• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Rabies

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Rabies"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Rabies

Juan Veron Christian L Sirait1,*, Iqbal Kamil Siregar2, Cecep Maulana1

1Prodi Sistem Informasi, STMIK Royal, Kisaran, Indonesia

2 Prodi Sistem Komputer,STMIK Royal, Kisaran, Indonesia

Email: 1,*juansirait481@gmail.com, 2Iqbalkamilairegar@royal.ac.id, 3cecep.maulana1977@gmail.com Email Penulis Korespondensi: juansirait481@gmail.com

Abstrak-Rabies merupakan penyakit yang diakibatkan gigitan hewan seperti anjing, kucing dan kelelawar, kalau tidak dapat di tangani dengan cepat maka dapat menyebabkan kematian. Pasien dapat melakukan diagnosa guna mudah dalam mengatasi penyakit tersebut. Banyaknya pasien yang meninggal kerena gigitan hewan penular penyakit Rabies.Pemilik hewan masih belum memahami akibat dari gigitan hewan yang mereka pelihara Kemajuan sistem pakar dapat mengatasi permasalahan ini yaitu dengan merancang sebuah sistem komputer berbasis web yang terintegrasi dengan database dan bahasa pemrograman seperti PHP-MySQL sehingga dapat membantu penderita Rabies untuk mendiagnosa gejala-gejala dan tipe penyakit tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Rabies berbasis web.

Aplikasi sistem pakar dalam pengambilan keputusan ini menggunakan metode Dempher Shaper dengan membangkitkan nilai true dan false pada basis pengetahuan baru dan lama dan membandingkan dengan nilai bobot pada masing-masing frame sehingga didapatkan persentasi dari tipe penyakit tersebut. Hasil dari implementasi sistem yaitu sistem memberikan pertanyaan berupa gejala-gejala yang harus dijawab oleh pasien berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien dan hasil dari proses tersebut sistem akan memberikan informasi tipe Rabies Rabies Stadium prodromal) = dengan nilai kepercayaan sebesar 80.4% dan juga dapat memperoleh solusi.

Kata Kunci: Sistem Pakar; Diagnosa; Penyakit Rabies; Dempher Shaper

Abstract-Rabies is a disease caused by the bite of animals such as dogs, cats and bats, if not treated quickly it can cause death.

Patients can make a diagnosis for easy treatment of the disease. The number of patients who died because of the bites of animals that transmit Rabies. Animal owners still do not understand the consequences of the bites of the animals they maintain.

Advances in expert systems can overcome this problem, namely by designing a web-based computer system that is integrated with databases and programming languages such as PHP-MySQL so that can help people with Rabies to diagnose the symptoms and types of the disease. The purpose of this research is to build an expert system to diagnose web-based Rabies. The application of the expert system in making this decision uses the Dempher Shaper method by generating true and false values on the new and old knowledge bases and comparing them with the weight values in each frame so that the percentage of the disease type is obtained. The result of the system implementation is that the system provides questions in the form of symptoms that must be answered by the patient based on the symptoms experienced by the patient and the results of the process the system will provide information on the type of Rabies Rabies (Prodromal Stage) = with a confidence value of 80.4% and can also obtain a solution.

Keywords: Expert System; Diagnosis; Rabies Disease; Dempher Shaper

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions Support System) maupun sistem pakar. Dalam teknologi informasi, sistem pakar merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas. Kemajuan teknologi ini juga sangat berpengaruh pada perkembangan komputer, sehingga penggunaan komputer semakin luas sehingga mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu Artifical Intelligence atau Kecerdasan Buatan dan menyajikan informasi yang cepat dan akurat. Sistem Pakar adalah salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu atau banyak pakar ke dalam satu area pengetahuan tertentu sehingga setiap orang dapat menggunakannnya untuk memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik, dalam hal ini adalah permasalahan penyakit Rabies yang disebabkan oleh hewan[1].

Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies.

Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila. Oleh karena itu, kebutuhan informasi yang cepat dan tepat dari seorang pakar kesehatan sangatlah dibutuhkan.

Hal inilah yang mendorong pembangunan sebuah sistem pakar diagnosa penyakit Rabies dengan meminta diagnosa dari user. Banyaknya pasien yang meninggal kerena gigitan hewan penular penyakit Rabies. Pemilik hewan masih belum memahami akibat dari gigitan hewan yang mereka pelihara.

Penularan dari penyakit Rabies masih dianggap remeh karena masih menganggap penyakit biasa. Diagnosa tersebut akan diproses dalam sistem, kemudian hasilnya akan disampaikan lagi ke user. Diharapkan sistem ini mampu memberikan informasi yang optimal dengan timbal balik dari user dan sistem. Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa

(2)

jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Dalam menyelesaikan sistem cerdas ini dapat digunakan beberapa metode, untuk perbandingan namun dalam penerapan sistem cerdas diagnosa penyakit abies ini penulis menggunakan metode Dempher Shapher. Metode Dempher Shaper adalah suatu teknik pengelompokan data dimana keberadaan tiap titik data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat keanggotaan. Sistem Cerdas (Artificial Intellegence) berbasis komputerisasi yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data gejala-gejala penyakit dengan basis pengetahuanyang telah ada menurut para pakar untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Komponen sistem dapat diakses dengan mudah oleh user untuk memberikan dukungan pada pengambilan keputusan.

Penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Arfyantina Sihombing, Sarjono, (2021), dengan judul penelitian Analisis Dan Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Vertigo Dengan Metode Dempster Shafer. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat menghasil rancangan prototype sistem pakar diagnosa penyakit vertigo yang dibuat telah menunjukkan tampilan yang memberikan informasi terkait dengan penyakit yang memberikan informasi terkait dengan penyakit vertigo, sehingga memudahkan dalam melakukan diagnosa penyakit vertigo.Sistem pakar ini didasari dengan metode Dempster Shafer yang merupakan suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief functions (fungsi kepercayaan) dan plausible reasoning (pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa Metode Dempster-Shafer memberikan diagnosis awal penyakit kandungan. Pada metode Dempster-Shafer pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengukur kekuatan evidence (fakta) dalam mendukung suatu himpunan proposisi.

Teori tersebut dapat memberikan sebuah cara untuk menggabungkan evidence dari sumber dan mendatangkan atau memberikan tingkat kepercayaan (direpresentasikan melalui fungsi kepercayan) dimana mengambil dari seluruh evidence yang tersedia.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Kerangka Kerja Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian dan kerangka kerja penelitian. Kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka kerja penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 1:

Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalahnya dalam penelitian ini adalah menemukan masalah-masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gejala penyakit Rabies sehingga sistem akan dapat menentukan permasalahan bagi pasien yang memiliki penyakit Rabies, membantu pasien dalam mengatasi solusi dan pengobatan serta penanganan penyakit tersebut.

2. Analisis Sistem

Pada tahap ini dilakukan analisis sistem yang sedang berlangsung, dengan demikian diharapkan peneliti dapat menemukan kendala-kendala dan permasalahan yang terjadi untuk memudahkan proses mendiagnosa penyakit Rabies dengan menggunakan data yang telah dikumpul dari dokter hewan yang ada di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Asahan sehingga peneliti dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dalam analisis sistem juga dilakukan analisa data yang menunjang ke sistem dengan menggunakan metode Dempster Shafer.

3. Perancangan Sistem

Suatu tahapan kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok dalam merancang atau membuat sistem sebelum sistem dibuat dengan tujuan sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dalam memecahkan atau dengan kebutuhan pengguna berkaitan dengan pengolahan, pengelolaan dan perolehan informasi yang diinginkan.

4. Pembangunan Sistem

Tahap Pembangunan merupakan tahap penyusunan program aplikasi untuk menarik kesimpulan. Sistem ini diimplementasikan kedalam bahas pemrograman PHP dan database MySQLSuatu proses untuk Identifikasi Analisis Sistem Perancangan Sistem Pembangunan Sistem

Uji Coba Sistem Implementasi Sistem

(3)

menempatkan sistem informasi baru ke dalam sistem yang sudah ada (sistem lama). Pada kesempatan ini penulis akan membahas tahapan dalam melakukan implementasi sistem informasi

5. Pengujian sistem

Pengujian sistem merupakan sebuah tahapan yang sama juga pentingnya dari tahapan sebelumnya, ditahap pengujian ini akan diketahui apakah sistem yang dirancang sudah bisa digunakan jauh dari kata error sehingga untuk dapat digunakan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Asahan seperti black box sebagai media untuk mengkomunikasikan proses dan prosedur terhadap pemrograman.

6. Implementasi sistem.

Tahap ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari tahap perancangan sistem. Pada tahap ini dilakukan proses pembangunan sistem atau aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat dengan menggunakan Bahasa pemrograman PHP dan database Mysql.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Sistem 3.1.1 Analisis Masalah

Aliran sistem informasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dari awal suatu program sampai akhir program. Berikut ini aliran sistem informasi lama pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Rabies. Aliran sistem informasi yang sedang berjalan pada Dinas Peternakan Kabupaten Asahan dapat dilihat pada gambar 1.

Pemilik Penyuluh Kesehatan Hewan

Hasil Diagnosa Hasil

Diagnosa

Catat Data Pemilik Data Pemilik Data Pemilik

Konsultasi

Diagnosa

Gambar 2. ASI Yang Sedang Berjalan

Analisis prosedur yang sedang berjalan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat dijabarkan secara rinci pada keterangan berikut ini:

1. Pemilik datang ke dinas kesehatan hewan untuk melakukan konsultasi, memberikan data kepada penyuluh, kemudian penyuluh mencatat data pemilik.

2. Penyuluh melakukan konsultasi.

3. Penyuluh melakukan diagnosa.

4. Penyuluh memberikan hasil diagnosa penyakit.

Aliran sistem informasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dari awal suatu program sampai akhir program. Berikut ini aliran sistem informasi lama pada pencarian diagnosa pada penyakit Rabies.

Proses diagnosa membutuhkan seorang pakar yang ahli dan berpengalaman agar menghasilkan diagnosa yang tepat. Namun demikian, keterbatasan waktu yang dimiliki seorang pakar terkadang menjadi kendala bagi para pemilik hewan yang akan melakukan konsultasi guna menyelesaikan suatu permasalahan untuk mendapatkan solusi terbaik. Dan bisa juga adanya keterbatasan waktu yang dimiliki para pemilik hewan untuk konsultasi ke Dinas Kesehatan Hewan Kisaran serta pengambilan keputusan pada proses penanganannya.

3.2 Analisa Data

3.2.1 Data Penyakit Rabies

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai penyakit Rabies. Beberapa jenis penyakit Rabies dapat kita lihat pada tabel 1.

(4)

Tabel 1. Jenis-Jenis Penyakit Rabies No. Kode

Penyakit

Nama

Penyakit Definisi Solusi

1 P1

Rabies Stadium prodromal

Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus.

pertama kali adalah mencuci luka gigitan tersebut dengan sabun dan air bersih yang mengalir.

2 P2

Rabies Stadium sensoris

Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas.

- Lakukan SAR (Serum Anti Rabies)

3 P3

Rabies Stadium

eksitasi

Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan.

-Lakukan VAR (Vaksinasi Anti Rabies)

4 P4

Rabies Stadium paralitik

Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik.

- Lakukan SAR (Serum Anti Rabies) dan VAR (Vaksinasi Anti Rabies)

3.2.2 Gejala

Beberapa jenis gejala dari jenis penyakit Rabies dapat kita lihat pada tabel 2.

Tabel 2. Gejala Penyakit Rabies

Kode Gejala Gejala

G1 lemah

G2 lesu

G3 nafsu makan berkurang

G4 sulit tidur

G5 demam seperti infeksi penyakit lainnya

G6 muntah-muntah

G7 sakit kepala yang berat

G8 nyeri ditenggorokan

G9 mual

G10 nyeri rasa panas disertai kesemutan pada luka gigitan

G11 cemas

G12 reaksi berlebihan terhadap ransangan sensorik

G13 berdetak-detak

G14 menyambak jambak rambut

G15 berlari-lari dan melompat-lompat

G16 takut air (hidrofobia)

G17 takut cahaya (fotofobia)

G18 takut suara

G19 berlebihan air liur

G20 berlebihan cairan tubuh

G21 berlebihan air mata

G22 muka menganga

G23 lumpuh mulai dari kaki

G24 kelumpuhan otot-otot pernapasan, susah bernafas

G25 biasanya penderita meninggal dala 4-5 hari setelah gejala pertama muncul 3.2.3 Analisa Proses

Gejala Yang dipilih : 1 | lemah

4 | sulit tidur

7 | sakit kepala yang berat

Tabel 3. Densitas (m) Awal

No Gejala Penyakit Densitas Plausability 1 7 | sakit kepala yang berat P1 0.6 0.4

2 4 | sulit tidur P1 0.3 0.7

3 1 | lemah P1 0.3 0.7

(5)

Menentukan Nilai Densitas (m) Baru

Tabel 4. Aturan kombinasi untuk m3

M2 y1{P1} My2{θ}

0.6 0.4

M1{P1}

0.3 M{θ}

0.7count data M = 2

x2

P1 0.18P1 0.12P1 0.42θ 0.28

rujuk pada rumus [DST-07] evidential conflict-nya belum ada, maka nilainya adalah k=0, sehingga dapat dihitung berdasarkan persamaan [DST-06]:

P1 0.42 P1

0.72]P1]m2{P1} =0.72 /(1-(0.72 m2{P1} = 0.72

Sehingga dari perhitungan #5 didapatkan : m11(P1) = 0.72

Tabel 5. Aturan kombinasi untuk m3

M2 y1{P1} My2{θ}

0.3 0.7

m2{P1}

0.72 M{θ}

0.28count data M = 2

x2

P1 0.216P1 0.504P1 0.084θ 0.196

Merujuk pada rumus [DST-07] evidential conflict-nya belum ada, maka nilainya adalah k=0, sehingga dapat dihitung berdasarkan persamaan [DST-06]:

P1 0.084 P1

0.804]P1]m2{P1} =0.804 /(1-(0.804 m2{P1} = 0.804

Sehingga dari perhitungan #5 didapatkan : m11(P1) = 0.804

Hasil Perangkingan

Dari hasil perhitungan yang terakhir tersebut kemudian diurutkan nilainya dari yang terbesar ke yang terkecil sebagai berikut :

m2( P1 | Rabies Stadium prodromal) = dengan nilai kepercayaan sebesar 80.4%

Solusi Penanganan :

pertama kali adalah mencuci luka gigitan tersebut dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Selanjutnya bersihkan luka dengan menggunakan antiseptik atau alkohol. Jangan tutupi luka dengan menggunakan perban, kain kasa, atau apa pun. Jadi dengan kata lain biarkan luka tetap terbuka. Segeralah menuju ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut.

3.2.4 Analisa Sistem yang Baru

Dengan adanya sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Rabies diharapkan dapat membantu penyuluh kesehatan hewan untuk mendiagnosa penyakit Rabies. Sistem ini dirancang untuk memudahkan para pemilik hewan dalam mendiagnosa penyakit, selain hal tersebut juga dapat membantu penyuluh dalam menangani penyakit. Namun sistem ini bukan untuk menggantikan posisi pakar hanya saja memudahkan para penyuluh kesehatan hewan tersebut.

(6)

Berikut ini aliran sistem informasi baru dengan sistem pakar diagnosa penyakit Rabies pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat dilihat pada gambar 3.

Pemilik Admin

Data Base

Input Data Rule Input Data

Gejala

Laporan Hasil Diagnosa Hasil

Diagnosa Hasil

Diagnosa Input Data

Gejala

Input Data Penyakit Input Data

Pemilik

Gambar 3. ASI Baru Sistem Pakar 3.3 Database Aplikasi

Sebelum menggunakan aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit Rabies terlebih dahulu database sudah tersedia dan terpasang pada komputer dengan benar. Berikut tampilan database dapat dilihat pada Gambar 4:

Gambar 4. Database 3.4 Pengujian Sistem Dan Implementasi Sistem

3.4.1 Pengujian Sistem

Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya. Apakah pemasukan data telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang tersimpan dapat dijaga tingkat kemuthakhirannya.

Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasaan perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan persyaratan fungsional untuk semua program. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam beberapa hal yaitu :

a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

b. Kesalahan interface.

c. Kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminal.

(7)

3.4.2 Implementasi Sistem 1) Halaman Utama Aplikasi

Halaman utama atau halaman selamat datang merupakan halaman yang pertama tampil ketika pengguna mengakses halaman sistem pakar. Adapun tampilan halaman utama dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Halaman Utama Sistem Pakar Penyakit Rabies 2) Form Input Data Rule

Form data rule digunakan untuk mengatur rule antar penyakit dan gejala. Adapun tampilan halaman data rule dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Form Input Data Rule 3) Halaman Proses Diagnosa

Halaman proses diagnosa merupakan halaman pasien melakukan pemilihan gejala yang dialami pasien pada sistem yang memberikan tampilan pilhan gejala. Tampilan proses diagnonsa seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Halaman Proses Diagnosa

(8)

4) Halaman Hasil Proses Diagnosa

Halaman hasil digunakan untuk menampilkan hasil dari proses diagnosa penyakit. Adapun tampilaannya dapat dilihat seperti gambar 8.

Gambar 8. Halaman Hasil Proses Diagnosa 3.4.3 Hasil Implementasi Sistem

Sistem pakar ini dapat diterapkan untuk memudahkan pasien atau pun pengguna dalam mengetahui gejala awal dari penyakit Rabies yang diderita sehingga dapat lebih cepat mengetahui cara penanganan dalam menyelesaikan atau dapat mengetahui solusi dari penyakit yang telah dialami pasien tersebut. Hasil yang didapatkan dari pembahasan dari permasalahan yang ada adalah terciptanya sebuah program sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Rabies. Dimana aplikasi ini tercipta dengan baik dikarenakan penganalisaan sistem, perancangan program berdasarkan diagnosa gejala dipilih oleh pasien setelah dianalisa dengan metode Dempster Shafer menghasilkan penyakit Rabies Stadium prodromal sebesar 80,4 %. Dan juga sistem akan menampilkan informasi penanganan dan pengobatan dari penyakit tersebut

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan teori pada perancangan sistem pakar diagnosa penyakit Rabies dapat disimpulkan bahwa sistem pakar dapat mendiagnosa penyakit Rabies untuk dapat mengetahui penyakit Rabies yang dialami oleh pasien. Sistem pakar diagnosa penyakit Rabies mampu memberikan solusi untuk penanganan penyakit yang telah di diagnosa. Sistem ini berbasis web dapat di akses oleh semua pasien penyakit penyakit Rabies karena sistem dapat dijalankan secara online. Sistem yang bekerja dengan memanfaatkan basis pengetahuan pakar yang ampu memberikan keputusan yang dilakukan untuk analisa data dengan metode Dempster Shafer untuk penanganan penyakit Rabies Stadium prodromal yang dialami pasien.

REFERENCE

[1] P. Noviyanti, C. Suhery, and D. M. Midyanti, “Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Rabies Pada Anjing Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani Berbasis Web,” J. Coding Sist. Komput. Untan, vol. 05, no. 2, pp. 77–86, 2017.

[2] M. J. Hakim, C. Adiwiharja, I. Kholil, and A. Sinnun, “Ijns.org Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 8 No 3 – 2019,” vol. 8, no. 3, pp. 8–12, 2019.

[3] H. S. Arfajsyah, I. Permana, and F. N. Salisah, “Sistem Pakar Berbasis Android Untuk Diagnosa Penyakit Gigi Dan Mulut,” J. Ilm. Rekayasa dan Manaj. Sist. Inf., vol. 4, no. 2, p. 110, 2018, doi: 10.24014/rmsi.v4i2.5678.

[4] Z. Hakim and R. Rizky, “Sistem Pakar Menentukan Karakteristik Anak Kebutuhan Khusus Siswa Di SLB Pandeglang Banten Dengan Metode Forward Chaining,” Jutis, vol. 7, no. 1, pp. 93–99, 2019.

[5] A. K. Suhendar, “Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Mesin Robot Take Out Menggunakan Metode Forward Chaining Dan Penelusuran Depth First Search ( Studi Kasus : Pt. Dynaplast),” J. Chem. Inf. Model., vol. 110, no. 9, pp. 1689–

1699, 2020.

[6] S. Rahmatullah, D. S. Purnia, and A. Suryanto, “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Mata Dengan Metode Forward Chaining,” J. Sentra Penelit. Eng. dan Edukasi, vol. 10, no. 2, pp. 1–7, 2018.

[7] D. Maulina, “Metode Certainty Factor Dalam Penerapan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anak,” J. Inf. Syst. Manag., vol. 2, no. 1, pp. 23–32, 2020, doi: 10.24076/joism.2020v2i1.171.

[8] I. Technology, C. Science, A. Personality, and F. Chaining, “No Title,” vol. 3, 2020.

[9] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Buku Petunjuk Teknis Rabies Center.” pp. 1–47, 2017.

(9)

[10] C. Kesuma and D. N. Kholifah, “Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada Lkp Rejeki Cilacap,” EVOLUSI J.

Sains dan Manaj., vol. 7, no. 1, pp. 82–88, 2019, doi: 10.31294/evolusi.v7i1.5026.

[11] Rini, “SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PENANGGULANGAN BENCANA PADA KANTOR BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN,” vol. 3, no. 2, p. 2, 2016.

[12] T. F. Parlaungan S. and D. Wisnu, “Rancang Bangun Sistem Pengidentifikasi Travel Bag Pada Kelompok Biro Perjalanan Umroh/Haji Berbasis Web,” J. Teknol. dan Komun. STMIK Subang, vol. 13, no. 1, pp. 26–40, 2020, doi:

10.47561/a.v13i1.167.

[13] Dio, “RANCANG BANGUN E – VOTING BERBASIS WEBSITE DI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Dio Lavarino D3 Manajemen Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, dio.lavarino@gmail.com Wiyli Yustanti Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas N,” vol. 6, p. 2, 2016.

[14] S. R. U. A. S. Andy Antonius Setiawan, Arie S.M. Lumenta, “Rancang Bangun Aplikasi Unsrat E-Catalog,” J. Tek.

Inform., vol. 14, no. 4, pp. 1–9, 2019.

[15] A. Ismail, F. Sumarsono, Nuryana, and T. Kurniawan, “Perancangan Website Data Karyawan Dengan menggunakan PHP dan MYSQL,” J. Sist. basis data, no. January, pp. 1–8, 2019.

[16] L. Pkl, P. Devisi, and H. Pt, “2) 1,2,” vol. 2, no. 2, pp. 12–26, 2018.

[17] S. Julianto and S. Setiawan, “Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bus Pada Po. Handoyo Berbasis Online,”

Simatupang, Julianto Sianturi, Setiawan, vol. 3, no. 2, pp. 11–25, 2019.

[18] S. A. Saputera and E. Yunita, “JSAI , Volume 2 Nomor 2 , Juni 2019 Desain Sistem Edutaiment Berbasis Web di Sekolah Menengah Atas ISSN : 2614-3062 ; E-ISSN : 2614-3054,” vol. 2, pp. 177–184, 2019.

[19] J. K. L. Y. Km and N. T. Mulia-medan, “SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL GANGGUAN ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER PADA ANAK DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR Universitas Potensi Utama Kurangnya pengetahuan publik tentang perilaku abnormal berakibat perilaku-perilaku abnormal yang ada dan tampak,” vol. 2, no. 2, pp. 9–19, 2018.

[20] F. Suryani, “HYPERACTIVITY DISORDER PADA ANAK,” pp. 978–979, 2018.

[21] E. D. Hulaifah, H. Nasution, H. H. Anra, P. Studi, and I. Universitas, “Sistem Pakar Untuk Menentukan Tipe Gangguan ADHD Pada Anak Dengan Metode Naive Bayes,” pp. 1–4.

[22] R. Ardiansyah, “SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA AWAL PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER BERBASIS WEB LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER- SHAFER,” no. July, 2020, doi: 10.35760/tr.2019.v24i3.2395.

[23] Supardi,Yuniar dan Hermawan, Ading. (2018). Semua Bisa Menjadi Programmer CideIgniter Basic. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo..

[24] Sidik, Betha. (2017). Pemrograman Web dengan PHP7. Bandung: InformatikaBandung.

[25] S. Arfyantina and Sarjono, “Analisis Dan Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Vertigo Dengan Metode Dempster Shafer,” … Manaj. Sist. Inf., vol. 6, no. 1, pp. 43–54, 2021, [Online]. Available: http://ejournal.stikom- db.ac.id/index.php/manajemensisteminformasi/article/view/10021

Referensi

Dokumen terkait

Results of Analysis of Technology Aspect Indicators in Books A, B, and C Based on Figure 3, the content of technological aspects in book A is dominated by information