• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Komunikasi Persuasif Kawasan Bebas Asap Rokok di Universitas Muhammadiyah Makassar. (dibimbing oleh Syukri dan Wardah).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Komunikasi Persuasif Kawasan Bebas Asap Rokok di Universitas Muhammadiyah Makassar. (dibimbing oleh Syukri dan Wardah). "

Copied!
100
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Universitas Muhammadiyah Makassar merupakan salah satu perguruan tinggi yang mendukung undang-undang anti rokok yang dikeluarkan pemerintah. Berdasarkan data tersebut, peneliti kamus Universitas Muhammadiyah Makassar akan mempelajari proses penerapan komunikasi persuasif di kawasan bebas rokok. Dan yang paling penulis harapkan adalah kesadaran civitas Universitas Muhammadiyah Makassar untuk menaati peraturan dilarang merokok di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

Rumusan Masalah

Kami berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca khususnya masyarakat Universitas Muhammadiyah Makassar yang menjadi sasaran penelitian ini.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Pengertian Komunikasi Persuasif

Hal inilah yang terjadi setelah proses komunikasi persuasif dilakukan khususnya terhadap penerima, itulah dampak dari komunikasi yang dilakukan dari sumber kepada penerima. Anderson mendefinisikan komunikasi persuasif sebagai perilaku komunikatif yang bertujuan untuk mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui penyampaian pesan tertentu. Kemudian, proses komunikasi melibatkan mengajak atau membujuk orang lain agar mengubah sikap, keyakinan, dan pendapatnya sesuai keinginan komunikator.

Nothstine juga menjelaskan konsep yang sama dalam kaitannya dengan persuasi (dalam Soemirat dkk, 2008): “Komunikasi persuasif harus memperhatikan beberapa faktor yaitu kejelasan tujuan, komunikan dan cara yang tepat agar komunikan dapat mengungkapkan sikap, pendapatnya. dan perubahan perilaku." Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasif adalah suatu proses pertukaran informasi/pesan dimana komunikator berusaha mempengaruhi pikiran atau perilaku komunikan melalui pesan/informasi yang disampaikan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar komunikasi persuasif dapat berjalan dengan baik, yaitu kejelasan tujuan, aspek keberagaman tujuan persuasif dan pemilihan strategi komunikasi yang tepat.

Burgon & Huffner pada tahun 2002 memberikan penjelasan secara halus mengenai teori persuasif, dimana komunikasi persuasif bertujuan untuk mempengaruhi pikiran dan pendapat orang lain agar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Pertama, Membentuk Respons Salah satu tujuan komunikasi persuasif adalah membentuk bagaimana target merespons. Selain itu, De Vito juga menjelaskan komunikasi persuasif dalam buku komunikasi interpersonal sebagai berikut: percakapan persuasif adalah percakapan yang menguatkan, mengilustrasikan, dan memberi informasi kepada khalayak.

Jadi, sebelum melakukan komunikasi persuasif, hendaknya seorang pembujuk terlebih dahulu mempelajari dan mendalami aspek keberagaman sasaran persuasif. Dari beberapa pengertian persuasi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasif merupakan suatu proses pertukaran. Ada beberapa unsur dalam proses komunikasi persuasif yang saling berkaitan, antara lain sumber dan penerima, pesan, umpan balik, efek, dan lingkungan.

Hambatan dalam Komunikasi Persuasif

Sikap seseorang yang mempertahankan pendapat, sikap, dan tingkah lakunya ketika menerima pesan yang tidak sesuai dengan persepsinya dan dapat merusak kedudukannya; Lingkaran pengaruh Seseorang yang melihat pesan persuasif sebagai sesuatu yang baik atau buruk, benar atau salah, hitam atau putih. Orang seperti itu akan mendengarkan dan dipengaruhi oleh orang yang mereka sukai dan akan menolak pesan tersebut jika itu adalah orang yang tidak mereka sukai.

Dengan demikian, kendala yang muncul dalam proses komunikasi persuasif bisa jadi berasal dari cara orang yang dibujuk memandang atau menerima pesan persuasif tersebut.

Konsep Kebijakan Kawasan Bebas Asap Rokok

Rokok adalah gulungan tembakau seukuran jari kelingking yang dibungkus dengan daun lontar atau kertas. Rokok adalah hasil tembakau yang digunakan dengan cara membakar dan menghirup asapnya dan/atau menghirup asap dari tumbuhan Nocotiana tabacum, ticotinia rustica dan jenis lainnya atau sintetis, yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (KBBI, 2016) Menurut Imarina (Latief, 2015) Rokok adalah silinder kertas berukuran panjang antara 70 sampai 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang telah dicacah. Rokok ada dua jenis, yakni filter dan tanpa filter. Di Provinsi Riau, persentase penduduk yang merokok adalah laki-laki dengan prevalensi sebesar 66,8%, sedangkan prevalensi pada perempuan sebesar 3,6% dengan prevalensi keseluruhan sebesar 36,6% (Riskesdes, 2010).

Untuk mewujudkan Indonesia Sehat, pemerintah bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan Nomor 188/Menkes/PB/2011 No. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area dimana merokok tidak diperbolehkan atau apabila kegiatan produksi, penjualan, periklanan dan/atau promosi produk tembakau dilarang. Kawasan Tanpa Rokok meliputi fasilitas kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 188 Tahun 2011. Peraturan Daerah No. .

13 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok telah disahkan oleh DPRD dan ditetapkan oleh Walikota Makassar pada tanggal 9 September 2013. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau kawasan yang dinyatakan dilarang untuk melakukan produksi, penjualan, periklanan, promosi dan/atau penggunaan. rokok. Penetapan larangan merokok (STP) merupakan upaya untuk melindungi masyarakat dari risiko gangguan kesehatan akibat pencemaran lingkungan oleh asap rokok.

Kerangka Konseptual

Dari berbagai permasalahan tersebut, termasuk kelebihan dan kekurangannya, diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, bahkan penerapan strategi komunikasi persuasif dilakukan terhadap siswa yang menolak hadirnya kebijakan tersebut bahkan menganggap perundungan terhadap siswa menjadi hal yang tidak bisa dielakkan.

Fokus Penelitian

Deskripsi Fokus Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Lokasi penelitian
  • Jenis dan Tipe Penelitian
  • Sumber Data
  • Informan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Teknik Pengabsahan Data
  • Gambaran Umum Lokasi Penelitian
  • Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara informan di atas mengenai indikator sumber dapat dipahami bahwa penerapan persuasif hanya berupa imbauan, belum ada ketegasan dari pihak kampus terkait larangan bebas rokok. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas mengenai indikator pesan, pihak kampus sudah menerapkan larangan bebas rokok, namun belum diikuti oleh mahasiswa karena hanya sekedar imbauan. Pesan pihak kampus hanya sekedar imbauan pembatasan bebas rokok di lingkungan kampus Unismuh.” (wawancara 30 April 2022).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas mengenai indikator pesan, pihak kampus menerapkan larangan merokok hanya dalam bentuk aduan, sehingga mahasiswa acuh terhadap aduan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas mengenai indikator saluran, larangan dilarang merokok selalu disampaikan dalam setiap perkuliahan, baik dalam bentuk nasehat maupun peringatan. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Terlaksananya Komunikasi Persuasif di Kawasan Tanpa Rokok di Universitas Muhammadiyah Makassar Salah satu hal yang menyebabkan tidak lancarnya proses komunikasi persuasif adalah adanya berbagai macam faktor penghambat.

Penerapan komunikasi persuasif di kawasan bebas rokok di Universitas Muhammadiyah Makassar sudah dilaksanakan dengan baik, namun mahasiswa masih kurang mendapat nasehat dan peringatan. Efektivitas kebijakan kawasan tanpa rokok di Universitas Muhammadiyah Makassar. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/4700-Full_Text.pdf. Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan kampus mengenai kebijakan kampus mengenai penerapan kawasan tanpa rokok?

Sejauh ini, apakah penerima pesan sudah menerapkan model komunikasi maju, dan bagaimana tanggapannya terkait penerapan kawasan bebas rokok?

PENUTUP

Kesimpulan

Universitas Muhammadiyah Makassar atau Unismuh Makassar merupakan salah satu perguruan tinggi muhammadiyah yang merupakan ikhtiar amal muhammadiyah dalam mengembangkan pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan tinggi. Larangan merokok di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar ditetapkan dan diumumkan secara resmi pada Sabtu pagi, 13 Mei 2017, di halaman parkir kampus. Pembukaan tersebut langsung dihadiri oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, serta beberapa dosen, mahasiswa dan sejumlah tamu.

Berdasarkan hasil wawancara para informan di atas mengenai indikator sumber, dapat dipahami bahwa komunikasi tersebut harus mempunyai tujuan tertentu ke arah mana tujuannya agar dapat tersampaikan dan dilaksanakan di lingkungan kampus. hasil wawancara selanjutnya. bersama salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi langsung dan penempatan berbagai rambu kampus bebas rokok sudah banyak dilakukan. Mewujudkan kampus Islami dan bebas rokok telah dan selalu dilakukan oleh Universitas kepada seluruh pejabat struktural, dosen dan pegawai.

Hal ini juga telah dijelaskan oleh salah satu dosen Muhammadiyah yang menjelaskan bahwa yang menjadi kendala penerapan bebas rokok adalah mahasiswanya sendiri yang terlalu kecanduan merokok di kampus, sehingga sulit untuk mengubah kebiasaan itu sendiri. Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, dapat diketahui bahwa dampak penerapan kawasan tanpa rokok di kampus Universitas Muhammadiya Makassar mempunyai banyak manfaat, sehingga pimpinan rektorat mengeluarkan surat edaran tentang penerapannya. sebuah asap. -Area bebas di kampus Buri tercinta. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu informan dalam hal ini WR 4 Universitas Muhammadiyah Makassar menyatakan bahwa pelaksanaan komunikasi persuasif di kawasan tanpa rokok di Universitas Muhammadiyah Makassar adalah dengan memberlakukan Surat Edaran Rektor tentang larangan tersebut. merokok di kampus, meskipun penggunaan komunikasi persuasif sudah diterapkan dengan baik, namun belum cukup diterima oleh sebagian besar mahasiswa karena masih bersifat nasehat, imbauan atau teguran.

Dari sini dapat kita simpulkan ketika pihak kampus serius dalam melakukan komunikasi persuasif terkait pemberlakuan kawasan tanpa rokok, peneliti Oktimas, bahwa wadah atau tempat dimana sumber daya manusianya sehat dan lebih baik, dalam hal ini adalah kampus Universitas Negeri Makassar. . Selain itu, hasil wawancara dengan Sekretaris BPH Universitas Muhammadiyah Makassar berikut ini menurutnya, untuk mengukur keefektifan pendekatan persuasif diperlukan indikator keberhasilan yang dapat menyatakan berhasil atau tidaknya pendekatan persuasif. efektif. atau tidak, sederhananya komunikasi yang dilakukan dapat secara efektif berhubungan dengan individu atau siswa mana pun, sehingga harus menjadi aturan, harus disampaikan dengan baik dan sangat hati-hati agar apa yang disampaikan dapat dipahami atau ditangkap dengan baik. Dari beberapa informan yang diwawancarai peneliti semuanya menjelaskan bahwa pendekatan persuasif kepada pelajar mengenai ruang bebas rokok hanya berupa anjuran atau peringatan, sehingga pelajar terkadang mengabaikan rambu larangan merokok.

Saran

Untuk lebih meningkatkan komunikasi persuasif mengenai kawasan bebas rokok di kawasan Unismuh Makassar, hendaknya pihak kampus terus meningkatkan imbauan atau memasang rambu larangan di kawasan kampus. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010, Penelitian Kesehatan Dasar (Riskesdes 2010), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. di https://sahabatnesia.com/ Element-komunikasi. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 40 Tahun 2013 tentang jadwal pengendalian dampak konsumsi rokok terhadap kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 40 Tahun 2013 tentang Garis Waktu Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Terhadap Kesehatan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: 13. Bagaimana, dalam pelaksanaan komunikasi persuasif mengenai pemberlakuan kawasan tanpa rokok, terdapat hambatan dalam berkomunikasi ini kepada mahasiswa/staf/dosen lainnya.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 1. Kerangka Pikir  Model SMRC Shannon dan Weaver.

Referensi

Dokumen terkait

Engelbrecht helped develop inclusive education standards and support programmes for South African teachers and she took up advisory and executive roles in several professional bodies,