karya ilmiah terapan ini menggunakan metode deskriptif yaitu tulisan yang berisikan paparan dan uraian mengenai suatu objek permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode ini digunakan untuk memaparkan secara rinci data yang diperoleh dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai penanganan terhadap masalah yang timbul yang berhubungan dengan materi pembahasan karya ilmiah terapan ini.
H. PROSEDUR PENELITIAN
Rancangan penelitian dalam penulisan karya ilmiah terapan ini memudahkan penulis dalam hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.
Rancangan penelitian ini meliputi pengumpulan data, membahas data dan disimpulkan yang dituangkan dalam karya ilmiah terapan ini. Pada bagian ini mempersoalkan tahap-tahap penelitian yang nantinya memberikan gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisa data, sampai pada penulisan laporan. Adapun tahap-tahap dari prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap pelaksanaan penelitian a) Memilih objek penelitian b) Memasuki lapangan c) Melakukan observasi
23
d) Mengumpulkan data 2. Analisa data
a) Mereduksi dan memfokuskan data b) Menyajikan data yang telah di reduksi
c) Membuat kesimpulan dari data yang telah diperoleh
Dari data-data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penulis menganalisa data tersebut sehingga dapat diperoleh mengenai pembahasan masalah-masalah yang didapat, kemudian dari pembahasan masalah tersebut dapat diambil kesimpulannya dan penulis dapat memberikan saran-saran yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Digili.unila.ac.id (2017), Tinjauan Tentang Optimalisasi (Online),
(http://furuno.custhelp.com//a_id/127/~/variable-range-marker. Diakses pada tanggal 6 Maret 2017)
Irawan, Dhani (9 November 2016), Kecelakaan Kapal di Perairan Tuban, KM Mulya Sejati Ditabrak dari Belakang (Online). (https://news.detik.com/berita/d- 3349458/kecelakaan-kapal-di-perairan-tuban-km-mulya-sejati-ditabrak-dari-belakang.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2017)
Politeknik Pelayaran Surabaya (2017), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan. Surabaya:
Politeknik Pelayan Surabaya
Seafarer (14 Agustus 2016), Poin-Poin yang Harus Diingat Ketika Memasuki Alur Pelayaran Sempit (Online). (http://www.infopelautindonesia.com/ship/poin-poin-yang-harus- diingat-ketika-memasuki-alur-pelayaran-sempit/.Diakses pada tanggal 7 Maret 2017) Starpath (2017), Electronic Bearing Line (Online). (http://www.starpath.com/cgi-
bin/web_card/courses/glossary.pl?show_def=24. Diakses pada tanggal 7 Maret 2017) Starpath (2017), Variable Range Mark (Online).
(http://furuno.custhelp.com/app/answers/detail/a_id/127/~/variable-range- marker.Diakses pada tanggal 7 Maret 2017)
Subekti.Aji, (2013), Analisis Data Kualitatif (online).
(https://insanajisubekti./2013/03/30/analisis-data-kualitatif/. Diakses pada tanggal 10 Maret 2017)
Tim Penyusun (2017), Radar Simulator. Surabaya: Politeknik Pelayaran Surabaya
Wikipedia (2017), Radar (Online), (id.wikipedia.org/wiki/Radar. Diakses pada tanggal 7 Maret 2017)