• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH SISWA KELAS V MIN 9 BARITO KUALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH SISWA KELAS V MIN 9 BARITO KUALA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH SISWA

KELAS V MIN 9 BARITO KUALA Aries Rahman1

1Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail: ariesrahman81@gmail.com1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa materi Tanda- Tanda Baligh Kelas V MIN 9 Barito Kuala Kabupaten Barito Kuala melalui Model Pembelajaran Audio Visual. Jenis penelitian adalah penelitian tindakam kelas ( Classroom Action Research). Subjek penelitian ini siswa kelas V MIN 9 Barito Kuala tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Tes, Observasi, dan lembar angket.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriftif kuantitatif dan diskriftif kualitatif, indicator penelitian adalah minimal 70 % dari seluruh siswa aktif dalam mengikutipembelajaran dan telah mencapai taraf kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu > 70. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Audio Visual dalam pembelajaran FIKIH dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV semester 1 MIN 9 Barito Kuala. Rata-rata motivasi belajar fikih siswa mengalami peningkatan dari pra siklus 36,7 % menjadi 52,7 % pada siklus I dan meningkat menjadi 78,1 % pada siklus II dan berada pada kategori tinggi. Untuk meningkatkanmotivasi belajar siswa adalah dengan cara menerapkan model Audio Visual dalam pembelajaran, dengan alasan penerapan model pembelajaran Audio Visual diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran secara mandiri/berkelompok dengan prosedur mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan, mengolah dan menganalisa informasi, dan mengkomunikasikan dengan pendekatan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Kata kunci:media audio visual, hasil belajar, fikih, khitan

Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mencapai kedewasaan. Dalam hal ini objek Pendidikan adalah anak, dimana para pendidik harus membekali berbagai ilmu pengetahuan agar benar-benar dapat membentuk anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa. Tujuan Pendidikan termaktub

(2)

dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hasil belajar siswa kelas V MIN 9 Barito Kuala pada mata pelajaran fikih masih tergolong rendah dari target Kriteria ketuntasan minimal (KKM)70,00, sedangkan nilai Rata-rata ulangan harian masih dibawah Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 70, sehingga siswa yang belum mencapai KKM harus mengikuti program remidial.Berdasarkan hasil ulangan harian di atas diketahui bahwa hanya 8 dari 20 peserta yang tuntas. Berdasarkan observasi dan hasil tes di atas guru melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembelajaran sebelumnya yang menyebabkan terjadi masalah-masalah di atas. Hasil refleksi pada pembelajaran sebelumnya adalah sebagai berikut.

1. Karena Sebagian peserta didik orang tuanya pengetahuan ilmu agamanya rendah sehingga dalampemahaman agama peserta didik masih kurang. Terbukti dengan hasil tes awal baik lisan maupun tulisan peserta didik belum mampu menjawab denganbenar

2. Guru menggunakan model pembelajaran konvensional (menjelaskan materi, memberi contoh, dan latihan). Sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan.

3. Pembelajaran selama ini kurang memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar.

4. Lokasi daerah yang masuk dalam kategori jauh dari pusat kota sehingga peserta didik kesulitan mencari informasi.

Maka dari hal-hal tersebut di atas menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik pada pembelajaran fikih. Dalam pengalaman penulis, masih sering menjumpai beberapa guru yang masih menerapkan pendekatan konvensional dalam pembelajaran. Pembelajaran yang diselenggarakan banyak menggunakan metode-metode cenderung monoton dan membosankan, seperti metode ceramah. Dampak dari penggunaan pendekatan yang tidak produktif dan tidak menarik berdampak pada rendahnya motivasi dan minat belajar siswa yang pada akhirnya menghasilkan prestasi belajar siswa rendah. Hal ini dibuktikan oleh adanya data hasil belajar siswa kelas V MIN 9 Barito Kuala yang belum mencapai ketuntasan belajar, yakni 70 .

(3)

Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan model discovery learning dengan pendekatan berbasis aktivitas, karena dengan penerapan model pembelajaran melalui penemuan maka dapat mengakti an siswa dalam pembelajaran untuk menemukan konsep dari materi yang diajarkan. Metode Audio Visual dengan pendekatan berbasis aktivitas ini memiliki kemampuan untuk mendorong siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pandangan ini di dasarkan pada sejumlah kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti melakukan penelitian Tindakan kelas dengan berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Fikih Pada Materi Khitan Kelas V MIN 9 Barito Kuala Kabupaten Barito Kuala Tahun Pelajaran 2022-2023.

Metode/Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian tindakan di dalam kelas. Istilah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK sudah dikenal sejak tahun 1946 dan merupakan bagian dari penelitian tindakan, yaitu penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.

(Suharsimi Arikunto,2014:129). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Arikunto (2006: 3) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian Tindakan diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan masalah dengan melakukan tindakan yangterencana serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2009: 26). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang terstruktur. Menurut Kemmisdan MC. Taggart model (Arikunto, 2006:93) penelitian itu terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), danrefleksi (reflection).

Tempat Penelitian Lokasi penelitian yaitu di MIN 9 Barito Kuala, Desa Banyiur RT.03 Kec.Anjir Pasar Kab.Barito Kuala Kode Pos 70563. Waktu penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan Siklus 1 pada 10 Juli 2023 dan Siklus 2 dilaksanakan pada 17 Juli 2023. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 9 Barito Kuala. tahun ajaran 2022-2023 Jumlah seluruh siswa adalah 20,

(4)

yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9siswa perempuan. Adapun objeknya adalah peningkatan motivasi belajar siswa pada materi Tanda-Tanda Baligh.

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Tes, Observasi, dan lembar angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Observasi, Soal Tes, Lembar Angket.

Indikator keberhasilan penelitian penggunaan model Discovery Learning untuk meningkatkan motivasi belajar materi tanda-tanda baligh pada siswa kelas V MIN 9 Barito Kuala Kab. Barito Kuala adalah minimal 70% dari seluruh siswa aktif yang mengikuti proses pembelajaran dan telah mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu nilai minimal 70.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penulis akan menyajikan data hasil penelitian dan hasil analisis data yang diuraikan melalui persiklus dari penelitian . Adapun siklus penelitian pada Penilitian Tindakan Kelas ini adalah 2 siklus yang diawali dengan pra siklus untuk mengetahui data awal tentang motivasi.

1. Pra Siklus

Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2023. Beberapa hal yangdilakukan pada kegiatan pra siklus ini antara lain melakukan observasi terhadap aktivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelas V MIN 9 Barito Kuala mata Pelajaran Fikih. Untuk mengetahui data awal tentang motivasi, peneliti melakukan observasiaktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dalam pelajaran fikih.

Dari hasil rata-rata aktivitas sebagai cerminan motivasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan adalah 36,7 % dan berada dalam kategori rendah. hasil rata-ratakelas hasil pre tes adalah 52,0 % dan digolongkan dalam kategori kurang. 1 siswa saja yang berada dalam kategori baik, 4 siswa pada kategori cukup dan 5 dalam kategori kurang. Keadaan ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran fikih masih perlu ditingkatkan. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa yang rendah akan mempegaruhi hasil prestasi belajar siswa. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode Audio Visual guna mengatasi masalah tersebut. Peneliti juga memberikan angket atau kuesioner kepada peserta didik sebagai data tambahan. Dari hasil angket

(5)

atau kuesioner peserta didik bahwa rata-rata motivasi belajar siswa padapra siklus berada pada 38.6 % Itu artinya tingkat motivasi tergolong rendah. Daridata awal ini lah yang mendasari peneliti untuk melakukan peneletian.

2. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran fikih di sekolah pada tanggal 10 Julir 2023 pada jam pelajaran pertama dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (07.45-08.50 WIT). Adapun tahapan penelitian pada siklus I sebagai berikut Perencanaan, Pelaksanaan ,Observasi dan refleksi.

3. Siklus II

Setelah melakukan evaluasi disiklus 1, maka dilakukan perbaikan-perbaikan padapembelajaran siklus II. Siklus II berlangsung yang bertempat di ruang kelas V MIN 9 Barito Kuala desa Banyiur yang dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 17 Juli 2023. Kegiatan pembelajaran ini berlangsung selama dua jam pembelajaran, yaitu pada pukul 07.45-08.50 WIT. Materi yang dibahas kelajutan dari materi tanda-tanda baligh untuk pertemuan ke 2. Tahapan siklus dua yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Tabel Perbandingan Hasil Analisis Observasi Motivasi Belajar Siklus I dengan siklus II

No

Aspek Peserta didik yang Diamati

Jumlah Peserta Didik yang Memenuhi Aspek

Siklus

Siklus I Siklus II I Pra Pembelajaran

1 Kesiapan menerima pembelajaran 60,0 % 90,0 % II Kegiatan Membuka Pembelajaran

1 Dapat menjawab pertanyaan apersepsi

50.0% 80,0 %

2 Mendengarkan secara seksama saat dijelaskankomepetensi yang hendak dicapai

60,0 % 90,0 %

III Kegiatan Inti Pembelajaran

(6)

1 Antusiasme dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran 50,0 % 70,0%

2 Interaksi peserta didik dengan guru 30,0 % 70,0 % 3 Interaksi antarpeserta didik 50,0 % 60,0 % 4 Aktivitas belajar peserta didik dalam

diskusikelompok 40,0 % 90,0 %

5 Peserta didik dapat mengemukakan

pendapatnyadengan lancar 60,0 % 60,0 %

6 Partisipasi peserta didik dalam

60,0 % 80,0 %

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II, yaitu pada siklus pertama observasi belajar siswa sebesar 52,7 % meningkat 25,4 % menjadi 78,1 % pada siklus kedua. Pada observasi aktivitas dan kesesuaian penggunaan model Audio Visual oleh guru dalam kegiatan pembelajaran juga menunjukkan peningkatan bahwa guru benar- benar telah menggunakan model Audio Visual dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada siklus kedua terjadi peningkatan motivasi belajar siswa yang terlihat dari semakin meningkatnya setiap indikator.

Tabel Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I dengan Hasil Evaluasi SiklusII Siklus

I

Siklus II 63.0 %

(kurang)

86,0 % (Baik)

Tabel di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa darisiklus I ke siklus II yang terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas, yaitu dari 63,0 meningkat menjadi 86,0. Dari 20 peserta didik kelas V telah mendapat nilai diatas KKM dengan Katagori sangat baik 8 orang peserta didik, 8 orang peserta didik katagori baik dan 4 orang peserta didik masih katagori cukup.

Tabel Perbandingan Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I dengan HasilAngket Motivasi Belajar Siswa Siklus II

No Indikator Motivasi

Siklus I

Motivasi Siklus II

(7)

1. Tekun menghadapi tugas 56,2 % (sedang)

63,1 % (tinggi)

2. Ulet menghadapi kesulitan 55,6 %

(sedang)

62,5 % (tinggi) 3. Lebih senang bekerja mandiri. 55,0 %

(sedang)

63,1 % (Sedang) 4. Cepat bosan pada tugas-tugas yangrutin 53,3 %

(sedang)

65,8 % (tinggi) 5. Dapat mempertahankan pendapatnya 50,8 %

(sedang)

62,5 % (tinggi) 6. Senang mencari dan memecahkanmasalah

soal-soal

49,3 % (sedang)

63,1 % (tinggi)

Rata-rata 53,3 % 74,4 %

Dari tabel di atas, diketahui bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan darisiklus I ke siklus II sebesar21,1 %yaitu dari53,5%pada siklus I meningkat menjadi 74,4 %pada siklus II, dan berada pada kategori tinggi.

Motivasi belajar begitu penting bagi siswa, terutama dalam kegiatan belajar megajar. Motivasi yang ada ada diri siswa dapat diketahui dengan melihat indikator motivasi belajar yang terlihat pada diri siswa. Indikator motivasi belajar tersebut antara lain sebagai berikut (Sardiman,2007:83).

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas puas). Tidak memerlukan dorongan dari luar untukberprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3. Lebih senang bekerja mandiri.

4. Tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

5. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

6. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan memikirkan cara penyelesaiannya).

Penelitian yang dilakukan di MIN 9 Barito Kuala pada kelas V menunjukkan bahwa penggunaan model Audio Visual dalam pembelajaran fikih dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh data

(8)

yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan di dalam kelas dan hasil angket yang langsung diberikan dan diisikan oleh siswa. Selain itu, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, terbukti dengan adanyapeningkatan nilai hasil evaluasi belajar siswa. Sebelum menggunakan model Audio Visual, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi ajar siswa, dan sesekali menggunakan metode observasi, akan tetapi motivasi belajar siswa rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil pada pra siklus 36,7 % (rendah) menjadi 52,7 % pada siklus I atau meningkat 16,0% setelah pada penerapan model Audio Visual dan pada siklus II sebesar 78,1 % atau meninggkat 25,4 % dari siklus I.

Pada data hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yang terlihat darimeningkatnya nilai rata-rata kelas, yaitu dari 63,0 meningkat menjadi 86,0.

Jadihasil evaluasi belajar semua peserta didik sudah memenuhi KKM yang sudah ditetapkan yaitu 70. Pada siklus I guru membagi siswa dalam kelompok.

Guru memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran kegiatan Audio Visual yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Kegiatan diawali dengan memberikan stimulusdengan siswa mengamati video yang ditayangkan oleh guru kemudian siswa mencatat hal-hal penting serta pertanyaan - pertanyaan berkaitan dengan tayangan. Kemudian siswa Bersama kelompok menggali dan mengumpulkan informasi terkait materi dan dituangkan kedalam lembar kerja peserta didik yang sudah guru persiapkan. Didalam pembelajaran guru hanya menjadi pembimbing yang mengarahkan siswa dalam pembelajaran namun bukan berarti mengurangi keaktifan siswa.

Berdasarkan refleksi pada siklus I diketahui bahwa masih terdapat kelemahan dan kekurangansesuaian penggunaan model Audio Visual dalam kegiatanpembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan tersebut antara lain guru belum terbiasa dengan penerapan medel pembelajaran, sehingga dalam penjelasan terhadap siswa juga kurang maksimal dan membuat siswa menjadi kurang mandiri, kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh siswa yang lebih pandai dalam setiap kelompok, siswa masih kurang percaya diri dalam menyampaikanpertanyaan baik antar kelompok maupun dengan guru dan kurangnya sumber belajar. Kekurangan yang masih ada pada siklus I kemudian diperbaiki dengan perencanaan yang lebih matang pada siklus II, seperti membagi kelompok dan membagi peran setiap siswa dalam kelompok, memberikan penjelasan dan membimbing siswa dengan sejelas-jelasnya sebelum melakukan terkait model pembelajaran, memberikan tambahan sumber belajar yang sudah guru persiapkan.

(9)

Perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari meningkatnya ketekunan siswa menghadapi tugas, siswa semakin ulet dalam menghadapi kesulitan belajarnya, siswa menjadi lebih senang belajar sendiri, siswa menginginkan tugas yang beraneka ragam karena bosan dengan tugas yang rutin, siswa lebih bisa mempertahankan pendapatnya, dan siswa juga lebih senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Pendidikan Agama Islam. Adanya peningkatan pada siklus ke II ini, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan motivaasi belajar siswa menggunakan model Audio Visual pada pembelajaran fikh kelas V MIN 9 Barito Kuala dikatakan berhasil. Penelitian ini berakhir pada siklus kedua karena motivasi belajar siswa telah mencapai kriteria keberhasilan seperti yang telah ditetapkan dan telah mencapai ketuntasan.

Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan di MIN 9 Barito Kuala dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan penerapan model pembelajaran Audio Visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal tersebut dapat dilihat dari setiap siklusnya. Dampak yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran Audio Visual pada mata pelajaran Pendidika Agama Islam dalam kegiatanpembelajaran bagi peserta didik kelas V MIN 9 Barito Kuala yaitu siswa yang sebelumnya pasif dan cenderung diam ketika tidak memahami dengan materi yang disampaikan oleh guru serta kurangnya motivasi dalam belajar setelah diterapkan model pembelajaran Audio Visual sudah terlihat aktif saat mengikuti kegiatan pembelajaran fikih, siswa yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan guru kini sudah berani untuk bertanya danmenjawab pertanyaan dari guru. Peserta didik juga sudah terlibat aktif dalam kegiatan diskusi seperti menyampaiakan pendapatnya. Keberanian siswa juga mulai tumbuh dalam menyaji hasil diskusi melalui kegiatan presentasi. Pada pra siklus rata-rata skor nilai motivasi peserta didik yang tercermin dariaktivitas siswa sebesar 36,7 % dengan katagori rendah. Dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I rata-rata skor motivasi siswa yang tercermin dari aktivitaspeserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat menjadi 52,7% yang tergolong dalam Sedang. Dan siklus II dimana rata-rata skor motivasi siswa yang tercermin dari aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat menjadi 78,1 % dengan kategori tinggi.

(10)

Referensi

Arends, R. I. 2015. Learning to teach (10th ed). New York: McGraw-Hill International Edition.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

PT.Rineka Cipta.

Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakatdalam Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar.

Depdiknas Ditjen Dikti. Jakarta.

Daryanto, Karim, S. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Ertikanto, C. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media Akademi.

Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hamdhu, Ghullam, Lisa Agustina, 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar PAI di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 12 No. 1, Halaman 83. Universitas Pendidikan Indonesia Hanafiah, N. 2012.Konsep strategi pembelajaran. Bandung: Rafika Aditama.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jakarta: Kencana

Muhammad Nur Fadhil ,Yudi Ari Setiawan, 2022. Buku Interaktif Pendidikan Agama Islam dan Budi Peskerti SMA Kelas XI.Yogyakarta: Intan Pariwara Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

N.K. Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Oemar, H. 2003.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sadirman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Saefuddin, A. & Berdiati, I. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. 2006.Strategi PembelajaranBerorientasi Standar ProsesPendidikan.

Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suparno, p., Rohandi, R., Sukadi, G., Kartono, S. 2001. Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Syah, M. 2017.Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(11)

Usman, Uzer, M. 2002. Menjadi Guru Profesional. Edisi kedua. Cet,akkan ke empat belas. Bandung: PT Remaia Rosdakarya

WS. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Zubaidi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media

Referensi

Dokumen terkait

Based on the results of the determination coefficient test which has an influence of 46,2%, it shows that in increasing the brand loyalty of DANA application users in

Result and Discussion There are seven aspects of the learning application the researchers want to discover in this study, those are: Visual Appearance Aspect, Material Organization